!

06.15

Hari Sabtu.

Kuroko libur.

"Selamat pagi bu."

Kuroko merapikan rambutnya yang berantakan dan menyapa Ibunya yang sedang membereskan barang barang yang akan dibawa Ibunya nanti.

"Pagi sayang. Ibu belum memasak, bisa kau buatkan sarapan untuk kita semua?."

"Baiklah bu."

Kuroko bangun, menggosok giginya dan mencuci muka.

Kuroko sudah di dapur.

"Hoam-

Baiklah, masak apa kita hari ini?."

Kuroko melihat bahan makanan yang tersisa di lemari es nya.

Setelah mengambil bahan makanannya, Kuroko mulai memasak sampai sebuah tangan besar melingkar di perutnya.

"Selamat pagi sayang."

Midorima mengecup leher Kuroko.

"Hm."

Midorima tak kunjung melepaskan pelukannya, membuat Kuroko sedikit kesusahan untuk bergerak.

"Midorima-kun lebih baik duduk manis dan tunggu saja sarapannya jadi. Aku susah bergerak kalau Midorima-kun menempeliku terus."

"Iya."

Midorima menjilat dan mengecup leher Kuroko sekali lagi sebelum benar benar duduk.

Setelah selesai, mereka pun sarapan bersama.

07.45

"Ibu, aku pergi beli makanan untuk Ibu dulu sebentar ya."

Kuroko segera keluar Apartement dan ke swalayan.

Kuroko membeli roti, minuman dan makanan ringan untuk di jalan.

"Wah, tanganku tidak muat lagi."

Kuroko tidak mengira tangannya sekecil itu. Dia jadi tidak bisa membeli banyak makanan untuk Ibunya deh.

"Ambil keranjang dong manis."

Kuroko menoleh.

"Kenapa kau di sini?!."

Kuroko memasukkan belanjaannya ke keranjang yang dibawa Midorima.

"Mengikutimu."

-🌻-

08.15

"Bu, sudah semua? Tidak ada yang tertinggal?."

Ibunya mengangguk.

"Sudah."

Kuroko memasukkan ke dalam tas makanan yang tadi ia beli.

"Aku masukkan tas ya bu makanannya. Buat ganjal perut jika lapar."

"Iya. Terima kasih."

Setelah itu Kuroko dan Midorima mengantar Ibu ke stasiun.

"Hati hati ya bu. Nanti kalau aku sempat aku main ke rumah Ibu."

Kuroko memeluk Ibunya.

Ibunya mengusap surai Kuroko.

"Iya sayang. Ibu tunggu ya."

Setelah mengecup kening Kuroko sekilas, Ibunya segera masuk ke dalam kereta karna sudah ingin berangkat.

Kuroko melambaikan tangannya.

Dan kembali ke Apartement.

"Bahan makanan di rumah habis. Mampir dulu ya."

Kuroko berkata sambil memejamkan matanya.

-🌻-

"Midorima-kun?."

Kuroko mengucek matanya saat Midorima menggendongnya ke kamar.

"Kau tertidur di mobil nanodayo."

"Bahan-"

"Aku sudah membelinya, jadi kau istirahat saja sekarang nanodayo."

Midorima membaringkan tubuhnya di kasur dan menyelimutinya.

Kuroko menarik tengkuk Midorima dan mencium bibir Midorima sebentar.

"Terima kasih."

Setelah itu Kuroko kembali memejamkan matanya.

Midorima menata belanjaannya di dalan kulkas Kuroko.

Midorima mengerjakan pekerjaannya di kantor yang sedikit menumpuk karna cuti.

Midorima membuat kopi dan menyalakan laptop nya, dan mengerjakan pekerjaannya di dapur.

-🌻-

15.10

Kuroko kebangun. Ia haus.

"Midorima-kun sedang apa?."

"Bekerja."

Kuroko membawa gelas yang berisi air ditangannya dan duduk di sebelah Midorima.

