Part 1

Happy Reading guys 😘

💔💔💔💔💔

Di sebuah rumah yang cukup besar, terlihat kesibukan di pagi hari yang memang sedang mengadakan acara pernikahan dirumah itu.

“Senja  sayang apa kayu sudah siap Nak?,” tanya Arina yang kini mendekati calon menantu kesayangannya itu.

“Sudah tante, sebentar lagi, apa tante bisa membantuku memakai kan perhiasan ini," jawab Senja sambil menyerahkan perhiasannya pada Arina.

“Mama sayang, panggil aku mama sayang jangan tante, kamu kan akan menjadi menantuku, jadi kamu akan menjadi putriku sama seperti kakak iparmu Sania," Ucap Arina sambil memakai kan perhiasannya pada Senja.

“Iya Tan, eh Mam oh ya mam, bunda Nindi mana ya?," tanya Senja yang tidak melihat Bundanya.

“Ada kok, Cuma Bunda kamu sedang bersiap, Nak, nanti dia akan kemari, kamu tahu hari ini menantu ku ini sangat cantik, bukan cuma cantik wajah tapi juga cantik  hati nya juga baik dan lembut, aku sangat beruntung memiliki menantu sepertimu, Nak. Dan Elang Sangat beruntung memiliki istri sepertimu,” Ucap Arina dengan menatap Senja dengan senyumannya.

“tidak Mam, kami yang beruntung karena bertemu dengan mama," Ucap Sania yg kini menghampiri Senja dan ibu mertua nya. Arina pun tersenyum mendengar Jawaban Sania istri dari putra pertamanya.

“Sania untung kamu datang, Nak, tolong bantu Senja bersiap lalu ajak dia ke bawah nanti ya. Nak," Ucap Arina lalu pergi meninggalkan Senja dan Sania setelah mendapat anggukan dari Sania.

“Wah Senja kamu cantik sekali sayang, aku belum pernah melihatmu secantik ini, Elang pasti tidak akan berpaling darimu, aku sarankan setelah menikah kau merubah penampilanmu, aku pasti akan membantumu," Ucap Sania yang kagum akan kecantikan adik iparnya.

“Terima kasih Kak, aku bisa pertimbangkan,” Ucap Senja dengan senyuman manisnya.

“Sudah siapkan, ayo kita turun Elang sudah siap di bawah menunggumu, ”Ucap Sania, Senja pun menurut, kini dia kini keluar dari kamar didampingi oleh Sania, namun tiba-tiba langkah Senja terhenti karena dia melupakan kalung yang diberikan Elang saat kemarin malam untuk Senja kenakan saat pernikahannya.

Kak Sania sebentar, ada yang aku lupakan kakak tunggu sebentar ya disini,' Ucap Senja, saat dia akan kembali ke kamarnya, seseorang telah lebih dulu menyelinap masuk ke kamar Senja, kini Senja pun tengah berada dikamarnya, dia mencari-cari kalung pemberian Elang, namun tidak menemukannya, saking fokusnya Senja mencari kalung itu dimeja riasnya sampai-sampai dia tak memperhatikan sekitarnya, tiba-tiba ada yang membekap mulut Senja dari belakang hingga dia jatuh pingsan karena seseorang membekapnya dengan menggunakan obat bius, Orang itu pun membaringkan Senja di samping tempat tidurnya, lalu dia menggantikan posisi Senja, menghampiri Sania dengan menutupi wajahnya dengan cadar meski Sania sempat bertanya kenapa tiba-tiba Senja memakai cadar dan kerudung namun saat jawaban Senja yang ingin memberikan kejutan pada Elang membuat Sania sedikit percaya, lalu mengantar kan mempelai wanita kepada Elang yang sudah duduk didepan penghulu.

“Senja,” Ucap Elang memastikan siapa wanita yang kini ada disampingnya, namun wanita itu tidak  menjawab, Elang pun tersenyum, lalu mereka pun melakukan ritual pernikahan setelah melakukan ijab kabul, Elang dan seseorang yang menggantikan Senja ingin meminta restu pada orang tuanya, namun tiba-tiba Senja yang masih sempoyongan berteriak dan membuat Semua menoleh kearah Senja tentu saja membuat semua keluarga syok.

“Senja, ”Ucap Nindia lalu menghampiri putrinya saat menyadari sang putri berada dibelakangnya, yang kini masih memegangi kepalanya.

“Kalau Senja disana lalu siapa wanita yang menikah dengan Elang?”

Ucapan Ardi terlihat emosi, begitu juga dengan Sania dia pun melangkah kakinya dengan cepat lalu mendekati wanita itu dan ingin membuka cadar yang menutupi wajahnya,

“Siapa kau?!," teriak Sania dengan emosi yang menyulut, tapi dengan sigap tangan Elang menepis Tangan Sania.

“Jangan coba-coba bersikap kasar kakak ipar!!, dia adalah Meira kekasihku, wanita yang sangat aku cintai dan ingin aku nikahi, dan sekarang dia istriku, adik iparmu,” Ucap Elang lalu membuka Cadar  yang menutupi wajah Meira, membuat seluruh keluarga Elang dan Senja syok.

“Mas Elang kau jangan bercanda, aku mohon hentikan lelucon ini, ayo kita menikah,” Ucap Senja sambil meraih tangan Elang, namun Elang menepis tangan Senja dengan kasar membuat Senja kini terdiam dan menatap Elang dengan air mata yang kini sudah basah di pipinya.

