Part 4
Happy Reading guys 😘😘
💔💔💔💔
Kini Senja pun sudah sampai dirumah sakit tempat Riana bekerja, Riana menunggu Senja yg sedang diinterview dengan was-was karena menunggu hasil interview sahabatnya, satu jam sudah Senja interview dan dia pun keluar dengan wajah muram, membuat Riana iba.
“Kenapa Ja?, apa kamu tidak diterima?," tanya Riana sambil mengikuti Senja yang kini duduk dikurasi depan ruangan tempat dia interview, Riana pun duduk di samping nya, dan menatap wajah murung sahabatnya itu.
“Aku..., aku..., aku diterima Riana, dan mulai besok aku akan mulai bekerja disini dirumah sakit ini bersama denganmu,” ucap Senja sambil memeluk Sahabatnya dengan erat.
“Oh my good kamu diterima Ja, ya ampun Senja. Kamu ini membuatku sedih saja, aku kira kamu tidak diterima karena wajahmu yang tadi sangat murung, tapi syukurlah kamu diterima jadi mulai besok hariku tidak akan membosankan karena aku akan bekerja dengan sahabatku, jadi mulai besok kamu akan tinggal bersamaku kan di kos-kosanku?, Kamu udah janji loh Ja bakalan nemenin aku," Ucap Riana yang terlihat bahagia, karena sahabatnya akan kerja satu kerajaan dengannya.
“Aku sengaja ingin memberikanmu kejutan, dan aku berhasil membuatmu terkejut he he, iya aku akan menemanimu tinggal dikosanmu, tapi kalau aku sudah dapat gaji pertamaku aku akan mencari rumah untuk kontrakan agar Ayah Bunda bisa tinggal sama aku dan kalau kamu mau kita bisa tinggal sama-sama,” ucap Senja.
“Ya ampun Senja, tentu saja tidak aku mau, atau kita cari rumah kontrakan sekarang aja, urusan bayar pake uangku saja gimana?,” tanya Riana.
“Apa tidak merepotkan kamu Na?”
“Gak lah malah aku senang bisa tinggal sama kamu dan orang tua kamu,” jawab Riana dengan tulus.
“Baiklah, terima kasih ya Riana, Terima kasih sudah memberiku pekerjaan, Terima kasih sudah mau menjadi sahabatku dan terima kasih sudah mengajakku dan orang tuaku tinggal sama-sama," Ucap Senja yang kini mulai menitikkan air mata nya.
“Hey, apa ini? Tidak ada kata terima kasih dalam persahabatan, milikku adalah milikmu juga, penderitaanmu adalah penderitaanku, orang tuamu juga orang tuaku, dan anak yang kamu kandung kelak juga adalah anakku, jadi jangan pernah mengucapkan kata Terima kasih lagi padaku ya, aku ini sahabatmu bukan?!, aku yang harusnya berterima kasih karena kebaikan Om Heru aku bisa kuliah dan jadi sarjana kedokteran hingga aku memiliki masa depan yang cerah " Ucap Riana lalu memeluk Senja dengan erat.
“Sudahlah kau jangan menangis," lanjut Riana lalu menghapus air mata Senja.
“Ini air mata kebahagiaan Ri. Aku sangat bahagia dan aku juga sangat beruntung memiliki sahabat sepertimu,” ucap Senja.
“Sudahlah, aku masih ada setengah hari untuk kembali tugas, jadi gimana kalau mulai mencari rumah kontrakan saja, biar orang tua kamu bisa tinggal sama-sama kita, dan secepatnya aku bisa tinggal sama kalian,” ucap Riana antusias.
“Baiklah kalau kamu tidak keberatan dan kelelahan," Ucap Senja sambil terkekeh, kemudian mereka pun pergi untuk memulai mencari kontrakan yang dekat dengan rumah sakit tempat mereka bekerja.
“Ri, nanti bolehkah aku melihat kamu bekerja?,” tanya Senja sambil berjalan menuju parkiran.
