칠 Celebrity ⚜

💕행복한 독서💕

.

.

.

🎶Neon moreuji ddeolgun gogae hwi
Hwanhan bit jomyeongi eodil bichuneunji
Naeryeodo joheuni gyeolguk alge dwaegil
The one and only
You are my celebrity🎶

Gema suara Lily terpantul dengan sempurna di dinding kamar mandi. Sembari mengeringkan rambut menggunakan hair dryer, ia bersenandung riang. Rambutnya yang masih setengah kering sesekali dipilin, sesekali dikibaskan.

Lily meletakkan mesin pengering lalu meraih hair conditioner. Namun, bukannya mengoles serum, botol silinder tersebut justru dipergunakan seumpama mikrofon.

🎶Itjima neol heurin eodum sai
hwaensonero geurin byeol hana
boini geu yuilhami eolmana areumdaunji marya
You are my celebrity🎶

Mata Lily terpejam, membayangkan dirinya dengan kacamata hitam serta topi dan jaket kulit sedang memperhatikan Oh Sehun yang sibuk bekerja, seperti adegan dalam MV. Ia kemudian menunjuk ke dalam cermin, pada sosok Oh Sehun semu yang berdiri di sana.

🎶Celebrity
You are my celebrity🎶

Lily menggoyangkan pundak dan pinggulnya bergantian, mengikuti gerakan dance dari lagu hits yang berhasil menduduki posisi pertama Melon Chart dan di berbagai situs streaming musik lainnya. Lagu yang sangat sesuai dengan suasana hatinya saat ini.

"Ah, segarnya!" Lily menyisir rambutnya dengan jari lalu melangkah keluar dari kamar mandi. "Kalau menyanyi di kamar mandi, suaraku tidak kalah dengan Tae Yeon Eonnie, ya!" pujinya pada diri sendiri.

Masih dalam balutan handuk kimono, Lily menuju lemari pakaian dan mengeluarkan setelan sport-suit microfiber yang akan melekat dengan pas di tubuh rampingnya. Berhubung ada waktu senggang dan cuaca sedang baik, Lily akan berjoging di taman sekitar apartemen pagi ini. Sudah lama rasanya ia tidak menghirup udara segar.

Selesai berpakaian, Lily mematut diri di depan cermin, menilik proporsi tubuhnya yang sering disebut-sebut body goals bagi banyak orang, bahkan dari kalangan sesama selebriti. Setelah merasa penampilannya cukup pas, ia beralih pada sederetan topi yang tergantung di hat display, mencari-cari padanan sun visor yang serasi dengan busananya. Lily menarik satu topi rajut yang senada lalu merapatkan kaitannya hingga menutupi dahi. Sempurna!

Setelah meratakan sun cream di wajahnya, Lily mengecek ponsel. Ada puluhan missed call dari Yohan dan Ara sejak malam tadi. Lily tersenyum geli membayangkan dua asistennya tersebut penasaran setengah mati dengan pertemuan antara dirinya dan Oh Sehun kemarin sore. Ya, pada akhirnya nanti mereka akan tahu juga. Biarlah Yohan dan Ara menikmati liburannya dulu.

Lily memeriksa log, barangkali terselip nama Young Mi di sana, manajernya tersebut tidak pernah absen memberi kabar ataupun arahan. Namun, sampai ia menunggu selama sekian detik, belum kunjung ada tanda-tanda panggilan darinya sama sekali.

"Mungkin eonnie sangat sibuk." Lily bergumam seorang diri. Ia lalu membuka menu kamera, meletakkan ponsel sedemikian rupa guna mencari sudut yang pas-yang tidak menampakkan privasi apartemennya, baru kemudian memikirkan gaya yang cocok untuk dijadikan Instastory.

