Laze Ditemukan
Hehe... gimana kabar semuanya? Maaf bikin lama nunggu... hehe... moga ga pada bosen nunggunya...
Yuk langsung aja...
Met baca...
------------>>>>>>>>>
Luca P.O.V
Kutatap wajah Laze yang tengah tertidur pulas di atas badanku. Wajahnya terlihat begitu tenang dan damai. Berbeda saat ketika aku mlihatnya beberapa waktu yang lalu. Kugerakan badanku... ternyata badanku masih terlalu lelah untuk bergerak.
"Mmm.... Lu..." ucap Laze yang terbangun dari tidurnya. Kulihat wajahnya kali ini terlihat lebih baik dari sebelumnya. Syukurlah....
"Maaf aku membangunkanmu." Ucapku berusaha untuk bangkit tetapi tidak bisa. Kurasakan Laze meraba badanku. Membuatku malu karena ketidak berdayaanku saat ini.
Ku lihat wajahnya yang khawatir... Aku tidak boeh membuat Laze khawatir padaku. Aku pun berusaha untuk bangun dari tidurku. Meski rasanya sangat sulit untuk menggerakan badan. Tetapi aku tidak boleh membuat Laze khawatir pada keadaanku sekarang. Ya.... yang lebih penting sekarang adalah menyelamatkan Laze. Aku pun melihat tangan Laze yang bergerak bebas... Astaga.... kenapa aku tidak menyadarinya dari tadi...
"Laze... buka penutup mata mu!" Perintahku pada Laze. Laze terlihat ragu dengan apa yang aku katakan.
"Tidak apa-apa mereka tidak akan tau..." Ucapku meyakinkan Laze. Laze pun membuka penutup matanya dengan ragu-ragu. Ya... dengan begini Kak Kein bisa mengetahui keberadaan kami...
Kulihat penutup itu terjatuh. Laze masih menutup matanya. Beberapa saat kemudian Laze mulai membuka matanya perlahan... akhirnya... aku bisa melihat mata merah yang indah itu lagi. Entah berapa lama aku tidak melihat mata merah yang indah itu... rasanya seperti bertahun-tahun...
Laze pun menatapku dengan seksama memperhatikan tubuhku yang telanjang tanpa sehelai benang. Mata merah itu menatapku melihat luka yang tidak bisa pulih disekujur tubuhku. Terlihat mata merah indah ituh mulai berkaca-kaca. Perlahan Laze membawa tubuhnya menghampiriku. Lalu memelukku tiba-tiba. Membuatku sedikit terkejut karena tidakannya yang tiba-tiba.
"Apa yang mereka lakukan padamu Lu?" Ucap Laze sambil terus memelukku erat disela isak tangisnya.
"Aku tidak apa-apa sayang..." Ucapku berusaha untuk menenangkan Laze. Aku pun berusaha untuk melepas rantai di tanganku. Tetapi tidak bisa... tenagaku tidak cukup bahkan luka-luka ditubuhku tidak bisa sembuh dengan cepat seperti biasanya.
"Apa... mereka melakukan hal itu padamu Lu?" Ucap Laze. Aku terdiam mendengar apa yang diucapkan Laze. Ya... mereka lebih tepatnya dia sudah melakukannya padaku. Seharusnya aku tidak membiarkan Laze melihatku seperti ini.
"Aku tidak apa-apa Laz..." Ucapku terus berusaha menenangkan Laze yang masih memelukku.
"Bagai mana kamu tidak apa-apa? Liat ini.... ini... dan mereka melakukannya padamu Lu... Mereka kejam.... bagaimana bisa... aku saja... aku saja sudah cukup." Ucap Laze sambil melepas pelukannya dariku dan menunjuk luka disekujur tubuhku dan luka diantara kedua kakiku... luka pemerkosaan yang aku alami. Yang sampai sekarang semua luka itu tidak bisa pulih dengan cepat.
"Laz tenanglah..." ucapku ucapku sambil tersenyum pada Laze.
"Sekarang... tenanglah... Laz... kalau tidak mereka akan memergoki kita sedang memberitahu keberadaan kita pada Kein." Ucapku. Terlihat Laze terkejut dengan apa yang aku katakan. Ya... dia juga baru menyadarinya.
"Tenanglah kita akan memberi Kein tanda kehadiranmu disini." Ucapku Laze pun menganggung. Ku perhatikan tubuh Laze yang kurus dan perutnya yang membesar seperti sudah hamil 7 bulan. Anakku berkembang dengan pesat. Laze juga melalui berbagai hal. Aku pun melihat luka-luka bekas gigitan di tangan dan jarinya. Laze pasti sudah berjuang untuk hidup.
"Laz... ceritakan padaku... apa yang Mika bicarakan padamu..." ucapku. Laze pun mulai menceritakan semuanya padaku.
###
Sementara itu di tempat yang berbeda...
Kein P.O.V
Aku sudah kembali ke kastil begitu juga dengan kakak-kakakku. Hanya Luca yang masih belum kembali. Entah mengapa keterlambatan Luca membuatku khawatir.
"Luca belum kembali?" Ucapku khawatir.
"Belum... sepertinya Luca masih mencari Laze." Ucap Mika berusaha membuatku tenang tetapi hal itu membuatku semakin khawatir dengan keadaan Luca... sepertinya terjadi sesuatu padanya...
"Apa tidak ada kelompok yang bersamanya?" Ucapku bertanya pada Iza dan Mika.
"Sepertinya... tidak ada." Ucap Iza menjawab pertanyaanku dengan ragu.
"Jangan khawatir adikku sayang... Luca pasti baik saja." Ucap Mika sambil menepuk pundakku.
