BAB 1

Keluarga Parker adalah keluarga tersohor yang kaya raya di benua Amerika dan Eropa tidak ada yang tidak mengenal keluarga parker ketika sudah menyangkut bisnis. Di balik kesempurnaan keluarga Parker ada sang pewaris utama yang di puji oleh banyak orang. Delvian Parker adalah cucu pertama dari anak pertama Elizabeth Parker neneknya Delvian.

Neneknya sudah berulang kali menjodohkan Delvian dengan seorang wanita konglomerat namun nyatanya perjodohan itu selalu saja gagal. Dia lebih memilih memacari seorang model terkenal di Inggri. Meski di tentang oleh neneknya namun, Delvian masih terus menjalin hubungan cinta bahkan kini berniat menikahi kekasinya itu karena neneknya sudah selalu merecoki nya dengan sebuah pernikahan.

Delvian sedang melangkah kan kaki menuju pesawat dia akan melakukan perjalanan liburan ke Barcelona. Kaki jenjang miliknya berjalan bersamaan dengan suara koper yang dia tarik,hanya mengenakan kemeja putih panjang dan celana jeans berwarna krem dan juga kacamata hitam yang melekat di wajahnya menampilkan visual yang sempurna bagi seorang Delvian.

"Jackson sudah kau persiapkan semuanya??".

"Sudah boss..nona Sherlin akan segera menuju Barcelona".

"Bagus..aku berangkat sekarang" Delvian mematikan ponsel dan menyungingkan senyum bahagia,tak lama ponselnya berdering kembali pangilan video dari kekasihnya, dia menerima dengan tersenyum bahagia.

"Hay baby" Tampak di layar ponsel seorang wanita cantik berpawakan tinggi tertera di sana.

"Katakan kejutan apa kali ini??" Ujar nya berpura cemberut ke arah Delvian.

"Jika aku beritahu bukan kejutan kan" Sang wanita mendegus dan kemudian tersenyum senang.

"Dasar..aku akan berangkat setengah jam lagi"

"Hmm sampai jumpa disana"

"Aku merindukan mu" Delvian menghentikan langkah kaki dan menatap layar ponselnya.

"Aku juga sangat merindukan mu"

"Jarak memang menyiksa aku benci ini aku harap kita bisa segera selalu bersama" Delvian tersenyum ke arah kekasihnya.

"Aku sedang mengusahakan nya,jadi kali ini pastikan kau tidak membuatku menunggu lagi" kekasihnya terkekeh pelan.

"Baik boss baik,maafkan aku selalu membuatmu menunggu tapi aku berjanji liburan kali ini semua waktuku untukmu"

"Aku pegang janjimu,jika tidak"

"Jika tidak apa??" Delvian tampak berpikir sejenak dan menggoda kekasihnya

"Aku akan mengigitmu" Kekasinya terkekeh pelan dan kemudian menatap Delvian dengan sayang

"Aku dengan senang hati di gigit"

"Issh dasar nakal" Mereka berdua pun saling tertawa satu sama lain

"Baiklah aku akan segera bersiap,bukan kah pesawatmu sudah menunggu??"

"Hmm aku dalam perjalanan ke pesawat"

"Baiklah sampai jumpa disana honey..byee"

"Byee baby" Delvian mematikan ponsel dan mengulum senyum simpul dia pun berjalan memasuki pesawat pribadi miliknya dan terbang menuju Barcelona

Sherlin adalah kekasih Delvian yang sudah dia pacari selama hampir tiga tahun lamanya,meski hubungan mereka pasang surut dan sulit mendapat restu dari neneknya karena profesi Sherlin sebagai sebagai seorang model namun Delvian justru tidak memutuskan hubungan nya dengan Sherlin bahkan ketika neneknya terus saja merecokinya dengan perjodohan

Tapi kini Delvian sudah bisa bernafas lega karena neneknya sudah merestui hubungan mereka setelah perjodohan terakhir yang Delvian alami mengalami kegagalan kembali karena wanita yang akan di jodohkan dengan nya tidak menghadiri pertemuan,sekarang dia akan memberi kejutan kepada Sherlin

