Chapter 20
🍁Perfect Father's🍁
.
.
.
Happy reading guys and sorry for typo
Bantu cari typo yup 🤭
Soalnya ini tanpa edit aku langsung publis.
.
.
.
Sunghoon menatap ragu bangunan besar yang ada di depan mata, kedua kaki mendadak terasa kaku seperti enggan kembali melaju. Si Tengah tiba-tiba merasa otak nya menjadi dungu dengan semua pikiran semu yang kini berterbangan bak lalat hijau pengganggu.
Dia takut sekali dengan kemungkinan-kemungkinan yang akan Taehyung tanyakan pada nya nanti, sumpah demi apapun Ayah nya itu sejak dari tadi pagi begitu menyeramkan dan membuat dia takut.
"Aura Appa kenapa jadi menakutkan sekali begini." batin nya takut ketika melihat dengan jelas Taehyung keluar dari lobi gedung besar itu yang tidak lain rumah sakit tempat paman Seokjin bekerja dan berjalan menghampiri nya.
"Ayo masuk kenapa diam disini?" Taehyung menatap bingung si tengah yang hanya diam di tempatnya berdiri tanpa bergeming sedikit pun.
"Appa, aku tidak mau masuk kesana. Aku ingin pulang saja."
Sunghoon sungguh tidak ingin masuk ke dalam dan bertemu dengan Seokjin, sebab tanpa di beritahu pun Sunghoon mengerti dari maksud Taehyung membawa nya ke tempat ini. Ayahnya ini pasti ingin mempertemukan dirinya dengan Seokjin. Atau lebih buruk dengan Jaeyoon juga.
Sunghoon baru saja membalikkan tubuh dan bersiap melangkah namun Taehyung seketika menghentikan gerakan nya dengan menggenggam pergelangan tangan lalu narik paksa dirinya untuk masuk.
"Sampai kapan kau akan menghindari masalah mu sendiri Sunghoon? Kau itu seorang laki-laki, jangan lari dari tanggung jawab mu dan menjadi pengecut seperti ini."
Sunghoon pasrah, suara berat dan tegas Taehyung benar-benar tidak bisa dia bantah. Dia tahu jika sang Ayah sudah bersikap seperti ini itu artinya Taehyung sedang tidak ingin mendengar rengekan juga keluhan seseorang. Keinginan nya mutlak harus di penuhi.
Taehyung terus membawa si tengah melewati begitu banyak lorong rumah sakit menuju salah satu ruang rawat. Sunghoon sedikit mengernyit dia tidak mengerti mengapa Taehyung membawa nya kemari, mengapa bukan langsung saja pergi ke ruangan paman Seokjin?
Tok
Tok
Tok
Taehyung mengetuk pintu ruang rawat itu perlahan dan tak butuh waktu lama pintu itu akhirnya terbuka dengan Seokjin yang menyembul dari balik nya. Dokter tampan itu seketika tersenyum dan mempersilahkan mereka berdua untuk masuk.
"Hei, apa kabar jagoan?" Sapa Seokjin pada Sunghoon yang melangkah masuk mengikuti Taehyung.
"Eum, baik paman." Sunghoon menjawab ragu, masih sedikit canggung sepertinya.
Mereka berdua duduk di sofa panjang yang berada di sudut ruangan, dari tempat ini Sunghoon juga bisa melihat jelas ruang lain berisi satu ranjang pesakitan dan segala macam peralatan kedokteran yang tidak begitu dia pahami kegunaan nya. Namun dari sini Sunghoon tidak bisa melihat wajah seseorang yang tengah terbaring di sana sebab tertutupi dengan sebuah tirai.
"Appa?"
Deg!
Sunghoon terhenyak, Suara ini? Di tahu suara siapa yang baru saja dia dengar. Dan Appa? Tentu saja itu di tujukan untuk Seokjin.
"Iya sayang?"
Seokjin melangkah masuk dan tanpa sadar Sunghoon mengikuti langkah kaki laki-laki itu. Dari tempat duduk nya Taehyung hanya tersenyum, sudah seharusnya si tengah tahu. Bahwa semua permasalahan dan rasa sakit itu tidak hanya berpusat pada diri nya saja, melainkan pada orang lain juga. Taehyung harus mengajarkan pada Sunghoon untuk tidak bersikap egois dengan hanya memikirkan perasaan nya saja, si tengah harus mau membuka mata dan melihat seberapa menderita nya orang itu—Jaeyoon.
Mungkin memang menyakitkan ketika mengetahui segala nya sekarang namun itu lebih baik di banding menyesal di kemudian hari ketika penyesalan itu tak lagi berarti. Taehyung hanya tidak ingin Sunghoon merasakan apa yang pernah dia rasakan dulu, tentang sebuah penyesalan yang tidak mampu lagi tersampaikan.