“Tentu, biar kamu bisa melihat aku praktik, sekalian temani aku bekerja, kamu kan juga akan bekerja disini mulai besok, nanti kita pulang sama-sama ya, sekalian bilang sama om dan tante tentang rencana kita," Ucap Riana, Senja pun mengangguk, setelah sampai di tempat parkiran Senja dan Riana pun memasuki mobil Riana. Dan kini Riana pun melajukan mobilnya meninggalkan area rumah sakit.
Sementara itu ditempat lain di sebuah restoran, Meira bertemu dengan seseorang, ya mungkin itu adalah seseorang yang tadi Meira telepon untuk bertemu.
“Bagaimana ini?, dia sudah mulai menolak jus mangga yang aku berikan setiap hari," Ucap Meira yang terlihat was was.
“Pakai cara lain dong, kau bisa taburkan ke makanan yang Elang makan, atau kau coba membuat makanan kesukaannya lalu taburkan obat itu pada makanan itu, aku tidak mau tahu kalau kau belum mendapatkan harta kekayaan itu kau tidak boleh begitu saja melepaskan Elang,” Ucap orang itu
“Tapi Farhan, aku tidak tahu makanan yang Elang suka apa,” Ucap Meira.
“Kau ini benar-benar istri yang buruk, bukan hanya tidak memberikan hak pada suaminya malah memberikan hak suamimu itu padaku, dan sekarang makanan kesukaannya juga pun kau tak tahu, ckckck! Nyonya Pradipto eh bukan. Kau lebih pantas dipanggil nyonya Farhan Setiawan Hahaha," Ucap Farhan tertawa.
“Kau ini jangan bicara keras-keras nanti ada yg dengar kan bahaya," Ucap Meira yang terlihat kesal karena Farhan malah bercanda disaat serius seperti sekarang ini.
“Kau masih ingat saat Elang menolakmu karena dia akan menikah dengan gadis lugu itu, kau berbuat licik dengan memberikannya serbuk obat itu, hingga akhirnya dia tunduk padamu dan dia setuju dengan rencanamu untuk menggantikan pengantin wanitanya denganmu, dan dia juga menentang keluarganya, dan bahkan karenamu juga dia tega merampas dan menyuruh gadis lugu itu menandatangani surat pengalihan hartanya dan kau membuat Elang dibenci oleh keluarga Hermawan ckckck Elang, Elang kasihan sekali nasibmu, bagaimana kalau dia sadar apa yang telah dia lakukan,” Ucap Farhan sambil kembali tertawa.
“Farhan, apa yang kau katakan jangan bicarakan ini bagaimana kalau ada yang mendengar dan dia mengenaliku," Ucap Meira terlihat panik, benar saja apa yang dikatakan Meira karena diam-diam tanpa mereka sadari ada yang merekam pertemuan dan pembicaraan Meira dan Farhan dan orang itu pun tersenyum sinis.
“Lihat saja, aku akan membuka kedokmu Meira, tapi sebelum itu aku akan bermain-main denganmu lebih dulu,” Ucap orang itu sambil pergi dari Restoran itu.
*****
Kini Senja dan Riana tengah ada di sebuah Cafe mereka pun sedang menikmati makan siangnya, sesekali Senja tertawa namun tiba-tiba Senja merasa mual dan dia pun pamit pada Riana untuk ke toilet, Riana tidak khawatir karena dia sudah tahu kalau Senja sedang hamil dan kini usia kandungannya menginjak 2 bulan, Senja sudah menceritakan semuanya padanya dan tidak ada yang dia sembunyikan pada sahabatnya itu.
“Uek.... Uek....” Senja pun kini memuntahkan semua isi di perutnya sambil memegangi perutnya lalu kepalanya, kini wajah nya terlihat pucat, Senja pun keluar dari toilet, lalu saat keluar dari toilet tiba-tiba tubuh Senja kehilangan keseimbangan dan saat hampir terjatuh dengan sigap ada yang menangkap tubuh Senja, kini saat mengetahui gadis itu matanya terbelalak dan membulat sempurna, seakan tak percaya siapa yang kini dia lihat.