“Kau ini sudah buta ya hah!!, kau tidak lihat wanita yang ada disampingku, ayolah Senja kau kira aku sungguh-sungguh ingin menikahimu, hem! Wanita sederhana dan membosankan sepertimu, kau kira aku rela menikahimu dan menghabiskan hidupku dengan sangat membosankan Sepertimu, Senja, Senja kau ini bodoh sekali dengan sangat mudahnya percaya padaku," Ucap Elang dengan tertawa sinis pada Senja yang kini terlihat syok.

 “Elang brengsek kau!!," Teriak Heru, enyah kau dari tempat ini, Dengar tuan Romi Pradipto aku akan membatalkan kerja sama kita,” ucap Heru dengan emosi yang menggebu, karena pernikahannya di ada kan dirumah mewah dan megah milik keluarga Hermawan

“Hey kau, sebaiknya kau jaga bicaramu pada Ayahku, kau yang seharusnya enyah dari sini, karena rumah dan perusahaanmu sekarang adalah milikku, kau tahu karena kebodohan putrimu yang lugu itu, dengan mudahnya padaku. Dan menanda tangani kertas kosong yang aku selipkan di beberapa surat penting untuk pernikahan yang tidak pernah aku inginkan," Ucap Elang dengan wajah sinisnya kini menatap Senja.

“Lalu kenapa kau mau menikahiku Lang, dan pernyataan cintamu, lalu hubungan kita selama beberapa bulan ini sampai akhirnya kita dijodohkan, itu apa Mas?!,”tanya Senja dengan menitikkan air mata.

“Semua itu bohong, itu hanya akal-akalanku dan ini ide dari Meira, agar lebih meyakinkan dirimu aku terpaksa berkata bohong dan berpura-pura jatuh cinta padamu dan ternyata rencana ku berhasil, cuma dua bulan aku menjalin hubungan denganmu, kini semua harta kekayaan milik keluargamu sudah berpindah tangan padaku," Ucap Elang dengan tertawa sinis pada Senja.

Plakkk tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di pipi Elang, membuatnya menatap tajam pada ibunya.

“Aku malu mengakuimu sebagai putraku Lang, kenapa kau melakukan hal rendah seperti ini hah?!, siapa yg mengajarkanmu mengambil hak orang lain, benar-benar memalukan," Ucap Arina yg sangat kecewa dengan sikap putranya Elang.

“Sudahlah Mam, aku melakukan ini semua demi kalian, agar Papa tidak perlu repot-repot bekerja keras demi mendapatkan kontrak darinya, Mama harus Terima Meira, dia kini adalah menantu Mama, lihatlah dia sangat cantik dan penampilannya juga lebih modis dan tidak kampungan seperti wanita bodoh itu," Ucap Elang yang kembali menatap sinis pada Senja.

“Tidak, sampai kapan pun bagiku Senja adalah menantuku, silahkan kalau kau ingin tetap bersamanya,” ucap Arina, sementara Senja kini tatapannya mulai buram dan tiba-tiba Senja kini jatuh pingsan membuat Heru dan Nindia panik.

“Tolong bantu aku untuk membawa putriku ke rumah sakit aku mohon,” Seru Heru, saat Ardi dan Sania ingin menolong Senja, Elang dengan lantang melarangnya.

“Jika kalian tetap menolong nya, silahkan kalian keluar dari rumah ini," Ucap Elang, membuat Sania dan Ardi kembali mundur.

“Kau benar-benar brengsek Elang, ingat lah suatu saat nanti kau akan menyesali perbuatan mu dan pada kami dan pengkhianatanmu pada putriku, dan jika saat itu tiba, jangan harap kami terutama putriku akan memaafkanmu,” ucap Heru yang kini menatap penuh kebencian pada Elang.

“Tuan Heru maafkan semua yang telah dia Lakukan padamu dan juga putrimu,” Ucap Romi dengan mengatup kan kedua tangannya memohon maaf pada Heru, sedang Arina hanya bisa menangis, namun Heru tidak menghiraukannya, dia menatap lirih putrinya yang kini tergolek lemah tak sadarkan diri, air matanya pun tanpa terasa mulai menetes meratapi nasib putrinya yang sangat buruk ditipu oleh calon suaminya sendiri.

“Ayo Nindi, kita tidak ada urusan lagi disini, biarkan mereka menikmati semua ini,” ucap Heru lalu membopong Senja yang tidak sadarkan diri ala bridal style untuk membawanya kerumah sakit.

“Bagaimana kita akan membawa putri kita ke rumah sakit?” tanya Nindia sambil mengikuti Heru dari  belakang.

“Aku masih mempunyai uang tunai, aku mengambilnya tadi pagi untuk membeli kebutuhan untuk pesta yang mendadak, tapi untungnya tidak terpakai, semoga cukup untuk mencari sebuah rumah kontrakan dan untuk merawat putri kita,” Ucap Heru yg kini menyetop sebuah taxsi untuk membawa Senja ke rumah sakit.

Tbc

Ini cerita mini seri ya guys jadi babnya juga cuma sedikit gak kayak ceritaku yang lain.

Semoga saja kalian suka 😊😊

Dan bagi yang penasaran sama lanjutannya Monggo silahkan mampir ke e-booknya diPlaystore dan Playbook, Linknya juga ada Bioku loh bagi yang malas nyari di Playstore dan Playbook 😊🤭

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top