Kepastian Untuk Luca
Agak bingung bikin ceritanya nih. Bingung nentuin bagusnya disini yang mana kayak gitu. Hehehe
Yup sekarang masih ngebahas soal Luca Kein ma Laze. Jadi sabar dulu ya sama yang penasaran ma Mika.
Yuukk baca
------->>>>>
Luca P.O.V
Selama beberapa hari ini aku selalu bersama Laze. Sepertinya Kak Kein sedang memberiku waktu bersama dengan Laze. Meski pun begitu Laze hanya bisa memikirkan Kak Kein saja.
"Luca... ada apa?" Ucap Laze menatapku khawatir. Aku tersenyum pada Laze menunjukan bahwa aku tidak apa-apa.
"Luca... apa aku melakukan sebuah kesalahan padamu?" Ucap Laze sambil duduk disampingku yang juga sedang duduk. Kurasa angin berdesir membelai helai rambutku yang terjatuh didepan wajah. Rerumputan yang ada disekitar pun ikut berdesir. Mengingatku saat berdua dengan laze dipadang rumput seperti sekarang ini.
"Ya... kamu sudah membuat kesalahan besar padaku Laz." Ucapku sambil tersenyum kecil.
"Aku tau. Belakangan ini kamu berbeda Lu..." ucap Laze sambil menundukkan wajahnya.
"Kalau begitu Laz... kamu harus bertanggung jawab karena sudah membuat aku berubah Laz..." Ucapku sambil tersenyum. Aku menginginkan Laze.
"Bertanggung jawab? Gimana caranya?" Ucap Laze polos membuatku tidak tahan.
"Panggil namaku, lalu cium aku... panggil namaku didalam hati saat kita berciuman... dan panggil kembali namaku ketika kita selesai." Ucapku membuatku ingin tertawa karena ini pertama kalinya aku seperti ini. Rasanya aneh menyuruh orang kita suka untuk memanggil namaku.
Aku melihat reaksi Laze ketika aku menyuruhnya. Terlihat wajahnya yang merah padam dan sangat gugup. Aku rasa ini adalah pertama kalinya Laze mencium orang. Aku senang jika aku orang pertama yang diciumnya.
"Lu...ca..." Panggil Laze sambil mendekatkan bibirnya pada bibirku.
"Panggil namaku sekali lagi Laz..." Ucapku kurasakan tubuhnya gemetar dan nafasnya menghangat.
"Luca..."Panggil Laze begitu bibirnya sudah hampir menempel dengan bibirku. Lalu bibirnya mengecup Bibirku dengan lembut membuatku merasa melayang hanya dengan sedikit sentuhan tersebut.
Beberapa menit berlalu...
Laze terus menempelkan bibirnya pada bibirku tanpa bergerak sedikitpun. Kulihat wajahnya yang memerah padam. Mungkin Laze tidak tahu harus seperti apa melakukan ciuman yang sebenarnya. Aku pun melepaskan ciuman Laze yang sebenarnya hanya sebuah kecupan yang lama.
Aku tersenyum melihat Laze yang bingung dengan wajahnya yang memerah. Mungkin aku terlalu berharap banyak dan lebih pada Laze. Bagaimana pun ini adalah pengalaman pertamanya mencium seseorang. Walaupun sebenarnya sudah dicium mungkin berkali-kali oleh Kak Kein. Tapi Laze masih tidak tau cara berciuman. Benar-benar menggemaskan. Aku pun memeluknya erat.
"Luca..." Panggilnya
"Ya..." jawabku
"Luca..." panggilnya lagi. Astaga... ini benar-benar menyenangkan ketika Laze memanggil namaku. Membuatku senang setengah mati.
"Luca." Membuatku kaget karena suara itu bukan berasal dari Laze dan aku kenal suara Bass ini. Aku pun melihat seseorang yang berdiri didepanku. Kak Kein yang terlihat datar dengan tatapan membunuhnya.
+++
Kein P.O.V
"Laz... apa yang sedang kamu lakukan?" Ucapku sambil berusaha senyum dan menyembunyikan rasa cemburuku pada Luca.
"Mmm..." gunggam Laze bingung. Aah... Laze menyembunyikan sesuatu.
"Laz... apa yang kamu sembunyikan." Ucapku sambil menarik Laze dari pelukan Luca.
"Aku mencium Luca..." Ucap Laze sambil menundukan kepalanya menyesal. Kulirik Luca yang berada disampingku. Kulihat wajahnya terlihat sedih. Aku prihatin pada Luca tetapi aku tidak bisa membiarkan Laze selalu bersama Luca.
"Apa kamu menyesal mencium Luca?" Ucapku.
"Aku... tidak tau" Ucap Laze.
