Haus Darah
Hahaha.. dapet ide... dapet ide... yeee... yeee...#narihula.
Yuukk langsung aja...
Met baca ya...
------->>>>>>
Laze P.O.V
"Laz..." aku mendengar suara memanggilku samar-samar. Siapa?
Aku merasa badanku sangat lemas. Bahkan membuka mataku pun sangat sulit.
"Laz..." suara itu memanggilku lagi.
"Laz... buka matamu..." mmm... aku kenal suara ini Kein? Aku pun berusaha membuka mataku. Perlahan mataku mulai terbuka. Aku melihat Kein sedang menatapku khawatir. Bukan hanya Kein, Luca, Kak Iza, dan Kak Lota pun berada di sampingku terlihat khawatir.
"Syukurlah...kamu bangun Laz..." Ucap Kein sambil memelukku erat.
Rasanya tenggorokanku kering... panas... haus... haus... haus... aku haus....
"Kein... aku haus sekali..." bisikku lemah. Kein pun menatapku lalu tersenyum lembut. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa semuanya terlihat sangat khawatir? Aahhh kenapa rasanya haus sekali?
Kein pun pergi meninggalkanku untuk memdapatkan air minum untukku. Aku menatap Luca yang sekarang bergantian berada disampingku.
"Apa yang terjadi Lu?" Ucapku.
"Laz... dengar baik-baik..." ucap Luca sambil tersenyum dan mengelus kepalaku.
Aku mengangguk dan menunggu Luca menjawab pertanyaanku.
"Kamu baik-baik saja sayang... itu bawaan dari anak kita." Ucap Luca membuatku bingung.
"Anak?" Ucapku
"Ya... sayang sekarang... kamu sedang hamil dan mengandung anak kita." Ucap Luca sambil tersenyum lalu mengelus perutku dan mengecup keningku. Aku menatap Luca tidak percaya... bagaimana bisa?
"Jangan tatap aku seperti itu Laz... aku juga tidak tau apa yang terjadi padamu. Tapi yang jelas kamu sedang hamil sekarang." Ucap Luca.
"Aku mempunyai anak Lu dan Kein?" Ucapku tidak percaya. Aku mempunyai anak dari orang-orang yang sukai. Kulihat wajah Luca yang terlihat bahagia walaupun terlihat sedikit cemas dan begitu juga dengan yang lainnya
"Aku..." ucapku terhenti ketika airmataku mulai mengalir... aku tidak bisa mengungkapkan semua yang kurasakan ini. Rasa syukur, bahagia... beruntung karena telah dianugrahi sebuah keajaiban. Aku tidak bisa membendung semua rasa itu bahkan dalam kata-kata yang bisa kulakukan sekarang adalah menangis bahagia. Luca dan Kak Lota pun memelukku erat membuat perasaan bahagiaku semakin meluap. Aku pun membalas pelukan Kak Lota dan Luca dengan erat.
Tuhan jika kau benar ada... aku ingin engkau mendengar dan melihatku... ini adalah pertama kalinya seumur hidupku, aku bersyukur akan hidupku. Bersyukur karena bisa terus hidup untuk mendengar berita yang membahagiakanku ini. Tuhan kamu mendengarku? Terima kasih atas semua yang kau berikan padaku hari ini. Terimakasih.
+++
Kein P.O.V
Ketika aku membuka pintu kamar yang kulihat adalah pemandangan 3 orang yang sedang berpelukan dan 1 orang yang berdiri yang menatap 3 orang yang berpelukan itu dengan iri. Aku pun masuk kedalam kamar lalu menutup pintunya sambil terus membawa segelas air putih untuk Laze yang sedang berpelukan dengan Luca dan lota.
"Kein... aku akan mempunyai anak..." ucap Laze berhenti lalu menatap air ditanganku. Laze pun melepaskan diri dari pelukan Luca dan Lota. Lalu berusaha menghampiriku walaupun telihat sangat lemah untuk bergerak. Aku pun menghampiri Laze dan memberikan minuman yang Laze inginkan tadi. Laze pun langsung menyambar gelas yang berisi air putih itu lalu dengan cepat meminumnya.
