Part 5

Senja baru saja sampai dirumahnya karena masih lemah jadi Rania memutuskan mengantar Senja kerumah orang tuanya karena permintaan Senja, kini Senja sudah sampai dirumahnya, karena sudah malam Riana memutuskan untuk pulang tidak jadi mampir kerumah Senja, Senja pun melambaikan tangan setelah turun dari mobil Riana dan kini mobil Riana pun melaju menuju ke kosannya.

“Ayah, Bunda Senja pulang,” Ucap Senja sambil memasuki rumahnya, Nindia dan Heru pun sudah menunggu dengan cemas.

“Kenapa baru pulang sayang, Bunda dan Ayah sangat cemas,” ucap Nindia yg kini menatap putrinya dengan Cemas.

“Maaf Bunda, tadi aku menemani Riana berkerja, itung-itung pengenalan, karena mulai besok putri Ayah dan Bunda ini akan mulai berkerja disana, ditempat Riana berkerja yah, Bun, aku diterima kerja dirumah sakit besar itu Yah, Bun,” Ucap Senja dengan antusias memberi tahukan pada kedua orang tuanya.

“Benarkah?, ya Tuhan terima kasih karena telah memberikan putri ku pekerjaan yg bagus, sebentar  Bunda tadi membuat brownies, bunda ambilkan yah," Ucap Nindia yg kini menuju dapur untuk mengambil kue brownies nya.

“Apakah kamu serius nak?, ingin bekerja?,” tanya Heru merasa tidak tega karena harus melihat putrinya berkerja keras dirumah sakit, hanya dengan jabatan dokter bedah biasa, karena cita-citanya dulu ingin membuka sebuah rumah sakit untuk Senja setelah dia lulus kuliah tapi kini dia merasa itu semua hanyalah impiannya saja.

“Serius Ayah, lagi pula aku senang karena kemampuanku bisa tersalurkan," Ucap Senja dengan senyuman maninya tanpa terlihat beban sedikit pun seperti beberapa waktu lalu.

“Brownies datang, ayo nak makan ini dulu, untuk merayakan keberhasilanmu," Ucap Nindia yg menyuapkan sepotong brownies pada Senja lalu kemudian pada Heru, dan kini giliran Heru dan Senja yg menyuapkan nya pada Nindia secara bersamaan membuat mulut Nindia penuh dengan kue brownies mereka pun kini tertawa lepas setelah sekian lama tak dapat tertawa seperti itu.

Setelah merayakan keberhasilan Senja yg diterima di rumah sakit besar itu, Nindia dan Heru pun istirahat begitu pun dengan Senja karna esok adalah hari pertama dia mulai berkerja.

“Do'akan Mama nak, semoga besok Mama bisa memulai kerja dengan baik, untuk masa depan kita nak, kamu harus baik-baik saja yah didalam sini, sekarang kita istirahat yah sayang," Ucap Senja lalu berbaring di ranjangnya setelan mengelus perutnya yg masih rata dengan penuh kasih sayang, lalu mulai memejamkan kedua matanya dengan senyuman yg terukir dibibir mungil miliknya.
                                                                         *****

Kini Senja sudah siap dengan pakaian yang terlihat cocok untuknya, kemeja dan rok mini span dan rambut digerai, kini Senja benar-benar sudah berubah menjadi sangat cantik, Riana lah yg menyarankan agar baju itu.

“Sarapan dulu sayang," Ucap Nindia, Senja pun menurut dan sarapan dengan apa yg Bundanya  sedia kan.

“Wah putri Ayah sudah siap untuk bekerja yah?, ingat nak saat kau mengurus pasienmu, apalagi jika sedang operasi kau harus konsen, ayah yakin putri Ayah pasti bisa karena putri Ayah ini sangat hebat ayah yakin sebentar lagi kau akan menjadi dokter bedah terbaik dikota ini," Ucap Heru sambil tersenyum pada putri nya.

“Baik ayah, aku pasti akan mengingat apa yang Ayah katakan," Ucap Senja, tiba-tiba suara klakson mobil pun terdengar.

