Part 6

Kini Elang pun sudah tiba dikantornya, dia duduk dikursi kebesarannya, namun wajahnya tampak gelisah, dia terus memikirkan kejadian tadi saat ditumah sakit.

“Aargghhh.., aku benar-benar sudah tidak waras, kenapa aku terus memikirkan Senja," ucap Elang sambil mengacak-acak rambutnya dengan kasar, tiba-tiba Nadia masuk dan bingung dengan tingkah bosnya. Namun karena informasinya sangat penting jadi Nadia tidak terlalu banyak bertanya.

“Maaf Pak saya masuk tanpa mengetuk pintu dulu, ini ada meething mendadak dengan tuan Rendra, baru saja saya mendapat email darinya katanya Meethingnya diadakan di Caffe yg waktu itu Pak yg ada diujung rumah sakit,” Ucap Nadia sambil menyerah kan file2 untuk Meething agar segera ditanda tangani oleh Elang.

“Kenapa Mendadak sekali, bukannya tadi sekalian saja, tuan Rendra itu terlalu berbelit-belit kalau tentang perusahaannya, oh ya Nadia nanti selama aku Meething kau cari tau tentang Dokter Senja yah, tapi jangan sampai dia tahu, kamu cari tahu identitasnya, aku ingin tahu dimana dia tinggal sekarang," Ucap Elang sambil merapikan rambutnya.

“Baik Pak, sekarang saya permisi dulu mau menyiapkan beberapa file untuk Meething," Ucap Nadia lalu dia pun pergi meninggalkan ruangan Elang.
Sementara itu ditempat lain Meira dan Farhan sedang menyusun rencana untuk menjebak si pria misterius itu, dengan pura-pura membawa uang 50 juta didalam koper, Meira beralasan tidak bisa transfer karena takut ketahuan Elang, karena transfer sebanyak itu ke rekening orang yang tidak dikenal, Meira takut dia curiga.

Sedangkan dirumah sakit, Senja kini seperti biasa sedang melakukan operasi membantu Dokter lain karena dalam sebulan Senja masih dalam tahap tes apakah dia benar-benar layak untuk bekerja sebagai dokter ahli bedah dan mendapat pasien sendiri atau tidak maka dari itu pihak rumah sakit pun mengujinya lebih dulu, seperti biasa operasi pun berjalan dengan lancar, meski kadang dia merasa mual kalau melihat banyak darah mungkin efek dari kehamilannya yg masih muda, tapi dibalik itu Senja melakukan operasinya dengan baik, dokter yg kini dibantu olehnya pun kagum dengan kinerja Senja yg bisa disebut dokter pemula karena belum mendapat hak izin sepenuhnya dari kepala rumah sakit, dan itu membuat Riana bangga karena tanggapan positif dari dokter yg dibantu oleh Senja.

“Riana aku ingin istirahat sebentar rasanya lelah sekali, setelah membantu dokter Fani tadi, kau tahu darah dari korban kecelakaan itu sangat banyak, aku jadi mual melihatnya,” ucap Senja yg kini merebahkan tubuhnya disofa diruang kerja Riana.

“Baiklah, kau istirahat saja nanti aku bangun kan kalau ada yg memanggilmu," Ucap Riana, yg melihat Senja sudah memejamkan matanya, tiba-tiba seorang pria masuk keruangan Riana.

Dokter Riana hari ini jadwal kita untuk operasi pasien yg mempunyai penyakit jantung untuk mencangkok jantungnya,” Ucap Seorang dokter tampan yg tidak tau kalau ada Senja yg sedang istirahat.

“Sssttt.., jangan terlalu kencang dok bicaranya, teman saya sedang istirahat, kasihan dia kelelahan setelah melakukan operasi tadi,” Ucap Riana, dokter itu pun melihar Senja yg kini sedang bersandar disofa dengan memejamkan matanya.

Oh, dia kan dokter baru itu yah, yg masih pemula itu, tapi sudah bisa membantu menangani dua operasi, hebat,” Ucap Dokter Daffa sambil sesekali melihat ke arah Senja.

“Iya dia sahabat baik saya dok, dia memang sangat hebat, anda tahu Dia adalah mahasiswi kedokteran terbaik dikampus kami dulu, dia selalu mendapat nilai terbaik saat melakukan praktek karena bakatnya, tapi sayang kisah cintanya tak semulus bakatnya dibidang kedokteran, kekasihnya meninggalkannya dan menikah dengan wanita lain, anda tahu dia adalah wanita yg sangat kuat dan hebat karena bisa menghadapi takdir hidup nya yg sangat buruk, karena setelah ditinggal kekasihnya dia pun harus menerima kenyataan yang pahit,” Ucap Riana membuat Dokter Daffa menjadi iba pada Senja.