Lily mengambil potret sepatunya kemudian menuliskan sebaris pesan untuk mengajak olahraga di akhir pekan. Setidaknya dengan ini, ia bisa menunjukkan pada orang-orang bahwa menjaga badan tetap ideal juga perlu usaha. Sebuah media pernah memberi sindiran dan menyebutnya mengidap bulimia nervosa hanya karena sering menunjukkan kebiasaan mengemil di depan kamera tetapi tetap memiliki bentuk tubuh yang ideal. Tanpa mereka tahu, Lily memanfaatkan momen makan sepuasnya di setiap talkshow karena Young Mi sangat mengatur pola makannya sehari-hari. Bahkan isi kulkasnya didominasi sayuran hijau dan buah.

Satu per satu pemberitahuan mulai mengisi bilah pemberitahuan di profil Lily sesaat setelah statusnya terkirim. Ia hanya membaca sekilas sebelum menyimpan kembali ponselnya di atas meja. Ya, bisa dipastikan puluhan ribu notifikasi akan menyambutnya ketika kembali.

Setelah membenarkan rambut dan memperbaiki posisi cap topinya, Lily melenggang keluar. Ia sengaja tidak membawa ponsel sebab hanya akan berkeliling sebentar di sekitar apartemen. Lagipula Yohan melarangnya mengambil foto di sekitar apartemen karena bisa mengakibatkan kebocoran informasi.

Mentari pagi yang bersinar hangat menyambut Lily ketika mengambil ancang-ancang meninggalkan gedung apartemen dengan berlari-lari kecil. Ada berbagai gedung olahraga di Sinsa-dong yang tak jauh dari sana sebenarnya, tetapi demi privasinya yang hampir hancur kemarin, Lily memilih berjalan-jalan di dekat taman yang masih berada kompleks apartemennya. Lagipula, ia tidak ingin berolahraga berat. Hanya sekadar peregangan untuk merilekskan otot-otot tubuhnya yang kaku.

Lily berlari mengitari taman kecil di tengah kompleks. Beberapa orang tampak menikmati aktivitas akhir pekan di sana bersama keluarga dan binatang peliharaan. Satu hal yang membuatnya betah di Sinsa-dong setelah berkali-kali pindah apartemen karena ulah sasaeng adalah karena lingkungannya yang cukup aman. Orang-orang di sana sebagaian besar pekerja produktif dengan individualiasme yang tinggi. Setidaknya tidak punya cukup waktu untuk mengurusi kehidupan orang lain.

Genap tiga putaran, Lily mendudukkan dirinya di bangku taman yang posisinya saling bertolak dengan yang lain. Sengaja ia memilih bangku yang kosong, tepat di belakang tiga orang remaja usia sebaya.

"Kalian tahu kabar terbaru soal Barbie Lily?"

Kabar tentangku? Lily yang baru ingin menyandarkan kepalanya spontan duduk tegak kembali. Telinganya dipertajam untuk mencuri dengar pembicaraan. Apa mereka berbicara soal project ulang tahun?

"Heol! Apa-apaan ini! Tidak mungkin!"

Lily mengerutkan dahi mendengar respon yang berkebalikan dengan dugaannya. Ingin rasanya ia memutar badan dan bertanya secara langsung apa gerangan yang orang-orang itu bicarakan tentang dirinya.

"Paparazzi baru-baru merilis beritanya!"

Paparazzi? Gurat di pelipis Lily makin membekas. Paparazzi seringkali menjadi musuh bagi sebagian besar selebriti dan kalangan fans karena sering mengumbar informasi pribadi secara ilegal. Lily adalah satu dari sedikit selebriti yang membuat paparazzi menyerah sebab tidak bisa menemukan sedikit pun celah untuk memberinya isu-isu kontrovesial selain menampilkan fotonya yang diambil diam-diam setiap lokasi syuting. Namun, apa maksud orang-orang ini?

