BAB 4
Perjalanan Barcelona telah berakhir,dua minggu telah berlalu dari sejak kepulangan Delvian dan Aurora ke negara mereka,namun,menyisakan kenangan lain yang masih bisa Delvian ingat dalam ingatan nya begitu juga Aurora,mereka kembali ke hidupan mereka masing-masing dan sepakat bahwa mereka tidak akan bertemu lagi setelah apa yang terjadi terakhir kali diantara mereka.
Delvian sudah kembali ke Amerika,menjalankan kehidupan nya seperti biasa,tentang dirinya yang melakukam lamaran kepada kekasihnya,Delvian sembuyikan dari grandmanya,Delvian tidak memberitahu mereka jika dia batal melamar Sherlin melainkan malah melamar Aurora.
Hubungan nya dan Sherlin masih terjalin dengan baik seperti biasa,Sherlin terpilih menjadi pemeran utama dalam casting yang dia lakukan beberapa waktu lalu kini impian nya untuk masuk ke Holywood dan bersama Delvian semakin dekat.
Aurora sendiri masih menjalankan kehidupan nya seperti biasa,bekerja di sebuah perusahaan periklanan dan masih menjadi suruhan kakak dan ibu tirinya,hari-hari Aurora masih sama,Gea masih terus menindasnya seperti hari ini ketika dia meminta Auora untuk membelikan makanan kesukaan nya di sebuah restoran padahal hari itu Auora mengambil libur kerja karena sedang tidak enak badan.
"Aurora..cepat keluar..!! Jangan kau pikir bisa bermalas-malasan karena libur kerja..!! Keluar cepat." Gea mengendor pintu kamar Aurora tanpa henti,Aurora yang baru kembali dari kamar mandi mendengar teriakan Gea,tapi kepalanya terasa sangat pusing dan mual yang tidak berhentj dari sejak pagi.
"Iya kak sebentar" Aurora memaksa kan tubuhnya membuka pintu,wajahnya tampak pucat sembari memegang perutnya yang mual dan ingin muntah,Aurora membuka pintu.
"Lama banget si,kau ngapaian aja"
"Maaf kak,aku baru dari kamar mandi,ada apa??" Aurora menatap Gea dengan lemas,kepalanya terasa sangat berat dan dia ingin muntah.
"Cepat belikan makanan kesukaan ku ke toko ini aku lapar"
"Tapi kak,kepalaku sakit dan aku terus muntah sejak tadi pagi"
"Alah itu pasti hanya akal-akalan mu biar bisa malas-malasan"
"Tidak kak..itu be...huaaaak huaaak" Aurora merasa kan mual yang hebat dan berlalu ke kamar mandi meninggalkan Gea yang keheranan.
"Hay..kau kenapa?? Aurora jangan berakting" Aurora tidak memperdulikan teriakan Gea,dia berlalu ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya.Gea mendekat ke arah kamar mandi Aurora dan mengitip dari balik pintu aurora sedang muntah-muntah.
"Dia kenapa?? Apa benaran sakit??" batin Gea melihat ke arah Aurora yang masih muntah tanpa henti.
Aurora memuntahkan semua isi perutnya ke wastafel di depan nya,tubuhnya benar-benar hilang tenaga,pucat dan kepalanya yang terasa sangat pusing,Aurora keluar dari kamar mandi dan mendapati Gea berdiri disana.
"Kak..kau disini maaf tadi aku muntah" Aurora menatap lemas ke arah Gea,kepalanya semakin terasa sakit dan berputar pandangan nya mulai terasa kabur ketika menatap Gea.
"Ah palingan kau juga hanya masuk angin,cepat minum obat setelah itu belikan makanan ku"
"Tapi kak..."
"Tidak ada tapi-tapi atau kau akan.."
"Bruukkk" Aurora jatuh pingsan di lantai tepat di depab Gea,Gea berteriak histeris ketika melihat Aurora jatuh pingsan tidak sadarkan diri.
"Kyaaa...Aurora kau kenapa..bangun Aurora jangan menakutiku" Gea jongkok memeriksa tubuh Aurora dan mengoncangnya namun tidak bangun.