“Itu pasti Riana, ayah, ibu Senja pergi dulu yah," Ucap Senja lalu pergi meninggalkan kedua orang tuanya, kebetulan pas Senja selsai sarapan Riana datang menjemput. Setelah obrolan dirumah sakit Riana memutuskan untuk mengantar jemput Senja saja agar dia bisa terus dekat dengan orang tuanya lagi pula tempat tinggalnya hanya satu jam saja kerumah sakit, Risna takut kejadian di restoran itu terulang lagi dan takutnya disaat dia tidak dikos-kosan.

“Hati-hati nak, bilang pada Riana jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya," Teriak Nindia, yg dijawab acungan jempol oleh Senja saat sudah diluar rumah, membuat Nindia tersenyum dengan tingkah putrinya.

“Pagi RI,” sapa Senja yg kini memasuki mobil Riana dengan senyuman yg manis.

“Pagi bu dokter, sudah siap bekerja mengurus pasienmu,” Ucap Riana dengan senyuman yg tak kalah manisnya.

“Semoga, ayo berangkat nanti kesiangan,” ucap Senja lalu Riana pun melajukan mobilnya menuju rumah sakit tempat mereka bekerja.

Sementara itu pagi-pagi Meira sudah mendapat ancaman dari seseorang yg mengetahui perselingkuhannya dengan Farhan dan orang itu pun mengirimkan bukti rekaman suaranya juga video, dan dia masih menyimpan yg aslinya, orang itu meminta sejumlah uang dan kalau tidak memberi dia mengancam akan mengirim video ini pada seluruh kepada keluarga Pradipto, dan itu membuat Meira ketakutan lalu meminta bantuan Farhan, dengan mengirim pesan pada Farhan.

“Kau kenapa, lihat lah pagi-pagi wajahmu sudah tegang, aku pergi kekantor dulu,” ucap Elang dengan sedikit cuek.

“Kau tidak minum teh atau jusmu dulu,” Ucap Meira.

“Tidak, nanti saja di kantor,” Ucap Elang lalu pergi meninggalkan Meira begitu saja.

“Sial!!, Bagaimana aku bisa menguasi Elang lagi kalau dia sekarang tidak mau meminum minuman yg aku buat," Gumam Meira terlihat kesal, tiba-tiba suara ponsel Meira dan dia melihat ada pesan masuk dan saat dibuka sebuah video yg berisi pembicarannya dengan Farhan.

“Jangan main-main denganku jika kau tidak memberikanku uang 50 juta, kau akan melihat video ini akan menyebar di ponsel keluarga Pradipto terutama diponsel Elang," Pesan dari seseorang yg misterius itu.

“Aaarrggh.. bagai mana ini, aku terjebak sekarang, uang 50 juta bagai mana aku bisa mendapatkannya, meminta pada Elang tidak mungkin, Elang tidak memberikannya,” ucap Meira  dengan panik lalu kavya pun menghubungi Farhan.

“Farhan, bagaimana ini?, seseorang telah merekam pertemuan kita di restoran waktu itu," ucap Meira.

“Lalu kenapa?, apa dia mengancammu?," tanya Farhan
“Tentu saja bodoh, ini semua gara-gara kau, sudah kubilang jangan bicara sembarangan, kau malah bicara seenaknya, sekarang bagaimana dia mengancam akan menyebarkan video itu kalau aku tidak memenuhi keinginannya,” sahut Meira yang kini terlihat kesal.

“Ya ampun gawat kalau seperti itu, memang apa yg dia inginkan?"

“Uang Farhan, dia minta uang 50 juta, aku uang dr mana sebanyak itu,” ucap Meira dengan suara pelan karena takut ada yang menguping pembicarannya.

“Cuma 50 juta, kau minta saja pada suami mu, dia kan kaya Raya,” ujar Farhan.

“Cuma kau bilang, itu sangat besar dan dengan alasan apa aku meminta pada Elang, kau kan tahu saat ini Elang tidak sedang dalam kendaliku, dia sudah tidak mau meminum teh atau pun jus buatan ku,” sahut Meira.

“Habislah kita kalau begitu, bagaimana kalau kita jebak saja orang itu, aku ingin tahu siapa yg berani menguping pembicaraan kita,” ucap Farhan.

“Baiklah aku akan pikirkan caranya," putus Meira, dia akan memikirkan saran dari Farhan.

