𝒆𝒍𝒆𝒗𝒆𝒏

Sesuai janji, sekarang [Name] sudah berada di rumah Suga, gadis itu duduk manis sambil menunggu Suga yang sedang ganti baju di kamarnya.

Tentunya sambil ngobrol bareng mamanya Suga dong.

"[Name]-chan makin cantik saja" Puji mamanya Suga tiba-tiba, yang di puji tersenyum malu sambil tertawa pelan.

"Makasih ma" Jawabnya.

"Haduh pantas saja Koushi tidak bisa lepas dari kamu, asal kamu tau ya, Koushi itu tiap hari pasti ceritanya tentang kamu terus, sudah begitu semangat banget lagi kalau cerita" Kata mamanya Suga, aduh emang gitu ya tan? Duh pin terbang deh si [Name].

"Kou cerita apa saja ma?"

Iya mama.

[Name] panggilnya mama.

Udah lampu hijau gais.

"Banyak, kayak kejadian-kejadian yang menurutnya 'gemes' saat sama kamu, duh pokonya dia sampai jejerit kayak anak gadis"

Ini yang bikin [Name] suka cerita dengan mamanya Suga, semua di ceritain, malahan sampai sering buka aib anak sendiri.

Misalnya nih, pernah tuh mamanya Suga nunjukin foto Suga waktu kecil, di foto itu Suga lagi lari sambil megang handuk, tak lupa dengan kolor gambar bebeknya.

Waktu itu [Name] antara malu dengan mau ngakak.

Dan sampai sekarang Suga ga tau kalau [Name] pernah lihat fotonya yang kayak begitu.

Inilah rahasia antara mama mertua dan anak mantunya, wkwkwk.

Baru saja mau ghibain anaknya lagi, eh Suga udah datang aja, batal deh.

"[Name], udah cek grup kelas belum?" Tanya Suga sambil mengangkat ponselnya.

"Em, belum, kenapa memangnya?" [Name] balik bertanya.

"Ini loh, ada tugas dari Nata sensei, katanya besok pagi langsung di kumpul karna beliau tidak bisa masuk" Jawab Suga, [Name] lalu mengangguk paham.

[Name] mikir bentar.

Nama senseinya itu mirip nama seseorang ya...

"Kita kerjain saja sekarang sama-sama, yuk" Saran Suga, [Name] mengangguk.

"Ma, aku kerjain tugas sama Koushi dulu ya"

"Iya, kerjanya di kamar Koushi saja ya? Di luar banyak nyamuk"

"Emm... Di ruang tamu sa--"

"Hooh mama benar, di kamar saja, yuk"

Suga langsung menarik tangan [Name] dan mengedipkan sebelah matanya ke sang mama tentu di balas acungan jempol mamanya.

Wah wah.

"Tugasnya yang mana?" Tanya [Name] yang sibuk dengan ponselnya mencari tugas yang di maksud Suga.

"Itu ada, lihat deh baik-baik"

"Umm... Mana-- ehh?!"

"Hehehe"

Kaget.

Tiba-tiba saja Suga mengangkatnya dan mendudukkan [Name] di pangkuannya.

"Kamu ngapain?!" Wajah [Name] memerah, aduh cobaan apa lagi ini ya lord.

"Ngerjain tugas" Jawab Suga santai dan malah menempatkan dagunya di atas pundak [Name].

"Tu-tugas?"

"Hmm, tugas dari Nata sensei yaitu kita harus makin dekat satu sama lain"

Aww.

Gemoi banget kamu mas.

"Pasti gak ada tugas kan? Kou kamu bohong ya?"

"Kalo aku tidak alasan soal tugas, pasti kamu sama mama terus, aku ga mau" Sekarang Suga melingkarkan tangannya di pinggang [Name] yang berada di pangkuannya.

Rasanya [Name] bisa pingsan sekarang.

Pemuda bersurai abu-abu itu semakin mengeratkan pelukannya, membawa [Name] lebih dekat dengannya, wajahnya mendekati leher [Name], menggesek hidung mancungnya di sana, membuat sang gadis merasa geli karna hembusan nafas yang mengenai lehernya.

"Kamu wangi" Kata Suga dengan suara rendah.

[Name] sendiri udah ga tau gimana harus menanggapi, dia sudah terlalu sibuk dengan jantungnya yang berdetak cepat, duh kan malu atuh.