"Aurora bangun..kau jangan bercanda..!! Ku bunuh kau berani mempermainkan ku..Aurora..!!" Aurora tidak bangun ketika di bangunkan Gea membuat Gea panik berlalu keluar kamar Aurora.
"Maaa...paa..ada yang pingsan" Teriakan Gea membahana siang itu,mengejutkan seisi rumah,pelayan datang ke arah Gea yang disusul oleh ibu dan ayahnya.
"Nona ada apa??siapa yang pingsan??"
"Aurora..cepat kau pindahkan dia ke kasur"
"Apa..!! Nona aurora pingsan"
"Iya cepat tunggu apa lagi..!!" Gea panik dan takut mendapati Aurora pingsan,dia takut jika Aurora mati dia akan menjadi tersangka yang membunuhnya terutama ketika dia menyuruh Aurora padahal tahu dia sedang sakit.
"Baik nona" Kedua pelayan rumah tersebut memindahkan tubuh Aurora ke kasur,tak lama ibu dan ayahnya datang.
"Gea ada apa siapa yang pingsan?? Kenapa kau sangat panik" Ibunya menatap Gea yang tampak takut.
"Iya siapa yang pingsan??" Ayahnya datang menghampiri mereka.
"Ma,pa,Aurora pingsan,aku tidak tahu setelah muntah-muntah di kamar mandi dia pingsan ketika aku ke kamarnya".
"Apa..!! Aurora pingsan??"
"Iya pa,dia di dalam" Ayahnya dengan cepat menghampiri kamar Aurora dan melihat Aurora yang tampak tidak sadarkan diri.
"Apa yang terjadi?? Kenapa dia bisa pingsan??"
"Aku tidak tahu ma". Bisik Gea panik ke arah ibunya,mereka menyusul melihat keadaan Aurora.
"Cepat panggilkan dokter" Ayahnya memeriksa tubuh Aurora dan nadinya melemah.
"Baik tuan" Pelayan keluar untuk menelpon dokter segera.
"Sayang apa yang terjadi padanya?? Tidak biasanya dia pingsan begini??" Denisa menghampiri suaminya.
"Kita tunggu dokter dulu untuk memeriksanya"
"Tadi Aurora bilang dia muntah-muntah dari pagi dan kepalanya terasa sakit aku pikir dia masuk angin tidak menyangka jika sampai pingsan" Ujar Gea ketakutan karena mendapati Aurora yang tiba-tiba pingsan di depan nya.
"Tuan dokter sudah datang"
"Persilahkan masuk"Pria muda yang cukup tampan datang untuk memeriksa keadaan Aurora mata Gea berbinar melihat dokter tersebut.
"Perkenalkan saya Anson asisten dokter Paul beliau sedang tidak bisa kemari hari ini,apa yang terjadi??"
"Dokter tolong periksa puteri saya dia baru saja habis muntah-muntah dan kemudian pingsan"
"Baik silahkan tunggu diluar sebentar saya akan memeriksa nya segera"
"Baik dokter". Ansone memeriksa keadaan Aurora setelah kepergian mereka dari kamar Aurora,tiga puluh menit Anson mengecek keadaan Aurora dan keluar dari kamar.
"Bagaiman dokter??" Aurora tampak cemas meski selama ini dia kurang memberikan perhatian kepada puteri sulung nya itu namun mendengar Aurora tiba-tiba pingsan dia cukup panik.
"Nama puteri tuan siapa??"
"Gea dokter nama saya Gea" Gea dengan cepat menjawab Anson dengan mengedipkan matanya yang berbinar menatap ke arah Anson.
"Maaf maksud saya gadis yang sedang pingsan di dalam namanya siapa??". Gea memanyunkan bibirnya dan merasa malu dia pikir Anson menanyakan dirinya.
"Aurora namanya Aurora dokter" Jawab ayahnya singkat ke arah dokter muda.
"Jika boleh tahu yang mana suaminya??"
"Suami??"
"Iya suami dari nona Aurora". Gea tertawa terbahak-bahak mendengar hal itu.
"Hahaha dokter bercanda mana mungkin dia sudah menikah,gadis seperti itu siapa yang mau menikahinya".Ujar Gea yang mendapat sengolan dari ibunya dan tatapan dari ayahnya.
"Gea.." ibunya menyengol Gea membuat Gea terdiam,Anson hanya menatap sekilas dan menghela nafas pelan.
