삼 |Gay? ⚜

💕행복한 독서💕

.

.

.

Apartemen Lily
📍Sinsa-dong, Gangnam-gu

Biseksual adalah ketertarikan terhadap dua jenis kelamin, baik yang berbeda dengannya maupun yang sama.

Lily mengulang penjelasan dari sebuah artikel kesehatan yang dibacanya beberapa saat lalu. Ia betul-betul dibuat penasaran setengah mati dengan rumor Oh Sehun yang diceritakan Ara kemarin. Sesekali matanya mengintip pada layar ponsel, melanjutkan bacaannya dalam hati.

Sejatinya, Lily tidak ingin terlalu mencampuri urusan sensitif tersebut. Entah itu karena persoalan genetika atau karena masalah psikologis, biarlah para ahli yang berbicara.

Namun begitu, demi alis melekuk tajam milik Oh Sehun yang berhasil menyita atensinya dalam pandangan pertama, Lily sangat menyayangkan ketampanan lelaki tersebut bila rumor yang beredar terbukti benar. Sebelum ini ia banyak bertemu aktor maupun selebriti dengan wajah di atas rata-rata dan Oh Sehun mungkin bukan laki-laki paling tampan di dunia, tetapi setidaknya, begitu di matanya.

Apalagi Oh Sehun terbilang sukses memimpin perusahaan. Sebelum ini, tidak ada berita buruk yang beredar tentanganya. Program tekstil ramah lingkungan juga dijalankan atas inovasinya setelah memimpin perusahaan.

Pada mulanya, keinginan Lily pun hanya berhulu dari rasa penasaran semata. Akan tetapi semakin ia mencari tahu, semakin terpantik pula kuriositasnya. Sekarang dorongan untuk mencari tahu rumor yang menerpa Oh Sehun tersebut semakin besar, bahkan melampaui keingingannya untuk menghabiskan cokelat di kulkas atas nama Yohan.

Menurut beberapa artikel yang dibaca Lily, homoseksual hanyalah satu di antara banyak orientasi seksual yang ada. Penegakan diagnosanya-bila ditinjau dari sudut pandang psikologi-pun tidak bisa dengan mudah diketahui. Bisa jadi seseorang terlihat sebagai penyuka sesama jenis, tetapi ternyata ketertarikannya bersifat dua arah yang dikenal dengan istilah biseksual.

Itu berarti ada kemungkinan Oh Sehun masih tertarik pada wanita! Lily berkutat dengan diri sendiri sambil menengadah. Ponsel dalam genggamannya digunakan untuk mengetuk-ngetuk dagu. Tapi masa sainganku jadi bertambah dua kali lipat!

Lily menggeleng. Belum lagi adanya kemungkinan orientasi seksual yang lain. Bagaimana bila panseksual yang tertarik pada semua orientasi seksual tanpa memandang gender? Saingannya bisa mendunia!

"Eonnie, ada apa?" Ara yang sedang menata rambut Lily menengok ke depan.

"Aniyo, bukan apa-apa." Lily tersenyum sekilas dan buru-buru membalikkan ponselnya.

Ara mengangkat alis, sedikit curiga dengan gerik-gerik Lily. Setelah memyematkan hairpin di rambut sebagai sentuhan akhir di riasannya, Lily langsung menghampiri Yohan yang masuk ke ruang rias untuk merapikan hoodie.

"Yohan, kau bilang pernah bekerja di perusahaan Oh Sehun, bukan?" tanya Lily tanpa bisa menyembunyikan rasa ingin tahu. "Apa kau pernah bertemu dengannya?"

"Bertemu Oh Sehun?" Yohan tampak terkejut dengan pertanyaan Lily, tetapi sedikit kemudian ia menggeleng tanpa curiga. "Aku bekerja di anak perusahan, Noona. Oh Sehun berkunjung sesekali saja. Itu pun bertemu dengan wakil direksi saja."

Lily mengangguk. Jawaban Yohan sedikit membuatnya kecewa. Namun, ia tidak kehabisan akal.

"Bagaimana sikapnya saat memimpin perusahaan? Apa pernah ada komplain atau semacamnya?"

"Komplain, ya ...." Yohan terdiam sebentar. "Selama aku bekerja di sana, kurasa tidak pernah terjadi komplain. Oh Sehun sangata tegas, tapi cukup baik dan toleran. Orang-orang bilang begitu."

"Benarkah?" Mata Lily berbinar.

"Ya, Noona. Tapi kenapa Noona tiba-tiba bertanya tentang Oh Sehun?"

