Chapter 10

🍁Perfect Father's🍁
.

.

.

Happy reading guys and sorry for typo ☺️😚

.

.

.

Di antara ketiga putra nya, jujur Taehyung merasa Jungwon lah yang begitu sulit dia pahami perasaan nya. Anak itu terlampau ceria dan periang membuat siapapun berfikir bahwa anak itu tentu baik-baik saja, namun hal inilah yang sedikit Taehyung takuti.

Bukan! Bukan karena Taehyung tak suka anak itu tumbuh menjadi anak yang ceria dan periang namun Taehyung hanya takut, takut bahwa sebenarnya Jungwon menjadikan sikap periang itu sebagai topeng guna menutupi sejuta penderita dan kesakitan nya seorang diri. Di antara ketiga nya memang Jungwon lah yang terlihat tidak dewasa di tambah dia adalah seorang bungsu menjadikan semua orang merasa bahwa sikap itu memanglah wajar, tapi tidak dengan Taehyung.

Dia seorang Ayah terlebih dirinya lah Ayah ketiga anak itu, Taehyung tentu tau bahwa Jungwon lebih sering memendam ke inginan nya dan mendahulukan kedua kakak nya. Dia tidak pernah mengeluh pada Taehyung, dia hanya terus tersenyum seolah berkata bahwa dia baik-baik saja dan tak perlu mengkhawatirkan dirinya.

Kendati demikian Taehyung Masihlah seorang ayah yang begitu mengkhawatirkan putra bungsu nya.

Taehyung terlihat terdiam di atas ranjang pesakitan dengan pandangan kosong, sudah tiga puluh menit dirinya sadarkan diri sejak pingsan tadi pagi. Hoseok bahkan sudah kembali ke sekolah setelah memastikan bahwa keadaan Taehyung sudah lebih baik di bandingkan tadi.

"Sudah Tae jangan berpikiran macam-macam lagi." Yoongi yang teduduk kursi kecil samping ranjang mengusap punggung tangan Taehyung lembut.

Taehyung menghela napas mencoba mengikuti saran Yoongi untuk berhenti memikirkan argumen-argumen negatif di kepala nya. Hei tapi siapa yang tidak khawatir ketika mendengar penuturan Seokjin beberapa menit yang lalu? Tentang putra bungsu nya Jungwon.

"Tae.. kemarin aku melihat Jungwon datang kerumah sakit, dia menemui seorang dokter spesialis kanker. Apakah dia sempat bercerita pada mu tentang itu?"

"Tapi aku tetap saja cemas hyung, aku takut Jungwon menyembunyikan sesuatu dari ku. Aku pernah berada di posisi nya Hyung, aku pernah menyembunyikan sebuah fakta menyakitkan dari keluarga ku...Dan sekarang Aku takut Jungwon melakukan hal itu pada ku."

Yoongi terdiam, perkataan Taehyung tadi memang terdengar masuk akal. Di sini Taehyung lah yang mengetahui lebih baik dari siapa pun mengenai hal itu, terlebih dia juga seorang Ayah yang lebih mengenal putra nya di bandingkan orang lain.

"Tapi kita harus bertanya pada Jungwon terlebih dahulu Tae."

"Tidak hyung, berdasarkan pengalaman ku anak itu pasti akan berbohong nanti. Jadi lebih baik aku yang mencari tahu sendiri tentang itu."

Taehyung turun dari ranjang dan melepaskan jarum infus yang terhubung dengan punggung tangan nya perlahan. Yoongi yang melihat itu hanya bisa nenghela napas 'hei tidak ada yang bisa menghentikan niatan laki-laki keras kepala itu'.

Taehyung melangkah keluar di ikuti Yoongi di belakang nya, mau bagaimana pun Yoongi masihlah mencemaskan keadaan sepupu nya itu, penjelasan Seokjin pada nya tentang kondisi Taehyung tadi sungguh membuat perasaan nya di liputi rasa cemas.

"Hoseok benar Yoongi, itu memanglah gejala dari DVT. Jadi Yoongi aku sungguh meminta pada mu, tolong awasi Taehyung mulai sekarang sebab Kondisi nya begitu rentan saat ini. Anak itu tentu tidak akan mendengarkan petuah dan peringatan ku. Hanya kau yang bisa membuat nya menurut."

"Menurut bagaimana? Lihat bocah itu sekarang bahkan meninggalkan ku" Cibir Yoongi ketika Taehyung memulai melangkah menjauhi nya.

