Chapter 3
🍀 Perfect Father's 🍀
.
.
.
Happy reading guys and sorry for typo 😊
.
.
.
Juhyun menghembuskan nafas nya kasar lalu memandang Taehyung dengan raut luar biasa kecewa, niat awalnya hanya ingin menguping pembicaraan si sulung dan si bungsu yang teramat membuat nya penasaran bukan malah di kejutkan dengan beberapa fakta menyedihkan seperti ini.
Hati Juhyun sakit mendengar penuturan Taehyung yang seolah-olah tidak mempercayai dirinya selaku Ibu kandung dari seorang Kim Taehyung, Juhyun kecewa sebab Taehyung lebih memilih merahasiakan semua ini dari dirinya di banding menceritakan nya. Mungkin jika juhyun tidak berinisiatif menguping pembicaraan mereka Taehyung pasti akan tetap menyembunyikan semua fakta ini lebih lama lagi.
Juhyun berlari menjauhi Kamar putra pertama nya setelah sempat mengejutkan si pemilik kamar karena ke datangan nya, wanita paruh baya itu menuruni satu persatu anak tangga dengan langkah cepat dia bahkan tidak perduli dengan pekikan Taehyung yang terus memanggil dirinya.
"Eomma, dengarkan aku dulu! Eomma?!"
Juhyun menghentikan sejenak langkah kaki nya ketika tak sengaja bersitatap dengan mata kedua sosok yang tengah berdiri tepat di depan tangga lantai satu, mereka Sunghoon dan Jungwon.
"Halmeoni, Ada ap—"
Belum sempat Jungwon menyelesaikan pertanyaan nya Juhyun sudah terlebih dahulu melanjutkan langkah kaki nya menuju kamar, mengabaikan kedua nya yang hanya bisa berdiri dengan fikiran bertanya-tanya. Setelah nya Taehyung datang dari arah tangga dengan langkah tergesa menuju kamar Juhyun dan mengabaikan kedua sosok itu juga.
Sunghoon dan Jungwon dapat melihat dengan jelas sosok Taehyung—Ayah nya yang kini tengah mengetuk pintu kamar Juhyun dengan brutal serta jangan lupakan suara Juhyun yang mengalun keras dari dalam kamar meminta Taehyung untuk pergi. Dari suaranya Sunghoon dan Jungwon tentu dapat menyimpulkan bahwa sang nenek tengah menangis saat ini, terbukti dengan suara itu yang terdengar bergetar.
"P-pergi Kim Taehyung! Eom—Eomma tidak ingin bertemu dengan mu!"
"Eomma, Maafkan aku. Dengarkan Taehyung dulu, Tae mohon!"
Taehyung jatuh terduduk di depan pintu kamar Juhyun bertepatan dengan itu Jungkook turun dari lantai dua menghampiri Sunghoon dan Jungwon yang terlihat luar biasa tak mengerti dengan situasi yang terjadi, kedua anak itu hanya bisa berdiri membatu seraya menatap iba sosok Ayahnya yang nampak kacau di sana.
"Sunghoon, Jungwon pergi ke kamar kalian masing-masing ya? jangan fikiran apapun, ini masalah orang dewasa dan kalian tidak perlu ikut memikirkan nya."
Sunghoon dan Jungwon saling bertatapan sejenak setelah itu mulai menjalankan perintah Jungkook untuk pergi ke kamar masing-masing tanpa bertanya.
Ketika sekira nya mereka berdua sudah memasuki kamar masing-masing Jungkook perlahan-lahan menghampiri Taehyung yang sama sekali tak bergeming di posisi nya. Jujur Jungkook juga merasa terkejut dan sedikit kecewa tentang perihal yang baru saja Taehyung beberkan kepada dirinya yang naas ikut terdengar oleh sang Ibu.
"Multiple Sclerosis, Aku sakit Jungkook. Itu adalah vonis yang Seokjin hyung jatuhkan pada diri ku tepat 15 tahun lalu. Maaf karena merahasiakan nya selama ini, jujur ini begitu sulit untuk ku jungkook."
Jungkook merengkuh tubuh bergetar Taehyung dan mengusap punggung itu lembut guna meredakan tangisan sang kakak serta menenangkan nya.
"Hyung, sudah hm? Eomma hanya kecewa pada mu dia tidak marah Hyung. Eomma butuh waktu saat ini, jadi mari ku antar ke kamar.
Tubuh mu hangat dan wajah hyung pucat sekali sekarang."
Taehyung hanya diam, namun bukan karena dia tidak mendengar ucapan Jungkook melainkan karena rasa sakit yang tiba-tiba hadir tanpa di minta. Taehyung menatap kedua kaki nya yang sama sekali tak bisa dia gerakan dan jangan lupakan rasa sakit yang kini telah menjalar di seluruh bagian panggul nya.