"A-ani ... aku hanya penasaran!"

Lily berlari keluar dari ruang rias dan menghampir Young Mi yang sementara menyusun berkas.

"Anak ini kenapa lagi!" Young Mi mendesah begitu Lily memeluknya dari belakang.

"Eonnie, aku mau makan cokelat. Satu saja. Boleh, ya?"

"Boleh," putus Young Mi begitu mendapati Lily membolakan mata dan mencibir. "Satu saja."

"Asyik!" Lily bersorak dan berlari menuju kulkas. "Gomawoyo, Eonnie!"

Ara dan Yohan hanya saling pandang melihat tingkah Lily.

"Eonni mencurigakan sekali," komentar Ara.

"Mencurigakan bagaimana? Noona memang suka makan cokelat," timpal Yohan.

"Bukan itu."

"Lalu?"

"Dwaesso. Kita harus siap-siap!" Ara mengibaskan tangan. Kemudian membereskan peralatan make up untuk dibawa ke lokasi acara. Entah hanya perasaannya saja, atau memang Lily kelihatan bersemangat setelah membahas Oh Sehun.

🎬🎬🎬

"Eonnie, ada yang salah?"

Ara yang duduk di kursi penumpang tepat bersebelahan dengan Lily memberi teguran. Tidak seperti biasanya, Lily yang saat ini sudah berias anggun tampak gelisah. Ara pantas merasa curiga, sebab seorang aktris profesional seperti Lily-yang bahkan terlatih melakukan adegan aksi tanpa stuntman-tidak mungkin mengalami stage fright hanya untuk wawancara dalam sebuah siaran langsung.

Young Mi yang duduk di kursi depan ikut menoleh. Sebagai manager Lily selama kurang lebih sepuluh tahun, ia tahu tahu persis Lily sedang memikirkan atau mungkin merencanakan sesuatu.

Lily menggeleng cepat lalu membuang pandangan keluar jendela begitu mobil dan rombongannya melintasi Apgujeong-ro di kawasan Cheongdam-dong, tepat di depan gedung utama Kirei Clothing Co. Bagunan dengan desain kontemporer tersebut sangat besar. Mungkin seluas KiM Entertainment, agensinya.

Setelah semalam sibuk mengulik latar belakang Oh Sehun dan perusahaannya, Lily mendapati fakta bila pemilik korporasi yang bergerak dibidang fashion barang mewah tersebut memiliki garis keturunan dari Jepang--sesuai dengan nama brand keluarannya. Yang mana hal tersebut berarti Oh Sehun adalah seorang darah campuran. Lily jadi makin penasaran bagaimana bila gen campuran dalam dirinya digabungkan dengan gen campuran milik Oh Sehun.

Astaga! Aku memikirkan apa sebenarnya! Lily menepuk jidat berulang kali. Pikirannya mungkin terdengar semakin melantur, tetapi jangan salah paham dulu. Anggap saja ia sedang mengaplikasikan teori dalam pelajaran genetika.

Yohan di balik kemudi mengamati Lily dari spion tengah. "Noona sedang memikirkan sesuatu?" terkanya sebelum kembali mengamati jalan.

Bukan menjawab, Lily justru balik bertanya. "Menurut kalian, gay itu ada kemungkinan menjadi normal atau tidak?"

Young Mi, Ara, dan Yohan spontan mendelik.

"Eonnie!" Ara menutup mulut. Ekor matanya mengerling pada puncak gedung Kirei Clothing Co yang baru saja mereka lalui sesaat sebelum berbelok menuju jalan besar Dosan-daero. Praduga benar. "Jangan bilang Eonnie dari tadi memikirkan Oh Sehun!"

"Apa?" Yohan refleks memutar kepala dan bersungut tidak terima

"Yang benar, Lily!" seru Young Mi menautkan kening.

"Waeyo? Kenapa kalian harus kaget begitu?" Lily menarik kedua telinga Yohan dari belakang lalu menyandarkan badan kembali. "Dia itu sangat tampan!"

"Eonnie, dia seorang gay!" protes Ara membuyarkan lamunan Lily yang menatap langit-langit dengan sorot mata memuja, seolah ada potret Sehun di sana.

"Itu baru sekadar rumor." Lily membantah.

"Tapi dia itu 'belok', Noona!"

"Belok kanan atau belok kiri, aku tidak peduli." Lily mengedikkan bahu. Dengan menumpukan sebelah siku pada armrest, ia menopang dagu dan memicingkan mata. "Aku harus membuktikkan sendiri bahwa Oh Sehun itu tidak 'belok'!"