Perasaan Lily mendadak gamang. Untuk segenap usaha yang ia lakukan demi menjaga citra selama bertahun-tahun, firasatnya berkata bila sesuatu yang buruk telah terjadi. Dengan terburu ia bangkit, meninggalkan taman yang mulai heboh dalam sekejap.

Apa yang terjadi ...? Lily menggigit bibir dan mempercepat langkah. Keringat dingin mulai menghiasi wajahnya yang mendadak pucat. Di sepanjang jalan yang ia lalui, orang-orang kompak berseru atas namanya. Dalam hati Lily mulai menduga-duga, berusaha mengingat hal-hal buruk yang mungkin bisa dijadikan pembicaraan negatif, tetapi spekulasinya berakhir buntu.

"Hei, coba perhatikan! Bukankah style perempuan itu sama seperti Barbie Lily?"

"Benar! Sepatunya juga mirip di Instastory!"

Gawat! Lily meringis. Dalam keadaan normal, mungkin ia akan memberi sapaan balik bahkan bersedia diajak berfoto. Kiriman yang menandai dirinya juga sangat berpengaruh untuk menambah impresi. Akan tetapi, situasi tidak cukup baik untuk membuatnya beramah-tamah.

Tanpa menunggu waktu Lily berlari, mengambil kesempatan saat segerombolan orang bersepeda melintas. Ketika menoleh ke belakang, ia mendapati anak-anak remaja tadi berada di seberang jalan dan siap mengikutinya.

Lily berniat mengambil haluan yang berbeda, tetapi seseorang tiba-tiba menarik tubuhnya dan mendorongnya masuk ke dalam mobil.

"Ara! Yohan!" Lily berseru lega. Pundaknya yang berjengit tegang perlahan mengendur. Remaja yang berniat mengikuti kini kehilangan jejak.

"Eonnie dari mana saja! Eonnie tidak ada di apartemen dan tidak bisa dihubungi!"

"Aku hanya berlari-lari kecil di taman," balas Lily meneguk ludah melihat ekspresi tegang Yohan dan Ara.

"Noona belum lihat beritanya?"

"Be-berita apa?" tanya Lily tergagap. Firasatnya terbukti benar.

Ara dan Yohan saling berpandangan sejenak sebelum memperlihatkan sebuah postingan yang membuat jantung Lily terasa dipelintir.

HOT NEWS : AGE GAP RELATIONSHIP BETWEEN BARBIE LILY AND MARRIED SENIOR ACTOR KIM JIN HYUK

Untuk sesaat, Lily merasa paru-parunya kehilangan fungsi menarik oksigen. Rasa sesak membuatnya tercekik oleh sebuah kenyataan yang tidak mampu ia bantah. Rahasia yang ditutupinya selama bertahun-tahun kini terbuka.

🎬🎬🎬

"Apa kau sebegitu tidak menyukaiku?"

Sehun mendesah kesal mendengar pertanyaan Hyun Jin. Seharusnya ia terima saja ajakan Seung-Gi untuk makan siang meski akan dicecar dengan sejuta pertanyaan. Paling tidak, hal tersebut tidak lebih memuakkan dibanding harus berurusan dengan perempuan yang kini menatapanya dengan bola mata berkaca. Sangat dramatis dan tidak natural. Berbeda dengan akting Barbie Lily dalam sebuah cuplikan drama yang muncul di beranda media sosialnya.

"Bahwa?" Sehun melipat tangan dan menatap lurus ke sepanjang korirdor, mengabaikan Hyun Jin di hadapannya yang mulai menyeka wajah. Beberapa orang yang kebetulan melintas sempat mencuri dengar, tetapi Sehun membiarkan. Lagipula, ia ingin pembicaraan mereka tidak begitu nyaman untuk diteruskan.

"Kau sampai berpura-pura punya kekasih!" Hyun Jin menjeda dengan tarikan napas. "Kau tidak perlu seperti ini, Sehun!"

"Apa itu yang kau pikirkan?" Sehun mendengkus. Hyun Jin memang senang memutlakkan pendapat. "Atau mungkin, itu yang kau harapkan?"

