Pangeran dan Calon Pengantinnya
Ceritanya gimana? Ancurkan? Tapi syukur banyak yang baca... :)
Ini cerita tentang adegan yang dipotong sebelumnya... kayaknya sih ga ada adegan 'beeeeep' tergantung idenya sih... hehehe...
Yuk lanjut lagi...
Met baca...
------------>>>>>>>>
Kein P.O.V
"Kein..." ucapnya ditengah napasnya yang makin cepat.
Aku terus menatap matanya kulihat muka Laze yang semakin memerah dan sedikit air mata diujung matanya. Apa Laze terangsang karena memanggil namaku? Aaahh manisnya... baru pertama kali aku melihat orang yang terangsang karena menyebut nama orang.
"Panggil namaku terus Laz..." ucapku sambil terus menatapnya. Kulihat matanya yang sedikit berair... aku membuatnya menangis... melihat hal itu membuatku jadi ingin mencicipinya. Aku pun melepaskan genggaman tanganku dari tangannya. Membuat tangan Laze bebas sekarang.
"Ahhh... Laze dengarkan aku.. mungkin ini akan terasa sakit... kalau kamu ngerasa sakit... kamu bisa memelukku Laz... tidak ada yang mengikatmu atau melarangmu lagi sekarang." Ucapku sambil tersenyum mungkin lebih mirip seringaian saat aku menunjukkan gigiku yang panjang dan tajam.
"Kein... kenapa gigimu seperti itu?" Ucap Laze tiba-tiba penasaran dan lupa kalau sebelumnya dia begitu terangsang menyebut namaku. Sekarang dia begitu penasaran padaku dan menyebut namaku tanpa ragu. Apa karena rasa ingin tahunya?
"Gigiku seperti ini supaya... aku bisa menembusmu... disini..." Ucapku sambil menyentuh lehernya yang masih sensitif membuatnya sedikit mendesah.
"Untuk apa?" Tanyanya lagi. Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan polos dari Laze.
Akupun menundukkan kepalaku kelehernya. Membuat Laze gelisah. Saat aku menjilat lehernya Laze mulai mendesah.
"Aahh ... Kein..." desah Laze.
"Mereka memiliki julukan lain untukku... vampire... mereka menyebutku begitu... kami dikutuk menjadi makhluk abadi penghisap darah. Karena dosa yang kami perbuat dimedan perang... menghabisi banyak nyawa bahkan ribuan nyawa ditangan kami." Bisikku bercerita tentang identitas asliku sebagai pangeran kegelapan. Membuatku mengingat waktu yang sudah lama berlalu.
"Ah... apa kamu akan mehisap darahku?" Ucap Laze.
"Tentu saja..." ucapku ditelinganya lalu mulai menancapkan gigiku dilehernya yang mulus.
"Aaaaakkhhhh..." teriak Laze merasakan rasa sakit dilehernya. Akupun mulai menghisap darahnya perlahan supaya tidak terlalu sakit... Ahhh rasanya manis... aku tidak tau ada rasa darah semanis ini... lezat sangat lezat. Astaga... kalau seperti ini aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.
+++
Laze P.O.V
Rasa sakit disekitar leherku seakan menjalar keseluruh tubuhku. Membuat tubuhku berontak.
"Kein... sakit... aaa..." Ucapku. Tangan Kein menyentuh tanganku dan mengambil tanganku satu persatu ke pundaknya. Aku tau maksudnya... akupun memeluknya erat terkadang meremas baju hitam yang dipakainya dengan erat.
"Aaahh..." saat aku rasa taring Kein menghisap semakin dalam membuatku mendesah... sekarang yang keluar dari mulutku hanya desahan. Kenapa rasanya aneh seperti ini?
+++
Kein P.O.V
Desahan Laze terasa diujung taringku. Rasanya sangat menggairahkan. Rasanya Laze sangat menikmati hisapanku sekarang. Pelukannya dipunggungku juga sudah tidak seerat tadi. Aku pun berhenti menghisap darahnya dan menatap matanya. Mata merahnya sayu dan wajahnya memerah begitu juga dengan bibirnya yang seakan meminta untuk dicium.
"Apa yang kamu inginkan sayang?" Ucapku sambil menyentuh luka bekas hisapanku.
"Ahhh... tuan... lebih... " ucapnya memohon. Aah... aku mengerti sekarang kenapa Laze harus memanggil pria-pria itu tuan... ternyata seperti ini rasanya.
Tanpa aba-aba aku langsung mengigit lehernya yang sudah berlubang kembali. Kali ini kulakukan dengan kasar, membuat Laze berontak dan berteriak kesakitan. Saat itu juga aku merasa sesuatu menyentuh perutku. Rupanya Laze sudah sangat tegang dibalik celananya dibawah sana.
Aku pun menyisipkan salah satu tanganku ke dalam celananya itu sambil terus menghisap darahnya yang semakin lama berasa semakin hangat, gurih dan manis. Aku pun mulai menggerakkan tanganku disana. Siapa sangka dia sudah sangat basah dibawah sana.
Kudengar rintihan dan desahannya yang semakin menjadi. Saat itu aku melepas gigitanku dan menatap wajahnya. Kulihat mata merahnya berair dan mukanya benar-benar merah sekarang. Akupun menggerakkan tanganku semakin cepat di bawah sana. Membuatnya mempererat pelukannya.
"Tuan.... akhhh... hhh" desahnya tidak tertahan.
Gerakan tanganku dibawah sana membuat Laze mengerakkan pinggulnya. Setelah itu badannya mulai menegang dan tubuhnya di tanganku mulai berkedut. Tanda Laze akan mencapai klimaks.
"Aaaakhhh..." teriaknya saat mengeluarkan klimaksnya. Badan Laze gemetar karena Klimaksnya tadi. Kuperhatikan wajahnya yang kelelahan. Ahh.. benar-benar menggairahkan... aku sampai hampir lupa kalau dia lelaki.
Cup! Aku pun mengecup keningnya. Hal itu membuatnya sedikit terkejut. Mungkin apa yang aku lakukan tadi udah benar-benar keterlaluan. Aku pun tersenyum pada Laze kulihat raut wajahnya berubah dan membalas senyumanku.
"Ayo... kita cari makanan. Kamu laparkan Laz? Sekalian aku kenalkan kamu kekeluarga besarku." Ucapku sambil duduk disamping Laze yang masih lemas. Aku tatap Laze untuk mendapat jawaban Laze. Kulihat dia menganggukan kepalanya pelan.
"Bisa berdiri?" Ucapku. Aku tau jawabanya Laze masih belum punya kekuatan untuk berdiri karena lemas. Tanpa aba-aba aku pun menggendongnya.
"Tuan... Kein... aku bisa berdiri sendiri." Ucap Laze.
"Diam. Aku tau kamu masih lemas. Biar aku bertanggung jawab dengan apa yang aku perbuat tadi." Ucapku sambil terus menggendong Laze menuju keluar kamar ketempat keluarga besarku berada.
------------>>>>>>
Akhirnya selesai juga.
Gimana ceritanya? Anehkan? Ceritanya jadi cerita vampir gitu... hehehehe
Moga banyak yang suka...
Tunggu cerita senlanjutnya ya....
ZenoYuichi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top