"Maaf dokter tapi anak saya belum menikah,kenapa dokter menanyakan tentang suaminya??".Anson cukup terkejut mendegar pernyataan ayah Aurora dia menatap sejenak ayah Aurora.
"Begini tuan,nona Aurora sedang hamil saat ini"
"Apa..!!"
"What...!!"
"Hamil..?? Bagaimana bisa??"
Pernyataan Anson membuat ketiganya yang ada disana terkejut,begitu juga dengan pelayan yang mendengar nya.
"Dokter anda tidak salah memeriksakan??" Ayah Aurora tampak syok mendengar itu.
"Benar,bagaimana bisa gadis itu hamil?? Dia tidak memiliki pria dalam hidupnya" Gea menjadi yang paling terheran-heran dengan apa yang baru saja di dengarnya.
"Benar dokter,bagaimana bisa dia hamil??" Ibu tirinya juga tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.
"Itu benar,nona Aurora sedang hamil satu minggu sekarang,saya tidak tahu bagaimana dia mendapatkan nya itu silahkan ditanyakan dengan yang bersangkutan,saya meresepkan obat penguat kehamilan dan pastikan nona banyak istirahat,jika begitu saya permisi dulu."
"Baik terima kasih dokter". Anson berlalu dari hadapan keluarga Aurora yang masih sangat syok mendengar hal itu,ayahnya sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja di dengarnya.
"Pa bagaimana ini?? Kenapa Aurora bisa hamil??" Gea bertanya ke arah ayahnya yang tampak tegang setelah mendengar apa yang terjadi.
"Kita harus menanyakan Aurora siapa ayah anak nya itu"
"Benar,jangan-jangan dia ditiduri lelaki sembarangan Aurora kan bodoh"
"Diam lah..!!! Kita bahas lagi ketika dia bangun..!!"
Helson tampak murka dan pergi meninggalkan Denisa dan Gea yang diam mematung karena teriakan nya yang terdengar dingin.Mereka mengatup mulutnya ketika Helson berlalu dan melihat ke arah Aurora.
"Cih dasar anak tidak tahu diuntung sudah cupu memberi malu keluarga lagi" Ujar Denisa berdecak ke arah Aurora.
"Benar,dia benar-benar menjadi jalang sekarang malah hamil dan tidak tahu siapa pria yang menghamilinya"
"Mama yakin dia pasti tidur dengan sembrang pria"
"Benar pa,dia kan bodoh"
"Sudah lah ayo kita pergi"
Mereka minggalkan kamar Aurora,Aurora masih terbaring tidur di ranjang nya,belum mengetahui apa pun tentang kehamilan nya kini.
****
Sementara itu di kediaman Parker neneknya Delvian sedang menunggu kabar dari cucunya mengenai lamaran nya di Barcelona,neneknya sudah mendapat kabar jika Delvian berhasil melamar kekasihnya namun cucunya itu tidak memberitahu apa pun tentang masalah itu.
"Nyonya besar ada yang ingin saya laporkan"
"Iya Fredi,ada apa??"
"Ini mengenai kunjungan tuan muda selama di Barcelona"
"Iya apa ada masalah??"
"Kami mendapat foto-foto tuan disana bersama seorang gadis dan itu bukan nona Sherlin"
"Bukan Sherlin?? Kalian yakin??"
"Iya nyonya anda bisa melihat foto-foto ini" Fredi yang merupakan kaki tangan Elizabteh memperlihatkan foto-foto Delvian selama di Barcelona bersama dengan Aurora,dari mulai kunjugan mereka ke museum dan di pesta.
Elizabeth mengerutkan keningnya dalam ketika menatap semua foto di tangan nya terutama ketika melihat Delvian melamar gadis tersebut.
"Sudah kalian cari tahu mengapa bukan Sherlin tapi malah gadis ini??"
"Nona Sherlin ternyata tidak jadi ke Barcelona dan dia ada di London sedang syuting film terbarunya" Elizabeth tampak mulai mengerti mungkin itu alasan nya mengapa Delvian belum memberikan kabar apa pun mengenai lamaran nya di Barcelona.
