𝒕𝒘𝒆𝒏𝒕𝒚 𝒐𝒏𝒆
POV: Saking lamanya menunggu update, kamu lupa gimana alur ceritanya.
❀
Suga berlari cepat masuk ke dalam kelas mereka, sambil berharap dia akan bertemu dengan [Name] di sana.
Brak!
Suga mendorong pintu dengan keras, sampai-sampai semua murid yang ada di kelas pada kaget.
"Kalian lihat [Name]?" Tanya Suga to the poin.
Salah satu murid di kelas mereka yang bernama Zoro langsung menyahut.
"Kalau tidak salah tadi dia di panggil ke ruang guru" Katanya, setelah mendengar itu, Suga segera berterimakasih dan langsung berlari menuju ruang guru.
Setelah Suga pergi, satu kelas langsung kompak menoleh ke arah Zoro sambil membatin.
"Lu siapa?!"
❀
Lama-lama Suga jadi capek sendiri lari-lari begini, mana ruang guru ada di lantai paling atas, tapi gapapa, inilah yang di namakan perjuangan cinta!
Saat sudah sangat dekat dengan pintu masuk ruang guru, tiba-tiba saja pintu itu terbuka, seseorang keluar dari dalam sana sambil membawa tumpukan kertas.
"EHHH---"
"...WUAH--"
BRUK
BRAK!
Suga yang sudah lari menggunakan kecepatan maksimal langsung susah untuk ngerem, akhirnya dia menabrak orang tersebut hingga mereka berdua jatuh tersungkur di lantai.
"A-aduh duh duh" Orang yang di tabrak Suga mengaduh kesakitan saat kepalanya jatuh membentur lantai, di tambah lagi dengan tubuh Suga yang dengan enaknya jatuh di atas tubuhnya.
"Eh astaga, maaf, kamu-- EH [NAME]?! YA AMPUN MAAFFFF GA LIHAT!!" Suga buru-buru berdiri sambil membantu sang kekasih untuk berdiri, waduh ga sengaja, dia ga tau itu [Name] gara-gara wajahnya ketutup kertas-kertas.
Pantesan aja waktu jatuh Suga gak sakit, malah baper yang anak, wong jatuhnya ke doi, mana dapat bonus empuk-empuk lagi.
[Name] masih meringis pelan sambil mengelus belakang kepalanya, Suga yang melihat itu makin merasa bersalah, dia lalu bantu mengelus belakang kepala sang gadis sambil ikut meringis dan terus meminta maaf.
"Maaf ya, aduh, kita ke UKS saja yuk?" Ajak Suga.
"U-udah tidak usah Kou" [Name] menggelengkan kepalanya pelan, dia harus segera membawa kertas-kertas ini ke perpustakaan.
"Aduhh, jangan gerak-gerak kepalanya!" Tegur Suga saat [Name] menggelengkan kepalanya.
[Name] merasakan pipinya memanas, waduh, kok Suga jadi perhatian lagi ya?
"Kamu mau bawa ini kemana? Sini aku bawain saja!" Suga segera memungut kembali kertas-kertas yang sudah berserakan itu, dia harus bertanggung jawab pokonya.
[Name] lalu hendak ingin membantu, dia mengulurkan tangannya untuk mengambil kertas-kertas itu juga tapi tangannya langsung di genggam Suga.
"Kamu bawel banget! Duduk saja di situ, biar aku yang kumpul kembali!" Kata Suga sambil menatap wajah [Name].
Seketika gadis itu langsung menyadarinya.
Suga sudah kembali.
"...Kou?" Panggil [Name] pelan.
"Ya? Kenapa sayang? Masih sakit ya kepalanya? Aduh, benjol gak? Atau berdarah? Coba sini aku lihat--"
Belum selesai Suga mengoceh, [Name] langsung mengalungkan tangannya di leher pemuda itu, mendekapnya erat.
"Kou... Hiks"
Suga yang awalnya kaget, langsung membalas pelukan sang kekasih, di usapnya pelan pucuk kepala gadis itu sambil berbisik.
"Ya, ini aku, [Name]"
❀
[Name] cengo sendiri mendengar penjelasan Suga tentang bagaimana ingatannya bisa pulih kembali.
Sungguh membagongkan.
"Aku tak tau harus merespon bagaimana..." Gumam [Name] pelan, Suga tertawa maklum, dia sendiri masih heran.
Bisa-bisanya ide sesat Kageyama mengalahkan segala macam pengobatan medis, hebat.
