Kein Vs Luca

Update lagi.... lagi-lagi bingung cari judul. Maaf ya klo judulnya ga sesuai dengan ceritanya.

Yuuk langsung aja keceritanya....

Met baca....

--------->>>>>>>

Kein P.O.V

Aku menatap Laze yang masih tertidur dengan sangat pulas. Laze tertidur semalaman penuh pasti karena aku yang terlalu kasar. Aku mengelus rambut hitam lurusnya yang tergerai diwajahnya.

"Kein..." ucap Laze sambil berusaha membuka matanya yang masih rapat membuatku terkekeh karenanya.

"Tidur lagi saja..." bujukku lalu memeluknya.

"Mmm... ini sudah pagi?" Tanya Laze sambil meringis karena lukanya yang aku sentuh.

"Apa masih sakit?" Ucapku Khawatir.

"Aku baik-baik saja Kein." Ucap Laze sambil berusaha untuk duduk. Kulihat Laze meringis kesakitan.

"Ayo... kita tidur lagi." Ucapku sambil membaringkan kembali tubuh Laze. Lalu memeluknya erat.

"Kalau seperti ini bisa- bisa aku tidur lagi." Ucap Laze melawan rasa kantuk. Aku hanya tersenyum melihat wajah mengantuknya yang sangat menggemaskan itu.

"Kalau gitu tidur lagi aja..." Ucapku sambil sambil ku tatap wajahnya yang ternyata sudah tertidur kembali. Aku pun terus memeluknya. Menatapnya seharian sampai Laze terbangun kembali dari tidurnya. Aku rasa itu pekerjaan yang menyenangkan untuk dikerjakan.

+++

Ditempat yang berbeda...

Luca P.O.V

Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Dia milik Kakakku dan aku tau apa yang aku lakukan salah. Tapi kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Aku tau aku tidak boleh melakukan ini. Tapi aku tidak bisa berhenti. Kenapa? Aku yakin Kakak akan membunuhku jika tau apa yang kupikirkan sekarang.

"Luca..." panggil Kakak pertamaku Iza membuyarkan lamunanku. Aku pun tersadar kalau aku sedang berkumpul dengan Kakak pertama dan kedua. Kenapa aku melamun saat berkumpul seperti ini?

"Biar aku tebak... kamu sedang memikirkan Laze kan?" Ucap Iza membuatku salah tingkah. Tebakan yang tepat sasaran.

"Mmmm..." aku menjawab Iza dengan gunggaman.

"Luca... kamu tertarik pada Laze? Kenapa?" Ucap Mika

"Entahlah Kak... aku bingung... dia milik Kak Kein bukan milikku... dia bukan hakku... tapi disisi lain aku merasa dia juga milikku... karena aku merasakan hal yang sama seperti Kak Kein ketika menemukan Laze." Ucapku.

"Mmm... itu cukup aneh... bagaimana bisa kamu merasakan hal yang sama ketika menemukan Laze?" Ucap Iza

"Apa mungkin kamu juga? Dengan Laze?" Ucap Mika padaku. Jujur saja aku terkejut mendengar kesimpulan kakakku yang satu ini. Tapi bagaimana mungkin?

+++

Kembali pada Laze dan Kein, setelah beberapa waktu kemudian.

Laze P.O.V

Kubuka mataku yang masih terasa lelah. Kulihat Kein sedang menatapku dengan seksama dan tersenyum kecil membuatku salah tingkah. Kurasakan pelukannya dibadanku yang terasa hangat. Aahh... kalau seperti ini terus siapapun bersedia untuk menjadi putri tidur selamanya... termasuk aku... putra tidur...

"Kein berhenti membuatku merasa nyaman... kalo tidak aku akan tidur selamanya dalam pelukanmu." Ucapku sambil menatapnya kesal.

"Hehe... kalau pegitu aku akan membuatmu lebih nyaman... sehingga tidak bisa lepas dari pelukanku..." Ucap Kein sambil tersenyum membuatku terpesona karenanya.

Ggrrrrrrrrrrlll... suara perutku mulai mengganggu... aku pun mulai bangun dari tidurku.

"Aku rasa... aku lapar..." Ucapku pada kein malu-malu.

"Ayo... kita pergi mencari makan." Ucap Kein sambil bangun dari tidurnya.

"Aaakkhhh...." teriakku saat aku hendak mengambil baju-bajuku yang berserakan dilantai. Badanku terasa sangat sakit terutama dibagian bawahku. Aku juga agak terkejut ketika melihat sekujur tubuhku yang penuh dengan tanda biru.

"Itu semua tanda dariku... maaf kalau aku terlalu kasar kemarin." Ucap Kein sambil membantuku memungut pakaianku dan pakaiannya yang berserakan.

"Terimakasih...." ucapku ketika Kein menyerahkan pakaianku. Aku pun segera memakai pakaianku sambil meringis merasakan sakit dibagian bawahku. Menyadari aku kesulitan Kein pun membantuku memakai pakaianku sampai semuanya terpakai dan terlihat rapi. Kulihat Kein juga segera memakai pakaiannya dengan rapi.

"Terimakasih Kein..." ucapku malu-malu.

"Ayo... kita berangkat.... huuuppp!." Ucapnya sambil menggendongku. Aku pun berusaha untuk turun dari gendongannya itu.

"Aku bisa berjalan sendiri Kein turunkan aku." Ucapku.

"Tidak... kamu tidak bisa menolakku. aku tidak mau kamu meringis kesakitan sepanjang jalan..." ucap Kein sambil menggendongku keluar dari kamar. Aku hanya pasrah digendong oleh Kein.

+++

Sesampainya di ruang makan.

