ke mana hilangnya keharmonisan itu?

Alisha sampai di perusahaan Ryu setelah hampir setengah jam duduk di mobil. Wanita itu kemudian ke luar dari mobil dan mulai melangkah memasuki perusahaan besar yang ada di pusat kota itu.

Wanita dengan dres cokelat muda selutut dan sepatu hak tinggi berwarna putih itu berjalan dengan anggun seraya menyapa beberapa pegawai di kantor Ryu. Rambutnya ia ikat setengah, dan setengahnya lagi tergerai membuat kesan cantik pada dirinya. Semua pandangan kini tertuju kepadanya, dna setiap orang yang ia lewati menunduk ketika menyapanya. Itu sudah menjadi hal biasa ketika ia datang ke tempat itu sebagai istri ditektur utama di perusahaan.

Alisha berjalan di lorong menuju ke ruangan Ryu. Menyapa beberapa penjaga yang berdiri rapi di sana. Wanita itu menarik napas dalam-dalam setelah berada tepat di depan pintu ruangan Ryu.

Alisha menarik knop pintu, dan melangkah masuk ke dalam. Namun, sebelum tubuhnya benar-benar masuk ke dalam ruangan itu. Ia tiba-tiba terhenti ketika melihat langsung suaminya tengah bermesraan dengan bawahan wanitanya yang dulu pernah dikenalkan kepadanya.

Wanita itu tengah memijit pundak Ryu dan kini ikut terhenti dan menjauh ketika melihat Alisha masuk ke sana. "Maaf, Nyonya. Aku tidak---"

"Ssst ... Lanjutkan saja," titah Ryu tidak memedulikan Alisha.

Dunia Alisha seakan-akan runtuh detik itu juga. Mengapa suaminya berbuat seperti itu kepadanya? Apa ini adalah pembalasan Ryu kepadanya?

Alisha menenangkan dirinya kembali dan menghampiri dua orang itu. Meletakan rantangnya di atas meja, dan menghampiri Ryu hendak memijit pria itu menggantikan wanita lain.

"Mau apa kamu?" tanya Ryu dingin. "Biarkan Hana yang melakukannya."

Alisha tidak menyerah begitu saja, dan meminta Hana untuk meninggalkan tempat itu dengan mengkode di belakang Ryu.

"Saya permisi, Tuan," ujar Hana. Namun tercegah karena kini Ryu menarik tangan wanita itu agar tetap di sana.

"Tetaplah di sini, dan lanjutkan yang tadi," ucap Ryu tanpa memedulikan perasaan Alisha.

"Tapi, Tuan ada Nyonya Alisha di---"

"Tidak apa-apa, lagian dia sudah mengizinkannya. Kamu kan cuma menjalankan perintahku," sela Ryu seraya tersenyum.

"Hentikan Ryu," desis Alisha mencoba untuk tidak mengeluarkan air matanya. Wanita mana pun pasti akan merasa tersakiti seperti yabg Alisha alami sekarang. Di depan matanya, suaminya sengaja bermesraan dengan bawahannya. Ia tahu ia salah, namun apakah itu hal benar dengan membalasnya seperti ini?

"Hentikan Ryu, aku tau aku salah. Tolong jangan seperti ini," imbuhnya.

Ryu menoleh dengan satu alis yang terangkat ke atas. "Apa hakmu? Hana hanya menjalankan perintahku karena aku memang sedang begitu lelah, ingin istirahat," ujar Ryu.

Alisha menangkup wajah Ryu dengan tangan kecilnya, mengusap pipi Ryu pelan. "Maafkan aku," ujarnya.

Ryu menjauhkan tangan Alisha, dan meminta wanita itu agar duduk dan melihatnya saja.

"Apa kamu ingin membalasku?" tanya Alisha.

"Tidak ... Aku tidak sepertimu yang melakukan kemesraan di belakang. Aku melakukan ini langsung di depan matamu agar kanu tidak salah paham," titah Ryu dengan nada sedikut menyindir.

Benar saja, Alisha mengerti perkataan Ryu tengah membicarakan tentang dirinya yang bertemu Reiga di belakang Ryu.

Alisha kemudian duduk melihat seberapa teganya Ryu menyakiti wanita yang di cintainya. Dan apakah Ryu akan tahan jika melihat Alisha menangis?

