Chapter 2

🍀 Perfect Father's 🍀

.

.

.

Happy reading guys and sorry for typo 😊

.

.

.

Taehyung meremat kuat kemudi mobil hingga buku-buku jari nya memutih, sudah satu jam laki-laki setengah baya itu berdiam diri di dalam mobil yang terpakir apik di depan rumah sakit terbesar Seoul. Taehyung hanya merasa kesal sekaligus tak percaya dengan perkataan Seokjin selaku dokter pribadi dan sahabat karib nya satu jam lalu tentang sesuatu yang terjadi di dalam tubuh nya.

Rasa-rasa nya Taehyung ingin marah dan berteriak sekuat mungkin di depan takdir hidup nya, Taehyung pun juga ingin bertanya kepada Tuhan dan berkeluh kesah atas semua yang terjadi pada hidup nya beberapa tahun terakhir ini.

"Tae, penyakit mu mulai menunjukkan perkembangan nya dan kita harus bertindak lebih cepat sebelum dia benar benar mengambil alih seluruh Tubuh mu. Jadi Kita lakukan fisoterapi dan Plasmapheresis seperti dua tahun lalu ya, Kau mau kan? Dan kali ini kau harus memberitahukan semua yang terjadi kepada keluarga mu atau setidaknya beri tahu Jungkook, jangan berbohong lagi. Aku mohon, kondisi mu semakin menurun Tae. Tubuh mu sangatlah rentan saat ini dan kau sungguh membutuhkan mereka sebagai penopang mu."

Taehyung mengusap kasar wajahnya, manik coklat indah itu menatap layar Ponsel yang menampilkan puluhan riwayat panggilan dari sahabat nya—Jimin yang kebetulan menjabat sebagai sekretaris nya. Taehyung sedikit mendengus, Manusia satu itu pasti marah sekali sekarang sebab sudah pukul dua siang Taehyung belum juga menampakkan batang hidung nya di kantor.

Taehyung memilih tidak peduli mood nya sudah benar-benar buruk saat ini dan dia tidak ingin menambah buruk mood nya itu dengan mendengarkan ocehan dan omelan Jimin yang dapat di pastikan akan menyakiti gendang telinga nya. Jadi laki-laki itu memutuskan untuk kembali ke rumah megah nya sekarang.

Hanya butuh tiga puluh menit Taehyung sudah berada di halaman luas depan rumah nya dengan langkah gontai dan lesu Taehyung keluar dari dalam mobil dan masuk ke ke dalam rumah itu. Juhyun yang tengah berbincang bersama Jungkook seketika mengalihkan pandangan nya kepada si putra sulung.

"Kok sudah pulang Tae? Ini masih setengah tiga sore lho, tidak biasanya."

Jungkook yang notabenya baru tiba dari busan itu langsung menghampiri sang kakak sebab Jungkook rasa ada yang tidak beres dengan raut wajah Taehyung yang nampak muram dan sedikit pucat itu.

"Hyung, kau baik-baik saja? Ada apa hm? Wajah mu pucat, apa kau sakit Hyung?" tanya nya.

Taehyung tersenyum singkat, Jungkook memanglah orang yang paling mengerti dan tahu tentang dirinya di banding siapa pun.

"Jung, bisa kau ikut aku ke kamar sebentar? Ada yang ingin aku ceritakan." ujar nya dengan berbisik sebab Taehyung tidak ingin Juhyun mendengar nya.

Tanpa banyak bertanya Jungkook seketika mengangguk mengiyakan.

"Tentu Hyung"

"Eomma, aku pinjam putra bungsu mu ini sebentar ya."

Taehyung melirik Juhyun dan tersenyum jahil pada sang Ibu.

"Kenapa kau menatap Eomma begitu eoh? Mencurigakan sekali!"

"Memang nya kenapa? Ini kan mata milik ku, ah sudahlah! Ayo Jungkook kita ke kamar ku."

Taehyung menarik Lengan Jungkook dan membawa nya ke lantai dua dimana letak kamar nya berada, sedang Juhyun menatap curiga kedua nya. Hei! Dia adalah ibu dari kedua manusia tadi jadi sudah pasti dia tahu gerak-gerik mereka yang nampak aneh di pandangan nya.