"Laz... dengar kamu memilih kami berdua. Paling tidak kamu harus perhatikan juga Luca. Meskipun aku lebih suka kamu lebih perhatikan. Baiklah... akan kuberi kalian waktu untuk berdua lagi. Kali ini Laze ingat Luca yang akan ada dihadapanmu bukan aku." Ucapku lalu pergi meninggalkan Laze dan Luca kembali. Jujur saja aku lebih memilih membawa Laze pergi dari pada harus membiarkan Laze bersama Luca.
+++
Laze P.O.V
"Laz... kejarlah Kein. Dia adalah pilihanmu. Jika kamu tetap disini... aku tidak tahu apa yang akan terjadi padamu selanjutnya." Ucap Luca sambil tersenyum.
Aku ingin mengejar Kein tetapi... Aku tidak bisa meninggalkan Luca. Ahhh... aku tau mungkin ini yang membuat Luca berubah dan selalu terlihat murung. Perasaanku terlalu berat sebelah pada Kein.
"Aku akan tetap disini untuk Luca." Ucapku.
"Kamu yakin tidak akan menyesalinya?" Ucap Luca sambil mendekatiku.
"Tidak... aku akan memperhatikan Luca juga. Karena ini adalah pilihanku." Ucapku sambil tersenyum pada Luca yang sudah semakin mendekatiku.
"Maafkan aku sudah membuat Luca bersedih." Ucapku akupun mendekati Luca yang mendekatiku. Kupeluk tubuhnya yang lebih besar dari tubuhku dengan mantap ketika sudah didekatku. Kurasakan geraman Luca ketika kupeluk. Tubuhnya menegang. Kutatap kedua matanya yang berubah menjadi merah dan taring yang runcing menghiasi sudut bibirnya. Aku tahu makhluk buas didalam tubuh Luca sudah bangkit sama seperti Kein waktu itu.
"Apa yang ingin aku lakukan untukmu Lu?" Ucapku.
"Aku ingin memghisapmu." Ucapnya singkat dan langsung menyerang leherku dengan sadis.
"Akhh... Lu..." desahku. Kurasakan Luca menghisap setiap sari di tubuhku. Desiran darah yang dihisap olehnya bisa kurasakan olehku. Perlahan tubuhku melemas. Sebelum tubuhku benar-benar lemas Luca melepas hisapannya dan menggendongku dan membawaku pergi kedalam kastil.
Beberapa saat kemudian Luca berhenti didepan sebuah pintu yang bukan kamarku. Luca pun membuka pintu sambil terus menggendongku dan masuk kedalam kamar itu. Kamar yang berwarna biru dan putih membuatku takjub melihatnya karena seakan sedang melihat langit dan awan dikamar ini.
Luca pun membaringkanku dikasur berwarna putih itu dengan lembut. Berbeda dengan yang dilakukan oleh Kein yang lebih kasar. Luca pun ikut naik keatas kasur dan memposisikan tubuhnya diatasku.
"Jadilah milikku sekarang." Ucap Luca sambil tersenyum kulihat warna matanya berubah dan taring nya sudah menghilang.
"Aku milikmu... juga Kein" ucapku sambil tersenyum.
"Ahh... ya tentu kamu juga milik Kak Kein. Tapi sekarang kamu adalah milikku." Ucap Luca sambil mengecup bibirku.
"Laz... cium aku..." ucap Luca membuatku bingung. Karena tidak tahu bagaimana caranya berciuman.
+++
Luca P.O.V
Aku tersenyum melihat reaksi Laze yang terlihat bingung. Aku pun mengecup bibirnya membuatnya terkejut. Ku kecup lagi kali ini dengan sedikit hisapan dibibir bawahnya. Membuat Laze menegang.
" Laz... aku baru mulai. Jangan bilang kamu sudah tegang dibawah sini." Ucapku ketika melepas ciumanku dan meraba benda yang sudah menegang diantara kedua kakinya.
"Mmmhh Lu..."desahnya ketika aku terus merabanya dibawah sana. Akhirnya dia memanggil namaku. Aku pun berhenti menyentuhnya disana dan membuka bajunya.
Kini ku lihat dada telanjangnya yang dihiasin oleh bekas luka yang sudah lama dan luka yang baru Kak Kein buat. Kujilati seluruh luka tersebut. Lalu ku turunkan celananya. Kutatap wajahnya yang memerah karena baru saja aku lucuti.
"Sekarang... apa yang kamu inginkan Laz?" Ucapku sambil kuarahkan tanganku ke dadanya dan kusentuh putingnya dengan jariku.
"Ahhh..." desahnya saat aku mulai memilin putingnya yang sudah menegang lalu mulai menjilati putingnya yang lain. Laze menggelinjang akibat perbuatanku.
