Keributan
Setiap orang pasti akan membela sesuatu yang menurut pandangan mereka benar.
Alisha tidak bisa mencegah Ryu untuk tidak membuat keributan dengan Reiga. Walaupun ia sudah membujuk Ryu selama di perjalanan tadi, tetap saja, Ryu tidak bisa mengontrol emosinya.
Dan di sini, Alisha melihat sisi lain dari Ryu ketika pria itu marah. Alisha tidak bisa melerai perkelahian suaminya, beberapa kali ia menghalangi Ryu agar berhenti memukuli Reiga. Namun tetap tidak berhasil, bahkan beberapa kali Ryu segaja mendorong Alisha ke belakang agar menjauh dari pria itu.
Ryu terus memukuli Reiga yang terbaring tak berdaya di lantai. Bahkan ia sengaja berada di atas tubuh Reiga. Duduk di dada pria itu.
Bugh..
"Bunuh aku, cepat," ujar Reiga dengan bibir yang sedikit sobek karena pukulan beberapa kali Ryu. Bahkan terlihat darah segar menetes dari mulutnya. "Dengan begitu orang tuamu akan tahu sifat anaknya. Oh ya, apa mereka tau juga tentang kematian Selena?"
Ryu seketika menghentikan pukulannya mendengar nama Selena, mantan tunangannya yang ia bunuh karena ketauan selingkuh beberapa tahun silam.
Sekilas ia mengingat masa lalunya yang begitu kelam. Kemudian terdengar juga suara Alisha yang memohon kepadanya agar tidak melanjutkan itu.
Sekali lagi, Ryu menarik kerah kemeja putih Reiga yang sekarang sudah sangat kusut. "Apa kau mengancamku? Hah!"
"Tidak ...." tukas Reiga kemudian tertawa begitu keras seraya memberikan video rekamannya kemarin ketika memojokkan Alisha.
Amarah Ryu semakin membuncak ketika melihat video istrinya yang dilecehkan oleh Reiga. Kemudian menoleh menatap Alisha yang terlihat ketakutan.
"Brengsek! Berani kau menyentuh miliku!" Ryu kembali membabi buta memukul Reiga tanpa ampun.
"Cukup! Apa yang terjadi di sini?"
Ryu menoleh melihat kedatangan ayahnya bersama ibunya. Selama ini, kedua orang tuanya tidak pernah melihatnya berbuat seperti ini. Bahkan kematian Selena, kedua orang tua Ryu menganggap itu sebuah kecelakaan.
"Pukul aku terus," ujar Reiga begitu pelan, dan hanya terdengar oleh Ryu. "Lihat ekspresi kedua orang tuamu yang selalu percaya bahwa anaknya adalah orang baik."
"Ada apa sebenarnya ini?" tanya Nyonya Daesung, kemudian menghampiri Ryu dan Reiga.
"Reiga berani menyentuh istriku," ujar Ryu kemudian mulai berdiri, dan membersihkan tangannya serta membenarkan tampilannya yang berantakan.
"Benarkah itu, Reiga?" Sekarang tinggal Ayah Ryu yang bertanya. Menatap tajam kepada asistennya yanh selama ini ia percaya.
Reiga menunduk pura-pura merasa bersalah. "Aku mabuk saat itu, dan tidak sengaja lihat Nyonya Alisha bertampilan seksi," ujarnya.
Alisha membolakan kedua matanya mendengar kebohongan Reiga. Jelas-jelas saat itu ia menggunakan kemeja biasa, dan Reiga tidak dalam keadaan mabuk, tapi sengaja melakukan itu kepadanya. Namun ia juga tidak bisa mengatakan jika Reiga mantan tunangannya dulu.
Ryu maju selangkah lagi hendak memberikan tinju kepada Reiga. Namun dihalangi oleh ibunya.
"Benarkah seperti itu, Alisha?" tanya Nyonya Daesung.
Alisha menggeleng cepat, mencoba untuk membela dirinya sendiri. "Tidak, itu tidak benar. Reiga tidak mabuk saat itu," sergahnya.
"Ini, Nyonya. Saya tidak sengaja merekam kejadian itu," ucap Reiga sekali lagi seraya memberikan video di ponselnya. Namun, video itu sudah diedit semaksimal mungkin oleh Reiga agar suaranya tidak terlalu jelas. Dan ketika menampakkan kekerasannya juga telah terpotong.
Ryu lagi-lagi dihentikan ibunya ketika akan merebut ponsel Reiga.