"Baik,cari tahu siapa gadis yang bersamanya di Barcelona dan laporkan kepadaku lagi"
"Baik nyonya".Elizabeth menyungingkan senyum miring nya dia tidak menyangka cucunya yang sangat anti wanita kini malah memiliki wanita lain selain kekasihnya selama berada di Barcelona dan wanita itu cukup polos terlihat dari penampilan nya,Elizabeth mengambil telpon dan menghubugi Delvian.
"Hallo Grandma"
"Kau belum bertemu Grandma setelah liburan mu??"
"Aku sibuk Grandma,bagaimana jika hari ini aku mengajak Grandma makan siang di restoran pavorite Grandma"
"Boleh,Grandma ingin mendengar tentang lamaran mu di Barcelona"
"Tentang itu"
"Kita bahas saat makan siang,sekarang lanjutkan pekerjaan mu"
"Baik Grandma". Grandmanya mematikan telpon dan menyunginkan senyumnya,dia memasukan kembali foto-foto tersebut.
Disisi lain,Delvian prustasi sendiri ketika Grandma nya menelpon nya barusan dia sudah mencoba menghindari Grandma nya karena tidak ingin membahas tentang rencana lamaran yang gagal namun sepertinya Grandmanya sangat menantikan hasilnya kini dia hanya bisa pasrah jika Grandmanya harus menjodohkan nya dengan wanita lain atau dia akan memohon kepada Grandmanya untuk menunggu Sherlin sebentar lagi setelah semua pekerjaan Sherlin selesai.
Delvian keluar kantor dan menemu Grandmanya yang sudah menungunya di restoran dalam perjalanan ke restoran Elizabeth sudah mendapatkan data Aurora,dia sangat senang ketika mendengar hal lain yang bahkan tidak disangkanya tentang cucunya itu.
Delvian melangkah kan kakinya dengan gugup ke arah Grandmanya yang masih tampak cantik dalam usianya yang sudah menginjak kepala enam,Delvian menarik kursi ketika sampai di depan Grandmanya.
"Grandma sudah memesan makanan??"
"Kita tidak perlu berlama-lama disini"
"Maksud Grandma??"
"Kita akan ke london segera untuk mengurus pernikahanmu"
"What..!! Pernikahan?? Tapi aku belum melamar Sherlin grandma,Sherlin tidak pergi ke Barcelona saat itu"
"Tapi kau melamar gadis lain kan??"
"Apa maksud Grandma??". Delvian menatap curiga ke arah Grandmanya yang kini menyungingkan senyum nya.
"Grandma tahu kau melamar seorang gadis lain disana dan kalian menghabiskan waktu bersama selama liburan kan"
"Tidak Grandma itu tidak seperti yang grandma pikirkan aku bisa menjelaskan nya"
"Grandma tidak ingin mendengar penjelasan apa pun dari mu semua foto ini sudah menjelaskan semuanya" Elizabateh melempar semua foto yang dia temukan kepada Delvian,Delvian membuka map di depan nya dan dia melotot melihat semua foto dirinya dan Aurora ada disana.
"Grandma memata-mataiku??"
"Kau cucu ku tentu saja aku harus memperhatikan ku dengan baik"
"Tapi Grandma semua ini tidak bisa seperti yang Grandma pikirkan aku dan wanita ini tidak memiliki hubungan apa pun"
"Jika begitu mengapa kalian bisa tidur bersama"
"Apa..!! Darimana Grandma tahu??"
"Jadi itu benar kau tidur dengannya,Oh Delvian ku sudah menjadi pria sejati sekarang" Delvian gelagapan dia kecoplosan mengatakan semuanya kepada Grandmanya.
"Bukan,tidak aku tidak tidur dengan nya"
"Sudah lah Delvian jangan mengelaknya lagi Grandma sudah punya semua buktinya"
"Tapi Grandma itu semua tidak sengaja dan kami sudah sepakat melupakan nya..!!"
"Jangan menjadi pria brengsek Delvian Grandma tidak pernah mengajari mu seperti itu"
"Tapi Grandma semua ini cuma salah paham"
"Sudah lah,grandma tidak ingin berdebat kau harus bertanggung jawab dengan wanita itu,kau sudah melamar dan juga menidurinya bagaimana bisa kau tidak menikahinya"
"Grandma please aku hanya mencintai Sherlin"
"Jika kau mencintainya,kau tidak akan tidur dengan wanita lain"
"Kami mabuk Grandma jadi itu hanya sebuah kecelakaan dan aku tidak kenal gadis itu siapa"
"Grandma tidak mau tahu,nikahi gadis itu atau kau di coret dari pewaris utama"
"Grandma..!!"