"Caranya?" Young Mi, Ara, dan Yohan menyahut hampir bersamaan. Ketiga kemudian saling melemparkan tatapan curiga pada Lily.

"Eh? Caranya?" Lily melongo. Benar juga! Bagaimana caranya membuktikan bila Oh Sehun itu bukan gay? Lily belum memikirkan itu.

Young Mi menaikkan sebelah alisnya. "Ya?"

"Hm ... itu ... dengan menunggu klarifikasinya! Benar! Pasti dia akan memberi klarifikasi!" Lily bersedekap.

"Noona betul-betul suka padanya?" Yohan menekuk wajah. "Itu tidak akan bagus bagi karir Noona!"

"Benar, Eonnie! Kenapa harus dia? Ada banyak aktor tampan yang jatuh cinta padamu!" Ara menjentikkan jari. "Bagaimana dengan aktor Kim Ha Neul! Bukannya kalian dekat? Eonnie pernah bilang kagum padanya."

"Kim Ha Neul sunbae-nim hanya sebatas panutan bagiku. Dia memang pantas dikagumi. Kalau bukan karena bersepupu Tae Yeon, kami juga tidak akan dekat."

"Tapi dia sangat tampan."

"Tampannya beda dengan Oh Sehun!"

"Bedanya di mana?"

"Alisnya." Lily menyapu kedua alisnya dengan jari telunjuk. "Oh Sehun punya bentuk alis yang unik. Tulang alisnya menonjol. Jarak antara alis dan matanya sempit. Hanya dia satu-satunya pemilik alis sempurna seperti itu di Seoul. Tidak, bahkan di seluruh dunia!"

"Tidak ada orang yang bisa jatuh cinta hanya karena alis, Noona." Yohan mendengkus, masih tak terima Lily jatuh cinta dan akan meninggalkan mereka.

"Yang aku tahu ada satu orang."

"Siapa?" Young Mi mengerutkan dahi dan berbalik pada Lily yang menepuk dirinya dengan bangga.

"Aku." Lily berseru. "Aku akan meluruskan Oh Sehun."

"Me-meluruskan apanya?" Ara bergidik.

Lily memutar bola matanya dan menarik pipi Ara dengan gemas. "Meluruskan rumornya, Ara! Meluruskan apa lagi?"

Young Mi menghela napas dan memijat dahi. Ia memaklumi Lily dengan imajinasi tingkat tingginya, tetapi Oh Sehun? Mendekatinya jelas-jelas hanya mencari masalah.

"Itu tidak akan terjadi sekalipun rumornya tidak benar." Young Mi menegaskan. Bila tidak dibatasi, imajinasi Lily bisa menuju tak terbatas. Bahkan melampauinya.

"Kenapa?"

"Kalian berdua saling bertolak belakang."

"Berbeda bukan berarti tidak bisa bersama." Lily menarik satu sudut bibirnya dan tersenyum percaya diri. "Pangeran Yun dan Hana dari dimensi lain saja bisa bersatu!"

"Tapi pada akhirnya mereka berpisah juga, Noona." Yohan berceletuk sambil sesekali menilik kaca spion. Pangeran Yun dan Hana adalah tokoh utama dalam drama yang akan dibintangi Lily.

Ara mengamini. "Benar. Hana tetap kembali ke masa depan dan meninggalkan pangeran Yun."

"Kalau Pangeran Yun adalah Oh Sehun, aku akan mengubah adegannya nanti. Hana akan kembali lagi ke era Joseon!" Lily menyeringai lalu meraih tangan Ara tanpa aba-aba. "Seja Jeoha ...! Jeongmal bogo sipseumnida!"

"Eonnie ...." Ara meringis melihat Lily mulai menghayati peran sebagai tokoh dalam drama baru yang akan ia perankan dengan menggunakan aksen formal. Matanya sampai dibuat berkaca.

Setelah tersengguk beberapa saat, Lily menarik diri dari Ara lalu memasang tampang datar yang terlihat penuh luka. Sebulir air mata bahkan mengalir di sudut matanya.

"Nado ... nado bogo sipeoyo!"

Ara membulatkan mata saat tiba-tiba Lily merentangkan tangan dan memeluknya erat.

"Eonnie, apa-apan ini! Lepaskan!" Ara memberontak.

