Pilihan Laze Sebenarnya

Gomeeen... telat update... keabisan stock cerita... tapi tenang alur cerita masih inget....hehe... Kayaknya ceritanya tambah aneh ya... tapi meski gitu... moga tetep banyak yang suka... hehehe...

Oya... klo jadi di cerita ini ada adegan 'beeeepp' Laze, Kein dan Luca. Jadi harap hati-hati untuk yang dibawah umur.

Maaf klo ide gila nya masih berlanjut...

Met baca...

---------->>>>>>>

Author P.O.V

"Kalau seperti ini jadinya... aku harap kalian berdua saling membunuh saja..." Ucap Iza sambil menatap kedua adiknya dan menarik Laze yang sedang menggenggam tangan adiknya nya tersebut.

"Laz... seharusnya kamu memilih salah satu dari kedua orang ini..." ucap Iza sambil memeluk Laze membuat Iza mendapat tatapan tajam dari kedua adiknya.

"Tapi... aku tidak bisa memilih kak... lagian aku ga mau melihat dua-duanya ngerebutin aku... aku ngerasa bersalah karena udah bikin Kein dan Luca berkelahi. . " Ucap Laze menjelaskan.

"Tapi... kamu tidak tau kan... apa yang akan kamu alami nanti..." Ucap Iza khawatir.

"Kak tenang, aku akan bertahan..." ucap Laze lalu melepaskan pelukan Iza dan menghampiri Kein dan Luca.

"Kak... kami pergi ya..." Ucap Kein sambil menggandeng Laze lalu pergi secepat kilat diikuti oleh Luca.

"Hei.... jangan kabur! Dasar adik jurang ajar!" Teriak Iza bergema dikejauhan membuat kedua adiknya tertawa.

+++

Beberapa saat kemudian Kein,Laze dan Luca sampai di depan kamar Laze. Lalu menurunkan Laze dari gendongan Kein.

"Laz... cium aku..." perintah Kein. Laze terdiam menatap Kein pipinya merona karena permintaan Kein.

"Ayo... Laz... tunjukan siapa pemilikmu yang sebenarnya..." Ucap Kein memaksa Laze lalu menariknya mendekat sehingga jarak antara Laze dan Kein hanya beberapa senti saja. Laze tidak merespon permintaan Kein dan menatap Luca yang sedari tadi terdiam menatap tajam Kein.

"Kein.. kamu tau kan.... sekarang aku bukan milik mu saja. Tetapi aku juga milik Luca." Ucap Laze.

"Tidak bisa Laz..." ucap Kein tiba-tiba dipotong oleh Laze

"Sudahku bilang aku adalah milik kalian berdua..." Ucap Laze

"Mau gimana lagi kak... calon pengantin kita sudah bilang seperti itu..." Ucap Luca pasrah.

"Aaahhh... baiklah... Luc... ayo kita lakukan sesuatu..." ucap Kein sambil kembali membopong Laze dalam pelukkannya dan membuka pintu kamar Laz.

"Ya... memang tidak ada pilihan lain..." Luca pun tersenyum mengikuti Kakaknya itu dari belakang lalu menutup dan mengunci pintu kamar Laz.

+++

Luca P.O.V

"Hhhmmm..." ketika merasakan sentuhan tanganku dan Kein yang membelai tubuhnya yang sudah menegang karena ulah kami berdua. Kulihat wajah Laze yang memerah sangat menggairahkan.

"Laz..." ucapku sambil memegang tubuhnya yang menegang dan mengeluarkan cairan pemulas.

"Laz... lihat... apa yang akan kami lakukan padamu" ucap Kein diantara kedua paha Laze. Sambil menatapku dan tersenyum. Kulihat Kein menjilat tubuh Laze yang menegang. Aku pun ikut menjillatinya.

"Jangan ... jil... egghhh.." ucap Laze sambil berusaha menutup kedua kakinya. Dengan sigap aku dan Kein membuka kembali kakinya selebar mungkin dan memegang kedua kakinya erat.

"Ahhh...hh... hentikan..." ucap Laze tubuhnya gemetar karena sensasi yang dirasakannya. Aku puas melihat Laze yang terus mendesah dan menggelinjang. Aku pun memasukan jariku kedalam tubuh Laze diijuti oleh Kein membuat tubuh Laze tersentak.

"Apa...hhh... itu..." ucap Laze.

"Jari kami sayang.." ucap Kein sambil menggerakan jarinya begitu juga aku tanpa berhenti menjilati Laze yang semakiñ menegang dan terus mengeluarkan cairan pemulasnya.

"Laz... lezat sekali." Ucapku sambil menjilati cairan Laze. Kurasaka Laze mulai berkedut dilidahku. Laze akan mencapai klimaksnya.

"Akkh... Kein..." menjelang klimaksnya sambil mengulurkan tangannya.

"Kein... hhh..." terus mendesah memanggil nama Kein. Aku terdiam mendengarnya berhenti melakukan kegiatan. Kutatap Kein yang juga berhentu melakukan kegiatan untuk merangsang Laze.

"Kein..." Ucap Laze terus memangil Kein diantara sadar dan tidak sadar.

"Jangan tatap aku seperti itu kak." Ucapku pada Kein yang sedang menatapku simpati. Kein menghiraukanku sambil beranjak dari kasur tempat kami bertiga bergumul.