"Kalian berdua mencurigakan sekali, ini tidak bisa di biarkan." fikir nya.

Pukul 16.00 Jungwon terlihat keluar dari dalam kelas nya, si bungsu berjalan menyusuri koridor dengan kepala tertunduk dan tangan yang dia masukan ke dalam saku celana nya.

Dia berjalan menuju gedung sekolah senior high school yang tepat berada di depan gedung sekolah nya —Junior high school. Saat ini Jungwon duduk di kelas tiga Junior high school sedang kedua kakak nya adalah siswa kelas dua senior high school dan masih di satu yayasan yang sama.

Jungwon terus berjalan pelan sembari menundukkan kepala nya bocah itu berusaha menghindari semua sorot mata siswa-siswa lain yang menatap iba atau meremehkan dirinya. Hari ini adalah hari tersial yang pernah Jungwon alami selama hidup nya, entah akan ada hari lebih sial dari pada hari ini atau tidak. Semoga saja tidak walaupun sebenarnya itu tidak mungkin.

"Won-ah!"

Jungwon mengangkat kepalanya menatap seseorang yang meneriaki nama nya.

"Eoh Sunghoon hyung."

"Ayo pulang, paman Ahn sudah menjemput." ujar Sunghoon sembari merangkul tubuh sang adik.

"Paman Ahn yang menjemput bukan Appa?"

Sunghoon mengangguk membuat Jungwon merengut tak suka.

"Padahal, harusnya aku yang marah pada Appa karena membentak ku tadi pagi, tapi kenapa sekarang malah laki-laki tua itu yang marah! Dia memang tidak sayang pada ku lagi!"

Jungwon melepaskan tautan tangan Sunghoon yang ada di bahu nya lalu berjalan cepat mendahului kakak keduanya.

Jungwon masuk kedalam mobil dengan kasar tak perduli dengan sapaan Paman Anh yang di tujukan pada nya, Paman Anh yang merasa aneh pun bertanya pada Sunghoon tentang apa yang terjadi pada tuan muda bungsu nya.

"Tuan muda Jungwon kenapa?"

"Dia hanya sedang kesal paman, jadi tidak usah di pikirkan. oh iya Jay bilang tidak usah menunggu nya dia ada acara dengan teman-teman nya" jelas Sunghoon sembari tersenyum lembut setelah itu mulai memasuki mobil.

Di perjalanan mereka berdua hanya diam menatap beberapa pepohonan atau gedung-gedung yang mereka lewati. Saat mereka melewati gedung perusahaan milik Kim group raut wajah Jungwon semakin suram hingga tanpa sadar berguman mengumpati sang Ayah.

"Dasar Tua, awas saja aku tidak akan mau berbicara pada si tua itu nanti."

Bertanya Sunghoon? Anak tengah Taehyung itu hanya terdiam karena terlalu larut pada fikiran yang ada di kepala nya.

"Sunghoon, maafkan aku. Percaya pada ku bahwa yang ku lakukan saat itu benar-benar demi kebaikan mu."

Sunghoon menghela nafasnya kasar lalu menegakkan tubuh nya dan menatap Jungwon yang masih berguman tidak jelas.

"Kau masih marah pada Appa?"

"Tentu saja!"

Tanpa membalikkan tubuh menghadap Sunghoon bocah itu menjawab dengan suara yang lantang. Dan untuk kedua kalinya Sunghoon hanya bisa menghela nafasnya. Lima belas menit berlalu mereka akhir sampai, Jungwon berjalan memasuki mansion terlebih dahulu di ikuti Sunghoon di belakang nya.

Saat mereka sudah berada di dalam hanya ada sunyi yang menyambut ke datangan mereka berdua. Jungwon dan Sunghoon saling bertatapan dengan pandangan bingung.

"Kenapa sepi sekali? Tidak biasanya."

"Hm, halmeoni juga tidak menyambut kita seperti biasa nya."

Mereka berdua memutuskan untuk pergi ke kamar Juhyun dan Taewoo berniat memastikan apakah sang nenek berada disana atau tidak. Namun baru lima langkah mereka berjalan, mereka sudah di kejutkan dengan suara pekikan di sertai isakan keras dari arah lantai dua.