Yohan berbalik sebentar lalu terbahak sambil sesekali menepuk stir. Akhirnya Ara merasakan penderitaannya sebagai teman latihan Lily dalam berakting. Lily seperti orang yang kerasukan perannya dalam drama saat berlatih. Para kru pun berkata demikian. Saat papan slate berbunyi, Lily akan berubah sepenuhnya menjadi karakter dalam naskah.

"Eonnie! Rambutmu bisa rusak!" Ara merapikan sehelai anak rambut yang tergerai di wajah Lily.

Young Mi pun membuang napas. Bukannya surut, khayalan Lily justru makin menjadi.

"Sayangnya, Oh Sehun bukan Pangeran Yun." Young Mi mengulurkan tangan, meminta ponsel Lily beberapa saat sebelum mobil berhenti.

Lily ingin memberi sanggahan, tetapi rombongannya telah tiba di depan sebuah gedung tempatnya akan melakukan live streaming. Ia menatap profil Oh Sehun di layar sebelum menyerahkan ponselnya pada Young Mi untuk diamankan.

"Hwaiting, Eonnie!" Ara membantu merapatkan mantel berwarna pink lembut yang dikenakan Lily sebelum menampilkan busananya di depan publik.

Lily mengangguk semangat. Setelah mobil terparkir sempurna dan beberapa pengawal membentuk barisan yang akan mengamankan jalannya dari awak media, ia bersiap keluar. Dua di antara bodyguard tersebut segera membuka pintu untuknya dan Young Mi.

Dengan anggun Lily keluar dari mobil, menuju venue yang telah ditentukan dengan diapit oleh Young Mi dan Ara. Sesekali ia menoleh, menampilkan senyum terbaiknya untuk dimuat dalam berbagai media.

"Lakukan yang terbaik." Young Mi berbisik dan menepuk pundak Lily, kebiasaan yang sudah dilakukannya bertahun-tahun tiap kali mendampingi aktrisnya tersebut.

Lily mengulum bibir dan mengangguk. Sebelum memasuki gedung, ia berbalik sekali lagi, melambaikan tangan tinggi-tinggi dan memberi love sign pada fansite-nya yang setia. Lily punya kepekaan yang luar biasa pada Fly's. Tidak sekalipun ia mengabaikan penggemarnya yang memberi dukungan sepenuh hati.

Senyum terkembang di wajah Lily mendengar riuh-rendah dari orang-orang yang heboh menyerukan namanya. Sekilas ia mengedarkan pandangan pada kerumunan orang di sana. Dari banyaknya manusia, tidak ada satu pun di antara mereka yang memiliki alis menawan dan mampu menandingi alis estetik milik Oh Sehun. Memang laki-laki itu memiliki fitur wajah yang langkah. Barangkali Tuhan menerapkan prinsip golden ratio saat menciptakannya.

Setelah menarik napas panjang, Lily melanjutkan langkah sambil berdoa dalam hati.

Tuhan, sisakanlah untukku satu lelaki tampan yang alisnya menukik tajam, keturunan campuran Korea-Jepang, dan kalau bisa sudah terbebas dari rumor gay.

🎬🎬🎬

🏛 Kantor Pusat Kirei Clothing Co
📍Cheongdam-dong, Gangnam-gu

"Cosmopolitan dan Vogue akan memutuskan kerja sama bila isu terus menyebar dan harga saham semakin jatuh!"

Kelopak mata Sehun yang berat mengatup rapat, menahan beban dipundaknya yang berkali-kali lipat dari hari kemarin. Rumor yang beredar di luar perusahaan lebih susah ditekan. Apalagi pesaing bisnisnya mulai campur tangan untuk mencari celah.

"Mereka mitra besar! Bila kamu tidak berani mengambil tindakan, perusahaan ini akan hancur!"

Ah, Sehun tak tahan lagi mendengar tekanan dari Lee Seo Yoon, ibu tirinya. Sehun benar-benar tidak mengerti jalan pikiran wanita gila harta yang ingin menguasai saham warisan ibu kandungnya tersebut.

Lee Seo Yoon dengan sengaja menyebar rumor dan menggadaikan nama besar perusahaan untuk mendesaknya agar segera menikahi Hyun Jin. Lalu sekarang, ia pula yang berlagak kalang kabut. Lihatnya gurat halus di wajahnya yang makin tersulut emosi. Kemampuan beraktingnya layak dinominasikan untuk piala Oscar!

Sehun tidak ingin memenuhi keinginan ibu tirinya, tentu saja. Hyun Jin memang tipikal perempuan ideal yang diidamkan lelaki, tetapi ia tidak tertarik pada pribadi yang tidak punya pendirian. Sehun akan mempertahankan perusahan dengan caranya sendiri.

