Chapter 18

🍁Perfect Father's🍁

.

.

.

Happy reading guys and sorry for typo

.

.

.


Dua minggu telah berlalu pun hubungan antara Jay dengan Taehyung kini perlahan-lahan mulai membaik seperti sedia kala, ya walaupun sikap anak itu jadi sedikit berbeda sekarang. Jay yang semua begitu nakal kini berubah menjadi anak baik yang sangat penurut serta pendiam. Anak itu sudah tidak pernah membolos atau bermain bersama teman-teman berandal nya lagi, dia berkata tidak ingin menyusahkan Taehyung atau anggota keluarga yang lain juga.

Tapi entah kenapa sikap Jay yang seperti ini membuat Taehyung menjadi tak lagi mengenal pribadi asli sang anak, Taehyung tahu Jay begitu hati-hati sekali ketika berbicara atau bertindak sekarang. Bocah itu seperti tidak seleluasa dulu. Anak itu pasti membatasi diri nya Sebab beranggapan bahwa ia hanyalah seorang anak angkat yang harus tahu diri disini.

"Sepertinya Aku harus memberi anak itu pengertian lagi." batin Taehyung pening sendiri.

Berbicara tentang Jay, Taehyung jadi mengingat kedua putra nya yang lain. Jungwon, selama dua minggu ini putra bungsu tuan Kim itu sudah 3 kali menjalani prosedur kemoterapi nya. Kesehatan si bungsu kini masihlah terapantau aman terkendali walau tak bisa di pungkiri tubuh anak itu berubah menjadi lebih kurus sebab nafsu makan yang sedikit menghilang, namun Taehyung tetap bersyukur sebab keceriaan juga senyuman itu tetap bertahan dan melekat pada si bungsu.

Sedangkan Sunghoon, entahlah Taehyung di buat pening sekali dengan tingkah si tengah. Seokjin sempat berbicara pada nya perihal hubungan pertemanan si tengah dan Jaeyoon—putra Seokjin. Dokter sekaligus sahabat dari Taehyung itu menjelaskan bahwa hubungan antara kedua putra mereka benar-benar kacau sekali, Sunghoon marah besar kepala Jaeyoon sebab insiden tempo hari tanpa tahu keadaan sang teman yang sekarang.

Sunghoon tidak tahu bahwa kejadian itu tak hanya menyakiti dan berdampak pada hidupnya saja melainkan ikut berdampak pada hidup putra Seokjin juga. Jaeyoon di vonis mengalami cidera pada paru-paru akibat kecelakaan yang ia alami ketika berusaha menyelamatkan Sunghoon saat putra tengah Taehyung itu nyaris saja tertabrak oleh sebuah mobil dengan pengemudi yang mabuk.

Di sinilah Taehyung tidak habis pikir mengapa putra tengah nya itu bisa menyalahkan Jaeyoon ketika sadar sehari setelah operasi yang dia lakukan. Belum lagi Seokjin berkata bahwa Jaeyoon bersikap aneh setelah kejadian itu, dia seperti menutup-nutupi suatu hal dari Seokjin dan juga Heeseung--hyung nya.

Seperti nya Taehyung dan Seokjin harus menyelidiki lebih lanjut penyebab kejadian hari itu dan segala seluk beluk nya, kedua Ayah muda itu mendadak resah serta gelisah apabila sebenarnya selama ini ada suatu fakta tersembunyi yang mereka tidak ketahui dari balik insiden hari itu.

"Appa."

Lamunan Taehyung mendadak buyar seketika saat suara serta sentuhan lembut dia rasakan. Ayah tiga anak itu menoleh, tepat di samping kanan nya si bungsu telah berdiri dengan tegak. Ini sudahlah pukul sebelas malam entah apa yang membuat Jungwon belum terlelap hingga sekarang.

"Anak Appa kenapa belum tidur, hm? Sini nak." Taehyung menarik lengan si kecil untuk meminta ia duduk atas pangkuan nya.