“Senja, Senja bangun kau kenapa?," Ucap Elang sambil menahan tubuh Senja yg tengah tak sadarkan diri, Elang pun kini menatap wajah Senja lekat.
“Kau semakin cantik Senja, tapi apa yang terjadi padamu? Kenapa kau pingsan seperti ini?” lanjut Elang sambil sedikit menepuk-nepuk pelan pipi Senja agar sadar.
“Senja...!” Teriak Riana yang khawatir karena kini dia dalam pelukan seorang pria yang tidak dia kenal, karena memang Riana tidak pernah tahu wajah Elang seperti apa, dia hanya tahu namanya saja.
“Maaf Nona, tadi dia hampir jatuh jadi aku menolongnya,” ucap Elang yang kini terlihat gugup.
“Oh ya ampun maaf tuan, aku kira kau akan berbuat macam-macam pada sahabatku," Ucap Riana merasa tidak enak pada pria itu
“Tidak Nona tiba-tiba dia jatuh pingsan,” sahut Elang
“Oh ya ampun, tidak apa-apa tuan mungkin ini efek dari kehamilannya, maklum dia sedang hamil muda usia kandungan nya juga baru 2 bulan jadi masih akan sering mengalami gejala seperti itu, mungkin sampai usia kandungannya 3 bulan akan sering seperti ini jadi aku harus ekstra menjaganya, eh maaf tuan aku jadi bicara ngelantur, oh ya boleh minta tolong bawa dia ke mobilku, aku akan membawa nya ke rumah sakit " Ucap Riana. Elang pun hanya mengangguk dia terlihat sedikit syok mendengar ucapan Sahabatnya Senja itu, di sepanjang perjalanan menuju mobil Riana. Elang terus menatap Senja dan sesekali tersenyum.
“Terima kasih tuan, maaf jadi Merepotkan Anda,” Ucap Riana lalu melajukan mobil nya dengan cepat karena dia pun dengan keadaan Senja.
Sedang kan Elang kini terduduk di mobil dia mengingat ucapan teman Senja tadi, dia pun menerka-nerka tentang kehamilan Senja yang kini sudah berusia dua bulan.
“Senja hamil? Apa itu anakku? Ya pasti itu anakku. Aku ingat dia sebulan sebelum kami akan menikah, aku dan dia pernah melakukannya, dan ini sudah dua bulan semenjak kejadian itu, dan usia kandungan Senja juga sudah 2 bulan, ya tuhan apa ini, aku benar-benar telah menghancurkan hidup gadis itu. Apa dia menderita? Tapi tidak aku lihat dia baik-baik saja dan kini dia semakin cantik. Kenapa aku begitu bodoh menyia-nyiakan gadis yang benar-benar mencintaiku. Dan Meira kenapa? Kenapa aku bisa sebodoh ini, kenapa aku bisa memilih menikah dengannya dari pada dengan Senja, Kenapa? Aaaarrggh..., ini benar-benar membuat gila," Teriak Elang sambil membentur-benturkan kepalanya ke setir mobil.
*****
Senja baru saja membuka matanya, dia terkejut karena kini dia berada diruang rawat dengan selang infus yang menancap di lengannya.
“Ri kenapa aku disini?” Tanya Senja sambil memegangi kepalanya yang sedikit pusing.
“Tidak apa-apa kamu hanya perlu istirahat, tadi kamu pingsan mungkin pengaruh dari kehamilanmu jadi mudah lelah dan lemas, tapi tenang saja babynya baik-baik saja, kamu hanya perlu istirahat, besok kan kamu mulai kerja,” ucap Riana sambil tersenyum.
“Lalu siapa yang membantumu membawaku kesini?” Tanya Senja sambil terduduk dibrankar nya.