"Bukankah kau sedang cuti?."

Midorima mengecup pipi Kuroko gemas.

"Aku ingin menyicilnya. Takut kelelahan jika tidak dikerjakan dari sekarang nanodayo."

Kuroko mengangguk mengerti.

-🌻-

22.45

Setelah makan malam pun, Midorima melanjutkan pekerjaannya lagi sampai tak terasa sudah hampir larut.

Kuroko memperhatikannya.

Mengetij, minum kopi, mengetik lagi, minum kopi lagi.

Matanya terus terfokuskan pada laptop sampai memerah.

Padahal Midorima sudah menguap, menandakan ia sudah mengantuk. Tapi tetap lanjut bekerja.

Dia tidak waras ya?.

Kuroko kesal.

Kalau begini sama saja namanya mencari penyakit, kan?.

Akhirnya Kuroko menghampiri Midorima dan duduk di pangkuannya.

"Aku mengantuk."

Kuroko memeluk leher Midorima dan menyembunyikan wajahnya di dada Midorima.

Perlakuan Kuroko benar benar membuat Midorima kaget.

Midorima mengelus punggung Kuroko.

"Tidur duluan saja. Aku masih belum selesai nanodayo."

Kuroko menjilat kuping Midorima.

Mulutnya terus turun ke leher Midorima, mengecup dan menjilat leher Midorima, kemudian membuat tanda di sana.

Midorima meremat celana yang ia kenakan.

Kuroko benar benar tau caranya agar membuat Midorima menurutinya.

"Iya baiklah kita tidur. Anak kecil tidak baik jika tidur malam malam nanodayo."

Kuroko menghentikan kegiatannya dan tersenyum gembira.

Midorima menyimpan pekerjaan yang sudah ia kerjakan tadi dan menggendong Kuroko ke kamar.

"Selamat malam."

Setelah mengecup kening Kuroko, Midorima memejamkan matanya.

-🌻-

07.35

Midorima bangun dari tidurnya dan meregangkan tubuhnya.

Tubuhnya sakit sekali. Mungkin karna terlalu lama duduk tadimalam.

Kuroko keluar dari kamar mandi dengan. baju yang sudah melekat di tubuhnya.

"Sudah bangun? Mandi, kita sarapan. Aku sudah masak."

"Tubuhku sakit sekali nanodayo. Bisa tolong memijitnya sebentar?."

Kuroko mengangguk dan duduk di belakang Midorima.

Kuroko memijit Midorima.

Setelah Midorima menyuruhnya menyudahinya, Kuroko memeluk Midorima dari belakang.

"Jangan terfokus pada pekerjaanmu saja. Istirahat itu juga perlu jika tidak ingin sakit."

Midorima tersenyum dan mengelus punggung tangan Kuroko.

"Iya sayang. Terima kasih telah mengkhawatirkanku nanodayo."

Kuroko melepas pelukannya dan segera bangkit.

"Siapa juga yang mengkhawatirkanmu! Aku hanya kesal padamu yang terlalu fokus bekerja padahal masih ada hari esok! Kalau sakit seperti waktu itu bagaimana?! Makannya, awas saja jika kau seperti itu lagi. Cepatlah mandi dan sarapan."

Midorima terkekeh.

"Iya aku akan mandi."

-🌻-

Setelah sarapan bersama, Midorima kembali ingin menyalakan laptopnya.

"Ingin bekerja lagi?."

Setelah melihat wajah merajuk Kuroko, Midorima mengurungkan kembali niatnya dan menghampiri Kuroko yang sudah duduk manis di ruang tengah.

"Tidak, ah. Ada yang marah soalnya jika aku bekerja terus nanodayo."

Kuroko memutar bola matanya malas.

Jika tidak ada Kuroko pasti Midorima akan melanjutkan pekerjaannya lagi.

Gila memang.

-tbc🌻-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top