“Baiklah kalau begitu, sudah aku ingin tidur lagi masih mengantuk,” ucap Farhan.

“Kau ini dalam keadaan genting seperti ini bisa-bisanya tidur dengan nyenyak,” ketus Meira.

“ Sudahlah kau jangan bawel, aku ngantuk,” sahut Farhan.

“Ya sudah baiklah,” ucap Meira memilih mengalah saja.

Kini Meira pun mengakhiri pembicaraannya bersama Farhan lewat telepon, lalu dia kembali bingung, karena tidak tahu apa yg harus dia lakukan, Farhan sama sekali tidak membantunya.

“Bagaimana ini, apa yg harus aku lakukan, aku harus memberikan alasan apa, agar orang misterius itu mau menemuiku," Ucap Meira yg kini terlihat panik, lalu dia pun merebahkan tubuhnya dengan perasaan gelisahnya.

Sementara itu Senja dan Riana kini menjadi patner kerja, ruangan Senja pun tak jauh dari ruangan Riana, kepala rumah sakit itu memerintahkan Senja untuk bekerja bersama Riana tentu saja Senja tidak keberatan karena itu memang keinginan mereka berdua selalu bersama, hari pertama bekerja Senja pun sukses dengan operasinya, karena memang bakatnya tidak diragukan lagi, dulu saat dia kuliah saat melakukan praktek dia selalu mendapatkan nilai terbaik karena sejak kecil cita-citanya adalah menjadi seorang dokter bedah profesional, dan kini dia buktikan dengan berhasil mengoperasi seorang pasien, Riana pun bangga pada sahabatnya itu, setelah berkerja Riana pun mengajak Senja untuk merayakan keberhasilan Senja melakukan operasi, kini mereka pun merayakannya di kantin rumah sakit, mereka terlihat sangat bahagia.

Dikantor Elang tidak konsentrasi bekerja, kini pikirannya tertuju pada Senja, dan ucapan sahabatnya Senja yg mengatakan kalau Senja tengah hamil dan usia kandungannya sudah 2 bulan.

“Arrgghh, apa yg aku pikirkan kenapa wajah Senja terus berkelebat dibenak ku aku memang sudah tidak waras," Teriak Elang, untung saja ruangannya memang kedap suara, lalu Elang pun mengeluarkan ponselnya dan membuka file rahasia, dan disitu masih ada photo Senja yg sedang tersenyum dan photo Senja saat berdua dengannya.

“Kau menang cantik Senja, aku memang sangat bodoh karena sudah menyia-nyiakanmu, dan lebih memilih Mera, aku benar-benar menyesalinya,”Ucap Elang sambil mengusap kasar wajahnya.

Tok..Tok..Tok

“Masuk,” perintah Elang, sekertarisnya pun masuk keruangan Elang.

“Maaf Pak, hari ini kita ada meeting dengan pihak rumah sakit xxxx, bulan ini pemberian sumbangan Dana untuk rumah sakit itu diadakan dirumah sakit pak nanti jam 13.00, kita berangkat setelah makan siang Pak,” Ucap Nadia sekertaris Elang.

“Oh, baik lah kamu atur saja dan siapkan beberapa cek untuk aku tanda tangani,” Ucap Elang, sekertarisnya pun mengangguk lalu keluar untuk menyiapkan semua nya.
                                                                       *****

“CEO perusahaan besar akan datang kemari untuk memberikan sumbangan, kau tahu katanya CEO nya sangat tampan tapi sayangnya sudah punya istri,” Ucap Riana yg sedang berada diruangan Sahabatnya Senja.

“Benarkah, berati rumah sakit ini sangat beruntung dong,” sahut Senja sambil memainkan ponselnya karena memang mereka tidak ada jadwal operasi.

Riana, Senja kalian belum siap-siap, kepala rumah sakit memangg6ul kita semua, katanya seluruh dokter rumah sakit ini disuruh siap-siap untuk menyambut CEO yg akan datang dan turun tangan langsung untuk memberi sumbangan bulanan pada rumah sakit ini,” Ucap Karina salah satu dokter dirumah sakit, kini Riana dan Senja pun tengah bersiap untuk menyambut kedatangan CEO itu.

seluruh dokter pun sudah bersiap diaula rumah sakit, kini Elang ditemani Sekertaris nya menuju Aula rumah sakit.