Sebuah kejutan lamaran yang indah sudah Delvian siapkan di Barcelona,dia akan melamar Sherlin dan memintanya untuk menikahinya dia ingin menjalin hubungan yang lebih serius bersama Sherlin dan membawa wanita itu untuk lebih dekat kepadanya dan masuk ke dalam hidupnya

Pesawat yang Delvian tumpangi yang merupakan milik keluarga Parker kini sudah terbang menuju Barcelona sementara itu Sherlin juga sedang dalam perjalanan menuju bandara,ketika sampai di bandara Sherlin bergegas akan pergi karena dia takut ketingalan pesawat yang akan segera berangkat

Sherlin menarik kopernya denga tergesa-gesa sepatu boot tinggi yang dia kenakan terdengar mengema di lorong bandara,karena tergesa-gesa Sherlin tidak sengaja menabrak seorang wanita yang juga sedang berjalan dengan buru-buru membawa tiga koper di tangan nya

"Bruukk" Wanita yang Sherlin tabrak terjatuh ke lantai bandara membuat orang yang berlalu lalang melihat ke arah mereka

"Ya tuhan..kau baik-baik saja,maafkan aku,aku tidak melihat dirimu" Sherlin dengan cepat berjongkok membantu wanita itu berdiri dan merapikan tas nya yang berserakan

"Tidak apa-apa nona,maafkan saya,saya yang salah karena tidak melihat ke depan maaf maaf" Wanita itu terus membungkuk meminta maaf sembari merapikan tas nya yang terjatuh dan barang-barang nya keluar

"Tidak ini salahku,maafkan ku apa kau terluka??" Sherlin melihat ke arah tubuh wanita di depan nya,dia memeriksa tubuh wanita itu beruntung tidak ada luka di tubuhnya

"Tidak nona saya baik-baik"

"Hah syukurlah aku benar-benar minta maaf" Sherlin menatap menyesal ke arah wanita di depan nya dan melihat tampilan wanita itu yang sangat sederhana dengan sneaker dan kaos oblong serta celana panjang dan juga kacamata baca membingkai wajahnya terlihat sangat polos

"Maafkan saya" Ujar nya takut-takut ke arah Sherlin,Sherlin hanya tersenyum lega menatap wanita di depan nya

"Tidak apa-apa aku juga minta maaf"

"Aurora..apa yang kau lakukan disana..!! Cepat kemari ya tuhan kau ini..!!" Seorang wanita berpakain seksi menghampiri mereka dengan teriakan yang semakin membuat orang-orang memandang ke arah mereka

"Maaf kak,tadi aku terjatuh"

"Makanya jalan itu pakai mata jangan pakai dengkul..dasar bodoh" Sherlin menatap ke arah Wanita berpakain seksi dan bermakeup menor di depan nya

"Maaf nona tapi saya yang salah karena sudah menabrak adik anda"

"Syudah lah dia memang bodoh..ayo cepat kita bisa ketingalan pesawat karena kau"

"Iya kak..sekali lagi maaf nona" wanita bernama Aurora tersebut membungkuk meminta maaf sekali lagi dan kemudian pergi berlalu dari hadapan Sherlin

Sherlin menghela nafas melihat wanita itu,ternyata perbudakan masih belum hilang dari dunia ini,bahkan saudara sendiri masih bisa di perbudak,Sherlin melangkah kan kakinya kembali menuju pesawat yang akan segera lepas landas

Namun langkah nya kembali terhenti ketika ponselnya berdering,Sherlin merongoh ponsel dari tas miliknya dan mengangkat pangilan telpon tersebut,Sherlin terpaku ketika mendapati pangilan dari agensi yang menaungi nya selama ini,di hari yang paling dia tunggu untuk bisa bertemu dengan Delvian kekasihnya hari penting lain nya juga datang ke arahnya,Sherlin mendapat kabar jika dia harus segera kembali karena dirinya lolos dalam tawaran casting untuk bermain film

Casting itu adalah impian Sherlin untuk bisa berlaga di Holywood Sherlin harus memulai karirnya dari dunia acting untuk bisa ke holywood dan kini tawaran untuk acting datang,Sherlin terpaku ketika selesai menerima telpon tersebut dia mencoba menghubungi Delvian namun tidak tersambung karena mungkin saja Delvian sedang dalam perjalanan ke Barcelona

Sherlin kebingungan yang mana harus dia pilih impian nya kah atau pergi bersama Delvian,akankah Delvian menunggu lagi kali ini jika dia dirinya tidak pergi,namun mimpi ke Holywood adalah impian nya dan juga mimpi itu bisa membuat nya lebih dekat dengan Delvian ketika dia bisa memasuki dunia Holywood maka dia akan segera pindah ke Amerika dan bisa lebih dekat dengan Delvian.