Mereka berdua sampai di ruangan Seorang dokter spesialis Kanker yang Seokjin ceritakan tadi.

"Kalau tidak salah nama dokter itu Seora, ah Kang Seora!"

Taehyung menatap ragu pintu di hadapan nya, laki-laki itu bingung apakah yang dia lakukan kali ini benar atau tidak. Ah masa bodo thoh yang dia lakukan kali ini adalah usaha nya untuk melindungi sang buah hati.



Tok_Tok_Tok



Taehyung mengetuk pelan pintu itu bersamaan Yoongi yang baru saja tiba dan kini berdiri di samping kanan nya.

"Iya silahkan masuk."

"Wanita Tae? Dokter nya wanita?"

Yoongi bertanya namun Taehyung tidak menjawab, laki-laki itu malah membuka pintu dan masuk kedalam meninggalkan nya.

"Astaga, seperti nya makin dewasa dia semakin tak menghormati ku" Yoongi menatap malas punggung Taehyung lalu melangkah masuk kemudian.

"Ada masalah apa ya dengan tuan berdua?" Tanya Uisa kang ramah.

"Ah silahkan duduk" tambah nya

Taehyung dan Yoongi duduk di sofa yang ada di ruangan itu, Yoongi bersumpah ini adalah kali pertama dia melihat wajah serius adik sepupu nya.

"Begini Kang Uisa, maksud kami datang adalah ingin bertanya pada anda apakah anda memiliki seorang Pasien bernama Jungwon, Kim Jungwon." tutur Taehyung gamblang tanpa berbasa basi.

Waniat itu nampak berpikir, kemudian menatap Taehyung dan Yoongi bergantian."Maaf seperti nya, saya tidak bisa mengingat nya."

Taehyung yang melihat tingkah wanita itu lantas menyimpulkan bahwa dia tengah berbohong saat ini.

"Jangan berbohong Kang Uisa, dari tatapan dan cara duduk mu yang nampak gelisah saya tahu bahwa anda tengah berbohong pada kami."

Wah Yoongi di buat terkejut dengan tingkah Taehyung sekali lagi, adik sepupu nya yang dulu dia kenal bodoh, ceroboh, nakal, dan hiperaktif tiba-tiba bisa berubah pintar, tegas dan keren begini. Sungguh Yoongi salut sekali sekarang.

"Namun sebelumnya saya ingin bertanya, sebenarnya siapa kalian berdua ini?"

"Saya Ayah dari Jungwon dan dia adalah paman nya."

Kang Uisa nampak tidak mempercayai perkataan Taehyung, maka Taehyung tak tinggal diam. laki-laki itu lantas mengambil dompet nya dan mengeluarkan sebuah foto yang nampilkan wajah ketiga putra nya.

"Saya yakin anda mengenal salah satu wajah di foto ini"

Cukup Yoongi benar-benar di buat tidak berguna di sana, sebab Taehyung yang menyelesaikan semua nya bahkan di beri waktu berbicara oleh Taehyung pun tidak. Yoongi jadi yakin bahwa Taehyung begitu mencintai dan menyayangi ketiga putra nya, dia layak di sebut sebagai seorang Ayah yang sempurna.

Sedangkan Kang Uisa hanya bisa terdiam seraya memandang salah satu wajah di foto yang Taehyung tunjukkan pada nya.

"Bagaimana bisa? Jungwon berkata bahwa dia tak lagi memiliki keluarga. Maka dari itu dia lebih memilih melakukan kemoterapi di banding prosedur transplantasi."

"Memang apa yang terjadi pada Jungwon?"

"CLL, Chronic lymphocytic leukemia. Atau mungkin kalian lebih mengenal sebagai kanker darah."

Deg!

"Ugh.."

Hati Taehyung begitu sakit sekali, apakah ini yang di rasakan Juhyun dan keluarga nya yang lain ketika dia berbohong kala itu? Sungguh Taehyung begitu tak menyangka bahwa rasa nya bisa sesakit ini.

Terlebih Jungwon berkata bahwa dirinya tak lagi memiliki keluarga membuat Taehyung merasa semakin tidak berguna sebab putra bungsu nya sendiri sama sekali tak mempercayai dirinya sebagai Ayah yang bisa dia jadikan sebagai seorang penopang.

Taehyung jadi semakin mempercai perkataan putra sulung nya yang mengatakan bahwa diri nya payah dan lemah.