Ryu memejamkan matanya ketika merasakan sentuhan tangan dari Hana di pundaknya. Rasanya begitu sakit ketika melihat wajah Alisha yang berpura-pura tegar melihat semua ini. Ryu tidak bisa menahan semua inu, kemudian berdiri dari tempat duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan dua orang wanita di dalam ruangannya yang tengah bertanya-tanya.

"Maafkan aku, Nyonya," ujar Hana kemudian ikut pergi dari tempat itu.

Kini, tinggallah Alisha yang tengah menatap kosong rantang yang ia bawa tadi. Mengusap pipinya yang sedikit basah karena cairan bening yang tiba-tiba ke luar.

"Aarrrgh!" teriak Alisha kemudian mengacak rambutnya. Menyesali semua yang ia lakukan sebelumnya. Namun, ia juga tidak bisa mengambalikannya seperti sedia kala. Nasi sudah menjadi bubur.

°°°

Sudah beberapa hari ini Alisha masih belum juga mendapatkan maaf dari Ryu. Hidupnya begitu tersiksa, kehilangan keharmonisan dalam rumah tangganya, dan selalu di salahkan oleh kedua orang tua Ryu tentang perubahan drastis Ryu. Orang tua Ryu sudah mengetahui penyebab kemarahan Ryu, yaitu karena Alisha dan Reiga.

Walaupun sudah mengetahui bahwa Reiga adalah mantan Alisha dan mencoba menghancurkan hubungan rumah tangga putranya. Ayah Ryu tetap saja mempekerjakan Reiga karena sebuah kontrak. Jika Reiga ke luar sebelum masa kontrak karena di pecat oleh ayah Ryu. Maka ayah Ryu wajib memberikan uang kompensasi kepada Reiga yang jumlahnya begitu banyak. Aneh bukan, seharusnya bos lah yang berkuasa. Namun, karena kepintaran Reiga, ia berhasil membuat ayah Ryu tidak bisa merubah apa-apa lagi.

Selama beberapa hari ini, Ryu terus tidak memedulikan Alisha. Terkadang juga melakukan kekerasan kepada Alisha jika wanita itu sedikit membantah atau terlambat melakukan perintahnya. Perubahan sifat drastis itu membuat Alisha begitu khawatir.

Di dalam rumah, Alisha masih menunggu Ryu pulang. Walaupun ini sudah hampir malam, ia akan tetap menunggu dan berusaha meminta maaf kepada Ryu.

Alisha duduk di anak tangga, melirik ke arah pintu utama. Berharap Ryu akan segera pulang.

Beberapa saat kemudian, pintu terbuka dengan keras. Memperlihatkan Ryu dalam keadaan seperti sebelumnya. Sudah beberapa hari ini Ryu selalu pulang dalam keadaan mabuk. Alisha yang melihat itu langsung berlari menghampiri Ryu dan asistennya.

"Kenapa Ryu mabuk lagi?" tanya Alisha setaya membantu Asisten Han memapah Ryu ke atas. "Tolong jangan pernah izinkan jika Ryu mabuk."

Alisha begitu merasa bersalah. Apa yang harus ia lakukan agar mendapat maaf dari Ryu?

°°°

Alisha berdiri di atas balkon kamarnya, menatap langit malam dengan pandangan kosong. Mengenang semua kenangan indahnya bersama Ryu, bahkan beberapa kali Alisha tertawa sambil tersenyum.

Wanita itu menoleh, melihat suaminya yang tertidur di atas kasur.  Dalam hatinya begitu merasa bersalah, semua ini adalah kesalahannya hingga membuat Ryu seperti ini. Alisha menangis dalam diam, kemudian duduk dengan kedua lutut yang di tekuk.

"Apa ada cara agar Ryu bisa memaafkanku?" tanya Alisha berulangkali pada dirinya sendiri.

Wanita itu mengusap air matanya pada lengan baju tidur yang sedang ia kenakan. Ia kemudian mengingat perjuangannya dulu hidup bersama dengan Ryu. Mendapat siksaan yang lebih kejam dari pria itu. Mengingat hal itu membuat semangat Alisha tumbuh kembali. Tidak ada yang tidak mungkin terjadi, semuanya mungkin jika kita mau berusaha.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top