Mereka lalu diam sesaat, namun bukan karna canggung, melainkan karna [Name] yang sibuk dengan pikirannya sendiri, dan Suga yang juga sibuk mandangin wajah [Name], pokonya dia tatap sampai puas dah, kesel dia, coba dulu gak amnesia, haduh, padahal banyak waktu yang dia habiskan berduaan dengan [Name] di dalam kamar pasien.
Hadoh.
Emang ya Suga.
Ga takut apa keciduk dokter ama susternya?
"[Name]" Pemuda itu memangil lembut sang kekasih, tangannya lalu memegang kedua pipi [Name], mengelusnya pelan sambil tersenyum.
[Name] yang sudah lama gak di tayang-tayang sama Suga akhirnya gugup parah, waduh ini nih, kalau Suga udah manggil namanya sambil senyum, pasti gak lama lagi dia di terkam.
"...iya?"
"Aku cium ya?"
"Ehh?! Umm"
"Masa ga boleh? Tega kamu..."
"Bu-bukan begitu!"
"Lalu?"
"A-aku malu..."
Suga tertawa manis, dia lalu menggeleng kemudian langsung mendekatkan wajahnya ke wajah [Name], saking dekatnya [Name] bisa merasakan hembusan nafas Suga.
Aromanya kayak mint gitu kawan.
Apa Suga sudah sengaja makan relaxsa dulu ya?
"Kali ini aku ga butuh izin kamu dulu, maaf ya" Setelah itu tanpa basa-basi Suga langsung mencium bibir sang kekasih.
Perlahan tangan Suga yang tadinya berada di pipi [Name] berpindah ke tengkuk gadis itu, dia sedikit mendorong agar semakin bisa merasakan bibir sang kekasih.
Suga benar-benar sudah pro dalam hal ini ya.
Sampai-sampai dia gak sadar ada sekelompok manusia kurang asem yang ngintip mereka dari balik semak-semak.
"Kapan ya kita punya pacar juga?" Tanya Tanaka, cape dia di tolak Kiyoko terus.
"Mana aku tau Ryuu, nasip kita kan sama" Balas Noya, hmmm, iya Noya, sama, cuma Tanaka agak lebih-- eh jan spoiler!
"Halah, kalian baru begini saja sudah mengeluh" Daichi yang udah kebal dengan segala macam jenis keuwuan membalas.
"Kayaknya kita jangan ngintip begini deh, nanti Suga tau gimana?" Ennoshita jadi parno sendiri kalau lihat Suga marah, berasa di marahin emak-emak dasteran.
"Iya, ayo kita pergi saja, aku juga takut" Asahi membenarkan perkataan Ennoshita.
"Eh? Ada apa sih, kalian ngomongin apa?" Hinata bingung gara-gara matanya di tutupin sama tangan Kageyama, mana tidak mau di lepasin lagi ini tangan.
"Aku juga tidak tahu, Hinata" Balas Yamaguchi yang matanya juga di tutup sama Tsukishima.
"Sa-sama..." Yachi juga bingung gegara matanya ditutup sama Kiyoko.
"Sudah jangan kepo kalian" Kata Kageyama dan Tsukishima kompak.
Emang bener tindakan mereka, yang masih polos di larang lihat.
Apa? Kageyama juga masih polos?
Ah masa~
❀
"Cie yang udah bisa mesra-mesraan lagi" Noya dan Tanaka terus saja mengganggu Suga, mentang-mentang Suga moodnya lagi bagus.
"Hoi! Nishinoya, Tanaka! Di suruh bantuin Yachi kenapa malah nyasar di situ?" Tegur Daichi saat dia melihat Yachi yang kesulitan membawa botol minum yang menumpuk, padahal tadi dia sudah menyuruh dua orang ini untuk membantu.
"Lah iya forget, maaf Daichi-san" Balas Tanaka sambil menggaruk pala botaknya.
"Ayo Noya-san, kita bantu Yachi-san!"
"Gas kan!"
Tanaka dan Noya langsung mengambil beberapa botol dari tangan Yachi.
"Ah, arigatou--"
"Nyan, ichi ni san, nyan arigatou~"
Brak!
"Eh buset, selow kapten, selowww!"
Jika tidak cepat menghindar, mungkin saja Noya akan jatuh terkapar karena di lemparin sepatu sama Daichi
"Wibu!" Kata Daichi sambil nunjuk Noya.
Yaelah papa Daichi :'(
❀
Yey apdet.
Tapi pendek, HAHAHAHA.
Ya maap kawan, Nata masih sibuk nih :'v
Yaudah kali ya? Nanti deh semoga bisa up secepatnya lagi.
Babay, jangan capek ya aku gantungin~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top