Hari beranjak petang dan sudah lima belas menit berlalu bel pertanda pelajaran usai berbunyi, Kedua putra Taehyung juga Yoongi terlihat duduk di sebuah halte yang ada di samping sekolah nya.

Mereka tengah menunggu salah seorang anggota keluarga menjemput mereka, Seonu dan Sunghoon terlihat asik bermain Ponsel mereka masing-masing sedang kan Seowu hanya duduk diam seraya memperhatikan kakak sepupu bungsu nya yang tengah memenjamkan mata seraya menumpukan kepala nya pada sang kakak.

Sesekali Seowu mendapati Jungwon tengah mengernyitkan kedua alis nya seolah menahan rasa sakit. Ketika mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing Jay terlihat berjalan melewati ke empat nya tanpa mau menyapa atau sekedar menatap mereka.

"Jay hyung, mau kemana?"

Seowu yang satu-satunya menyadari presensi Jay menyuarakan pertanyaan nya. Karena suara Seowu ketiganya akhirnya ikut menatap pemuda tampan itu.

"Bukan urusan kal—"

"Jay hyung tidak ingin pulang bersama?" Ucapan Jay harus terhenti karena suara lirihan adik bungsu nya, Jungwon.

Jay menatap sedih pada adik bungsu nya, ingin si sulung memeluk tubuh sang adik dan mengusap kepala anak itu namun kaki nya terekat oleh sesuatu hingga dia tak dapat bergerak maju. Sampai sebuah mobil hitam berhenti di depan halte dan Jay mulai beranjak pergi dari sana.

"Jay-ya masuk lah!"

"Iya bibi!"

Jay sedikit menatap wajah kecewa Jungwon namun mencoba untuk tidak peduli kendati hati nya meronta tak ingin pergi.

Jungwon hanya bisa nenghela napas nya, dia tak menyangka bahwa kakak sulung nya akan mengabaikan dirinya seperti ini. Padahal siapa pun tahu bahwa Jay dan Jungwon begitu dekat sejak kecil, jadi wajar mereka tak percaya dengan apa yang terjadi baru saja.

"Bocah itu bahkan mengabaikan mu sekarang? Wah dasar dia itu kenapa sih?"

Sunghoon kesal sekali, dia tak percaya saudara kembar nya bisa bersikap seperti ini. Sunghoon pikir anak itu hanya sekedar merajuk seperti biasa dan akan kembali seperti semula esok harinya. Tetapi lihatlah ini bahkan sudah berhari-hari berlalu namun sikap akan itu malah semakin menjadi.

Dan tak jauh dari sana Taehyung juga Yoongi melihat kejadian itu dari dalam mobil Taehyung yang terakhir di seberang jalan.

"Jay bahkan menghindari Jungwon sekarang Tae, anak mu sungguh merajuk ternyata" tutur Yoongi.

"Tapi, aku bisa melihat mata putra sulung ku terlihat begitu sedih hyung. Apakah dia akan kembali jika tahu adiknya sakit hyung?" lirih Taehyung yang hanya di jawab helaan napas dari Yoongi.

....

Di sisi lain Jay telah sampai di apartemen Jungmin yang rencana nya akan menjadi tempat tinggal sementara nya ketika kabur dari rumah nanti. Iya, bocah itu berniat kabur sebab jika meminta ijin pasti akan kembali di hentikan oleh Jungkook dan Yoongi sama seperti waktu itu.

"Umh Suami bibi tidak ada?" Jay menatap seisi apartemen Jungmin dan tak mendapati presensi lain selain wanita itu.

"Suami bibi sudah meninggal Jay-ya, 10 tahun lalu karena kecelakaan bersama bibi. Bibi sempat koma beberapa hari namun suami bibi meninggal di tempat kejadian." wanita itu menatap sebuah figura foto yang ada di salah satu almari kaca.

"Ah bibi maafkan aku karena mengungkit hal itu." sesal Jay seraya menundukan kepala nya.

"Tidak apa nak, ini memang teguran Tuhan untuk kami karena pernah melakukan hal kejam di masa lalu. Dan alasan Bibi kembali ke korea adalah untuk bertemu mereka, ketiga keponakan bibi yang telah bibi perlakukan dengan kejam karena keserakahan."

Jungmin menatap Jay lalu tersenyum "Bibi ingin meminta maaf pada mereka dan membawa mereka untuk tinggal bersama bibi. Satu-satu nya keluarga yang mereka punya." tambah nya.

