Kuntum 64 - 第六十四章
Pada rona sehelai pagi di musim semi
Kau adalah untaian kata pembuka puisi
Indah menggantung lara,
Di tiap bisikan merdu embun pagi
Risau dunia menguar
Kala sinarmu menyorot tinggi
Lepas kata bawa cinta bersuara
Dengan keras membuka mata untuk kembali
Pada cinta yang ingin diselami
Aku menyentuh relung puisi
Untuk bertemu pada waktu nanti
Bersamamu kau kukenangi
Dengan cinta yang menjadi saksi
Di musim semi jarak pemisah sebuah keping berarti
BJ-
2018 Musim Semi Summer Palace
Di atas langit, tangis itu berlinangan. Dengan gemetar, Lynn membaca kalimat di bawah puisi itu lagi.
"Kalau kau membaca ini, itu artinya kita sudah tidak lagi bertemu. Aku tak sempat mengucapkan kata selamat tinggal. Namun, aku hanya ingin kau tahu, aku tak pernah ingin mengatakan itu karena kau terlalu lama hidup dalam jiwaku. Di istana musim semi, waktu telah menetapkan saatnya. Kita bertemu, aku mengenalmu lebih dalam. Diam-diam, merasa bodoh karena tak sempat mengatakannya padamu.
Lynn, aku menyukaimu. Mencintaimu lebih dari yang kau katakan. Laki-laki itu pengecut. Aku terlalu bodoh, terlalu naif. Membiarkanmu pergi tanpa tahu yang sesungguhnya. Meski tahu hatimu bukan untukku, tapi aku percaya, pada saat yang tepat, matahari akan menyemburkan hangatnya perasaan di musim lainnya untuk mempertemukan kita."
Di saat semuanya tertidur, di saat matahari membelah awan, di saat perbatasan antara China dan Indonesia telah ia lewati, Lynn menutup mulutnya. Menangis keras dan sadar kalau surat itu adalah pesan dari Brandon Jun yang ingin ia rengkuh dalam-dalam.
Kita berpisah, di ketinggian 35 ribu kaki.
***
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Epilog? Yakin? Atau selesai di sini aja?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top