Musuh Dalam Selimut
Update lagi nih... hehe..
Moga pada suka ceritanya...
Yuk kita langsung aja..
Met baca... :)
--------------->>>>>>>>>
Luca P.O.V
Kenapa.... kenapa aku begitu lemah? Aku tidak bisa melindungi orang yang aku cintai. Kenapa tidak ada yang bisa aku lakukan untuk melindunginya? Apa yang membuatku begitu lemah? Astaga.... apa hanya ini yang bisa aku lakukan? Meratapi? Menyesali semua yang tidak bisa aku lakukan? Bukankah sekarang aku harus melepaskan diri dari belenggu ini. Bukankah sekarang aku harus bangkit untuk menolongnya... ayolah... aku tau aku bukan makhluk yang lemah. Tapi lihat
.... kenapa aku terbaring dilantai dengan rantai dikedua tanganku dan luka dimata yang tidak bisa sembuh
... sebenarnya.... apa yang sedang terjadi padaku... kenapa aku jadi begitu lemah....
"Ayolah...bangun...!!" Ucapku pada diri sendiri.
Mika P.O.V
Aku berjalan mengikuti Iza dan Kein. Aku melihat keduanya terlihat tegang dari biasanya. Mungkin mereka sudah menemukan sesuatu. Atau bahkan mengetahui sesuatu.
Menyenangkan sekali bisa melihat Iza dan Kein seperti ini. Untuk sekarang lebih baik aku mengikuti keduanya. Hahaha.... sepertinya menarik.
"Kak... mungkin sekarang lebih baik kita istirahat untuk hari ini. Aku merasa terlalu tegang bikin kita tidak bisa berfikir jernih. Besok kita lanjut lagi pencarianya." Ucap Kein sambil mengurut keningnya yang berlipat. Mmm... sepertinya dia sengaja mmberiku ruang agar aku bisa bergerak. Dia ingin menjebakku. Yang benar saja? Aku tidak akan masuk kedalam jebakannya.
Atau mungkin mereka memberiku ruang agar aku tidak curiga pada mereka saat... apa mereka sudah tahu keberadaan Laze? Bagaimana bisa? Jangan-jangan... Nort.... aaahhh... makhluk satu itu memang tidak bisa diatur... tapi tidak masalah... apapun yang dilakukannya pastilah sesuatu yang jauh dari kebaikan.... tanpa sadar aku tersenyum memikirkan apa yang akan terjadi pada Laze.
"Ya... Istirahat.. dengan begitu aku bisa... membuat Laze lebih menderita lagi" Ucapku melepas topengku yang sudah mulai terbuka. Membuat Iza dan Kein berbalik dan menatapku tajam. Aku pun menyeringai melihat ekspresi keduanya.
"Mmm... kenapa? Aku sudah membuka topengku dan memperlihatkan diriku yang sebenarnya... dengan begitu kalian tidak perlu curiga lagi padaku... karena kecurigaan kalian memang benar. Aku dalang dari penculikan Laze. Ya... meskipun awalnya berjalan lancar tapi kalian sudah mencurigaiku sebelum aku berhasil menghancurkan kalian. " Lanjutku sambil menyeringai menatap Kein dan mendekati nya. Kulihat Kein yang sangat marah membuatku puas.
"Apa yang membuatmu curiga padaku?" Ucapku sambil menepuk punggung Kein yang mengeras karena emosi. Aaahhh... dia menahan amarahnya... aku ingin memancingnya sedikit lagi... aku ingin melihatnya hancur...
Iza P.O.V
"Aku... mencium bau darah Laze dari badanmu." Ucap Kein dengan suara yang bergetar. Kulihat Mika menganggukkan kepalanya mengerti. Selain itu...
Buaghh!!!!
Mika terpental beberapa langkah dari Kein. Kein melayangkan pukulannya sekali lagi pada Mika yang menyeringai sengaja memancing Kein dan berhasil.
Tinju melayang dengan kecepatan penuh kearah Mika. Mika pun menghindar dengan kecepatan yang bahkan lebih cepat dari Kein. Ini pertama kalinya aku melihat Mika dengan kecepatan tersebut. Apa selama ini Mika menyembunyikannya dari kami? Apa yang sebenarnya Mika pikirkan?
"Apa yang kamu lakukan pada Laze?!!" Teriak Kein. Mika tersenyum sinis mendengar pertanyaan itu. Lalu menghampiri Kein dengan kecepatan kilatnya. Dalam sekejap Mika sudah berada didepan Kein. Kein pun terpental dari tempat semula karena pukulan Mika yang tidak bisa tertangkap oleh mataku. Aku harus mengalihkan Mika.
"Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya saja pemilik Laze yang pertama menginginkan Laze kembali padanya. Jadi dia mengambil Laze kembali padanya. Tenang saja dia akan memelihara Laze dengan baik kamu tidak perlu khawatir. Oya... Aku juga sesekali menjenguk dan sedikit bersenang-senang dengannya. Kamu tahu rasanya... Nikmat dan menyenangkan." Ucap Mika kembali menyeringai membuat Kein terdiam. Aku tahu Kein sedang menahan amarahnya.