Author P.O.V

Laze dan Kein memasuki ruang makan. Ruangan itu terlihat sangat sepi. Padahal biasanya sangat ramai terutama oleh anak-anak yang energik dan selalu lapar kapanpun setelah membuang semua energinya. Disana hanya terlihat Iza, Mika, dan Luca sedang berkumpul.

Ada apa ini? Ucap Kein dalam hati curiga.

"Mmm... sepertinya aku mencium bau... yang manis... apa kau sudah bercinta dengan Adikku yang kurang ajar?" Ucap Iza tiba-tiba ada di samping Laze yang sudah turun dari gendongan Kein... sambil melihat dengan seksama tubuh Laze.

"Apa kamu tidak apa-apa?" Ucap Iza khawatir terutama setelah melihat luka dan lebam di tangan Laze. Iza pun menggenggam tangan Laze lembut.

"Apa adikku terlalu kasar padamu Laze?" Ucap Iza sambil melirik Kein yang ada disamping Laze. Laze menggelengkan kepalanya menandakan Laze baik-baik saja.

Grrrrrrrrlllll! lagi-lagi suara perut Laze memecah suasana.

"Ayo... pasti kamu laparkan... biar Kakakmu ini yang menemanimu..." Ucap Iza sambil merebut Laze dari samping Kein.

"Kak...." protes Kein.

"Kein kamu diam saja..." ucap Iza sambil melototi Kein dan membuat Laze sedikit takut pada Iza. Kein tidak bisa menjawab apa-apa.

Luca melihat Laze yang berjalan dituntun oleh Iza. Luca merasa ada yang salah terutama dengan langkah kaki Laze yang sedikit aneh dan wajahnya yang terus meringis. Tanpa aba-aba Luca pun menghampiri Laze dengan khawatir. Dan melihat tangan Laze yang memiliki lebam dan luka. Luca pun melirik Kein yang ada didepan pintu terpaku karena Iza memarahinya.Tanpa bertanya apapun pada Laze Luca langsung menghilang dari depan Laze dan muncul didepan Kein sambil mendaratkan tinju tepat di wajah Kein.

Laze terkejut mendengar suara ribut dibelakangnya dan melihat apa yang terjadi dibelakangnya. Laze mendapati Kein terpelanting jauh dari tempatnya semula.

"Aku tahu... seharusnya aku tidak menyerah padamu kak... seharusnya kemarin aku merebut Laz darimu...!" Ucap Luca sambil berlari menuju arah Kein sambil mengepalkan tinjunya untuk meninju Kein kembali. Tetapi Kein menangkisnya denan tangan dan menyerang dan melepaskan tinjuan tepat di ulu hati Luca dengan sangat kuat. Membuat Luca terpelanting sangat jauh dari tempatnya. Kein pun mengejar Luca yang terpelanting lalu kembali melayangkan tinjuan tepat diwajah Luca bertubi-tubi.

"Seharusnya kemarin aku membunuhmu!" Ancam Kein sambil terus menyerang Luca dan luca pun melakukan hal yang sama terus menyerang Kein.

Laze terpaku melihat apa yang terjadi didepan matanya. Kedua kakak adik iti sedang berkelahi untuk memperebutkan dirinya.

"Harus aku hentikan." Ucap Laze berlari melupakan kalau tubuhnya masih sakit. Laze belari menuju Kein dan Luca yang sedang bergumul dengan sengitnya. Sedangkan Iza dan Mika hanya diam dengan tenang. Seakan sudah biasa melihat kedua adiknya iti berkelahi.

"Berhenti!" Ucap Laze sambil terus berlari secepat-cepatnya begitu sudah dekat Laze pun merentangkan tangannya. Lalu memeluk Kein dan Luca yang sudah berdekatan hendak menghantam satu sama lain tetapi berhenti karena Laze memeluk keduanya erat. Membuat mereka berdua dalam posisi yang paling tidak nyaman menurut mereka. Keduanya berdempetan seperti berpelukan.

"Aku mohon berhenti." Ucap Laze sambil memeluk keduanya erat. Kein dan Luca terdiam melihat Laze yang terlihat kecapaian karena berusaha menghentikan perkelahian keduanya.

Grrrrlll! Lagi-lagi suara perut Laze memecah suasana tegang dan kening.

"Hahaha... Ayo Laze kita makan... lepaskan keduanya... biarkan mereka berdua bermesraan." Ucap Iza yang sudah ada di belakang Laze lalu membawa Laze bersamanya untuk mencari makan. Meninggalkan Luca dan Kein yang sedang berdempetan. Keduanya pun memisahkan diri karena merasa tidak enak pada Laze.

"Dasar kakak kurang ajar!" Umpat Kein karena membiarkan dirinya diejek oleh Iza.

"Oya... Luca... Kein... aku pikir... aku ingin memastikan sesuatu. Apa kalian mau bermain temukan Laze? Tentu saja kita lakukan setelah Laze selesai makan." Ucap Mika yang muncul tiba-tiba dihadapan Kein dan Luca yang sudah lebih tenang sekarang.

"Merepotkan!" Ucap Kein dan Luca bersamaan.

"Kalian berdua jangan membantah! Ini juga untuk kebaikan kalian berdua!" Ucap Mika sambil menatap tajam Kein dan Luca. Membuat keduanya tidak bisa menolak dan harus menuruti Mika yang terlihat menyeramkan lebih dari biasanya.

Mika pun meninggalkan Kein dan Luca yang bertanya-tanya apa yang akan direncanakan oleh kakaknya Mika.

--------->>>>>>>

Ceritanya mulai aneh tapi moga aja pada seneng bacanya. Hehehe.

Makasih udah baca ya....

Jangan bosen tunggu lanjutan ceritanya...

Oya jangan lupa vomentnya...

ZenoYuichi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top