“Dokter Daffa saya mohon jangan ceritakan ini pada siapapun, saya menceritakan ini pada anda karena anda adalah pria yang baik jadi saya percaya pada Anda," Ucap Riana.
“Baik kamu tenang saja aku akan menjaga rahasia sahabatmu dengan baik, apa dia sekarang mempunyai kekasih?," Tanya Daffa membuat Riana terkejut dengan pertanyaan Daffa.

“Belum memang kenap?,” Tanya Riana yg mencurigai gelagat aneh Daffa saat melihat Senja sahabatnya.

“Dia cantik, dan sangat berbakat dia bisa jadi patner ku atau mungkin patner hidupku," Ucap Daffa sambil tersenyum dan menatap Senja.

“Kenapa anda bosan berkerja sama dengan saya hemm?!,”Ucap  Riana.

“Bukan, bukan seperti itu kamu salah paham hanya kamu tahukan sudah berapa lama aku menjomblo setelah Sahara memutuskan untuk pergi ke London dan memulai kariernya di sana,” Ucap Daffa yg merasa tidak enak pada Riana.

“Hey santai dong aku ngerti kok, kenapa kamu tidak ikut dengan Sahara, bukannya Sahara menginginkan itu, hemmm aku tau tapi kamu harus exstra keras untuk mendapatkan hatinya, kamu tahu Daffa semenjak insiden itu, Senja sudah menutup hati untuk pria, dia hanya ingin fokus pada keluarga dan kariernya saja," Ucap Riana.

“Kamu tahu kan saat itu ibu ku sedang sakit keras, jadi tidak mungkin aku meninggalkannya, semoga aku bisa mencairkan hatinya yg sudah membeku," Ucap Daffa sambil menatap Senja dengan senyumannya.

“Baiklah kalau itu sudah jadi Tekadmu, tapi kamu jangan menjadi kan Senja sebagai pelarian mu dari  Sahara, karena kalau itu terjadi kamu akan tahu akibatnya, kalau begitu mulai besok aku akan meminta izin untuk Senja membantumu dan aku akan membantu dokter Sasa,” Ucap Riana.

“Benar kah, baiklah terminal kasih kamu memang teman terbaikku,” ucap Daffa dengan tersenyum lebar.

“Eit tapi ada syaratnya," Ucap Riana membuat Daffa menatap dirinya.

“Apa, kenapa harus pake syarat segala sih," Ucap Daffa terlihat kesal.

“Ringan kok, kamu hanya harus mengantarnya pulang kalau aku sedang tidak sempat," Ucap Rian sambil tersenyum.

“Baiklah kalau cuma itu syaratnya itu mah gampang, Oh ya kapan Rayhan kembali dari New York?,” tanya Daffa.

“Mungkin beberapa bulan lagi, dia harus menyelesaikan pekerjaannya disana, dia bilang Perusahaannya yang disana sedang maju pesat," Ucap Riana, Tiba-tiba dia merindukan kekasihnya itu.

“Aku salut padamu, sudah 5 tahun berhubungan bahkan LDR-an dngn Rayhan, tapi masih saja awet,” Ucap Daffa.

“Itu semua karena kami saling percaya satu sama lain dan yg penting adalah komunikasi yg tidak pernah putus, lagi pula dia sudah bertekad akan menikahiku setelah kembali dari New York dan akan menetap disini dijakarta," Ucap Riana.

“Oh syukurlah kalau begitu, aku ikut bahagia menmendengarnyaa sudah aku pergi dulu ingat nanti jam 2 siang jadwal operasinya,”Ucap Daffa mengingatkan Riana tetang operasinya.

“Oke," Ucap Riana lalu Daffa pun pergi meninggalkan ruangan Riana.

“Dengat Senja, aku akan membuat mu bahagia tidak ada salahnya aku menjodohkan mu dengan dokter Daffa, dia pria yg baik aku yakin kau pasti akan bahagia jika bersamanya, dan Daffa juga akan menjadi Ayah yg baik untuk anak mu kelak, meski aku belum memberi tahu, biarlah kamu sendiri yang memberi tahu, sekaligus aku ingin tahu kesungguhan Daffa saat Senja memberi tahukan tentang kehamilannya," Gumam Riana sambil menatap Senja yg masih terlelap dalam tidurnya mungkin karena dia sangat lelah.
                                                                        *****

Sementara disebuah gedung kini sedang gelisah sambil memegangi koper, dia kini sedang menunggu seseorang yg mempunyai bukti perselingkuhannya dengan Farhan kekasihnya, tiba-tiba ada yg menepuk Pundak Meira dari belakang.

“Kau sudah membawa uangnya?," tanya orang misterius itu.

“Kau!!,” Ucap Meira yang sangat terkejut saat melihat si pria misterius itu.