"Laze... Apa yang kamu lakukan pada Laze?" Ucap Kein dengan suara yang rendah.
"Sudah jelaskan... Apa lagi yang aku lakukan untuk menikmatinya?" Ucap Mika sambil senyum sinis. Apa yang sebenarnya Mika pikirkan?
"Aku... Aku tidak peduli... Kamu Kakakku atau apapun itu..." Ucap Kein dengan suara yang terdengar seperti geraman.
"Aku berjanji akan membunuhmu..." Ucap Kein tiba-tiba saja menyerang Mika dengan sigap Mika menangkis serangan Kein dan membalas serangan Kein dengan tinjuan yang lebih kuat tepat di perut Kein. Kein pun terpelanting beberapa meter dari tempatnya tadi. Aku harus melakukan sesuatu..
Kein pun kembali bangkit dan bersiap untung menyerang kembali. Sebelum Kein kembali menyerang aku pun menghentikannya. Ini bukan hal yang dilakukan oleh Kein saat ini. Kein harus menemukan Laze. Aku merasa sesuatu yang buruk pada Laze. Kein harus menyelamatkan Laze.
"Ada hal yang harus kamu lakukan sekarang! Aku yang akan mengurus Mika disini. Kamu... Harus selamatkan Laze!" Ucapku sambil memberi isyarat agar Kein segera pergi. Kulihat Kein terihat ragu.
"PERGI!" Teriakku mengusir Kein agar pergi dari tempat ini. Dengan enggan Kein pun pergi dengan kecepatannya dengan sekejap Kein sudah menghilang dari hadapanku.
"Apa sebenarnya tujuanmu Mika?" Ucapku.
"Aku ingin mengakhiri semua ini. Aku sudah muak dengan semua ini. Oleh karena aku merencanakan semuanya sejak lama." Ucap Mika sambil menatapku dengan tatapan yang kosong. Mika pun berjalan mendekatiku. Aku pun bersiap dengan pertahananku. MIka pun menatapku dengan sinis.
"Sekarang... Apa yang akan kamu lakukan padaku Kak?! Menghalangiku? Membunuhku? Atau apa?" Ucap Mika menyindir.
"Akan ku lakukan apapun agar kamu tidak mengganggu Kein menyelamatkan Laze." Ucapku.
"Baiklah... Kalau kamu ingin menghalangiku Kak. Matilah." Ucap Mika tiba-tiba sudah berada di dekatku lalu dengan cepat mencekik leherku. Jleb! Tangan satunya menusuk dadaku. Cekikan dileherku semakin kencang seakan ingin meremukan leherku. Dan tangannya mulai meraih jantungku dan menariknya perlahan.
"Akkkhh... Mati sekarang... Aku tidak menye...sal... Aku... Sudah terlalu lama hidup... Sekarang... Bu...kan waktu yang... Bburuk..." Ucapku merasakan retakan tulang leherku dan jangtungku yang mulai tertarik semakin menjauh dari tempatnya. Aku tahu... Aku tidak akan menang melawan Mika... Paling tidak aku bisa mengalihkannya walau sebentar...
.
.
.
.
Mika P.O.V
Kutatap tanganku yang penuh dengan darahnya. Kutatap mayatnya yang sudah tidak bernyawa. Kepalanya yang sudah terlepas dari leher dan jantungnya yang tergeletak dilantai tidak berdetak lagi. Kutatap kosong Kakakku yang bersimbah darah karena ulahku. Kakak yang menemukan jawaban yang aku cari selama ini. Jawabannya cuma satu kata yaitu Mati.
Ya... Mati adalah cara untuk mengakhirinya semuanya. Aku memilih cara berbeda dengan menghancurkan semuanya. Ya... Lebih tepatnya menebar kebencian. Aku tidak boleh mundur semuanya sudah terlanjur aku lakukan. Aku harus tetap dengan pendirianku.
"I...za..." Ucap Lota dengan suara gemetar. Aku pun menghampirinya dan memukul punggung lehernya. Sedetik itu juga Lota tumbang.
"Maafkan aku Kak Lota... Aku harus melakukannya." Ucapku lalu meninggalkan kastil dan menuju tempat Nort.
.
.
.
.
Ditempat yang berbeda.
Author P.O.V
"Laz... Buka bajumu kita akan melakukan upacara perjanjiannya sekarang. Tidurlah dikasur itu." Ucap Nort menyuruh Laze menuruti semua perintahnya dan Laze pun menurutinya.
"Apa yang akan tuan lakukan?" Ucap Laze secara refleks langsung melindungi perutnya.
"KIta akan bercinta dan bertukar darah." Ucap Nort sambil menghampiri Laze.
"Tu...an..." Ucap Laze ketakutan dan berusaha menghidar dari Nort yang berusaha menyentuhnya.
------------>>>>>>>>>
Akhirnya setelah melalui dua kali filenya ga kesave. Akhirnya nih bab selesai juga. Zeno rasa ceritanya agak sedikit aneh tapi ya.... Paling ga udah diusahakan Update.
Makasih udah nunggu dan baca cerita ini.
Jangan bosen nunggu lanjutannya ya...
Vomentnya juga jangan lupa hehehe....
ZenoYuichi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top