2 - Tentang Kita
Kantin Kampus.
Disini kami berada, di depan meja tersaji dua piring nasi pecel lengkap beserta lauknya dengan dua gelas es teh manis. Terlihat menggiurkan untuk segera disantap.
"Hai Duo Jomblowati" suara yang sudah tidak asing bagiku dan Nadia.
"enak aja" Nadia tidak terima dengan menjitak kepala Rendi.
"tuh mulut minta dikasih bon cabe level 30" tambahku gak kalah kasar.
"ya ampun, hari apa sih ini? Dari tadi pagi perasaan Gue kena semprot dari mak mak terus deh" kata Rendi jelas mengarah kepadaku.
"tuh kan, mulutnya minta dikuliahin juga" lanjutku kembali.
"Eh Wild, Elo belum bilang makasih sama Gue ya... Gara gara Elo, Gue hampir telat praktikum" jelas Rendi membuatku tersadar sambil menyunggingkan senyum saat mengingat tadi pagi dia telah menjemputku untuk mengantar ke kampus.
"Eh Iya, sorry deh Ren. Dari tadi pagi Gue bawaannya emosi terus. Btw makasih yaaa uda jadi tukang ojek andalan! Elo uda nyelametin Gue banget dari SP awal semester" kataku sambil menepuk pundaknya.
"gitu kan enak, jangan marah marah mulu Lo. Hipertensi baru tau rasa"
"enak aja nyumpahin Gue" lanjutku sambil menyuapkan sendok berisi nasi dan sayur pecel.
"tuh kan, Gue yakin Lo PMS ya Wild. Sensi amat" kata Rendi kembali.
"kok Elo bareng Rendi? Motor matic Lo kenapa?" tanya Nadia.
"liburan kemarin kan nggak dipakai Nad, jadinya rada susah kalu distarter" jelasku.
"owalah, jadi gitu ceritanya" paham Nadia dengan memganggukkan kepala.
"pesenan nasi pecel Gue mana nih?" tanya Rendi tiba tiba.
"tinggal ambil di mbaknya, Ohya Gue duluan. Ada acara pemaparan BEM fakultas buat Maba di Aula, Gue bayar dulu"
Nadia segera beranjak setelah selesai meminum es teh yang tinggal separuh.
"sadissss... Sering sering traktiran yaaa Nad" Rendi menginterupsi
"maunyaaa" Nadia berlalu. Sekarang tinggal Gue dan Rendi duduk berhadapan menyantap makanan masing masing.
"Abis ini Lo ada kuliah lagi nggak Wild?" tanya Rendi dengan mulut penuh nasi pecel
"kebiasaan Lo yaaa... Manggil Gue Wild (Wa:il english)"
"biar beda aja sama yang lain" lanjutnya kembali dengan menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"ihhhh ogah, tuh habisin dulu baru ngomong. Jorok banget" kataku ogah ogahan melihat tingkah Rendi yang memasuki level jorok akut.
"Mau Gue suapain biar romantis kayak pasangan lain" godanya padaku.
"sorry yaaa... Gue juga milih milih kali" tolakku kasar.
📔📔📔
Selesai menghabiskan sarapan masing masing kemudiam kami menuju tempat parkir sepeda.
"gak ada jam kuliah lagi nih?" tanya Rendi dan hanya ku jawab dengan gelengan kepala sambil memakai helm
"anterin ke kosan Abis itu starter Scoopy Gue yaaa Ren? Moga aja nggak sampai masuk bengkel" pinta Wilda sambil puppy eyes yang terlihat lucu
"lama lama Gue jadi pesuruh Elo yaaa Wild? Untung gue tampan dan baik hati"
"Gue Iya-in aja deh biar cepet. Yuk ahh"
Sesampainya di kosan
"Ren, Elo nggak berniat ganti sepeda baru ya...?" tanyaku ketika baru turun dari sepeda motornya Rendi.
"kenapa emang? Sepeda ini kan belum lama Gue beli. Masih enak skoknya" sambil menepuk jok sepeda motor honda CBR warna biru favoritnya
"Gue pegel kalo naik sama turunnya, tinggi banget, belum lagi jok penumpangnya bikin Gue sakit pinggang buat nahan biar nggak melorot terus" sambil menunjuk jok sepeda yang tingginya masya Allah.
"makanya pegangan, kayak disinetron anak awan" katanya dengan mengedipkan mata.
"ogah yaaa, cepetan benerin Scoopy Gue gih"
"Iya Nyonya"
📔📔📔
Hari hari kembali seperti semula, rutinitas kuliah dengan segala tugas yang menumpuk.
Ohya, tadi sempat menyinggung tentang Nadia. Ia aktif dalam BEM fakultas, ku akui Nadia memang cekatan dan public speakingnya jangan diragukan lagi. Jadi wajar ia terpilih sebagai pengurus harian tepatnya menjadi sekretaris.
Sedangkan aku dua tahun terakhir aktif dalam UKM jurnalistik, karena menulis adalah salah satu hobiku. Ada beberapa karya dan rubrik termuat rutin pada terbitan majalah kampus.
Rendi, ia aktif dalam UKM musik. Jangan ragukan ketika sudah memegang gitar akustiknya, bisa melelehkan hati wanita dengan keahlian memainkannya, termasuk diriku. Tidak jarang kami sering berduet menyanyikan beberapa lagu dalam waktu senggang, jangan tanyakan Nadia karena ia cukup sebagai pendengar setia Kami.