Juga Kesalahan fatal yang akhirnya mendustai arti sebuah persahabatan. Kebodohan, keegoisan, serta ketidak percayaan nya lah yang akhirnya menghancurkan semua nya.
"Jihyun-ah? Bolehkah orang bodoh sepertiku ini kembali mengingat tentang hadir mu?"
25 Years ago.
Kisah ini sederhana, hanya sebuah bersahabatan menggemaskan antara tiga orang anak sebaya. Park Jimin, Park Jihyun dan Kim Taehyung.
Hyun-ie, Taetae, Chim.
Tulisan tangan yang terlihat rapih untuk pantaran usia dua belas tahun itu terukir indah di balik sebuah lembar foto yang masih terasa hangat sebab baru saja tercetak.
"Ya! Kenapa nama ku di tulis paling akhir?" protes tegas itu mendadak tersembur dari seorang bocah berbaju kuning yang nampak sedikit lusuh.
"Suka-suka Hyun-ie dong? Ini kan Hyun-ie yang tulis. Jika tidak terima hyung tulis sendiri saja di foto lain, wlee!" balas bocah yang menamai dirinya sebagai Hyun-ie.
"Ingin ku pukul ya? Kenapa mengesalkan sekali."
"Biarkan saja! Taetae saja tidak marah, kenapa hyung harus marah!"
"Berisik sekali, apakah Appa tidak pernah mengajarkan mu untuk berbicara dengan lembut?"
"Kau juga! Apakah Eomma tidak pernah mengajarkan hyung untuk tidak marah pada hal-hal kecil seperti ini eoh!"
Mereka berdua bertatapan dengan sengit, begini jadinya jika membahas tentang kedua orang tua mereka yang sudah bercerai. Ya, kedua nya sudah bercerai sejak mereka berusia enam tahun. Hak asuh Jimin jatuh pada Jihye, sang ibu. Sedang Jihyun pada Jisang, Ayah nya. Jimin hidup dengan kesederhanaan Ibu nya dan Jihyun dengan segala kekayaan yang sang Ayah miliki.
Di tengah-tengah mereka Taehyung hanya diam tidak tahu ingin membela pihak mana.
"Kalian berdua tidak bisa berdamai ya?"
"Tidak!/Mustahil!"
Yasudah, Taehyung kembali diam jika begini. Namun dengan tiba-tiba Jihyun langsung menarik lengan Taehyung untuk ikut bersama nya.
"Ayo Tae kita pergi! Jangan berurusan dengan dia lagi! kita ada latihan berkuda kan siang nanti? Oh iya bukannya ada satu set playstation keluaran terbaru ya Tae? Nanti sore setelah berlatih ayo pergi ke mall dan membeli nya."
Karena perkataan Jihyun barusan Jimin akhirnya menunduk, dia sedikit sadar bahwa kasta mereka sedikit berbeda sekarang. Jihyun dan Taehyung bahkan bersekolah di tempat paling elit yang biaya masuk nya saja bisa untuk menghidupi hidup nya bersama sang ibu selama satu bulan. Mengingat hal itu membuat Jimin langsung memberikan kamera polaroid milik Taehyung pada pemilik nya kemudian memutar tubuh dan pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ini kamera Taetae. Eum Jika begitu, Chim pulang ya. Selamat bersenang-senang."
Dari tempat nya berdiri Taehyung bisa melihat bagaimana punggung itu mulai menjauh dengan kepada yang terus tertunduk, dari suara nya tadi pun Taehyung tahu bahwa ada sedikit rasa iri terselip di sana. Ketika Taehyung menoleh ke arah Jihyun, Taehyung juga tahu bahwa teman nya itu jadi merasa sangat bersalah sekarang.
"Hyun-ie tau kan perkataan Hyun-ie tadi salah?"
Jihyun mengangguk lesu, matanya berkaca-kaca dengan bibir mencebik menandakan bahwa ia menyesal. "Eung, Hyung pasti marah. Hyun-ie sudah keterlaluan. Tapi Hyun-ie tidak sengaja mengatakan itu."
"Setelah ini Hyun-ie harus minta maaf ya? Yasudah ayo pergi berlatih sekarang." Jihyun mengangguk kemudian berjalan mengikuti Taehyung yang sudah berjalan terlebih dahulu.
....
Pukul empat sore Jihyun terlihat berjongkok mencari kesana kesini sebuah benda yang baru saja dia jatuhkan di antara jerami. Tadi setelah mengembalikan kuda miliknya ke dalam kandang dia tidak sengaja menyenggol tumpukan jerami hingga jatuh berantakan dan sial nya gelang pemberian dari Jimin juga jatuh di tempat itu.