"Tidak bisa tidur, disini sakit sekali." Jungwon menunjuk bagian punggung nya yang sejak tadi sore terasa nyeri juga panas bagai terbakar.

Taehyung tersenyum, sedikit miris mendengar aduan Jungwon yang tentu saja membuat dia merasakan rasa sakit yang sama. Laki-laki itu perlahan mengusap punggung Jungwon sembari merapalkan beberapa kata guna mengusir sedikit rasa sakit yang sang anak rasakan.

"Syutt, Gwaenchanh-a. Sakit tolong pergi dari tubuh Won-ie ya, jangan menyakiti Jungwon lagi. Won-ie ingin tidur, ayo pergi. Hush Hush."





Chu~


Chu~





Jungwon sedikit tersenyum sebab merasa geli dengan kecupan yang dia rasakan tepat di bagian punggung nya. "Appa belum bercukur ya? Kumis Appa membuat Jungwon geli."

"Eum, benarkah?" Taehyung menatap Jungwon dengan pandangan terkejut yang di buat-buat.

"Eung! Geli sekali. Jadi Appa jangan cium-cium Jungwon sebelum bercukur ya?"

"Tapi Appa tidak tahan jika tidak mencium kesayangan Appa ini sekarang."

Taehyung dengan gerakan cepat dan berutal terus saja menciumi punggung si bungsu hingga ke bagian perut putih nya. Sedang bocah itu sudah tergelak dengan suara tawa menguar-nguar seraya terus merancaukan kata Ampun agar sang Ayah berhenti membuat nya geli.

"Hahahaha, Appa ampun. Geli, Appa Jungwon minta Ampun. Sungguh."

"Tidak ada ampun untuk anak menggemaskan seperti Jungwon, jadi rasakan serangan berikut nya."

"Appa nakal sekali."

"Biarkan saja, wle...."

Sunghoon menatap panik ke arah sepatu ice skating nya yang entah mengapa bisa rusak sedemikian rupa begini. Padahal jelas-jelas setengah jam yang lalu sebelum dia pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian sepatu itu masihlah utuh tanpa goresan sedikit pun.

"Sunghoon Ayo! Lima menit lagi giliran mu tampil." Bocah itu menjadi semakin gelisah ketika suara sang pelatih terdengar dari luar ruangan.

"Bagaimana ini? Aku bisa di diskualifikasi jika begini." gugup nya.






Cklek..






"Sunghoon mengapa kau diam saja disini?" Kang Ssaem atau pelatih Sunghoon akhirnya berjalan masuk dan menghampiri putra Tengah Taehyung itu.

"Ada apa?" imbuh nya.

Sunghoon menatap sedih wajah Kang Ssaem sembari menunjuk letak sepatu ice skating nya yang telah terpotong-potong menjadi beberapa bagian.

"Astaga, kenapa bisa rusak begitu? Apakah kau tidak membawa sepatu lain?" Kang Ssaem mencoba bertindak setenang mungkin.

"Tidak Ssaem, tapi pagi aku terlalu terburu-buru hingga lupa membawa sepatu ku yang lain." sesal nya dengan kepala tertunduk.

"Kau tunggu di sini, Ssaem akan meminjam sepatu kepada peserta lain."

Kang Ssaem pergi meninggalkan Sunghoon sembari berlari. Sedang bocah itu seketika meluruh dan menangis sebab sepertinya dia sudah pasti akan di Eliminasi.

Di sisi lain Kang Ssaem tengah bernegosiasi dengan beberapa juri dan menceritakan hal apa yang telah terjadi pada anak didik nya. Beruntung mereka sedikit mau memaklumi dan memberi kelonggaran waktu selama 30 menit. Taehyung yang duduk diantara banyak nya penonton bersama Jay dan Jungwon tentu tahu bahwa ada sesuatu yang tidak beres disana. Ayah muda itu ingin datang dan bertanya namun dia tidak bisa sebab ia tak mungkin di ijinkan masuk ke dalam ruang khusus peserta tanpa tanda pengenal.