Sherlin menghela nafas kasar,Sherlin pun mengambil ponselnya kembali dan menelpon Jackson yang merupakan sekretaris pribadi Delvian,memberitahunya perihal keberangkatan yang dia batalkan,Sherlin menatap pesawat yang kini mulai mengudara meninggalkan London menuju Barcelona.

"Maafkan aku Delvian harus membuatmu menunggu lagi" Ujar Sherlin lirih dan berbalik badan berjalan kembali keluar dari bandara

****
Aurora berjalan menyusuri kabin pesawat mencari dimana kursinya berada,ini adalah liburan keluarga yang di siapkan ayahnya namun sudah bisa di pastikan Aurora tidak mendapat tempat terbaik di dalam keluarganya kecuali menjadi pesuruh ibu dan kakaknya,dia bahkan kini duduk di kelas ekonomi bukan kelas executive seperti yang di duduki oleh ibu,ayah dan kakaknya

Aurora merengangkan tubuhnya ketika dia duduk di kursinya,setidaknya untuk sejenak dia bisa beristirahat dengan tenang,dia menarik nafas dalam kemudian menghembuskan seksama,dia merenungi nasib sialnya bersama keluarga yang menyatakan bahwa mereka adalah keluarganya

Aurora tidak mempunyai siapa-siapa di dunia ini selain ayahnya lagi,ibunya yang sangat menyangginya telah tiada dan kini ayahnya memiliki keluarga baru yang berkuasa di rumah ayahnya

Namun dia selalu ingat pesan ibunya untuk tetap bertahan bahkan dalam keadaan sulit sekalipun,dia harus tetap tersenyum dan membantu orang lain jangn menyusahkan orang lain,itu adalah pesan ibunya sebelum dia meninggal,jadilah Aurora hidup sebagai wanita yang selalu menuruti apa yang orang lain mau bahkan selalu memerintahnya

Dia memejamkan matanya sejenak sebelum sampai ke Barcelona karena dia tahu setelah sampai disana,tubuhnya tidak akan berhenti bekerja kembali menuruti semua keinginan ibu dan kakak tirinya,pesawat menuju Barcelona masih mengudara hingga beberapa jam penerbangan

Sementara itu pesawat yang membawa Delvian telah sampai di Barcelona,mobil yang menjemput Delvian telah menunggu di bandara,Delvian turun dari pesawat dan segera bergegas menuju hotel yang sudah di pesan untuknya,Delvian tidak bisa lebih bersemangat ketika membanyangkan apa yang telah dia persiapkan untuk Sherlin saat sampai di hotel

Kamar tidur dengan satu kamar dan juga kejutan lain nya yang masih menantinya disana,sepanjang jalan Delvian hanya menyungingkan senyum nya sampai ponselnya berdering membuyarkan lamunan indah Delvian akan rencana lamaran nya

"Hallo Jackson,ada apa??"

"Boss.."

"Ada masalah??"

"Sherlin tidak jadi menaiki pesawat yang sudah di pesan"

"Apa..!! Kenapa?? Apa yang terjadi??" Delvian terkejut sekaligus juga panik mendapati kabar mengejutkan itu

"Dia mengatakan dia harus mengambil tawaran acting untuk ke Holywood sebelum dia mengambil keputusan dia sudah mencoba menghubungimu tapi tidak bisa jadi.."