"Pelan-pelan sayang..." ucapku.
"Mmhh... rasanya haus sekali Kein... aku ingin minum lebih banyak.." ucap Laze setelah selesai minum air tersebut hingga tetes terakhir.
"Kak... biar aku saja yang ambil minumnya... tolong jaga Laze." Ucap Luca lalu dihentikan oleh Lota.
"Aku rasa... Laz tidak butuh air putih..." ucap Lota membuat aku dan Luca terdiam. Kami pun menatap Lota bertanya-tanya.
"Aku rasa... Laz butuh darah..." Lanjut Lota membuat aku dan Luca terkejut bahkan Laze pun ikut terkejut. Lota pun menghela napas dan menghampiri Laze.
"Laz... buka mulutmu." Ucap Lota membuat Laze bingung. Laze pun membuka mulutnya dengan enggan. Setelah memeriksanya Lota pun menggigit tangannya dengan giginya taringnya yang runcing hingga darah menetes dari tangannya. Lota pun memyodorkan tanganya tersebut pada Laze.
"Coba minum." Ucap Lota sambil tersenyum. Laze pun terdiam menatap darah tersebut sambil menelan ludah. Laze mengambil tangan Lota dan mulai mengendusnya. Lalu mulai menjilat darah itu ragu-ragu tapi lama kelamaan Laze bertambah nafsu. Aku menatap Laze tidak percaya dengan apa yang dilakukannya.
"Mmhh.... pelan Laz."ucap Lota lalu menatapku dan Luca
"Tenang adikku. Laz itu masih manusia hanya saja bayi yang ada dalam kandungannya itu hampir sama persis seperti kalian. Haus darah. Satu hal lagi yang ingin aku cari tau... semoga saja tidak seperti yang aku kira. Luca... bisa tolong ambilkan sebuah makanan." Ucap Lota menjelaskan. Luca pun keluar kamar untuk mengambil makanan.
"Memang ada apa dengan makanan?" Ucapku bingung.
"Aku harap ini cuma firasat yang tidak benar. Aku rasa Laze akan mengalami kesulitan makan karena pengaruh dari bayinya." Ucap Lota aku pun menatap Laze yang sudah selesai memuaskan rasa hausnya. Jika itu terjadi... tubuh Laze yang cuma manusia biasa tidak akan bisa bertahan.
Beberapa waktu kemudian... Luca pun masuk kedalam Kamar dengan membawa beberapa buah-buahan segar untuk Laze. Lalu menghampiri Laze dan memberikan 1 buah apel pada Laze. Laze pun menatap Lota dengan khawatir karena mendengar penjelasan Lota tadi.
"Cobalah." Ucap Lota melihat Laze yang ragu-ragu.
"Sudah semua akan baik-baik saja. Jika apa yang aku katakan terjadi. Kami semua akan menolongmu. Tenang lah." Ucap Iza yang mulai angkat bicara setelah sekian lama diam dan memperhatikan.
"Baik Kak... " Ucap Laze menurut. Laze pun memakan menggigit apel itu dan memgunyahnya. Setelah itu menelannya beberapa menit kemudian Laze pun memuntahkan apa yang dimakannya tersebut.
"Mmmhh... uughh..." Laze masih mual membuatku khawatir. Kulihat wajah Laze yang terlihat shock. Bayi kami membuat Laze menderita.
"Tubuh Laze menolak asupan makanan manusia. Tapi tidak dengan makanan kita kan?" Ucap Iza tenang. Lalu mengelus kepala Laze.
"Percaya pada kami semua. Semua akan baik saja. Sekarang lebih baik kamu tudur lagi Laz... sepertinya badanmu masih lelah." Ucap Iza.
"Ternyata semua kumpul disini... apa yang sedang terjadi?" Ucap Mika bersama dengan seorang perempuan yang sangat cantik yang tiba-tiba saja muncul didalam kamar. Membuat kami semua menoleh kearahnya.