"Menikahlah dengan Hyun Jin dan semua isu akan lenyap. Media akan meminta maaf dan membayar kerugian yang kita alami sebagai ganti tuntutan."

Ini dia! Sehun sedari tadi menahan diri untuk kalimat pamungkas Seo Yoon yang akan dijadikannya boomerang untuk menyerang balik.

"Eomeoni, kau ingin aku mengatasi masalah perusahaan atau ingin aku menikah?"

"Menikah adalah solusi agar kau terbebas dari rumor dan mengembalikan citra perusahaan!" Sehun bisa melihat gurat samar mencuat di pelipis ibu tirinya. "Apa lagi yang kau cari! Hyun Jin adalah perempuan yang sempurna!

"Oh, ya?" Sehun menaikkan alis. "Aku baru tahu bila citra perusahaan lebih penting dibanding citra keluarga."

"Apa yang kau katakan?" tanya Seo Yoon dengan nada menuntut.

"Eomeoni tidak khawatir tentang kebenaran rumor itu?" Sehun bersandar di kursinya sambil melipat kedua tangan di depan dada. "Atau Eomeoni yakin berita tersebut tidak benar karena tahu di mana pangkalnya?"

Perkataan Sehun berhasil membuat Seo Yoon diam seribu kata.

"Aku tidak akan menikahi Hyun Jin." Sehun memutar kursinya menghadap dinding kaca yang menampakkan jejeran puncak gedung tinggi.

"Kenapa?" Seo Yoon berusaha menahan suaranya yang bergetar. Pikirannya diliputi berbagai prasangka.

Sehun melirik bayangan wajah Seo Yoon yang terpantul dengan samar di permukaan kaca sebelum menoleh dengan satu sudut bibir tertarik. "Mungkin karena aku ... seorang gay?"

Seo Yoon mengepalkan tangan. "Perhatikan kata-katamu, Oh Sehun! Kondisi ayahmu semakin memburuk karena rumor itu!" katanya ketus sebelum berbalik pergi dengan menghentakkan kaki.

Sehun menahan gelegak dalam dirinya yang bergemuruh marah. Seo Yoon sangat tahu cara memojokkan orang lain. Baru setelah bunyi derap langkah ibu tirinya itu menjauh, ia kembali memutar badan.

"Hah, semakit sulit saja!" Sehun mengurut pelipis. Ia mengalihkan pada ponselnya yang sedari tadi dibiarkan tergeletak dan membuka media sosial, ingin membaca kondisi yang berkembang di pasar.

Ketika membuka beranda, sebuah siaran langsung yang menampilkan wajah Barbie Lily membuatnya menahan layar.

Dia lagi, batin Sehun. Niat hati ia ingin mengabaikan live streaming yang diperuntukkan untuk acara hiburan semata tersebut, tetapi mendengar pertanyaan yang dilontarkan pemandu acara, sesuatu dalam dirinya tergelitik untuk mendengar jawaban dari sang aktris.

"Seperti apa tipe laki-laki idaman Anda?"

Sehun sudah bersiap mendengar banyak kriteria yang akan disebutkan Barbie Lily. Namun, apa yang dikatakan perempuan tersebut sungguh jauh menyalahi hipotesisnya.

"Tipe ideal saya adalah laki-laki yang memiliki alis hitam, panjang, dan menukik tajam."

Jawaban Barbie Lily disambut dengan tawa renyah oleh pemandu acara. Acara kemudian dilanjutkan dengan peluncuran produk baru oleh pihak penyelenggara dan Sehun tidak memberi atensi lagi.

Alis hitam, panjang, dan menukik tajam? Sehun menyentuh alisnya yang tiba-tiba terasa gatal. Ia menoleh, menatap pantulan wajahnya pada dinding kaca, sebelum mengangkat bahu dan bergumam. "Seleranya aneh sekali."

⚜⚜⚜
TBC

.

.

.

Kamus mini📑
Dwaesso : Sudahlah
Eomeoni : Panggilan untuk ibu
Gomawoyo : Terima kasih
Seja Jeoha : Yang Mulia Putra Mahkota
Jeongmal bogo sipseumnida : Aku sungguh merindukanmu (formal)
Nado bogo sipeoyo : Aku juga merindukanmu (formal)

Barbie Lily keluar dari studio

Oh Sehun yang jadi model pensil alis dalam imajinasi Lily wkwkwk

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top