"Klik.." Delvian langsung mematikan ponselnya,dia menatap layar ponselnya dimana pangilan telpon tak terjawab dari Sherlin yang sudah tertera di layar ponselnya

Delvian tidak bisa memikirkan apa pun lagi,dia ingin marah namun tidak bisa,bagaimana bisa Sherlin lagi-lagi membatalkan janji mereka terutama setelah semua hal yang Delvian siapkan

"Shitt..!!" Delvian memaki kesal di dalam mobil,supir yang membawanya hanya bisa diam melihat amarah Delvian yang tampak tertahan

Delvian menghela nafas sejanak dan memejamkan matanya sejenak,mencoba menetralkan perasaan nya yang berkecamuk,amarah,kecewa dan kesal menjadi satu namun ketika ponselnya berdering untuk yang kesekian kalinya menampilkan nama Sherlin dia pun menjawabnya

"Hallo"

"Delvian...maafkan aku" Ujar Sherlin cemas di seberang telpon,dia terdengar sangat putus asa membuat hati Delvian melunak dia tidak tahu cara menolak Sherlin dia tidak pernah bisa

"Kali ini apa lagi??"

"Aku tahu kau pasti marah..tapi semua ini aku lakukan demi kita"

"Kita??"

"Iya,bisa masuk ke dalam Holywood adalah impian ku dan aku sudah menunggu lama untuk ini,tapi alasan terbesar nya adalah karena dirimu aku ingin menjadi lebih dekat denganmu jika aku bisa masuk ke holywood aku masih tetap bisa berkarya dan menjadi lebih dekat denganmu" Delvin menghela nafas pelan dan memejamkan matanya sejenak

"Sherlin kau tahu rencana terbesarku akan liburan ini kan??"

"Iya aku tahu..tapi bisakah kau menunggu ku sebentar lagi hanya sekali ini saja setelah semua selesai aku benar-benar akan kembali kepadamu..hmm please jangan marah" Sherlin memelas meminta kepada Delvian,dia tahu pria nya itu pasti akan menunggunya kembali

"Kau ini selalu pandai merayu" Sherlin tersenyum senang di seberang telpon dia tahu kekasihnya itu sangat mencintainya dan akan mendukung semua keputusan nya

"I love you" Delvian menghela nafas dan menyenderkan kepalanya ke jok mobil dia tidak pernah bisa menolak keinginan sherlin sekalipun dia harus menunggu lagi dan lagi

"I love you too..cepat kembali"

"Hmm pasti..aku akan mulai casting besok,jika berhasil kau harus berjanji untuk datang bersama ku menonton film ini" Delvian tersenyum simpul dan menegak kan tubuhnya kembali

"Hmm iya baiklah"

"Janji??"

"Iya aku janji"

"Kau memang yang terbaik my honey..muach muaach" Delvian hanya tersenyum tipis mendengar hal itu

"Baiklah aku sudah sampai hotel kita lanjutkan nanti"

"Baiklah selamat beristirahat dan liburan maafkan aku karena tidak bisa menemanimu" lirih Sherlin merasa bersalah kepada Delvian

"Sudah lah,fokus saja kepada casting mu aku akan menunggu filmmu"

"Okee boss laksanakan" Sherlin tertawa senang Delvian mematikan ponselnya dia pun keluar dari hotel dengan langkah gontai tidak terhitung berapa kali dia menghela nafasnya karena
menahan kecewa di hatinya namun dia juga tidak bisa menghalangi sherlin mencapai impian nya demi sebuah status pernikahan

Delvian turun dari mobilnya dan para pelayan hotel langsung menyambutnya dan membawa koper miliknya di waktu yang bersamaan Aurora dan keluarganya juga sampai di hotel yang sama dimana Delvian menginap

"Eh cupu cepat bawa semua koper itu awas jangan sampai ada yang ketingalan"

"Iya kak"

"Gea ayo apa lagi yang ku tunggu"

"Iya ma,aku sedang meminta Aurora untuk melihat koper kita"

"Sudah lah biarkan dia mengurusnya dengan pelayan,papa mu sudah masuk,ayo"

"Okee ma,awas kalau ada yang hilang aku cekik kau" Ujar Gea melotot ke arah Aurora,Auroa hanya bisa menunduk dan membantu para pelayan mengeluarkan koper milik mereka

"Nona biarkan kami saja,silahkan anda masuk ke dalam"

"Tidak apa-apa saya takut ada yang ketingalan biarkan saya membantu kalian"

"Baiklah jika begitu" Aurora pun mendorong koper miliknya bersamaan dengan pelayan yang mendorong koper milik kakak dan ibunya masuk ke dalam hotel

