Tiket Menuju Surga

Quest Type B

Quest 3 : Ceritakan tentang agama/ajaran/keyakinan/prinsip yang dipegang teguh oleh tokoh utama. Boleh salah satu saja atau kamu ceritakan semua. Judul bab bebas dan perhatikan ketentuan yang berlaku. Kalau punya dua tokoh utama ceritakan salah satunya saja.

***

Barisan kertas di mading Asrama Putri di pagi hari Jum'at adalah informasi yang tidak boleh ditinggalkan. Biasanya tertera jadwal jebur, jadwal keluar ke pasar, dan jadwal menyetrika. Salah satu dari siswi mengecek namanya. Dia tidak terdaftar dalam daftar jebur (menguras kamar mandi) atau pun jadwal pergi ke pasar.

"Yah, Zuraaa ... Padahal aku berharap pergi sama kamu," kata Devi dengan raut kecewa. Dia adalah sahabat Zura karena mereka masuk pondok pada bulan yang sama. Menerima masa sebagai siswi baru pondok bersama-sama.

"Kamu sama Alfi saja Dev! Aku nitip belikan pentol, ya?" Azzura berusaha terlihat tidak kecewa, namun tetap tersenyum. Dia tak ingin Devi atau pun Alfi merasa bersalah.

"Bener, Ra? Kamu nggak akan nangis kan?" Alfi yang juga sesama siswi baru dengan Azzura berkata dengan nada sedih. Dia juga tidak tega meninggalkan Azzura sendirian.

"Bener lah. Sudahlah Fi! Nanti dikira kita suami istri lagi," kata Azzura mencoba bercanda.

"Wak, naidzubillahi mindzalik. Kasus LGBT dong," kata Alfi dengan gaya alaynya.

Setelah teman-temannya pergi, Azzura memilih naik ke lantai tiga. Di sana tempat para siswi menjemur pakaian. Dan juga tempat yang paling pas untuk merenung.

Hari Jum'at memang hari bebas. Oleh karena itu, dipergunakan sebagai hari menunailan kafarat (hukuman) bagi yang tidak bangun salat malam. Meski pun salat malam kebutuhan pribadi, tetapi di dalam pondok hal itu menjadi kewajiban bagi para santri. Di waktu itulah tiap insan mendekatkan diri pada rabb-nya. Meminta ampun atas segala dosa.

Azzura tak luput dari kalimat zikir kepada Allah. Satu-satunya hal untuk mengobati hatinya yang sakit kala mengingat masa lalunya.

Hujan turun di atas lautan padang pasir yang luas. Dan juga di atas tanah berkerak yang merekah. Azzura pernah hidup di dalamnya. Hidup jauh dari mencintai Tuhan rasanya sangat hampa. Dia tidak bisa merasakan ketenangan dalam hidupnya. Seluruh hidupnya kacau balau. Perasaannya hancur saat melihat orang yang dicintainya pergi untuk selamanya dalam pelukannya.

Azzura merapalkan doa agar ia tetap teguh dalam jalannya saat ini. Dia tidak boleh goyah lagi. Dia percaya Allah memilihnya sebagai kekasih-Nya diantara jutaan orang yang masih terjebak dalam kubangan dosa mereka. Azzura masih diselamatkan di dunia. Hatinya telah dihujani oleh hidayah dari Tuhannya.
Sehingga rasa penyesalan yang membuatnya ingin lenyap di dunia ini sirna, karena ia punya pendukung, dan juga obat yang paling mujarab di dunia ini.

Setelah berzikir, Azzura membuka mushaf Al-qur'annya. Ayat-ayat suci kembali terangkai dalam hatinya. Ia meresapi maknanya kata demi kata. Karena di pondoknya juga diajari bahasa arab dan sedikit ilmu nahwu sorof, Azzura sedikit memahami arti ayat yang dibacanya. Ada satu kalimat yang menjadi ingatan abadi Azzura.

Tiap-tiap manusia pasti akan mengalami mati.

Azzura mengingatnya selalu. Bahwa ada surga dan neraka yang menantinya. Dia sudah mendapatkan tiket surganya. Tiket berupa hidayah dari Allah. Tiket ini akan ia jaga sampai ia dinyatakan 'lulus' dan terbebas dari penjara dunia. Untuk menemui Sang Pencipta dan menerima hasil dari apa-apa yang ia tanam di dunia.

Kata : 481
Rin_Blueberry
wga_academy

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top