"Baiklah... aku sudah dapat jatahku kemarin sekarang giliranmu mendapat jatah dari Laz." Ucap Kein sambil berjalan keluar ruangan. Meninggalkanku berdua dengan Laze yang masih memanggil nama Kein.

"Aku tidak butuh simpati darimu." Ucapku sambil menatap Laze. Kuciumi bibir Laze lembut ketika Kein sudah menutup pintu kamar Laze. Sambil berharap Laze akan memanggil namaku.

Aku pun mendekati Laze yang sudah hampir mencapai klimaks yang sempat terhenti sejenak. Aku pun memasuki tubuh Laze dengan tubuhku yang menegang. Kulihat Laze yang gemetar saat aku memasukinya. Kupeluk tubuhnya yang kecil itu dengan lembut Laze pun membalas pelukanku.

"Mmhhh" desah Laze ditelingaku membuatku tubuhku merinding. Suara yang sangat merdu. Aku ingin mendengar lebih banyak lagi suara lembut itu.

Aku pun mulai bergerak perlahan dibawahnya. Membuat Laze terus mendesah.

"Kein... lebih.. hhh" Ucap Laze tanpa sadar saat berusaha mencapai klimaksnya.

"Laz... panggil namaku..." Ucapku ditelinga Laze. Berharap Laze memanggil namaku bukan Kein. Karena sekarang aku yang ada dihadapan Laze.

Aku pun melihat matanya yang berwarna merah cerah dan terlihat kabur karena sensasi yang dirasakannya. Aku ingin Laze melihat dan menatapku yang berada dihadapannya.. aku pun menghentakan tubuhku didalam Laze.

"Ahhh... Ke.. in..." Ucap Laze membuatku terhenyak.

"Lihat aku Laz..." ucapku sambil memegang wajah Laze untuk menatapku. Kulihat matanya yang merah itu... aku... bukan Kein Laz... aku pun menghentakan tubuhku dengan kasar karena kesal. Aku terus menghentakan tubuhkh didalam Laze. Dan Laze juga terus memanggil Kein. Sampai akhirnya Laze mencapai klimaksnya.

"Keiiiin!" Teriaknya ketika mencapai klimaks. Membuatku putus asa.

"Yang benar saja! Kamu bisa-bisanya menyebut nama orang lain saat bercinta denganku! Kamu membuatku sakit Laz." Ucapku sambil tersenyum dan mengeluarkan tubuhku dari Laze.

"Seharusnya kamu tidak memilihku, jika kamu sudah memilih Kein dalam hatimu Laz. Kamu membuat aku sakit karena rasa simpatimu itu." Ucapku sambil menatap Laz yang sudah kehilangan kesadarannya.

"Kamu harus membayar rasa sakitku sayang." Ucapku lalu menggigit leher Laze dan menghisap darahnya yang terasa manis dan juga pahit. Setelah selesai menghisap darah Laze akupun mengecup kening Laze yang tertidur dan menyelimutinya agar hangat lalu pergi keluar kamar meninggalkan Laze sendirian dikamarnya.

+++

Kein P.O.V

Kulihat Luca keluar dari kamar dengan wajah murungnya. Aku mendengar semua nya dari luar. Laze benar-benar menghancurkan Luca.

"Apa kau sedang menguping Kak?" Ucap Luca sinis. Aku hanya menjawabnya dengan senyuman. Kulihat matanya yang sedikit memerah. Apa mungkin Luca menangis?

"Aahhh... kamu tau semuanya kan kak... Laze itu memilihmu Kak bukan aku. bahkan Laze tidak melihatku saat aku didepannya. Seharusnya Laz tidak memilihku." Ucap Luca lalu pergi meninggalkanku.

Aku pun masuk kedalam kamar begitu kulihat Luca sudah jauh dariku. Aku pun masuk kedalam kamar Laze melihat Laze tubuh Laze yang terselimutkan kain. Aku pun menghampiri Laze dan duduk disampingnya.

"Laz... seharusnya kamu memilihku... jadi kamu tidak perlu menyakiti Luca..." ucapku sambil mengecup kening Laze.

+++

Author P.O.V

Sementara itu ditempat yang lain.

"Mereka seharusnya saling membunuh. Jujur saja aku tidak mengira Laze memilih keduanya. Tapi tidak masalah... masih ada yang bisa aku manfaatkan untuk membuat kalian hancur." Ucap seseorang dengan jubah yang menutupi kepala dan tubuhnya. Orang tersebut memasuki hutan. Orang itu terus berjalan sampai tiba di pedalaman hutan disana telah menunggu sekitar 6 orang.

"Bagaimana perkembangannya?" Ucap salah satu orang yang menunggu orang yang memakai jubah.

"Diluar perkiraanku..." jawab orang berjubah itu.

"Jadi apa kita perlu merubah rencana kita... Mika..." ucap Orang yang lainnya.

"Kita lihat saja nanti... perlu atau tidak perubahan rencananya..." ucap mika sambil tersenyum sinis pada 6 sekutunya dari klan kegelapan yang lain.

------------>>>>>>

Akhirnya selesai.. gimana penasaran ga? Hehehe...

Klo misal ceritanya agak gimana gitu... harap maklum cos sempat keabisan ide ceritanya... hehehe

Ya dah tunggu ya lanjutannya... jangan bosen oke... hehehe...

Jangan lupa vomentnya ya...

Arigatou...

ZenoYuichi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top