Delvian terpaku di tempatnya ketika melihat Aurora yang di suruh-suruh oleh saudaranya itu,namun dia hanya diam dan kemudian berlalu masuk ke dalam hotel dimana dia akan menginap

"Tuan Delvian selamat datang,silahkan ikut kami,kamar anda sudah kami siapkan"

"Okee" Delvian melangkah pergi bersama pelayan yang membawanya,kakak tiri dan ibu tiri Aurora terpana ketika melihat Delvian yang berjalan di depan mereka,Aurora yang sudah masuk juga melihat sekilas ke arah Delvian yang lewat

"Ma..seperti nya pria itu bukan pria sembarangan" Bisik Gea ke arah ibunya sembari menunggu papa nya melakukan bokingan kamar

"Sepertinya begitu melihat para pelayan hotel melayani nya dengan begitu seksama mama pikir dia memang bukan orang sembarangan"

"Ya sudah jelas itu" Tak lama ayah mereka datang dengan membawa empat kunci kamar tidur

"Ini kunci kamar ayo"

"Papa boking empat kamar??"

"Iya,kenapa??"

"Apa dia juga harus tidur di kamar semahal ini??"

"Denisa sudah lah ini hanya sekali-kali"

"Ma benar,biarkan saja kapan lagi dia bisa menikmati liburan begini toh dia juga tidak bisa dapat liburan begini dari kantor kecil nya itu lagian aku tidak bisa berbagi kamar dengan nya"

"Hmm baiklah,Aurora ambil kuncimu,ini" Denisa ibu tirinya melemparkan kunci kamar ke arah Aurora yang hampir terjatuh namun untung nya bisa di tangkap

Mereka pun melangkah pergi ke lantai masing-masing dimana kamar mereka berada,menaiki lift menuju lantai kamar mereka

"Gea papa sengaja mencarikan mu kamar paling atas jadi kamar mu berada di lantai atas"

"What..!! Pa kenapa mengambil lantai jauh sekali tidak,tidak aku tidak mau"

"Kau yakin tidak mau lantai teratas??"

"Tidak membuat kaki ku pegal saja suruh dia saja yang disana" Helson menatap ke arah Aurora sejenak dan beralih ke Gea dia hanya menarik nafas pelan

"Baiklah,Aurora tukar kuncimu dengan milik kakak mu,kau akan berada di lantai atas"

"Baik pa" Gea mengambil paksa kunci dari tangan Aurora dan melemparkan kunci miliknya ke depan wajahnya,Gea hanya menyungingkan senyum miring

"Rasain tuh..makan tuh turun naik" Bisik Gea ke arah telinga Aurora,Aurora hanya bisa menghela nafas pelan mendengar Gea yang memang suka menyiksanya

Mereka pun sampai di lantai kedua menyisakan Aurora yang kini sendirian di dalam lift menuju lantai teratas gedung,Lift mulai berjalan kembali menuju kamar yang di tuju,ketika sampai Aurora keluar dari lift dan menuju nomor kamar yang kini dia tempati

Aurora membuka pintu kamar miliknya dan menghidupkan lampu kamar,matanya langsung membelalak ketika melihat betapa luasnya kamar yang dia tempati dia tidak menyangka jika kamar itu hampir seluas sebuah apartemen namun hal yang paling menakjubkan adalah pemandangan kota Barcelona di malam hari yang terlihat dari balkon atas

"Wuah ini indah sekali" Pikir Aurora menikmati pemadangan malam kota Barcelona saat itu

Aurora memejamkan matanya dan merentangkan tangan nya,mencoba menikmati angin sepoi-sepoi yang berhembus membelai pipinya,baru kali ini dia merasakan ketenangan yang begitu damai mungkin itu alasan ayahnya memilih kamar ini untuk kakaknya karena pemadangan indah dari balkon kamar ini

Walau bukan untuk nya,namun Aurora senang karena dia mendapatkan kamar itu,setidaknya malam ini dia akan bisa tidur nyenyak di kamar yang seluas dan seindah itu,Aurora masuk kembali ke dalam kamar dan membongkar isi kopernya dia mengambil handuk dan bersiap ke kamar mandi untuk mandi