"Musun?" Hyun Jin mengangkat wajah dengan alis tertekuk, segurat emosi yang tergambar di sana tampak kontras dengan air matanya. "Semua orang merasa janggal dengan kejadian kemarin. Kau tidak berpikir orang-orang percaya, kan?"

"Seperti biasa. Kau selalu mengatasnamakan orang lain untuk pradugamu sendiri. " Sehun menyentuh alisnya yang berkedut. "Apa yang membuatmu begitu terkejut sampai menyebutku berpura-pura?"

"Kau menuduhku?" bantah Hyun Jin.

Sehun tertawa pendek. Keponakan ibu tirinya tersebut memang ahlinya memanipulasi keadaan. "Bukankah kau yang demikian? Berkata tanpa bukti seolah-olah kau adalah korban?"

"Kau sendiri tidak punya bukti." Hyun Jin masih bersikukuh. "Kalau dia memang kekasihmu, tunjukkan dia hadapan orang-orang dia agar rumor ini berakhir!"

"Tanpa kau minta sekali pun, aku akan melakukannya." Sehun melangkah, melewati bahu Hyun Jin yang masih menganggantung lantaran menahan emosi.

"Aku kasihan sekali padanya." Hyun Jin memutar badan dan menghela napas kasar seakan ingin memuntahkan sesuatu. "Siapa perempuan itu? Apa wanita murahan yang kau temui di klub malam?"

Sehun menggenggam buku-buku jemarinya dan menahan langkah. Ia memutar badan menghadap jendela, tepat mengarah pada potret Barbie Lily yang tersenyum ceria di sebuah papan iklan.

"Siapapun dia, yang jelas lebih baik darimu. Jadi, simpan saja rasa simpatimu itu." Sehun mengerling tajam pada Hyun Jin sebelum berlalu.

"Dasar laki-laki keras kepala!" Hyun Jin memandangi punggung Sehun yang menghilang di balik pintu ruangannya sambil mendesis sebal. Ia menghentakkan kakinya yang terasa kebas karena berdiri terlalu lama. Sehun bahkan tidak mengajak ia masuk ke dalam ruangannnya. "Kita lihat saja nanti, seberapa hebat perempuan murahan itu!"

🎬🎬🎬

"Eonnie! Kenapa Eonnie tidak ingin membuka konferensi pers?!"

Ara mengintip dengan was-was pada panel interkom di pintu, khawatir akan ada wartawan yang nekat menerobos naik. Mereka telah kembali dari agensi beberapa saat yang lalu, tetapi Lily bungkam dan tidak memberi keterangan sama sekali.

"Young Mi eonnie berusaha membicarakan masalah ini dengan pihak produser. Kenapa Eonnie diam saja?" Ara membuka ponsel dan menutup mulut dengan sebelah tangan. "Semakin banyak foto dari anonim yang tersebar! Bisa-bisanya mereka mengedit sembarangan! Yohan, lakukan sesuatu!

"Itu bukan foto editan." Yohan yang sedari tadi menatap kosong berujar dengan suara serak. "Itu foto asli. Aku sudah memeriksanya."

"Apa maksudmu?!" Ara melempari Yohan dengan gulungan kertas tepat di kepalanya, tetapi berbeda dengan Yohan yang biasanya akan protes dan membalasnya, kali ini laki-laki tersebut tetap bergeming di tempat. "Yohan ....?"

Yohan mendengar Ara, tentu saja. Namun, ia tidak memberi reaksi sampai perempuan tersebut mendekat dengan wajah syok.

"Ma-maksudmu ....?" Ara memandang Yohan dan Lily bergantian. "Tidak! Itu tidak mungkin! Eonnie, itu tidak mungkin, kan?!"