Jungkook yang merasa aneh akan sikap Taehyung pun akhirnya menepuk pelan bahu sang kakak.
"Hyung, waeyo? Gwaenchanh-a?"
Namun jawaban Taehyung setelah nya benar-benar membuat Jungkook kehilangan wibawa nya sebagai seorang lelaki sebab tanpa sadar dirinya menangis.
"Ju—ng, sa-sa—kit."
Deg!
Sunghoon memandang sang adik dengan pandangan jengah sebab sedari tadi bocah itu terus saja berguman tidak jelas sembari berguling ke sana kemari di atas ranjang besar nya.
"Cepat ganti baju mu adik kecil! Lihatlah seragam mu yang sudah sangat kusut itu Jungwon. Bila Jungkook samchon tau kau akan di ceramahi karena tidak menurut pada perintah nya."
Jungwon seketika mengganti posisi nya menjadi duduk, putra bungsu Taehyung itu memandang sang kakak dengan mata yang menyimpan begitu banyak tanda tanya.
"Hyung, kau tidak penasaran penyebab appa dan halmeoni bertengkar?"
Sunghoon terdiam sejenak, dia tentu saja penasaran tentang apa yang menjadi sumber permasalahan yang terjadi baru saja. Namun dirinya mencoba membuang rasa keingintahuan nya sebab seperti yang Jungkook katakan ini adalah masalah orang dewasa jadi biarlah ini menjadi permasalahan mereka toh dirinya juga memiliki permasalahan nya sendiri.
"Jangan memikirkan permasalahan yang tidak perlu kau ketahui Jungwon, sudahlah aku ingin pergi ke kamar ku."
Sunghoon beranjak dari sofa yang berada di kamar Jungwon dan berlalu pergi meninggalkan sang pemilik kamar yang kini telah mencebikan bibir nya kesal sebab merasa di abaikan.
"Huh! Dasar manusia kaku!"
......
Sunghoon menutup pintu kamar nya lalu berjalan menuju meja belajar yang berada tepat di samping jendela kamar nya. Hari sudah berubah menggelap dan rembulan telah duduk di singgah sana nya.
Sunghoon mendudukan diri nya di kursi belajar yang terbuat dari kayu, tangan nya bergerak menuju kotak kecil berwarna ungu yang tergeletak di sudut meja belajar nya.
Sunghoon & Jaeyoon
Best Friends Forever
Sunghoon mengusap lembut tulisan yang terdapat di bagian tutup kotak itu dan tanpa sengaja menjatuhkan bulir air mata dari balik netra kelam nya.
"Kenapa kau melakukan itu pada ku, hah?! Memang Apa salah ku pada mu Jae?"
"Sunghoon, dengarkan penjelasan ku dulu. Aku mohon!"
"Penjelasan? Apa yang ingin kau jelaskan pada ku hah?! Kau ingin menjelaskan bagaimana asik dan menyenangkan nya menghianati teman mu sendiri iya?! Ku kira kau adalah sahabat yang baik, namun aku salah karena sebenarnya kau hanya lah seorang manusia licik pendusta dari arti suci sebuah persahabatan!"
"Aku membenci mu Kim Jaeyoon!"
"Aku membenci mu Kim Jaeyoon!"
Jaeyoon terbangun dengan nafas memburu nya, hal pertama yang dia lihat adalah dinding kamarnya yang berwarna biru langit. Jaeyoon mengusap kasar wajahnya menggunakan kedua tangan sebab merasa frustrasi dengan apa yang terjadi pada kisah persahabatan nya.
Cklek
Bertepatan dengan itu Seokjin masuk kedalam kamar nya dengan kedua tangan yang sibuk membawa nampan berisi bubur, obat dan segelas air.
"Hei sudah bangun jagoan?"
Jaeyoon baru ingat bahwa dirinya tertidur dari sepulang sekolah dan sekarang dia baru terbangun dengan selang infus di punggung tangan nya.
"Appa, aku kenapa?"
"Harus nya Appa yang bertanya pada mu Kim Jaeyoon, kenapa bisa demam begini hm? Kau tau saat Appa hendak membangun mu tadi Appa di kejutkan dengan suhu tubuh mu yang sangat tinggi nak."
Seokjin mengarahkan telapak tangan nya menuju dahi sang anaknya untuk memastikan bahwa demam nya telan turun.
"Syukulah panas nya sudah turun, yasudah sekarang makan ya nak? Mau Appa suapi hm?"