“Iya kenapa hahahaha kenapa terkejut, kau ini benar-benar wanita licik Meira, aku tidak menyangka kalau kau ini adalah wanita yg sangat licik menjebak sahabatku dan aku tidak menyangka kalau selama ini Elang ada dalam pengaruh obat-obatan yg kau berikan, kau benar-benar wanita bejat, karena mu Elang meninggalkan Senja yg berhati malaikat demi wanita berhati busuk sepertimu, aku sudah curiga karena sebelumnya Elang sangat membencimu, dan meski tidak mencintai Senja tapi Elang sangat menghormati Om Heru dan berusaha membuka hati untuk Senja dan menerima perjodohan," Ucap Dika sahabat Senja dan Elang. 

“jadi kau yg selama beberapa hari ini menerorku , lalu apa yg akan kau lakukan, membongkar kejahatanku didepan Elang, jangan mimpi Dika,” ucap Senja sambil tertawa, membuat Dika kesal lalu tiba-tiba slep pisau kini memancap di punggung Dika bukan hanya satu tusukan tapi dua tusukan dipunggung Dika, membuat Dika tumbang karena tidak kuat menahan sakit dipunggungnya.

“Selamat menikmati perjalanan mu ke neraka Dika, dan aku pastikan Siska akan menjadi janda sebelum menikah, itu lah akibatnya jika berurusan dengan Meira," Ucap Meira dengan tawanya, tapi tiba-tiba polisi datang mengepung Meira dan Farhan, namun karena kecerdikan mereka, kini mereka bisa meloloskan diri dari kejaran polisi, sedang Dija kini dibawa kerumah sakit untuk dirawat.

“Dokter Riana ada pasien mendadak dok," Ucap seorang suster pada Riana.

*Kenapa malah memberi tahu ku,” ucap Riana.

“Karena dokter lain sedang sibuk dengan beberapa oprasi, dan hanya dokter Riana yang saya temui,” Ucap suster itu.

“Baiklah, Senja bangun ada pasien darurat jadi kau harus membantu ku," Ucap Riana yg kini mulai menuju ruang UGD, Senja yang terbangun pun langsung mengikuti Riana untuk melakukan operasi dadakan.

“Cuci muka mu dulu, setelah itu, temui aku diruang UGD,” Ucap Riana, Senja pun memgangguk dan segera ke kamar mandi untuk mencuci mukanya.

“Kini Senja sudah berada diruang UGD, dia terkejut saat melihat pasien itu, matanya mulai berkaca-kaca membuat Riana kebingungan dengan sikap Senja.

“Ada apa Senja?”

‘Dia, dia Dika sahabatku RI,” Ucap Senja dengan gemetar karena kini dipunggungnya mengeluarkan banyak darah karena dipunggungnya terdapat beberapa tusukan.

“Tenang Ja, kau harus tenang kita harus menyelamatkannya, tidak ada waktu lagi jadi kau harus kuat berhenti menangis oke, kita harus menyelamatkannya,” Ucap Riana menciba menenangkan Senja.

“Iya Ri, ayo kita lakukan aku sudah suda," ucap Senja yg kini menghapus air matanya.

“Baik, aku yakin kita bisa menyelamatkan Ja,  Sus tolong siap kan semuanya kita akan memulai operasinya,” Ucap Riana,kini Senja dan Riana pun memulai oprasinya.

“Sementara itu Nadia menemui kepala Rumah sakit untuk mencari tahu tentang identitas Senja dan juga alamat tempat tinggalnya, karena permintaan Elang donatur rumah sakit itu, kepala rumah sakit pun memberikan identitas dan juga alamat tempat tinggal Senja, setelah itu Nadia pun pamit dan kembali ke Cafe tempat Elang mengadakan meething, kini Meething telah usai Nadia dan Elang pun kembali kekantor, lalu Nadia pun menyerahkan Identitas dan alamat rumah Senja, Elang pun terlihat bahagia karena kini dia bisa mendapatkan informasi sendiri tentang Senja dan melihat keadaan rumah Senja yang sekarang.
                                                                      *****

“Operasinya berhasil Ja, kau hebat meski dalam keadaan khawatir seperti ini karena melihat kondisi sahabatmu, tapi kau bisa profesional, aku salut padamu," Ucap Riana yang memang mengakui kehebatan Sahabatnya itu.

“Tapi dia koma Ri, aku gagal," Ucap Senja lalu kembali menangis.

“Tidak Senja, koma bukan berarti tidak tertolong dia bisa saja mendapat kesadarannya, mungkin karena benturan dikepalanya dia syok dan mengalami koma sementara,” Ucap Riana mencoba menenangkan Senja.

“Iya aku yakin Dika akan pulih dia pria yg baik dan kuat,” ucap Senja sambil menatap Dika yang masih berbaring lemah dan belum sadarkan diri.