“Tadi ada seorang pria yang menolongmu saat kamu hampir jatuh di toilet, ya ampun aku sampai lupa tanya Namanya, ceroboh sekali aku ini " Ucap Riana.
“Sudah tidak apa-apa, kalau lain kali kita ketemu lagi aku akan berterima kasih padanya karena sudah menolongku," Ucap Senja.
“Baiklah, sekarang kamu tidur dulu saja, aku mau kerja dulu, pasienku sudah menunggu, dan kamu juga pasienku jadi kamu harus menurut, kamu istirahat dulu nanti kalau aku sudah selesai, aku akan menemuimu lagi,” Ucap Riana sambil membenarkan selimutnya, Senja pun mengangguk sambil tersenyum lalu berbaring, dan Riana pun pergi meninggalkan Senja untuk istirahat.
*****
“Kamu sudah pulang sayang?,” tanya Meira yang sedang duduk di sofa, lalu menghampiri Elang yang baru saja pulang.
“Tumben kau ada dirumah?," tanya balik Elang yang kini membuka jasnya lalu melemparkannya ke sofa.
“Kemarin kan kamu bilang aku harus ada dirumah sebelum kamu pulang kerja, jadi aku sengaja hari ini tidak kemana-mana, oh ya aku bikin kan teh hangat ya buat kamu," Ucap Meira.
“Tidak usah aku ngantuk, dan tidak ingin minum teh malam ini aku sangat lelah,” Ucap Elang menghentikan yang menghentikan langkahnya, kini Meira pun berbalik lalu memeluk Elang. Namun, Elang mengelak.
“Aku lelah dan mengantuk," Ucap Elang lalu merebahkan tubuhnya diranjang dan memejamkan matanya.
“Setidaknya kau bersihkan dirimu dulu, sebelum tidur kenapa kau jadi jorok seperti ini," Ucap Meira yang menjadi kesal karena ulah Elang, namun tak ada jawaban dari Elang dan itu membuat Meira semakin kesal, lalu Meira pun keluar kamar menuju balkon untuk menghubungi seseorang.
“Malam ini Dia benar-benar membuatku kesal,” Ucap Meira yang kini sedang menelepon Farhan.
“kenapa lagi?, dia sudah minum obatnya kan?”
“Belum, seharian ini dia tidak mau meminum jus atau teh buatanku, jadi aku tidak bisa mencampurkan obat itu ke minumannya.
“Mungkin efek obatnya benar-benar sudah hilang, jadi dia menolakmu dan tidak menuruti kemauanmu lagi.”
“Iya mungkin efek obat itu sudah hilang, entah bagaimana aku caranya agar aku bisa mengendalikan Elang lagi kalau begini terus, bisa-bisa dia benar-benar berubah lagi menjadi Elang yang semula, dan itu berarti harapan kita untuk mendapatkan harta nya musnah sudah.
“Kita pikirkan lagi nanti caranya bagaimana, sekarang aku lelah ingin istirahat.”
“Baiklah aku juga ngantuk ingin tidur,” Ucap Meira lalu mematikan ponselnya dan mengakhiri pembicaraan mereka lewat tlpn.
“Kau bicara dengan siapa?, kenapa malam-malam sendirian disini?,” tanya Sania yang baru saja melintas balkon karena akan ke ruang kerja untuk menaruh berkas-berkas yang Ardi berikan untuk ditaruh diruang kerja.
“Ti-tidak kakak ipar, aku hanya sedang mencari angin,” ucap Meira lalu pergi begitu saja meninggalkan Sania.
“Dasar wanita aneh, ngapain malam-malam gelap-gelapan di balkon sendirian, benar-benar aneh,” Ucap Sania lalu pergi ke ruang kerja.
TBC
Bagi yang penasaran sama lanjutan dan endingnya mampir yuk ke e-booknya harganya murah meriah kok dan penampakannya seperti dibawah ini 👇
Bagi yang berminat Linknya ada di Bioku ya, ada judulnya kok di tiap Link e-booknya 😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top