"Dari mana saja kamu?" Ucapku.
"Pergi bersama pasanganku... mencari udara segar." Ucap Mika sambil tersenyum sambil merangkul pinggang perempuan cantik tersebut. Membuatku bergidik ngeri karena tidak biasa melihat Mika tersenyum. Mungkin Mika sedang merasa senang akan sesuatu.
"Laze... ini pasanganku Casandra. Iza... apa yang sedang terjadi disini?" Ucap Mika tiba-tiba mengalihkan pembicaraan. Laze mengangguk sambil tersenyum pada Casandra yang tidak menunjukkan ekspresi apapun.
Iza pun mulai menceritakam semuanya pada Mika. Setelah itu kami memutuskan untuk berdiskusi mengenai keadaan Laze.
"Laz... kami pergi dulu..." ucap Luca pada Laze lalu mengecup keningnya. Aku pun menghampiri Laze dan mengelus kepalanya lalu mengecupnya keningnya
"Kami akan segera kembali." Ucapku lalu beranjak dari samping Laze diikuti oleh Luca yang juga mulai beranjak dari samping Laze.
"Istirahat lah... Lota dan Casandra akan menemanimu... adikku." Ucap Iza. Kami berempat pun meninggalkan Laze bersama Kak Lota dan Kak Casandra. Kami tidak ingin pasangan kami mendengar apa yang akan kami diskusikan. Kami juga yakin jika mereka mendngar apa yang kami diskusikan mereka akan meñentang kami berkata setuju. Kami harus berpikir yang terbaik apa yang akan kami lakukan selanjutnya untuk bayi yang ada di kandungan Laze? Tetap membiarkan Laze membesarkan kandungamnya tersebut dengan resiko nyawa Laze? Atau menggugurkannya agar Laze selamat dari maut?
+++
Author P.O.V
Suara gaduh terdengar, diikuti suara jeritan yang tercekat. Bau darah terasa menggugah seleranya dalam tidurnya. Laze pun membuka matanya dan terdiam melihat pemandangan didepannya.
"Perempuan sialan... kamu membuatnya bangun. Berhentilah berteriak." Ucap seorang Lelaki yang bertubuh tegap itu dileher perempuan yang terkoyak oleh gigi taringnya. Meskipun begitu perempuan itu tetap berusaha berontak. Lelaki tegap itu pun menatap perempuan kesal. Kraakk!! Lelaki itu mematahkan leher perempuan. Kini perempuan itu tidak lagi bergerak. Lelaki tetap itu pun menjatuhkan perempuan itu dilantai.
"Kak... Lota..." suara Laze bergetar melihat apa yang terjadi pada Kakaknya tersebut. Tak jauh dari Lota yang tergeletak tak bernyawa terlihat Casandra dalam keadaan yang sama. Tanpa terasa airmata Laze mengalir di pipinya. Lelaki tegap itu pun menghampiri Laze. Laze pun segera beranjak dari tempatnya dan berlari menuju pintu... bugg! Lelaki itu berhasil memukul leher Laze dengan kencang membuat Laze lemas dan sedikit demi sedikit mulai kehilangan kesadaran.
"Kita... akan bersenang-senang lagi Laz..." ucap lelaki tegap tersebut lalu menyeringai pada Laze. Diantara sadarnya Laze mengingat suara tersebut.
Tuaann... ucap Laze dalam hati sebelum semuanya berubah menjadi gelap. Lelaki tegap tersebut pun membopong Laze yang sudah tidak sadarkan diri dan pergi meninggalkan kamar tersebut
Lebih tepatnya meninggalkan kastil tersebut.
-------->>>>>>>>
Akhirnya selesai setelah melalui berbagai halangan. Hehehe.
Maaf klo bikin nunggu lama. Moga ceritanya bikin penasaran. Hehehe..
Jangan bosen nunggu lanjutannya ya....
Trus jangan lupa Vomentnya.
Makasih udah baca ;)
See youu...
ZenoYuichi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top