𝒕𝒘𝒆𝒏𝒕𝒚

"Ushijima-san sedang apa di sini?"

"Jenguk Tendo, kemarin dia keserempet delman"

"...oh"

"Iya"

Tak tahu harus basa-basi apa lagi dengan Ushijima, [Name] jadi canggung, jadinya mereka hanya duduk-duduk gak jelas di bangku rumah sakit.

Mau pulang, tapi masa langsung ninggalin ini sapi begitu aja? Nanti di sembeli gimana?

Canda.

Pokonya dia mau pergi saja langsung, tapi ini Ushijima dari tadi terus saja ngelihatin [Name] kayak mau bilang sesuatu tapi tak juga di utarakan.

"[Surname] sendiri, sedang apa di sini?" Tanya Ushijima.

"Menjenguk Koushi" Jawab sang gadis.

Ushijima menaikkan satu alisnya.

"Pacarmu? Dia sakit?"

"Yah... Begitulah"

"Umm... Semoga cepat sembuh"

"Iya"

Dari sorot mata gadis itu, Ushijima tahu, Suga bukan hanya sekedar sakit biasa, pasti ada suatu hal buruk yang terjadi pada pemuda itu hingga pacarnya ini terlihat sangat sedih, namun Ushijima memilih untuk tidak bertanya.

Lagi pula menurutnya dia seharusnya tak terlalu dekat lagi dengan [Name], toh gadis yang menjadi first lovenya ini ternyata memiliki orang yang dia sayangi sendiri.

Dan Ushijima tidak mungkin merebut gadis yang sudah memiliki kekasih.

Hayoloh.

Siapa yang chapter lalu udah negatif thinking sama bang Ushi?

Kamu ini berdosa banget.

"Kalau begitu, aku pergi dulu [Surname]" Ushijima langsung berdiri dari tempatnya.

"Ah, iya" Sang gadis menarik senyum tipis.

Ushijima mengangguk, namun sebelum benar-benar beranjak, pemuda tinggi nan berotot itu mengambil sesuatu dari kantong plastik yang sedari tadi dia bawa.

"Ini"

"Eh, tidak usah--"

"Ambil saja, [Surname]"

"...terimakasih"

Ushijima tersenyum.

Benar-benar tersenyum, hal yang sangat jarang dia lakukan itu dengan mudahnya dia lakukan untuk [Name].

Setelah pemuda itu pergi, [Name] melihat sebatang cokelat putih di tangannya.

"Kenapa dia terlihat sedih ya..."

Suga sedang duduk termenung di atas kasurnya, kepalanya penuh dengan [Name].

"Aarrgh! Ga tau ah" Mengacak-acak rambutnya kasar, Suga jadi pusing sendiri jika terus memaksakan dirinya untuk mengingat kembali tentang hubungannya dan [Name].

"Napa lu? Kek orang stres mikir alur SNK saja" Kata Daichi dengan santainya sambil menyendokkan bubur yang harusnya untuk Suga tapi malah dia yang makan.

"Pusing mikirin [Name]" Balas Suga lelah.

"Udah inget?"

"Belom"

"Yeh, awas loh lupanya kelamaan, aku ga janji ya [Name] bakalan jadi pacar kamu lagi"

"...hah?"

"Gak"

Daichi kembali memakan bubur milik Suga hingga habis, tak lupa sekalian dia minum juga jus buah untuk Suga, duh kenyang.

"Sedikit lagi [Name] datang gantiin aku" Ucap Daichi lagi, Suga sendiri hanya mengangguk saja.

"Lemes banget, atau mau Tanaka sama Noya saja yang gantiin?"

"Jangan!"

"Iya, canda doang"

Suga udah trauma di jagain tuh dua kebodohan, terakhir kali dia di jaga oleh mereka berdua, udah bersisik, mereka berdua juga banyak banget geraknya, sampai selang infus Suga lepas karna gak sengaja kesenggol tangan Noya.

