Prolog

Lili POV

Aku menatap wajahku di cermin. Kupoleskan wajahku dengan bedak tipis, sebentar lagi pasti kak Bian akan berteriak memanggilku. Kuhitung mundur mulai dari angka 5.

"Lili!!! lama sekali sih. Kakak ingin kekantor!!" seru kak Bian, benarkan. Haha aku senang sekali membuat kakakku kesal. Ku ambil tas kuliahku. Yaa aku berkuliah, aku mengambil jurusan hukum.

Perjuanganku untuk masuk kuliah tidaklah mudah. Aku harus membujuk daddy berkali-kali dan meminta bantuan kak Bian.

Daddy menyambutku dengan senyuman sedangkan kak Bian menyambutku dengan wajah kesalnya.

Kucium pipi daddy dan kak Bian. "Ayo kak kita berangkat, jangan sampai kita telat."

Kak Bian melotot padaku, aku terkekeh dan berlari saat melihat kak Bian akan mencubit ku. Beginilah hari-hariku disini, sangat menyenangkan.

--------

Aldric POV

Aku memeriksa beberapa berkas penting yang ada dimejaku. Sudah sejak pagi aku tenggelam dalam ratusan kertas yang harus kubaca dengan teliti.

Hanya ini yang bisa membuatku bisa melupakan kesunyian dan kepenatan. Tak jarang aku bekerja hingga larut malam hanya karena penyakit insomnia ku kambuh.

Suara ketukan pintu terdengar, itu pasti Nadia. Kusuruh dia untuk langsung masuk. Ia menunduk hormat padaku.

"Mr. Orlando, satu jam lagi rapat akan segera dimulai, lalu barusan pak Nara direktur PT. Sejahtera meminta untuk bertemu dengan Anda, katanya ia ingin mengajak kerja sama sengan perusahaan ini."

Aku melepas kaca mata yang kupakai lalu mengurut keningku "Ya.. jadwalkan pertemuan saya dengannya besok siang," jawabku.

"Emm maaf Mr. Orlando, sepertinya Anda kelelahan, wajah Anda sedikit pucat, apa saya harus menyuruh OB untuk membuatkan teh hangat?"

Aku mendongak pada Nadia, kugelengkan kepalaku perlahan "Tidak, saya baik-baik saja. Kamu bisa keluar sekarang," jawabku dengan datar.

Nadia mengangguk patuh kemudian ia pamit keluar. Kutatap pintu ruanganku, Nadia adalah gadis yang baik, dan sepertinya Nadia tertarik padaku.

Aku pernah memergokinya sedang menatapku, aku tersenyum simpul, beruntung Nadia bisa bersikap profesional saat bekerja.

Jika Nadia bersikap seperti sekretarisku sebelumnya aku tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya.

Kuambil nafas dalam, beginilah kehidupanku disini, datar. Warna hidupku hilang, dan kuharap warna itu kembali suatu hari nanti.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top