Aurora menikmati fasilitas kamar yang disediakan di dalam kamar hotel tersebut,setelah selesai mandi dia mendengar bel kamar nya berbunyi,Aurora pun membuka pintu kamarnya dan nampak seorang pelayan disana

"Selamat malam nona kami mengantarkan pelayanan kamar VVIP" Aurora terkejut mendengar jika ternyata kamar yang dia tempati adalah VVIP

"Oh ya silahkan" Pelayan membawa masuk troli tersebut dan meletak kan di depan pintu

"Baiklah jika anda ada perlu silahkan hubungi kami melalui telpon kamar yang tersedia"

"Baik terima kasih" pelayan tersebut pun keluar dari kamar setelah mengantarkan layanan kamar,Aurora membuka tutup kain yang membungkus troli dan nampak lah seperangkat makanan malam tersedia disana

"Wuah..jadi seperti ini rasanya pelayanan VVIP" Gumam Aurora mendorong troli makanan nya menuju sofa yang ada di kamarnya

Aurora pun membuka troli yang penuh makanan tersebut,troli tersebut juga tampak cantik dengan hiasan bunga mawar di vas kecil yang di letak kan disana,Aurora tersenyum sumringah menikmati kemewahan tidak sengaja yang dia dapat kan hari itu

Aurora pun memulai makan malam nya dengan membuka tudung makanan di depan nya dan sebuah steak sapi panggang yang mengiurkan tersaji di depan nya belum lagi adanya dessert dan juga buah-buahan serta minuman jus dan air putih,Aurora benar-benar sangat bersyukur karena kakak tirinya tidak menginginkan tinggal di kamar itu,itu adalah pilihan paling terbaik yang pernah kakaknya pilih yang tidak berakhir dengan menyiksanya,Aurora menyungingkan senyum senang mengingat hal itu

Di tengah Aurora yang sedang menikmati makan malamnya,ponselnya berdering menampilkan nama sahabat karibnya,Gina,Gina adalah sahabat Aurora sejak mereka masih dibangku Sekolah Dasar,Aurora menjawab pangilan Video Gina

"Hay" Sapa Aurora tersenyum sumringah,Gina mengeryitkan dahi ketika melihat wajah Aurora yang tampak berbinar berbeda dengan wajah nya yang selalu kusut setiap kali dia menelpon nya

"Hey belum sehari kau sudah tampak bahagia sekali,apa Barcelona seindah itu??"

"Hmm tentu disini sangat indah,lihatlah" Aurora memperlihatkan pemandangan Barcelona di malam hari melalui balkon kamarnya membuat Gina berteriak histeris

"Woww..Aurora indah sekali..kyaa beruntung nya kau bisa kesana" Aurora menyungingkan senyumnya

"Iya aku rasa hari ini aku cukup beruntung"

"Apa yang terjadi?? Apa dua nenek sihir itu tidak menyiksa mu lagi dan membiarkan kau menikmati liburanmu??"

"Well jangan berharap untuk itu"

"Jadi apa yang terjadi??"

"Gea menolak menempati kamar ini yang ternyata merupakan kamar VVIP,papa menyewa untuk dia tapi dia menolak karena kamar ini berada di gedung teratas yang akan membuatnya lelah dan jauh turun naik walau memakai lift" Sejenak Gina terdiam mendengar cerita Aurora hingga akhirnya tawanya pecah

"Hahahaha dasar nenek sihir bodoh sekarang dia tahu jika dia sudah membuat pilihan yang salah"

"Iya aku rasa begitu,pelanyanan nya memang sangat mewah bahkan makananya langsung disediakan membuatku tidak perlu memesan layanan kamar lagi atau turun ke restoran untuk makan"

"Bagus untung kau mendapatkan nya,perlihatkan kepadaku bagaimana kamarnya" Aurora berkeliling memperlihatkan setiap sudut kamar mewah yang sedang di tempati kepada Gina dan
tentu saja reaksi sahabatnya selalu heboh

"Kyaa..Aurora aku sarankan kau untuk menikmati fasilitas kamar yang tidak akan bisa kau nikmati walau kau bekerja setiap hari tanpa henti"

"Tentu saja aku tidak akan melewatkan keindahan kamar ini,aku akan berfoto di setiap sudutnya nanti" Mereka berdua terkekeh ketika membahas kamar mewah tersebut

"Gea benar-benar sangat bodoh,dia tidak tahu mana kamar yang mewah dan murahan sangat bodoh apa dia tidak tahu jika makin tinggi lantai hotel maka kamar akan semakin mahal"

"Sungguhkah??"

