Kuntum 22 - 第二十二章


Selesai dari asistensi Leixin laoshi, Luo Yi buru-buru membelah koridor yang lengang di gedung F1 menuju asrama putra yang ada di sebelah gedung. Masih ada beberapa hal yang harus dikerjakan. Pagi tadi ia tidak sempat mengangkat pakaiam jemuran semalamnya, akibat kesiangan, ia jadi harus melipat dan menggosoknya sore ini. Pukul lima nanti, seperti biasa ia akan menjemput Lynn di depan gerbang asrama putri untuk membeli bahan makanan di pasar Weihu.

Entah kenapa, setiap kali membayangkan kejadian itu akan terulang, Luo Yi selalu tidak bisa sabar. Ia ingin saja cepat-cepat sampai asrama, mengerjakan pakaiannya sampai lupa waktu dan tiba-tiba jam empat lalu menjemput Lynn.

Sekarang pukul tiga. Masih ada banyak waktu untuk mempersiapkan segalanya dengan baik. Ia harus membenahi beberapa perabotan kebersihan yang lupa ia kembalikan ke gudang asrama juga. Akibat tugas dan beberapa asistensinya yang agak merepotkan, membuat Luo Yi sedikit luntang-lantung mengerjakan pekerjaannya sendiri. Tapi, bagaimana pun, asistensi ini juga untuk nilai tambahan serta makan siang gratis. Luo Yi bukan orang yang memiliki banyak uang seperti kalangan mahasiswa lainnya. Ia hanya menghargai uang dan berusaha menghemat selama ia masih belum bisa mencarinya sendiri. Baginya, yang terpenting sekarang adalah lulus dan membantu perekonomian keluarganya di Shenzhen.

Dengan menghentak sepeda andalannya, Luo Yi menebas ramai jalan besar di depan kampus, lalu membelok dan menyisiri gang kecil yang samping kanan dan kirinya terdapat kios-kios kecil penjual makanan sore. Mengarahkan setangnya ke asrama putra yang ada di belakang gedung, Luo Yi pun memarkirkan sepedanya di loker sepeda. Menyapa petugas keamanan sebentar, lalu agak berlari menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Bangunan asrama putra dan putri tidak jauh, hanya beda pintu masuk dari jalan besar. Kalau aslinya, kedua bangunan itu saling membelakangi.

Sejenak ia mencari ponselnya di saku celana, hendak mengirim pesan untuk mengingatkan Lynn pada perjanjiannya tadi siang. Biasa, ia takut Lynn kelupaan. Tapi gerakan itu entah kenapa berhenti, dan niatnya menguap begitu saja ketika mengingat kejadian tadi siang dikelas.

Lynn akan memerankan karakter pada cerita Yan Zi Wei. Sebagai teman kelas sekaligus musuh dalam selimut, Luo Yi tidak bisa membiarkan dirinya terus-terusan bertanya ada apa gerangan Zi Wei tiba-tiba memilih Lynn--yang semua orang tahu--kalau Zi Wei membencinya akibat kepintarannya. Dan juga meletakkannya di posisi mahkota yang adalah dijadikan sebagai lawan peran dari aktor terbaik se-BFU, Jun Lei Han. Pasti ada sesuatu yang ingin Zi Wei lakukan, dan ancaman itu membuat Luo Yi agak cemas. Terlebih, ketika Jun Lei Han malah menyetujuinya. Seharusnya pemuda itu tahu kalau Lynn memiliki peran penting di salah satu bagian ceritanya sendiri. Harusnya Lei Han pengertian kalau Lynn suatu saat nanti kelelahan atau bagaimana. Setidaknya, memikirkan dobel resiko yang Lynn ambil. Tapi nyatanya, Lei Han sama sekali tidak memikirkan itu. Apa jangan-jangan Lei Han dan Zi Wei juga sedang berkomplot merencanakan sesuatu?

Pintu kamar Luo Yi berdebam, tertutup. Ia merebahkan diri di kasur sejenak, lalu memandang langit-langit kamar agak menerawang.

Kalau diingat-ingat lagi, soal bunga di loker itu...

Seketika Luo Yi menegapkan punggungnya, tapi pikirannya tak berubah dalam lautan resah dan bingung itu.

Kalau ternyata semua orang berpikir benar begitu, bagaimana?

***

Haihooo part update yo. Silakan ditunggu lagi episode selanjutnya. Bagi yang berkenan, silakan tinggalkan dukungan dengan menekan tombol bintangnya ya. Terima kasih!^^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top