Udah gitu Tanaka malah mau inisiatif buat langsung colok lagi aja tuh selang infus ke tangan Suga yang udah nyut-nyutan karna infusnya terlepas tiba-tiba.

Satu jam sudah berlalu, Daichi sudah pergi, sekarang Suga tinggal menunggu [Name] yang akan datang.

"Apa kami benar-benar... Berpacaran?" Gumam Suga.

Jadi takut dia di prank doang.

Sampai kemarin Suga udah cek sana sini, sapa tau ada kamera, mungkin dia mau di masukin yutup.

Mengingat cita-cita lain Daichi itu ternyata adalah yutuber, sapa tau dia di malah di prank buat jadi konten.

Tapi satu hal yang Suga tahu...

Ekspresi gadis itu setiap melihatnya pasti sedih, dan Suga selalu merasa bahwa dialah penyebab gadis itu sedih.

Tok tok

Seseorang mengetuk pintu kamar pasien Suga, itu pasti [Name].

"Keluar-- eh masuk!"

Dan benar saja, [Name] masuk sambil tersenyum kecil ke arah Suga, gadis itu melangkah masuk dan meletakkan makanan yang sudah dia masak sendiri di rumah untuk Suga, soalnya [Name] juga tahu kalau Daichi demen banget makan makanan rumah sakit yang harusnya untuk Suga.

Emang ga ada akhlak.

"Maaf agak telat, tadi aku ketemu Dokter Nata dulu, katanya kamu sudah boleh pulang besok" Kata [Name] sambil menarik kursi mendekati ranjang Suga kemudian duduk di sebelahnya.

"Hmm... Begitu ya"

"Iya"

Suasana kembali hening, karena cuma ada mereka berdua di ruang ini, dan tak ada yang membuka pembicaraan.

Ah.

Padahal dulu kalau pas cuma berdua gini sih mau-maunya Suga banget, habis dah tuh [Nama], mana ada kasur lagi, kan tinggal di hap.

Astaga.

Berdosa sekali.

Suga tiba-tiba turun dari atas kasurnya, [Name] langsung saja mendongakkan kepalanya melihat Suga.

"Mau kemana Kou?"

"Kamar mandi"

Waduh.

[Name] melihat selang infus Suga, umm apa harus dia pegangin? Takut ada apa-apa juga kalau Suga sendiri.

Eh, tapi masa dia ikutan Suga ke kamar mandi :'(

"Mau aku... Temanin?" Syalan, [Name] pingin salto saking malunya.

Suga menggelengkan kepalanya cepat, wajahnya jadi memerah karna malu, asem, bikin kebayang-kebayang aja.

"Tidak perlu! A-aku bisa sendiri!"

"Umm... I-iya maaf"

Kan malah jadi makin awkward deh.

Setelahnya Suga langsung melesat masuk ke dalam kamar mandi, duh malu, tapi kalau di pikir-pikir boleh ju--

Gak!

Astaga, ini pikiran Suga kesana kemari mulu dah.

Keesokan harinya, Suga sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit dan kembali ke rumahnya untuk menjadi beban keluarga.

Ingatan pemuda itu memang belum kembali, karna itu dia masih harus ke rumah sakit secara rutin untuk terapi agar ingatannya kembali.

Dan sejak hari itu pula, jarak antara Suga dan [Name] semakin meregang.

Pemuda abu-abu itu tak lagi nempel-nempel di [Name], terus [Name] juga canggung dan jadi bingung sendiri tiap berusaha berbicara dengan Suga, karna pemuda itu selalu bersikap seolah-olah mereka hanya sekedar teman yang saling mengenal namun tak dekat.

Suga sedari tadi terus saja menghela nafasnya panjang, dia duduk di pinggir lapangan sambil memakaikan bola di tangannya.

Dari tengah lapangan teman-temannya terus saja memerhatikan Suga, mereka juga kasihan, Suga jadi tidak seperti dulu karna sekarang dia lebih banyak diam sambil mojok kek mau kentut imut.