Rendi beberapa kali memaksaku agar masuk UKM musik, tapi rasa kurang percaya diriku yang mengurungkan niatku untuk menyanggupi keinginan Rendi.
Nadia dan Rendi, kedua sahabat yang sama sama Aku sayangi.
📔📔📔
Seminggu sudah memasuki semester lima, artinya sekarang memasuki weekend. Sabtu minggu yang sama seperti sebelumnya, kalau tidak ada acara hangout bersama Nadia atau Rendi paling kuhabiskan waktu di kamar kos sambil menonton drama korea terbaru hasil dari download Wifi Kafe sebelah.
Oke disini rada miris nasib weekend Gue.
Rendi paling anti dengan hobiku yang satu ini, yang dibilang kurang kerjaan, berimajinasi terlalu tinggi, yaaa emang itu tujuannya kan? Mengagumi Maha karya ciptaan Tuhan dengan melihat Oppa Oppa ganteng dari negeri gingseng.
Lee Dong Wook, itu Oppa Gue banget. Biar dibilang uda tua karena berkepala tiga, its No problem. Fakta ketampanannya semakin beraura dari waktu ke waktu. Yang setuju angkat kaki. Buat yang nggak tau coba googling.
Bahasa kerennya nih, Ahjusshi rasa Oppa.
📔📔📔
Jam menunjukkan pukul enam pagi. Walaupun kemarin adalah malam minggu jatahnya nonton serial drama korea terpaksa harus absen karena lembur tugas untuk hari senin.
Apalagi kalau bukan Matkul Bapak Dosen sekaligus Ka. Prodi yang terhormat, belum masuk materi tapi uda ninggal tugas. Sangat tidak berperi-Kemahasiswaan banget.
Fix Gue resmi jadi haters tuh dosen.
Gue lembur sampai tengah malam dan akhirnya jam segini cacing diperut mulai unjuk rasa, alias Laper.
Kulangkahlan kaki keluar kamar, keadaan kosan cenderung sepi. Sebagian kecil ada yang pulang dan sebagian besar masih berlayar di pantai indah kapuk alias tidur berkepanjangan.
Berbekal uang dua puluh ribuan menuju keluar kosan berharap ada tukang bubur ayam lewat.
Drrrr drrrr
Kuraih ponsel yang berada di saku celana baby doll warna merah gambar hello kitty.
Sebuah fotoku bersama Bunda menjadi latar pada ponselku. Tidak menunggu lama untuk segera menggeser ikon berwarna hijau.
"Assalamu'alaikum Bunda" sapaku dengan riang
"Wa'alaikumsalam sayang. Dari suara kamu kayaknya uda bangun dari tadi nih. Tumben"
"ihhh, Bunda kok gitu sih. Putri kesayangan Ayah dan Bunda kan salalu rajin"
"Bunda lagi ngapain?"
"Bunda mau ke rumahnya Pakde Anwar, punya cucu"
"wuih, Pakde uda jadi kakek aja nih"
"Iya... Kan anak tertua perempuan uda nikah, pas banget itungannya. Nikah sambil kuliah, pas lulus langsung punya anak"
"maksudnya Bunda apa nih? Nyindir Wilda?"
"siapa yang nyindir? Bunda cuma jelasin sama kamu. Kali aja kamu mau mengikuti jejak heni anak Pakde"
"tuh kan, ujung ujungnya kesana. Terus ijazah S1-nya buat apa Bun? Percuma kan kuliah 4 tahun belum sampai kerja uda nikah, sekarang punya Baby pula. Wilda sih nggak mau, nih yaaa wilda pingen setelah kuliah bisa kerja. Buat Ayah Bunda bangga, setelah 2 atau 3 tahun baru kefikiran cari pasangan" jelasku tidak kalah panjang
"kelamaan Nak, semoga Ayah Bunda masih bisa gendong cucu"
"ihhh Bunda kok horor gitu. Pokoknya Ayah Bunda sehat terus, kuat gendong cucu sampai selusin deh"
"Amiiiin, kok banyak?"
"buat kesebelasan Bun. Hehehe. Yaudah Bun, Wilda mau nunggu bubur ayam lewat. Laper banget habis kerja rodi ngerjain tugas semalem"
"jam segini mau sarapan emangnya uda mandi?"
"udah dong, walaupun Weekend tetep mandi shubuh. Ayah Bunda hati hati kalau mau berangkat, Assalamu'alaikum"
Tut tut tut, telepon terputus.
Sejujurnya untuk bagian udah mandi itu jawaban spontan yang keluar. Yaaa kali bisa mandi, mata masih pingen merem aja kalau perut nggak minta diisi.
Seletah memasukkan ponsel kedalam kantong dan kembali berjalan menuju gerbang untuk menunggu tukang bubur lewat.
Baru beberapa langkah.
"Wilda" panggil seseorang dengan suara yang tidak asing.
-----------------------------------------------------------------
Selain pembaca lama, kira kira bisa menebak siapa yang memanggil Wilda sepagi ini yaaa...?
Tunggu part depan...
Tap 🌟🌟🌟 dongs...
With Love 💕
-Ayaya-
Revisi - 15 Mei 2019
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top