"Tinggal pilih Delvian..!!". Grandma nya membuang wajahnya kelain tidak ingin menatap cucunya,dia sangat kesal bagaimana Delvian bisa menjadi tidak bertanggung jawab dan masih menolak menikah.Delvian menghela nafas kasar ini baru Grandma nya yang tahu jika ayah dan ibunya sampai tahu Delvian mungkin akan benar-benar di keluarkan dari daftar pewaris utama.
"Oke baik,tapi aku tidak mengenal gadis itu dan aku tidak tahu dia dimana"
"Grandma tahu kita akan menemuinya sekarang kita akan ke london sekarang dengan pesawat jet pribadi"
"Apa..!! Grandma tidak seriuskan,grandma kita harus memberitahu mom dan dad"
"Mereka sudah tahu dan mereka ingin kau menikahi gadis yang sudah kau tiduri itu"
"Apa..!!"
"Jadi sekarang tidak ada alasan lagi,ayo pergi"
"Tapi Grandma..!!"
"Delvian,menikah atau kau tidak menjadi pewaris??".
"Shitt...!!!"
Pada akhirnya Delvian mengalah dengan keinginan Grandmanya,dia tidak tahu bagaimana menjelaskan semuanya kepada Sherlin nanti,Delvian hanya berharap semoga Aurora tidak menyetujui untuk dinikahkan dengan nya.
Delvian tahu,Aurora bukan gadis yang akan mengambil keuntungan apa pun darinya jadi dia yakin Aurora akan menolak untuk menikah dengan nya,bahkan jika Grandma yang memintanya,buktinya dia tidak meminta apa pun dari Delvian setelah semua yang terjadi.
Aurora sudah bangun dan kini sedang duduk di sofa ruang tamu bersama keluarganya,Aurora sudah tahu jika dirinya sedang hamil,dia tidak menyangka bahwa apa yang dia lakukan di Barcelona hari itu membawanya menjadi seorang ibu.
"Katakan siapa ayah dari anak itu" Ayahnya sedang menyidang Aurora dan menatap dingin ke arah nya,Aurora meremas tangan nya yang terasa dingin.
"Pa,maafkan aku,aku sungguh tidak tahu jika jadi seperti ini"
"Cepat katakan siapa..!!"
"Aku tidak tahu,kami hanya bertemu beberapa kali dan saat pesta hotel kami sama-sama mabuk"
"Apa..!! Kau tidak tahu siapa pria yang menidurimu??"
"Iya aku tidak mengenalnya" Ayahnya semakin berang dan mengatup giginya mengeram
"Kau benar-benar jalang Aurora,aku melihat nya bersama pria malam itu pa saat di pesta"
"Bukan,bukan dia sungguh bukan dia"
"Jadi siapa..!! Bagaimana bisa kau tidak tahu wajah pria yang menidurimu..!!"
"Pa aku benar-benar minta maaf aku mabuk malam itu..!!"
"Plak...!!" Satu tamparan kuat mengenai pipi Aurora,Aurora menangis ketika merasakan tamparan dari ayahnya,selama ini ayahnya tidak pernah memperdulikan dirinya namun kali ini satu kesalahan dan dia sudah di perlakukan seperti melakukan kesalahan berulang kali.
"Pa.." Helson terpaku ketika menyadari tangan nya tanpa sengaja menampar Aurora,dia membeku di tempatnya Densisa dan Gea kaget melihat adengan itu tapi mereka tersenyum senang ketika melihat Aurora kini juga di siksa ayah kandung nya sendiri.
"Keluar..kelua dari rumah ini..!! Kau bukan bagian dari keluarga ini..!!" Ujar Helson membelakangi Aurora,Aurora jatuh bersimpuh di kaki ayahnya,dia menangis air matanya mengalir tanpa henti,dia memohon kepada ayahnya.