"Mungkin yang dikatakan Reiga benar, dia mabuk. Tapi kenapa kamu tidak melarikan diri, Alisha," ucap Nyonya Daesung.
"Saat itu saya tidak merasakan penolakan dari Nyonya Alisha, Tuan."
Alisha ingin membela dirinya lagi, saat itu Reiga mengunci pergerakannya. Namun, Reiga lebih dulu menjawab.
Ryu mengepalkan kedua tangannya, kesabarannya sudah habis. Di depan matanya sendiri, istrinya di permalukan serta di fitnah. Namun, ia tidak bisa membantu sama sekali.
Ryu tanpa berpikir panjang langsung menyeret kerah Reiga, memukul lebih keras dua kali lipat hingga darah menyembur dari mulut Reiga. Namun, pria itu tidak terlihat kesakitan. Bahkan tersenyum khasnya.
"Cukup!" teriak Ayah Ryu. Kemudian memukul Ryu dengan keras. "Aku sudah dewasa, bahkan sudah punya istri. Kenapa menyelesaikan masalah dengan otot?"
Alisha tidak bisa membendung air matanya lagi. Tuduhan itu begitu menyakitkan, Reiga memojokkannya seakan-akan ia yang salah dan menggoda Reiga.
"Kita anggap Reiga tidak sengaja melakukan itu," ujar Tuan Daesung. "Dan kamu, Alisha. Sebaiknya lebih menjaga lagi penampilanmu. Jadikan ini sebagai pelajaran."
Alisha merasa tidak adil dengan semua ini. Mengapa Reiga di maafkan begitu saja, padahal sudah jelas-jelas melelecehkan Alisha yang setatusnya sebagai menantu di sini. Ia tidak bisa membendung air matanya lagi, kemudian berlari ke kamarnya dengan air mata yang sudah menetes.
Ryu tidak membiarkan itu kemudian ikut berlari menyusul istrinya.
Di sini, Reiga tersenyum puas. Seakan-akan dendamnya kepada dua pasang suami istri itu akan segera di mulai. Terutama kepada Ryu.
Sejak awal, ia memang berencana melakukan itu. Karena ia tahu, kedua orang tua Ryu adalah orang yang lemah, dan akan selalu membela apa yang menurut pandangan mereka benar.
°°°
Tidak terasa, sudah dua jam Ryu menemani Alisha menangis hingga wanita itu tertidur. Ryu mengusap pelan pipi Alisha yang masih basah karena air mata. Bahkan dalam tidur, Alisha masih mengekuarkan air mata.
Ryu mengerti betapa sakitnya perasaan Alisha ketika tidak dipercayai oleh mertuanya. Ryu juga tidak bisa menyalahkan kedua orang tuanya yang begitu saja percaya dengan Reiga.
Sekarang, Ryu hanya fokus untuk menghancurkan Reiga tanpa harus menyentuhnya.
Ryu tetaplah Ryu. Sekali ada yang membuat masalah dengan pria itu. Jangan berharap akan lolos begitu saja tanpa merasakan pembalasan Ryu.
Dengan perlahan, Ryu meninggalkan Alisha yang masih tertidur. Menyelimuti wanita itu sebatas dada, kemudian mencium pelan kening istrinya, dan melangkah pergi.
Ryu membuka pintu kamarnya, dan langsung berhadapan dengan Reiga yang sudah menunggu di sana dengan wajah babak belur.
"Apa kau akan menjemput kematianmu?" tanya Ryu seraya mendekati Reiga.
Reiga mendengus pelan, kemudian tertawa. "Aku hanya ingin mengucapkan, jaga baik-baik istrimu. Jangan sampai dia terjatuh lagi kedalam pelukanku," ucap Reiga penuh percaya diri.
Tangan Reiga langsung terangkat menahan Ryu yang hendak memukulnya. "Tunggu dulu. Aku serius mengatakan ini, sepertinya istrimu masih ada secuil perasaan kepadaku."
Setelah mengatakan itu, Reiga pergi begitu saja meninggalkan Ryu yang sudah berapi-api. Namun, ucapan Reiga juga mampu membuat Ryu terdiam memikirkannya. Memutar balik ingatannya ketika di rumah sakit, Alisha terus saja memohon kepadanya agar tidak melukai Reiga. Ia tahu, istrinya itu hanya takut ia melukai orang-orang lagi. Tetap saja, kedatangan Reiga-cinta pertama Alisha di rumahnya membuat keresahan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top