"KIM TAEHYUNG! EOMMA SANGAT KECEWA PADA MU!"


Deg!


Seokjin menepikan mobil sedan hitam nya di depan gedung sekolah kedua putra nya dan tak perlu menunggu lama dua orang pemuda kesayangan nya itu terlihat berjalan beriringan dari arah gerbang bangunan itu. Si bungsu terlihat menundukkan kepala nya dengan tangan yang di masukan ke dalam saku hoodie yang di pakai sedang si sulung merangkul bahu adik nya dan sesekali menanggapi sapaan siswa-siswa lain.

Saat mereka sudah mendekat Seokjin perlahan lahan menurunkan kaca hitam mobil nya dan memandang dua buah hati nya dengan senyuman.

"Bagaimana hari ini jagoan? Menyenangkan?"

Si sulung mengangguk antusias untuk menjawab pertanyaan Seokjin namun tidak dengan si bungsu yang lebih memiliki diam dan langsung memasuki mobil tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Seokjin seketika menatap putra pertama nya dengan pandangan menuntut namun putra nya itu hanya menggeleng tanda tidak tahu mengapa adik nya bertingkah seperti itu.

Di perjalanan pun hanya ada ada hening yang mendominasi keadaan, Seokjin akhirnya memutuskan untuk berbicara pada si bungsu yang terlihat tengah memainkan Ponsel nya.

"Jae-ya?" Panggil Seokjin membuat anak yang di panggil seketika menghentikan jari jemari yang tadi nya bergerak lincah dan gesit menekan-nekan layar Ponsel miliknya.

"Hmm."

"Ada apa Jaeyoon, kau baik nak? kenapa lesu sekali hm?"

"Tidak ada apa-apa, aku baik Appa. Hanya lelah saja."

"Yasudah berhenti bermain games. Tidur saja, Kau lelah kan? Jika sudah sampai Appa bangun kan."

Tak banyak mengeluh anak bernama Jaeyoon itu menuruti perintah Seokjin untuk tidur, setelah sekiranya Jaeyoon tertidur dengan lelap akhirnya Seokjin bertanya pada si sulung lagi.

"Heeseung, kau benar-benar tidak tau adik mu kenapa hm? Appa tahu kau berbohong, jadi jelas kan pada Appa sekarang."

Si sulung akhirnya terpaksa menceritakan apa yang dia ketahui pada sang Ayah.

"Dia begitu setelah bertemu Sunghoon di atap sekolah, dan aku benar-benar tidak tahu apapun lagi setelah ini."

"Sunghoon? Putra Taehyung?" tanya Seokjin dan di balas anggukan oleh Heeseung.

Seokjin menukik kan kedua alis nya, setahu nya Jaeyoon dan Sunghoon adalah sahabat yang begitu dekat sebab mereka berdua sudah berteman sejak kecil sama seperti dirinya dan Taehyung. Namun mengapa Jaeyoon nampak murung sekali setelah bertemu dengan Sunghoon yang notabenya adalah sahabat nya sendiri?

"Apa mereka bertengkar?" tanya Seokjin yang lagi lagi di balas gelengan kepala oleh Heeseung.

"Ada apa sebenarnya? Semoga tidak terjadi apa-apa dengan pertemanan mereka berdua, semoga saja."


Haloo everybody...

Aku akhirnya updete lagi, tapi sebelumnya aku mau minta maaf dulu sama kalian yang nungguin cerita ini...

Maaf soalnya aku bener-bener sibuk 3000% tugas ku numpuk banyak masalah juga, jadi fikiran ku terbagi dan mengakibatkan susah sekali buat ngetik cerita.

Maaf juga buat yang komen ga aku bls,,, aku benran ga sempet buka Wp akhir2 ini... Aku ngetik juga karena tadi oleng smaa KATEHA di konser.

Dan yang nanya aku updete nya hari apa jawaban nya adalah aku updete cerita ini random ya..

Se sempet nya aku ngetik zheyeng,, maapkeun ya klo bakalan lama 🙏😔😔😔

Oh iya aku mau memperkenalkan cast cerita yang lain.

Seokjin Appa ( 41 years )

Lee Heeseung ( 18 Years )

Shim Jaeyoon/Jake ( 17 years )

Lampung, 11 oktober 2020

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top