"Seperti apa rasanya Laz?" Ucapku lalu menarik putingnya lembut dan kuhisap pelan puting yang satunya.
"Rasanya... aakkkh... aaahh... aku tidak kuat...." ucap Laze diantara desahannya sambil memegang tanganku erat. Aku pun mulai menyentuh benda yang ada diantara kedua kakinya yang sudah menegang dan mengeluarkan cairan pelumas. Kugerakan tanganku dibawah sana. Tubuh Laze mulai menggeliat tidak karuan dan terus mendesah.
"Luca... aàahhh... aku mohon..." ucapnya yang sudah tidak tahan dengan semua rangsangan. Aku pun berhenti dan mulai menempatkan diriku diantara kedua kakinya. Kumasukan jariku kedalam tubuhnya yang sudah basah karena cairan pemulasnya yang terus menetes.
"Aaahhh..." aku pun mulai menggerakan jariku didalam sana. Kurasakan jariku diremas didalam sana. Aku tau Laze sangat menginginkanku didalam sana.
"Laz... kamu menginginkanku?" Bisikku ditelinganya. Laze mengangguk sambil menatapku. Kulihat wajahnya memerah karena gairah.
"Panggil namaku Laz..." bisikku ditelinganya sambil mengeluarkan jariku dan berusaha memasukan diriku kedalam tubuh Laze. Laze tersentak ketika aku mulai memasukinya.
"Lu...ca.. aaaahhhh..." ucapnya lalu memeluk tubuhku. Aku pun menghentakan diriku hingga seluruhnya masuk dalam tubuh Laze.
"Bagaimana rasanya Laz?" Ucapku tetapi tidak memdapat jawaban. Kurasakan tubuh Laze gemetar. Apa aku terlalu kasar?
"Lu... mmmhhh...jangan berhenti" ucap Laze memecah hening. Aku pun menggerakan pinggulku dengan tempo yang seirama dengan nafas Laze. Aku bisa merasakan Laze memijatku didalam terasa begitu nikmat.
"Aahhh... aahhh..." desah Laze ketika aku mulai menambah kecepatan. Aku pun berusaha menemukan bagian sensitif didalam tubuhnya.
"Aaaaakkkhhh... Lu..." teriaknya ketika diriku menemukan bagian sensitifnya... aaaahhh.. rasanya nikmat sekali... akupin terus menghentakkan pinggulku agar menyentuh kembali bagian tersebut. Sampai kurasa Laze mulai mencengkramku kuat. Aaahhh... aku akan mencapai klimaks bersama dengan Laze.
"Aaaakkkkhh!!" Teriak Laze mencapai klimaksnya saat aku hentakkan tubuhku sekuat-kuatnya didalam Laze aku pun mencapai klimaks bersama dengan Laze. Kurasakan cairan hangatku didalam Laze. Aahhh ... aku belum pernah merasakn hal senikmat ini sebelumnya.
"Laz...tidurlah." ucapku saat melihat Laze yang kelelahan. Aku pun mengeluarkan diriku yang masih didalam Laze lalu kukecup keningnya. Kulihat Laze menatapku seakan memohon.
"Temani aku..." ucap Laze padaku dengan mata sayunya.
"Tentu saja Laz..." ucapku lalu tidur disampingnya yang kulihat sudah tertidur. Kupeluk Laze dalam pelukanku. Akhirnya Laze kamu menjadi milikku.
+++
Disaat yang sama ditempat berbeda.
Mika P.O.V
Sekarang aku sedang berada didepan seorang peramal dari sekutuku yang dulu berhasil meramal kelahiran Laze yang berbeda dari calon pengantin lainnya.
Sekarang peramal ini akan meramalkan kembali kejadian yang akan terjadi pada keluarga yang sangat ku benci. Kutatap peramal wanita yang sejak dulu sama sekali tidak berubah itu.
"2 pangeran kegelapan telah menyatu. Anugrah benih akan lahir dari calon pengantin." Ucap peramal itu sambil menatapku tajam dan tersenyum.
"Apa maksudmu?" Ucapku berusaha mengenyahkan apa yang ada dipikiranku. Aku tidak ingin mendengar berita baik untuk keluargaku.
"Adikmu akan memiliki anak pangeranku." Ucap peramal tersebut.
"Astaga... yang benar saja..." ucapku. Aku berharap hal ini tidak merubah rencanaku untuk memghancurkan keluargaku.
---------->>>>>>>
Hahaha... kayaknya nih cerita banyak banget adegannya ya.. hehehe... sabar ya... cerita selanjutnya bakal tambah aneh... jadi siap-siap ya.... hehehe... pokoknya jangan bosen baca cerita ini ya...
Jangan lupa Vomentnya.
Makasih udah baca.
ZenoYuichi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top