"Ayo kita spike kepala Suga-san" Celetuk Kageyama yang masih keukeh dengan idenya yang mengandung kekerasan itu.

"Nanti yang ada geger otak anak orang" Papa Daichi makin ga abis pikir dengan kelakuan anak-anaknya ini.

"Tapi kayaknya ide Kageyama gak ada salahnya di coba" Jeruk mini kesayangan kita menyetujui ide Kageyama.

"Tidak, jangan macam-macam--"

"YOSH! HINATA BOKE!"

"OKEHHH"

WHUSSS!

Kageyama dengan kampret ngasal ngetos bola ke Hinata dan dengan demikian Hinata langsung saja memukul bola itu kuat ke arah Suga.

"EH GOBLOGG!!" Daichi menepuk jidatnya kuat sambil mengumpat kaget.

DUAK!

Setelah bola tersebut menghantam kepala Suga dengan keras, pemuda itu langsung saja terkapar di lantai.

Begonya :')

Mereka semua lalu segera berlari ke arah Suga panik, waduh, Hinata rasa tadi dia mukulnya gak kuat-kuat banget deh.

"SUGA?! KAMU GAPAPA?! SATU TAMBAH SATU BERAPA?!" Daichi mengguncangkan tubuh Suga kuat saking paniknya, ini kalau temennya geger otak gimana astaga.

"...uh... Dua" Suga memegang kepalanya yang pusing.

"KEMARIN NOYA UTANG BERAPA KE KAMU?!" Tanya Daichi lagi.

"...dua ribu"

Akhirnya Daichi menghembuskan nafasnya legah, syukurlah Suga baik-baik saja.

Eh...

Tapi kok...

"LOH KOK SUGA-SAN INGAT?!" Noya histeris, lalu kan Suga udah lupa apa utangnya dia!

Baru saja Daichi menyadari apa yang terjadi dan hendak bertanya ke Suga, pemuda abu-abu itu sudah duluan berdiri tegak dan langsung berlari keluar dari ruang olahraga.

"Loh, mau ke mana kau?!" Tanya Daichi cepat.

Suga berbalik sebentar dan menjawab.

"Kemana lagi? Tentunya menemui pacarku"

Harusnya sih chapter ini adalah chap terakhir dari Perfect Boyfriend.

Tapi karna ceritanya lebih belibet dari yang Nata rencanakan yaudah dehh...

Sesuai permintaan kalian, Nata panjangin dikit ya ✨.

Sip.

Q&A time!

Pertanyaan ke dua puluh empat, Fire Force, wkwk, udah sempat Nata jawab ya pertanyaan begini.

Suga atau Yaku? Hemm... Kalau bisa dua kenapa harus satu? HAHAHA.

Daichi: Siapa bilang aku sadboy? Tuh aku bahagia-bahagia saja kok, kalau masalah buat cerita sendiri sih... *Lirik Nata*

Nata: Apa kau, jan liat-liat, utang ini sudah banyak.

NAH KEMAREN ITU NATA DAH TULIS, TAPI DRAFFNYA HILANG KAMPRE*T 😭😭

Btw ff mas Kuroo dah lama tamat perasaan 😭.

Pernyataan ke dua puluh lima, apa motivasi kamu tanya begini ke Nata? Kamu salah tanya orang kawanku :)

Pertanyaan ke dua puluh enam, Jomblo tapi bersuami, tuh Suga salah satu suami ai.

Andai pengamalan Nata seindah ff ini :')

Pertanyaan terakhir, kalau niatan bikin ff lain jelas ada, tapi gak dulu deh, wkwkw.

OKE SELESAI HAHAHA.

OH IYA!

Nata mau promosi nih!

Mungkin ada yang udah sempat baca tapi kalau ada yang belum yuk mampir bentar ke fanfic mas Sakusa hehehe.

Mengandung kadar gula juga loh, meski emang gak semanis kadar gulanya mas Koushi, wkwkw.

Oke deh, sekian.

Selamat malam selasa~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top