"Apakah bibi sudah bertemu mereka?"

Jay menatap lekat wajah Jungmin yang berubah menyendu. "Belum, entah laki-laki itu membawa mereka pergi kemana."

"Laki-laki? Siapa bibi?"

"Seorang laki-laki kurang ajar yang mengancam Bibi untuk memberikan ketiga keponakan bibi pada nya. Sudah lah nak jangan membahas masa lalu Bibi lagi, sekarang bibi yang ingin bertanya pada mu. Kenapa kau ingin pergi dari rumah dan meminta bekerja di Cafe milik bibi? Bukankah orang tua mu itu kaya?"

Jay seketika meremat ujung baju dan sedikit menggigit bibir bagian dalam nya.

"Eum begini bibi, Sebenarnya... Mereka bukanlah keluarga kandung ku. Aku hanya lah seorang anak angkat yang tidak jelas asal usul nya, aku pergi dari sana sebab tak ingin membebani keluarga itu lagi. Aku cukup tau diri untuk pergi dari sana setelah mengetahui fakta itu."

Tutur nya sedih, jujur jika dia bisa memilih dia akan memilih untuk berada di posisi Sunghoon atau Jungwon saja. Dia ingin tetap mempercayai bahwa mereka adalah keluarga nya. Namun takdir berkata lain, dia yang harus menanggung beban fakta itu.

Jay begitu malu sebab begitu banyak menyusahkan Taehyung karena kenakalan atau sifat keras kepala nya, bohong jika dia tidak menyayangi Taehyung. Laki-laki itu yang sejak kecil dia tatap dan panggil dengan sebutan 'Appa' jadi bagaimana bisa diri nya tidak menyayangi nya?

Jay hanya ingin sang Ayah membenci nya agar dia dengan mudah pergi tanpa harus menatap wajah sedih Taehyung, namun berapa kali dia berkata kasar dan mengumpati laki-laki itu dia tetap saja tidak pernah berubah membenci nya. Dan hal ini sungguh membuat Jay begitu frustrasi, maka dari itu dia akan pergi dengan cara diam-diam begini, dia juga memutuskan untuk berhenti sekolah dan memilih bekerja.

Bocah itu ingin menghilang dari pandangan Taehyung, dia tak ingin muncul di hadapan sang Ayah lagi, sudah cukup dia menyakiti hati rapuh itu, dan inilah jalan yang dia pilih saat ini.

"Appa tunggu sebentar lagi, anak kurang ajar ini akan sepenuhnya lenyap dari pandangan mu. Umpatan ku juga tidak akan pernah lagi melukai hati mu. Maaf karena aku begitu nakal hiks hiks" batin nya menangis.

Mereka telah sampai di kediaman keluarga Kim lima belas menit lalu dan mereka telah pergi ke dalam kamar nya masing-masing kecuali Taehyung yang memilih berada di kamar si bungsu.

Taehyung duduk di ranjang Jungwon seraya menatap pergerakan lemas putra bungsu nya. "Appa mau apa di kamar jungwon?"

Grepp

Taehyung seketika menarik tubuh Jungwon ke pelukan nya dan terisak di sana.

"Appa kenapa menangis?"

"Hiks hiks maafkan Appa karena menjadi seorang Ayah yang payah dan tidak berguna"

"Kenapa Appa berbicara begitu? Apakah karena perkataan Jay hyung wak—"

"Ani... Jungwon pasti kesakitan seorang diri hm? Maafkan Appa karena tidak bejus merawat mu sayang, Jungwon sampai sakit karena Appa hiks hiks kita berjuang bersama setelah ini ya nak, Jungwon pasti sembuh"


Deg!

Hello jangan hukum aku karena updete nya lama sekali ya kawan.

Udh kan ini panjang loh, kek ny chapter terpanjang sejauh ini 🤧

Entah aku ga tau aku nih nulis apa yng penting... Kalian yng udh su'uzon sma Jay ayo minta maap gih...🤭

Dan yg rindu Appa nih silahkan berkeluh kesah... Maap dia bnyak tawaran main ff jdi syuting ff ini lama...


dedeq Jungwon sama Sunghoon juga mau ngucapin Happy New Years 🎆🎉🎊

Ketiduran dedeq nya


Yaudah gitu aj ya..

Bye bye

Ifa💜

Lampung, 1 januari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top