Lagian Suga kok manis banget :'(

"[Name]" Panggil Suga pelan, [Name] langsung menoleh, membuat wajah mereka menjadi sangat dekat.

Baru mau balik ke depan lagi, Suga sudah duluan menahan kepala [Name] menggunakan tangannya.

Suga terus menatap mata [Name], dia kemudian tersenyum simpul dan mendekatkan

"Aku mencintaimu"

Dan mendaratkan ciuman di kening [Name].

Biasanya kalau mau berangkat sekolah, [Name] pasti di jemput Suga, tapi tadi malam Suga menelfonnya, Suga harus berangkat lebih pagi, takutnya [Name] masih mau istirahat, jadi dia jalan diluan deh.

Yaudah [Name] bilang tak masalah, kan Suga mau latihan untuk persiapan turnamen nanti.

Jadilah gadis itu hari ini berangkat sendiri ke sekolah, dan sialnya di malah kesiangan.

Kan jadi dapat bonus lari pagi ke sekolah.

"Aduh, udah jam segini" [Name] terus berlari sambil sesekali menatap jam tangannya, semakin cemas jika pagar sekolah di tutup nantinya.

Kan malu kalau di hukum, apa lagi kalo sendiri.

Udah gitu di lihatin doi :'(

"Pasti aku akan tela--"

Bruk!

Duangh!

[Name] membelalakkan matanya.

Dia tak sengaja menabrak seseorang, dan sekarang mereka jatuh bersamaan.

Dengan posisi yang agak...

Yah, lumayan ambigu.

Mata mereka bertemu, tiba-tiba rasa gugup dan canggung datang.

Orang yang di tabraknya itu menatapnya sebentar lalu kembali berdiri, tentu [Name] juga langsung berdiri tegak.

"Ma-maaf!" Kata [Name] sambil menunduk, aduh, kan gara-gara terlalu buru-buru, dia jadi tidak memerhatikan jalan.

Orang tersebut cuma terus menatap [Name] tanpa niat menjawab, membuat [Name] semakin gugup.

Waduh.

Ini kok masnya kayak galak gitu ya :'(

"Ka-kamu ti-tidak apa-apa kan?" Tanya [Name].

Orang itu mengangguk pelan.

Huh.

Cuma ngangguk-ngangguk sih, tapi gapapa, setidaknya dia merespon.

[Name] melirik lengan orang yang di tabraknya itu, ada darah yang mengalir dari sana.

"I-itu, berdarah" Tunjuknya ke lengan orang tersebut, namun yang di tunjuk hanya melirik sekilas, seakan dia tidak merasa perih sama sekali di sana.

Merasa karna ini salahnya, [Name] segera mengambil plester dari tasnya.

"Ini untuk menutup lukanya" Kata [Name] pelan.

Bukannya di ambil, orang tersebut malah mengulurkan tangannya.

Minta di pakaikan ya mas.

"A-aku pakaikan?" Tanya [Name] takut, orang itu mengangguk.

"O-oke..." Lalu [Name] memasangkan plester itu di lengan orang tersebut, sebelum di pakaikan dia sedikit meniup lengannya, siapa tau ada debuh nempel kan ga bagus kalo langsung di plester.

"Sudah" [Name] melirik orang itu, dia lalu menggaruk pipinya.

"Aku... Pergi dulu ya?" Gadis itu tersenyum canggung, dia menunduk sebentar sambil sekali lagi mengucapkan maaf, dan berjalan cepat menuju sekolahnya.

Kan makin terlambat.

Sedangkan orang tersebut terus menatap [Name] yang semakin menjauh.

Kemudian menatap lagi ke plester pink yang kini tertempel di lengannya.





















"Wakatoshi-kun!"

Seseorang menepuk bahunya, Ushijima berbalik dan melihat Tendo yang menatapnya.

"Kenapa malah diam di sini sih? Ayo lanjut larinya! Aduh" Kata Tendo sambil geleng-geleng.

Bukannya menjawab, Ushijima malah balik bertanya.

"Tendo, kenapa jantungku berdetak kencang sekali?"

"Itu namanya lelah abis olahraga, yaudah kita mampir ke minimarket dulu terus beli minum, yuk"

"Tapi aku tidak lelah"

"Udah jangan sok kuat Wakatoshi-kun, semua orang bisa capek kok"

"Jadi aku kelelahan ya..."


Mau tetap stay di kapalnya Suga atau gimana nih 🤣.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top