"Is dimana sih? Sejak tadi tidak ketemu-ketemu. Hyun-ie bisa di tinggal Taetae jika seperti ini." guman bocah itu sembari mengacak-acak jerami menggunakan kedua tangan.
Ketika ia fokus dengan kegiatan nya tiba-tiba Jihyun mendengar langkah kaki yang mendekat. Entah perasaan dari mana Jihyun memutuskan untuk bersembunyi di balik tumpukan jerami lain. Mata Jihyun seketika membola ketika melihat hal apa yang baru saja tertangkap kedua bola matanya. Orang berpakaian hitam itu dengan kejam meletakkan beberapa paku kecil di bawah kaki kuda milik Taetae. Kemudian memberi masing-masing kuda itu dengan sebuah pil yang di paksakan masuk melalui mulut.
Setelah orang itu selesai memberikan pil itu dari arah pintu masuk kandang seorang laki-laki berjas hitam masuk sembari menutup hidung nya, Jihyun tahu siapa laki-laki itu. Dia Ayah dari salah satu teman dekat nya bersama Taehyung, dia Ayah Hyunjun.
"Sudah kau berikan?"
"Sudah tuan."
"Kau sudah melukai kuda milik saingan terbesar putra ku? Hyunjun bilang namanya Taehyung."
"Sudah tuan, sudah saya lakukan."
"Bagus, jika begitu ayo pergi. Aku tidak tahan dengan bau kotoran kuda."
Kedua orang itu melenggang pergi dan di saat itulah Jihyun keluar dari tempat persembunyian nya.
....
Sejak kejadian siang itu Jihyun menjadi ribut sekali, dia terus saja memaksa Taehyung untuk tidak mengikuti perlombaan yang akan di selenggarakan lusa. Segala cara sudah Jihyun lakukan bahkan hingga menuduh Taehyung mencuri barang miliknya hingga bocah itu di hukum dan di keluarkan dari anggota klub berkuda. Jihyun juga pernah mengancam Taehyung dengan mengunci nya di dalam kamar mandi dan membuat Sahabat nya itu jadi begitu membenci nya.
Tapi Jihyun tidak perduli lebih baik ia di benci di banding melihat Taehyung terluka. Jihyun sudah pernah melapor pada dewan guru tetapi mereka menganggap perkataan nya tidak masuk akal, ia juga bercerita kepada Ayah nya. Namun ayahnya berkata "tidak apa-apa, bukan nya itu bagus? Lawan mu berkurang kan?" sungguh Jihyun tidak menyangka bahwa sang ayah akan berkata seperti itu.
Lalu Jihyun pun berkata pada Jimin namun ingatan tentang perkelahian nya itu membuat Jimin terus saja mengabaikan dan menolak untuk bertemu dengan nya.
Hingga hari perlombaan pun tiba, sekali lagi Jihyun melihat orang yang melukai kaki kuda milik Taehyung itu kembali memberikan sebuah pil kepada kuda milik sang sahabat. Maka setelah orang itu pergi Jihyun langsung mengeluarkan kuda itu dari dalam kandang dan menunggangi nya.
"Itu kuda ku! Kau mau apa!" Tepat setelah Jihyun menunggangi nya Taehyung datang dengan wajah merah padam.
"Taetae pakai kuda milik Hyun-ie saja ya. Dah, Hyun-ie duluan."
"Ya! Kembalikan kuda ku!"
...
Ketika pertandingan hampir di mulai mendadak semua kuda mengeluarkan suara ringkikan kecuali kuda milik Taehyung yang kini di naiki oleh Jihyun. Namun setelah nya kuda itulah yang kini malah mengamuk dan berlari menerobos pintu pembatas menuju arena pertandingan.
"Appa! Tolong Jihyun!" Teriakan Jihyun terdengar begitu putus asa. Dari arah kursi penonton Jisang, Jimin juga Jihye mendadak bangkit dan berjalan menuju arena namun sayang harus dihentikan oleh beberapa penjaga.
"kalian gila! Anak ku dalam bahaya Berengsek!" murka Jisang.
"Lepaskan Aku! Adik ku dalam bahaya!"
"Hyun-ah! Lepaskan sialan, putra ku ketakutan!"
Sedang Taehyung yang melihat itu pun tidak tinggal diam, dia langsung memacu kuda milik Jihyun mendekati pemilik nya. Dia masa bodo dengan suara ringkikan yang terus saja kuda itu keluarkan, fokus nya sekarang hanya bagaimana cara menyelamatkan sahabat nya.
"Jihyun-ah! Lihat aku! Ayo raih tangan Taetae!" Teriak nya sembari merentangkan lengan kiri nya ke arah Jihyun.