"Iya,gedung tertinggi biasanya hanya di tempati oleh orang-orang elite,ayah mu cukup loyal menyewa kamar di gedung teratas"

"Iya dia menyanggi Gea melebihi dari yang kau tahu"

"Cih padahal sudah jelas kau anak kandung nya namun kau malah seperti anak tiri saja"

"Sudah lah aku tidak ingin membahasnya,aku rasa aku akan tidur sekarang tubuhku sangat lelah"

"Iya tidurlah nikmati kasur empukmu malam ini"

"Hmm pasti byee gina"

"Byee my baby girl" Gina mematikan pangilan nya,Aurora merentangkan tangan nya dan menutup pintu balkon dan berlalu ke atas ranjang nya yang begitu luas,Aurora menghempaskan tubuhnya ke kasur dan menatap langit-langit kamar

"Ma,hari ini papa memberi kamar yang bagus,meski bukan untuk ku tapi aku bisa meraskan sedikit kemewahan hidup yang tersisa darinya,aku merindukan mu ma" batin Aurora bergumam sebelum akhirnya dia memejamkan matanya tertidur lelap di kasurnya

****
Sementara itu Delvian sedang duduk di balkon kamarnya menikmati pemandangan Barcelona malam hari dari balkon kamarnya yang terasa sangat hening,Delvian menghela nafas nya ketika menatap pemadangan di depan nya,seharusnya malam ini dirinya dan Sherlin menikmati pemandangan indah tersebut

Namun khayalan nya tidak menjadi kenyataan dia malah menikmati pemandangan Barcelona sendirian,Delvian tidak tahu lagi harus bagaimana selain menunggu kekasihnya itu menyelesaikan semua impian nya namun bagaimana dengan nasibnya yang selalu recoki neneknya untuk menikah,ponselnya berdering ketika menampilkan nama grandmanya disana Delvian menghela nafas lelah

"Hallo grandma"

"Kau sudah sampai?? Bagaimana Barcelona??"

"Indah,sangat indah"

"Grandma harap kali ini kau kembali membawa kabar baik untuk pernikahan"

"Aku tahu grandma aku sudah menyiapkan semuanya"

"Bagus,grandma sudah tidak sabar menimang cucu darimu"

"Iya grandma aku akan memberi cucu untuk grandma segera jadi bersabar lah sedikit lagi"

"Baiklah,jika kali ini kau gagal kau tidak boleh menolak pilihan grandma"

"Iya aku janji"

"Anak pintar,baiklah istirahatlah dan nikmati liburanmu"

"Baik grandma byee" Delvian mematikan ponselnya dan mendesah kasar sembari mengacak rambutnya prustasi

"Sherlin apa yang harus aku lakukan..!!" Gumam Delvian prustasi dan meneguk anggurnya

Grandmanya belum tahu jika Sherlin tidak jadi pergi bersamanya dan dia tidak mungkin memberitahu grandmanya perihal rencana lamaran nya yang gagal atau grandmanya akan mengamuk dan mencarikan jodoh segera yang tidak bisa dia tolak lagi

Delvian sangat pusing menghadapi masalahnya kali ini,Sherlin tidak datang dan dia tidak bisa memberitahu grandmanya dan dia tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada grandmanya jika dirinya belum bisa menikah dalam waktu dekat,dia ingin menikah dan satu-satunya wanita yang ingin dia nikahi hanya Sherlin namun keadaan sungguh tidak pernah berpihak kepadanya harus kah kali ini dia menunggu Sherlin atau menerima tawaran omanya namun satu-satunya wanita yang cintai hanya lah Sherlin dan dia hanya ingin menikahi wanita itu

Pikiran Delvian benar-benar berkecamuk malam itu memikirkan jala keluar dari masalahnya hingga dia terlelap tidur demi menghilangkan sejenak pikiran nya yang kacau karena kegagalan rencananya

*****

To be continue..dont forget to vote thank you

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top