“CEO nya sudah datang,” Ucap Riana pada Senja, namun Senja bersikap biasa saja, tapi alangkah terkejutnya Senja saat melihat CEO itu adalah Elang, kini wajah Senja pun terlihat memerah krn menahan emosi, ingin rasa nya dia menampar Elang, tapi dia sadar kalau dia melakukan itu pasti dia akan kehilangan pekerjaan nya.

“Ri aku mau ke toilet dulu yah, udah kebelet nih,” Ucap Senja lalu mundur dari barisan dan menuju toilet, karena tidak ingin mendengar suaranya apalagi melihatnya wajahnya.

Ditoilet Senja sangat gelisah, dia tidak menyangka kalau dia akan melihat pria itu lagi, pria yg telah mengkhianatinya, dan membuat orang tuanya menderita.

“Kenapa Tuhan, kenapa kau mempertemukan ku dengannya lagi disaat aku mencoba melupakannya dan membencinya,” Ucap Senja, lalu kini dia keluar dari toilet setelah dia membasuh wajahnya, dan karena agak licin Senja hampir saja terjatuh dan saat dia akan terjatuh namun dengan sigap tangan kekar kini menangkap Tubuh Senja, kini dua mata itu pun saling menatap dan tersenyum, dua bola mata indah itu pun saling menatap, tak lama Senja pun mendapatkan kesadarannya.

“El-Elang kau, lepaskan hey lepaskan aku," Ucap Senja berusaha melepaskan dekapan Elang, namun Elang masih terpana dengan kecantkan Senja, akhirnya Senja menginjak kakinya dan itu berhasil membuat Elang tersadar.

“Aww.. " Elang meringis kesakitan hingga akhirnya Elang pun melepaskan dekapannya pada Senja.
“Itulah akibatnya kalau berani memelukku tanpa izin,” ketus Senja dengan tatapan tidak bersahabat.
“Aku hanya ingin menolongmu, aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu dan calon bayi kita,” Ucap Elang, dan ucapannya membuat Senja terkejut.

“Da-dari mana kau tahu kalo aku sedang Ha-“

“Senja,” panggil Riana memotong ucapan Senja, sambil berlari menghampiri Senja.

“Eh tuan, anda disini?, rupanya kalian sudah bertemu, Senja dialah orang yangg menolongmu waktu itu,” lanjut Riana sambil tersenyum.

“Apa!!,” pekik Senja terkejut.

“Kamu kena Ja?,” tanya Riana dengan kebingungan.

“Tidak apa-apa, ayo pergi,” ajak Senja yang langsung menarik tangan sahabatnya itu.

“Tapi kita belum berterimakasih dan belum kenalan dengan nya Ja,” ucap Riana sambil mengikuti Senja.

“Tidak usah, untuk apa kita berkenalan dengan pria itu, lagi pula aku tidak ingin mengenalnya,” Ucap Senja dengan langkah lebarnya. Riana yang bingung pun tidak bertanya apa-apa lagi dia hanya mengikuti sahabatnya itu.

Sedangkan Elang hanya menatap sedih kepergian Senja, kini Senjanya sudah berubah dia terlihat sangat dingin dan cuek padanya dan itu karena kesalahannya sendiri membuat gadis sebaik Senja kecewa dan menderita.

“Pak, sudah waktunya kita kembali kekantor," Ucap Nadia, yang menyadarkan Elang dari lamunannya.

“Iya baiklah,” ucap Elang  lalu menyeka air matanya dan pergi meninggalkan rumah sakit itu, meski dengan persaan kacau, karena melihat sikap dingin Senja.

TBC

Seperti biasa yang udah penasaran sama lanjutan ceritanya Senja dan Elang, Monggo mampir ke e-booknya yang udah ada di Playstore ya guys 🤭, harganya juga murah meriah loh 😁 dibawah ini 👇 penampakan Covernya ya 😊


Bagi yang berminat Linknya udah ada di Bioku ya dengan judul Linknya 'PENGHIANATAN'

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top