"Pa..aku benar-benar minta maaf,pa aku anak mu bagaimana bisa kau melakukan ini,pa..selama ini aku tidak pernah meminta apa pun darimu bahkan meminta kasih sayang dan perhatian mu tapi pa aku mohon jangan usir aku pa..!!" Aurora meronta memohon dibawah kaki ayahnya,Helson mengeram dan mengepal tangan nya kuat
"Aku tidak punya anak memalukan seperti mu..!! Pergi dari sini" Helson melangkah kan kakinya meninggalkan Aurora yang bersimpuh memohon.
"Pa...kenapa kau selalu tega kepadaku..selama ini aku diam setiap kali kau mengabaikan ku seperti orang asing,aku anak mu..!! Apa kesalahan ku,bukan salahku jika mama pergi...!! Aku hanya ingin kau anggap anak,bahkan aku rela tumbuh tanpa perhatian mu..!! Tapi sekarang hanya satu kesalahan kau mengusirku..!!"
"Kau selalu menjadi kesialan bagi keluarga ini,akibat mu aku kehilangan istriku..keluarkan semua barangnya..!!!"
"Pa..aku mohon jangan usir aku pa..!!"
"Ayo pergi dasar jalang..!!"
"Dasar anak tidka tahu di untung..!! Kau membuat papa mu marah dan malu saja..!! Gea seret dia..!!"
"Oke maa..ayo jalang keluar kau sekarang dari sini..!!"
"Tidak kak..kak aku mohon jangan usir aku kak..!!"
"Kau nangis darah juga tidak ada gunanya gadis bodoh..cepat keluar..!!". Gea menyeret paksa Aurora keluar dari kediaman mereka,Aurora meronta ketika Gea menarik paksa dirinya keluar dari rumah mereka.
"Kak lepaskan..sakit..!! Anak ku..!!" Aurora memegang perutnya,ketika Gea menyeretnya tanpa ampun hingga ke depan pintu dan mendorong nya keluar rumah dengan kuat,Aurora tersungkur di halaman rumah ketika Gea menyeretnya keluar.
"Cepat pergi dasar jalang memalukan,pergi dan jangan datang lagi kemari..!!"
"Kak..aku mohon jangan usir aku kak..!!"
"Pergi kau..sekarang anak papa hanya aku dan kau bukan siapa-siapa..!!" Gea melempar semua barang Aurora dengan sinis dan tersenyum licik dan kemudian menutup pintu rumah.
Aurora menangis terisak ketika mendapat perlakuan kasar dari orang-orang yang dia sebut keluarga selama ini,bahkan ayahnya yang dia anggap masih memiliki hati nurani kini malah mengusirnya hanya satu kesalahan,Aurora mengambil tasnya dan berjalan keluar dari kediaman keluarganya,Helson menatap nanar dari lantai teratas rumahnya ketika Aurora pergi meninggalkan rumah.
"Maa maafkan aku,aku mengecewakan mama dan papa" Lirih Aurora menangis tesedu-sedu dan berjalan tertatih keluar dari rumah keluarganya. Aurora menatap rumah besar di depan nya,hatinya sakit dan air mata mengalir deras,rumah yang memberikan kenangan yang indah di masa kecilnya bersama ibu dan ayahnya dulu sebelum kematian ibunya.
Aurora berlinang air mata ketika harus melangkah pergi dari tempat dimana dia di lahirkan dan di besarkan,dia tidak menyangka bahwa ayahnya tidak memiliki belas kasihan kepadanya lagi terutama ketika saat ini dia sedang hamil.
Aurora tidak mungkin memberitahu ayahnya tentang pria yang menidurinya adalah Delvian,dia tidak tahu kemana harus mencari pria itu,mereka sudah sepakat untuk saling melupakan dan tidak bertemu lagi,Aurora mengengam gelang cupid di tangan nya dan berjalan menyusuri trotoar jalan.
"Barcelona tidak memberi keberutungan kepadaku,apakah karena aku bukan seorang yang pantas mendapatkan keberutungan" Gumam Aurora lirih memegang gelang cupid yang dia kenakan,kakinya melangkah tidak tentu arah menyusuri jalanan siang itu pergi menjauh dari kediaman nya,Aurora tidak punya tujuan dan dia tidak tahu harus kemana.
To be continue..dont forget to vote thank you🌹
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top