Sudah hampir tiga puluh menit Sunghoon beserta sang pelatih belum juga muncul membuat Taehyung beserta kedua anak nya yang lain mendadak cemas dan khawatir sekali.

"Jay-ah jaga Jungwon dan tunggu Appa di sini sebentar ya? Appa ingin mencari Sunghoon terlebih dahulu." setelah mengatakan itu Taehyung pun melenggang pergi.

......

Di belakang gedung tempat pertandingan Ice Skating tingkat nasional itu dilaksanakan, Sunghoon terlihat berdiri menghadap seseorang remaja laki-laki seusai nya dengan pandangan sedih sekaligus kecewa.

"Kau ini kenapa? Kenapa kau sangat tidak ingin aku mengikuti perlombaan ini, eoh?!"

Remaja laki-laki itu atau kita panggil saja Jaeyoon akhirnya mendongkak seraya menggenggam pergelangan tangan sang teman dengan erat. "Aku mohon kali ini saja kau tidak usah mengikuti lomba ini. Aku tidak pernah ingin sesuatu terjadi kepada mu Hoon-ah. Sungguh."

"Kau gila! Ini impian ku bodoh, aku telah berlatih seperti orang gila selama satu tahun terakhir semua karena perlombaan ini. Dan apa kau bilang tadi? Aku tidak usah mengikuti nya? Kau sungguh tidak waras!" Sunghoon menghempas pergelangan tangan Jaeyoon dengan paksa.

"Kau kan yang merusak sepatu ice skating ku tadi? Kau juga sengaja kan mendorong ku hingga kaki ku terkilir satu minggu lalu? Wah aku benar-benar tidak mengenal diri mu lagi Kim jaeyoon. Setelah ini jangan temui aku lagi. Aku kecewa dan membenci mu!" tambah Sunghoon setelah itu berbalik pergi.







Hap~







Namun baru beberapa langkah dia berjalan Jaeyoon seketika menarik pergelangan tangan nya." Aku bilang tidak ya tidak, Sunghoon! Kau tidak boleh mengikuti lomba itu titik. Aku juga tidak peduli kau akan membenci ku nanti."

Jaeyoon menyeret tubuh Sunghoon menjauhi bangunan itu, putra bungsu Seokjin itu menggenggam erat sekali pergelangan sang teman dan tidak peduli dengan rontaan juga umpatan kesal Sunghoon. Yang ada di pikiran nya sekarang adalah bagaimana cara membuat Sunghoon menjauhi tempat ini.

Mereka sudah berhenti tepat di depan lampu merah dan kesempatan ini Sunghoon gunakan untuk melepaskan tautan tangan Jaeyoon. Tapi sepertinya sia-sia sebab lampu itu telah berubah hijau terlebih dahulu. Jaeyoon kembali melanjutkan langka dan berjalan menuju seberang masih dengan menyeret Sunghoon secara paksa.

"Kau ingin membawa aku kemana sialan!" pekik nya dengan umpatan.

"Kemanapun sampai kau tidak bisa mengikuti perlombaan itu!"

Jawaban Jaeyoon setelah nya sungguh membuat Sunghoon geram sekali. Baiklah jika begitu keinginan nya. "Geurae! Aku tidak akan mengikuti perlombaan itu, jadi lepaskan aku sialan!"

Langkah Jaeyoon mendadak berhenti. "Kau ingin menipu ku?"

Entah kenapa Sunghoon bisa merasakan rematan tangan Jaeyoon yang mendadak tidak sekuat tadi.

"Aku bersungguh-sungguh."