Jaeyoon mengangguk antusias sebab merasa senang dengan sikap sang Ayah yang memanjakan dirinya seperti ini, karena selama ini Seokjin sangatlah sibuk dengan pekerjaan nya sehingga tak jarang melewatkan momen-momen berharga bersama kedua putra nya.
Cklek
Pintu kamar Jaeyoon kembali terbuka dengan Heeseung yang menyembul keluar setelah nya, si sulung nampak membawa nampan berisi makanan dan segelas jus.
"Appa, aku ingin makan disini saja. Tidak enak makan seorang diri di ruang makan." tutur nya memberi penjelasan.
"bolehkan Appa?" tambah nya.
Seokjin tersenyum simpul dan mengangguk sebagai jawaban untuk sang putra sulung.
"Tentu jagoan."
Heeseung seketika berjalan antusias menuju sofa yang terletak di sudut ruangan setelah mendapat persetujuan dari Seokjin. Selama beberapa menit mereka terus bercengrama dengan bahagia, bahkan tak jarang mereka tertawa begitu keras sebab candaan konyol yang Heeseung lontar kan atau teka teki tua Seorang Kim Seokjin.
Namun tawa mereka harus terhenti karena suara dering Ponsel Seokjin yang berbunyi dari saku celana nya.
Drett_Drett_Drett
"Syuttt, Sebentar nak Appa mendapat telpon."
Di layar Ponsel nya Seokjin dapat melihat dengan jelas siapa pelaku yang mengganggu acara tawa keluarga nya.
Kelinci Merah Jambu is Calling
"Jungkook? Tidak biasa nya" guman Seokjin tanpa sadar.
"Nak, Appa keluar sebentar ya. Ingin menjawab telpon."
Seokjin beranjak pergi setelah sebelumnya mendapat anggukan dari kedua putra nya, setelah keluar dari dalam kamar si bungsu Seokjin seketika mendial tombol berwarna hijau itu.
"Hallo? Ada apa Jungkook? Tidak bi—"
"Hyung, bisa kemari? Taehyung hyung terus saja merintih kesakitan. Aku sungguh tidak tega."
Tanpa menunggu ucapkan Jungkook lagi Seokjin seketika mengiyakan nya.
"Baiklah, aku segera kesana."
Seokjin memasukkan kembali Ponsel nya ke dalam saku celana lalu kembali masuk ke dalam kamar si bungsu.
"Heeseung jaga adik mu ya nak, Appa ada panggilan mendesak."
Seokjin mengecup dahi putra sulung nya kemudian berganti menghampiri ranjang si bungsu dan mengecup kening Jaeyoon juga.
"Appa pergi ya nak, kalau ada masalah kalian bisa telpon Appa. Dah jagoan, Appa sayang kalian."
"Kami juga sayang Appa, hati-hati di jalan Appa."
"Eoh, tentu!"
Seokjin berlari menuju bagasi rumah nya, jantung nya berdebar tidak tenang dirinya terlalu khawatir akan kondisi Taehyung sekarang.
"Aku harap kau baik-baik saja Tae." batin nya.
Note : Multiple sclerosis adalah penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat (mielin dan axon). Penyakit autoimun terjadi ketika sistem pertahanan tubuh manusia menyerang dirinya sendiri dan menyebabkan kerusakan.
Penyakit ini mengganggu saraf pada otak, mata, dan tulang belakang. Multiple sclerosis akan menimbulkan gangguan pada penglihatan dan gerakan tubuh.
Saat terjadi multiple sclerosis, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf (mielin). Hal ini menyebabkan gangguan komunikasi antara otak dan seluruh tubuh. Jika tidak segera ditangani, sklerosis ganda dapat menyebabkan penurunan atau kerusakan saraf permanen.
penyakit ini tidak dapat di sembuhkan dan dapat bertahan selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.
----
Masih adakah yang menunggu cerita ini updete? Atau kalian udh males dan kabur karena author ny ngegantung melulu? Hehehe maaf ya
Tapi aku bener-bener berusaha buat cerita ini tetap berlanjut dan smpe ending, tpi mungkin bakal memakan waktu berabad abad.
Untuk itu aku ingin meminta maaf buat kalian yg nunggu ya, maafkan bngt...
Kalian klo udh ga kuat menunggu bisa kabur kok, aku ga ngelarang... 😊😊😚☺️😌
Taehyung appa yang ngegemesin nya ngelebihin si bungsu 😌😍
.....
Udh ke jawab kan pertanyaan kalian tentang penyakit Taehyung 🙃
Kalian tau kan klau aku bikin cerita alur ny itu berat kek karbohidrat jadi siap-siap berfikir keras ya kalian :)
Yaudah cukuplah sekian aku berpidato...
Dah
—Ifa ❤️💜
Lampung, 1 november 2020
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top