"Tidak sampai Hiks hiks Jihyun takut."
"Jangan menangis, ayo Taetae yakin Jihyun bisa."
Jihyun perlahan mulai mengapai lebih jauh lengan Taehyung, namun sepertinya dewi fortuna sedang tidak berpihak pada mereka. Kuda milik Taehyung seketika menendang sang pemilik dengan amat kencang tepat di bagian pinggang nya.
"Akhhh!"
"Tae?!"
Taehyung jatuh berguling dengan keras dan menghantam pinggiran pembatas. Jihyun yang melihat adegan itu pun seketika gemetar, dia takut sekali. Disaat ia kehilangan fokus kuda Taehyung tiba-tiba bergerak abstrak dan membuat nya terjatuh dan tidak hanya itu kuda itu bahkan menginjak injak tubuh malang Jihyun tepat di bagian kepala.
Di sisa kesadaran nya Taehyung bisa melihat bagaimana kejadian itu terjadi, air mata nya mendadak luruh disertai pekikan menyedihkan yang dia dengar dari segala sisi.
"Hyun-ah harus bertahan." lirih nya sebelum kegelapan hadir dan memeluk nya.
____________________________________
Koma, Taehyung dan Jihyun di nyatakan koma setelah kejadian itu.
Setelah seminggu Taehyung juga Jihyun koma semua permasalahan akhirnya dapat di selesaikan, pihak kepolisian berkata penyebab utama kuda Taehyung mengamuk adalah karena sebuah pil perangsang. Hal itu membuat kuda yang pada dasarnya sensitif menjadi agresif sekali. Belum lagi paku yang tertancap di kaki kuda itu menambahkan rasa sakit yang di rasakan si kuda. Sedangkan untuk kuda yang lainnya kepolisian hanya menemukan beberapa kandungan salah satu kandungan obat pencuci perut dari dalam air liur kuda yang mereka jadikan sempel. Kedua pelaku juga sudah di jatuhi hukuman penjara seumur hidup.
Sore ini Taehyung akhirnya sadar namun harus menerima fakta bahwa kedua ginjal nya mengalami kerusakan total. Berbeda dengan Jihyun yang malam nya telah di nyatakan mengalami Brain death (mati otak).
Lima hari setelah Taehyung sadar kabar buruk lainnya muncul, bocah itu kembali drop dan dokter berkata bahwa tidak ada jalan lain selain melakukan prosedur transplantasi.
Sejak itu Juhyun dan Taewoo selalu mendatangi Jisang dan Jihye meminta sedikit belas kasih pada mereka dengan memberikan ginjal milik Jihyun untuk Taehyung. Jisang benar-benar menolak keras hal itu namun berbeda dengan Jihye, wanita itu sudah tidak ingin putra nya merasakan rasa sakit lagi dan akhirnya menyetujui permintaan Juhyun dan Taewoo untuk menyumbangkan ginjal sang anak.
Semua nya berakhir, begitupun perjuangan Jihyun. Bocah itu meninggal pukul tiga dini hari empat jam sebelum prosedur operasi itu dilakukan.
......
Taehyung kembali sadar tiga hati pasca operasi yang dia lakukan. Bocah itu seketika mengamuk saat mengetahui fakta bahwa sahabat nya meninggal dan menyumbangan kedua ginjal milik nya untuk dirinya. Taehyung bahkan memaksa untuk datang ke makam Jihyun hari itu juga.
Penyesalan itu semakin mencekik ketika Jimin memberikan sebuah buku harian milik mendiang Jihyun kepada nya. Jihyun memanglah pribadi yang begitu lembut, semua kegiatan atau apapun yang telah dia lakukan pasti selalu ia tuangkan kedalam buku itu.
Disana Taehyung tahu bahwa penyebab dari semua perilaku aneh Jihyun kala itu. Taehyung benar-benar kecewa pada dirinya sendiri sebab begitu membenci Jihyun dan tidak pernah mau mendengarkan perkataan nya. Taehyung juga tahu bahwa Jihyun dengan sengaja menaiki kuda miliknya guna memastikan dirinya baik-baik saja.
Ada satu kutipan yang membuat hati Taehyung menjadi begitu sakit setiap kali membaca buku itu.
"Hyun-ie sayang Taetae seperti, Hyun-ie menyayangi Chim Hyung. Jadi ayo pastikan bahwa Taetae tidak sampai terluka. Tidak apa jika Taetae membenci Hyun-ie nanti asalkan Taetae baik-baik saja."
Okey aku ga mau ngomong apapun lagi..
Jihyun
Taetae
Jimin
Muka nya jimin kek habis adegan ranjang🌚 berantakan rambut nya. 🙈
Ifa 💜
Lampung, 10 april 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top