Astaga... aku harap Luca baik-baik saja. Tunggu sebentar... aku pun menatap Mika yang berada disampingku. Kenapa...
Deg! Aku merasakan... keberadaan Laze. Aku pun bergegas menuju keluar ruangan tersebut. Diikuti oleh Iza dan Mika yang bingung melihatku terlihat terburu-buru.
"Ada apa?" Ucap Iza berusaha mensejajarkan langkahnya denganku.
"Aku merasakan Laze..." ucapku pada Iza berbisik tidak ingin Mika mendengar apa yang aku katakan. Iza menatapku heran. Aku pun berbisik kembali... Iza hanya menatapku tidak percaya.
Tunggu Laze... aku akan menjemputmu sebentar lagi.
###
Kembali ketempat Laze dan Luca...
Laze P.O.V
"Jadi ini semua rencana Mika!" Ucap Luca tidak percaya. Begitu pula denganku yang bahkan baru kenal dengan kakak beradik ini. Jadi wajar saja Luca kaget karena sudah kenal Mika seumur hidupnya tetapi tidak tahu apa yang kakaknya pikirkan sehingga merencanakan ini semua.
"Apa yang sebenarnya Kakak pikirkan?" Ucap Luca kehabisan kata-kata untuk menyimpulkan semua yamg dilakukan oleh Mika. Aku hanya terdiam menatap Luca. Apa yang harus aku lakukan...
Brakk!!! Suara pintu terbuka dengan kasar. Membuat aku dan Luca terkejut dan melihat ke arah pintu. Disana berdiri dengan angkuh Nort yang menatap tajam padaku dan Luca.
"Lihat apa yang kalian lakukan?" Ucap Nort sambil mendekati kami berdua sambil menyeringai. Dia mengetahui ikatan dimataku telah terbuka.
"Mmm... bukannya seseorang menyuruhmu untuk berbuat nakal?" Ucap Nort menghampiri Luca dan mengambil ikatan mata yang tergeletak didekatnya.
"Aku tahu Laze tidak akan mau membuka penutup mata itu. Kecuali seorang anak nakal menyuruhnya untuk membukanya." Ucap Nort sambil terus mendekat pada Luca
"Aku tahu siapa anak nakalnya disini. Kamu kan Luca?" Ucap Nort sambil menarik badan Luca dekat dengannya begitu sampai didekat Luca. Aku terkejut melihatnya.
"Apa yang akan tuan lakukan?" Ucapku gemetar. Kulihat senyum sinisnya ketika melihat dan mendengar aku masih menganggapnya tuanku.
"Tentu saja menghukumnya." Ucap Nort sambil menyentuh wajah Luca. Luca pun berontak tetapi kekuatannya masih belum pulih.
"Jangan sentuh aku!" Teriak Luca.
"Aku mohon tuan... jangan hukum Luca... hukum aku saja!" Ucapku memohon tetapi tidak didengar oleh Nort.
"Tuan..." ucapku... saat melihat Nort memainkan jarinya disekitar mata Luca. Membuatku merinding karena aku tahu apa yang akan Nort lakukan. Aku pun menghampiri Luca secepat mungkin tetapi...
Jleb! Diiringi oleh teriakan Luca. Aku lemas melihatnya... melihat jari-jari itu menusuk mata kanan Luca dan bermain disana. Luca terus berontak dan menendang-nendang kesegala arah. Sampai akhirnya Luca berhenti berontak.
"Tuan.. aku mohooon..." ucapku lalu kembali menghampiri Luca dan Nort.
"Aaaahhh... sedikit lagi... sedikit lagi hukuman untukmu Luca..." ucap Nort menyeringai puas sambil bersiap menusuk mata kirinya Luca .
Aku pun segera menghampiri Luca dan bersujud dikakinya.
"Aku mohon tuan... jangan sakiti Luca... aku mohon... aku akan melakukan apapun tuan.. jadi aku mohon jangan sakiti Luca." Ucapku putus asa.
Kurasakan sebuah tangan mengangkat wajahku. Kutatap Nort yang mengangkat wajahku. Nort memperhatikan wajahku yang basah karena air mata.
"Akan melakukan apapun yang aku mau?" Ucap Nort lalu menyunggingkan sebuah senyuman yang lebih mirip seringaian.
"Laz... jangan... laku..." ucap Luca lalu ditutup oleh tangan Nort yang satunya.
"Ya tuan..." ucapku.
"Baiklah... aku rasa penutup mata ini akan lebih berguna untuk menutup luka di matanya. Kamu tidak perlu menutup matamu karena... aku rasa akan menyenangkan. Aaahhh... membayangkan apa yang akan terjadi membuatku bergairah." Ucap Nort beranjak dari tempatnya lalu mengulurkan tangannya padaku aku pun menyambutnya. Lalu beranjak meninggalkan Luca.
"Apa yang akan kamu lakukan...??" Tanya Luca berusaha mengejar kami berdua tetapi tidak berhasil. Karena tubuhnya yang masih lemah.
"Ayo... Laze... kita akan melakukan upacara perjanjian." Ucap Nort membawaku keluar dari ruangan tersebut dan menutupnya.
"Apa katamu?! Laze... bukan pasanganmu... kamu bisa buat Laze..." teriak Luca mulai menghilang seiring langkahku yang menjauh dari ruangan tersebut. Kutatap Nort seriangannya tidak luntur diwajahnya.
--------------------->>>>>>
Waduuuhh... maaf ya... lama ga update... moga ga pada bosen nunggu update yg lamret ini... hehe...
1 atau 2 hari lagi bakal update lagi... ngejer beberapa bab lagi... hehe
Yuup makasih udah baca...
Jangan lupa vomentnya...
ZenoYuichi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top