Yohan menahan napas melihat Ara menghampiri Lily dan mengguncang bahunya. Saat ini berita tentang hubungan Lily dan Kim Jin Hyuk sudah menyebar luas dan makin sulit ditekan. Yohan sudah berusaha mencari sumber  berita tersebut dan meretas berbagai akun anonim. Sayang, yang ia dapati justru kenyataan mengejutkan bila foto-foto yang tersebar itu bukanlah rekayasa belaka. Lily dan Kim Jin Hyuk memang saling bergandengan tangan dan berperlukan.

"Eonnie ...." Bibir Ara bergetar saat Lily membuang muka. Tangan Lily yang sangat dingin membuatnya tidak sampai hati untuk melepas genggaman, tetapi melihat ia berusaha menahan air mata, Ara menarik diri. Matanya ikut memanas, antara terkejut dan kecewa dengan berita yang terlalu tiba-tiba ini. Lily dan Kim Jin Hyuk, aktor senior yang sudah menikah dan memiliki anak. Tidak pernah terlintas dalam bayangannya sama sekali.

"Aku butuh waktu untuk sendiri. Kalian bisa kembali." Lily menahan getar dalam suara dan mengusahakan senyum. "Jangan khawatirkan aku."

Ara mengigit bibir. Ia merasa sedih dengan semua yang terjadi, tetapi melihat Lily berpura-pura tegar membuatnya jauh lebih sakit hati. Setelah merahasiakan semuanya, Lily masih juga tidak ingin terbuka pada mereka.

"Kenapa Eonnie tidak percaya pada kami?" Ara mengerjap beberapa kali. Ia mengeluarkan ponsel dan card holder dari minaudiere bag pemberian Lily kemudian meletakkannya di atas meja. "Aku permisi."

Yohan ikut bangkit dan menyampirkan tas di pundak.

"PO pesanan nintendo itu sudah kubatalkan." Yohan melipat bibir dan mengeraskan hati. "Noona tidak perlu bertindak sejauh itu untuk menyenangkan hati kami."

"Yohanie ...."

Yohan menoleh sedikit. "Aku kecewa sekali padamu, Noona ...." gumamnya sebelum keluar menyusul Ara.

Lily jatuh terduduk. Bunyi pintu yang tertutup seakan menelan segala suara di apartemennya yang mendadak senyap. Tersisa deru pendingin ruangan dan detak jarum jam, berpacu dengan debar jantungnya yang berdetak menyakitkan.

"Situasi sekarang sangat buruk. Para wartawan terus menghubungi agensi untuk memberi konfirmasi terhadap skandal ini."

"Bila dalam waktu 1 x 24 jam pihak aktris tidak memberi pembelaan apapun, agensi akan mengeluarkan pernyataan untuk menghargai privasi selebriti sebagai jalan tengah."

"Apa tidak ada yang ingin kau katakan untuk kasus ini, Lily?"

Bulir demi bulir air mata Lily menetes jatuh membasahi karpet. Ia tidak ingin menutup mulut, tetapi sama sekali tidak ada celah untuk membela diri saat ini. Bahkan jika mungkin ia mampu, Lily tidak akan sanggup melakukannya.

Lily menyeret langkah menuju lemari. Ia membuka kunci laci paling dasar dan mengeluarkan sebuah album foto lama dari sana. Benda paling berharga yang sangat ia jaga dari dunia, tetapi sekaligus menjadi kotak Pandora hidupnya yang apabila tersingkap akan membawa sejumlah petaka.

Lily mengelus sebuah foto yang membekukan potret bahagia keluarga kecil yang manis dan penuh kehangatan. Ia memeluk album tersebut, menghidu aromanya yang sarat kenangan dengan air mata yang kembali berlinang.

"Papa ...."

⚜⚜⚜
TBC

Desclaimer ©️
Song  by IU : Celebrity

Kamus mini 📑
Musun? : Apa maksudmu?


Yuk, kasi satu kata buat Lily dan Sehun! ^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top