“Iya sekarang kita pindahkan dia keruang rawat, dan tugasmu menghubungi keluarganya,” Ucap Riana, yg dijawab dengan anggukan oleh Senja, kini Senja pun menghubungi Siska, dan memberi tahu kan tentang keadaan Dika.

Tidak butuh waktu lama Siska dan keluarga Dika pun datang, mereka sangat syok melihat keadaan Dika yg kini terbaring koma, dan terbaring dengan peralatan medis di tubuhnya.

“Bagai mana ini bisa terjadi mbak?, siapa yg sudah tega melukai Mas Dika,” Ucap Siska sambil menangis, karena melihat kondisi kekasihnya yg kini dalam keadaan koma.

“Aku tidak tahu Sis aku hanya tahu dia terluka parah kamu tenang saja, karena dia hanya mengalami koma sementara," Ucap Senja yg kini memeluk Siska yg menangis sesegukan keluaga Dika pun sangat syok melihat putranya yg kini terbaring koma.

“Dokter Riana dokter Daffa memaggil anda, katanya sudah waktunya melakukan operasi,” Ucap Seorang suster yang adalah asisten dokter Daffa.

“Baiklah, Senja kau pantau keadaan Dika, dan kau harus bisa menenangkan keluarga dan kekasih sahabatmu itu, karena mereka butuh itu sekarang, aku harus berkerja kembali, nanti setelah selesai aku akan kembali sekalian ingin mengenalkan mu pada seseorang,” Ucap Simran sambil tersenyum, Senja pun mengangguk, lalu Riana pun pergi meninggalkan Senja dengan Siska dan keluarga sahabatnya itu.

“Tante yg tenang ya, Dika pasti baik-baik saja, karena dia pria yg baik dan kuat," Ucap Senja sambil memeluk Ibu dari Dika untuk menenangkannya.

“Siska bagaimana keadaan Dika?,” tanya seseorang yg baru saja datang dengan nafas tidak beraturan.

“dia koma kak Elang,” jawab Siska saat mendengar Siska menyebutkan nama itu Senja sangat terkejut, hatinya kini mulai gelisah, sebenarnya dia sudah tahu pasti Elang akan datang karena Dika adalah sahabat baik Elang, Namun ntah kenapa hatinya selalu membrontak ingin rasanya dia menatap wajah pria itu tapi pikirannya menolak karena kebencian yg tidak sepenuhnya hatinya mendukung, Elang kini menatap lirih kearah Senja yg masih setia memeluk Ibu Dika, tanpa melihat Elang sedikit pun karena memang posisinya yg membelakanginya.

“Kenapa bisa seperti ini, apa yg terjadi?,”  tanya Elang sambil sesekali menatap Senja yg masih enggan melihatnya, karena sibuk menenangkan ibu Dika yg masih menangis melihat putraya yang kini terbaring komaNta

“Entah lah Kak, aku juga tidak  tahu tadi Mbak Senja yg mengabariku," Ucap Siska yang masih meneteskan air matanya.

“Kau tenang saja Sis, Dika pasti akan baik-baik saja," Ucap Elang, disaat Elang tengah menenangkan Siska tiba-tiba ponselnya berbunyi, Elang langsung mengangkat tlpnnya saat tahu ibunya yg meneleponnya.

“Apa!!,” Ucap Elang setengah berteriak, membuat semua yg berada ditempat itu menatapnya, termasuk Senja, kini Elang tersenyum pada Senja karena Senja kinj menatapnya, namun Senja kembali memalingkan wajahnya tidak membalas senyuman Elang, atau pun bertanya apa yg terjadi meski sebenarnya Senja ingin mengetahui apa yang terjadi sehingga membuat Elang terkejut saat menerima tlpn itu .

“Kenapa Kak?,” tanya Siska yg melihat Elang panik.

“Tidak, hanya ada masalah dirumah, ntah kenapa ada polisi yg datang kerumah dan mencari Meira, sampai menggeledah rumah, aku pergi dulu ya Sis, nanti setelah urusan ini beres aku akan menjenguk Dika lagi," Ucap Elang, yg dijawab anggukan oleh Siska, lalu Elang pun pergi dengan terburu-buru, sementara Senja Hanya menatap lirih kepergian Elang, sebenarnya dia ingin bertanya tentang kabar Arina namun kini rasa bencinya masih sangat besar apalagi saat teringat apa yg telah Elang lakukan padanya menghianatinya di hari pernikahannya, itu yg menyebabkan luka yg kini membekas dalam hati dan pikirannya.

TBC

Bagi yang udah penasaran sama lanjutannya mampir aja ke e-booknya harganya murah meriah kok dibawah ini 👇 penampakan Covernya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top