Benar dugaan Sunghoon, bahwa Jaeyoon pasti akan melepaskan tautan nya jika ia berkata seperti itu. Jaeyoon membalikkan tubuhnya setelah melepaskan genggaman nya. "Itu hal yang ingin aku dengar sejak tadi." tutur Jaeyoon senang.

Tapi tidak dengan Sunghoon yang kini tengah menatap miris sang Teman. "Aku tidak akan mengikuti perlombaan itu? Dalam mimpi mu! Rasakan ini sialan!"







Bugh~







Sunghoon meninju rahang Jaeyoon hingga bocah itu tersungkur. Setelah berhasil menuntaskan kekesalan nya Sunghoon pun kembali berjalan menuju gedung perlombaan. Langkah nya berubah cepat ketika Jaeyoon bangkit dan kembali mengejar nya.

Sunghoon terus berlari tanpa mem-fokus-kan pandangan nya ke arah samping kanan atau kiri, putra Taehyung itu hanya memikirkan bagaimana cara ia bisa kembali ke gedung itu tepat waktu. Hingga.....















Bughhh........
















Tin..........
















Brakkkkkk.......
















Akhhhhh!
















"Akhhh!"

"Hah... Hah... Hhh."

Sunghoon seketika bangkit dari posisi berbaring, napas nya mendadak berhembus cepat dengan peluh yang menetes membasai pipi. Mimpi itu lagi, Mimpi yang selalu saja menghantui tidur nya sejak kejadian tiga bulan lalu itu terjadi.

Sunghoon sekali pun tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak setelah kejadian itu, mood nya benar-benar buruk apabila mengingat insiden mengerikan itu lagi. Dia masih ingat bagaimana rasa sakit yang dia rasakan kala itu. Dia pun juga ingat perkataan seorang dokter yang membuat nya seketika hancur lebur bagai kertas yang berubah menjadi abu karena terbakar. Semua nya teramat menyakitkan hingga membuat nya kesulitan bernapas.

"Hiks hiks."

Hanya tangisan lah yang bisa dia lakukan sekarang, dia tidak bisa mengeluh pada Tuhan, atau meraung menyalahkan Jaeyoon lagi apalagi mengaduh kepada Taehyung. Dia tak enak hati mengganggu laki-laki itu dengan semua permasalahan nya. Cukup sudah selama ini ia menyusahkan dan membuat laki-laki itu kesulitan. Sunghoon harus tau diri Sebab ia bukanlah anak dari laki-laki itu.

Ya, Sunghoon mengetahui nya bahkan Jauh sebelum Jay. Sunghoon mengetahui fakta itu ketika ia duduk di kelas tiga Junior high School, bocah itu tidak sengaja mencuri dengar pembicaraan sang Nenek bersama paman nya yang mengatakan bahwa mereka bertiga bukanlah putra kandung dari seorang laki-laki yang selama ini ia panggil dengan sebutan 'Appa' .

Selama ini Sunghoon hanya diam sebab tidak ingin Taehyung mengusir nya apabila tahu bahwa ia telah mengetahui kenyataan yang ada. Hal ini juga lah yang menyebabkan Sunghoon menjadi sangat tertutup kepada Taehyung ataupun keluarga nya yang lain.

"Appa... Hoon-ie Takut hiks hiks Mimpi itu menyeramkan."


ALOHA 🙂🤚

Aku tau ini emang lama banget ga updete 🙄 maap ya aku terlalu stuck bingung mau nulis apa...

Btw, salam kenal sama konflik nya Sunghoon ya kawan2 🙈🙈

Ada yang nungguin crita ini ga sih?

Kok sepi banget perasaan...

Aku butuh semnagt kalian buat ngelanjutin crita ini guys 🤧

Aku sempet mikir buat hiatusin cerita itu tau sebab beranggapan bahwa crita itu sepi peminat 🤧🤧 Jdi ayo buat aku percaya klo cerita ini emang layak buat aku lanjutin.

Yaudah sekian.

Ifa 💜❤️

Lampung, 22 maret 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top