Bukan Akhir Bagian: 1

Author P.O.V

Kein berlari secepat tenaganya. Dia masih merasakan kehadiran Laze sampai membawanya keberbatasan wilayahnya. Membuat Kein sedikit waspada dengan sekitarnya. Firasatnya mengatakan sesuatu sedang terjadi pada Laze. Pikiran begitu kacau saat ini terutama setelah tahu Kakaknya Mika yang merencanakan ini.

Tenanglah sialan! Ucap Kein dalam hati begitu marah pada dirinya sendiri. Kein berusaha untuk menyingkiran pikiran tentangnya Kakaknya dan berfokus untuk menemukan Laze secepat mungkin tetapi tidak semudah itu membuang pikirannya tentang Kakaknya. Kein tidak habis pikir begitu teganya Mika melakukan hal seperti ini padanya. Ya... Menculik Laze darinya. Apa yang membuat Mika begitu membenci dirinya?

"Ayo Kein fokus!" Ucap Kein pada diri sendiri yang benar-benar terguncang. Kein pun terus berari meski tidak bisa berhenti memikirkan Mika.

Ditempat yang berbeda pada saat yang sama.

Mika berjalan mendekati ruangan Laze berada. Terlihat pintu ruangan tersebut terbuka. Mika pun masuk kedalam ruang tersebut dan melihat Luca yang tergeletak. Genangan darah mengelilingi tubuh Luca. Mika pun mendekati Luca yang terlihat seperti orang mati.

"Laz..." Panggil Luca dengan suara yang pelan.

"Apa yang dia lakukan padamu?" Ucap Mika sambil mendekati Luca. Luca hanya diam tidak menjawab pertanyaan Mika. Mika pun berjalan kedepan Luca untuk melihat keadaan adiknya tersebut.

Mika terkejut melihat keadaan Luca, matanya terluka sangat parah dan anehnya tidak luka tersebut tidak sembuh.

Mika P.O.V

Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Nort? Atau jangan-jangan sebenarnya Luca... Sakit? Aneh sekali... Aku pun menarik rambut Luca.

"Uuugh... Lepaskan!" Ucap Luca lemah.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" Ucapku penasaran.

"Apa pedulimu?" Ucap Luca. Aku hanya menghela napas panjang lalu aku menggigit tanganku dan memberikan darahku pada Luca. Awalnya Luca melawan tapi aku berhasil memaksanya. Kutekan tanganku pada mulutnya kubiarkan darahku mengalir mengisi kerongkongannya. Dia membutuhkan darah untuk menyembuhkan lukannya dan bila dia kekurangan darah seperti sekarang ini dia tidak akan bisa menyembuhkan dirinya.

Tunggu dulu... Apakah aku bersimpati pada adikku? Tidak mungkin! Aku sangat membencinya... Aku melakukan ini agar dia tetap hidup dan merasakan penderitaan sampai rasanya ingin mati. Kulihat wajah Luca yang sudah mulai terlihat merona karena mendapatkan darahku.

"Kamu tau Luca... Aku lakukan ini bukan karena aku berbaik hati padamu... Tapi agar kamu bisa mendengar... Bahwa aku sudah membunuh Iza." Ucapku sambil tersenyum. Kurasakan tanganku digigit dengan kencang oleh Luca yang terlihat sangat membenciku sekarang. Aku hanya membiarkannya... Toh saat ini dia tidak bisa melakukan apapun.

"Kamu membenciku sekarang? Kalau begitu bencilah aku." Ucapku sambil menarik tanganku. Lalu kutendang tubuhnya yang masih lemas dan kutinggalkan sendiri dalam ruangan tersebut. Aku tidak peduli jika Mika sembuh dan mengejarku. Sekarang yang terpenting adalah mencari keberadaan Laze. Aku yakin Nort sedang melakukan sesuatu pada Laze.

***

Author P.O.V

"AAKKHH!!" Teriak Laze merasakan dirinya terbelah dibawah sana. Usahanya untuk kabur beberapa waktu yang lalu sia-sia dan berakhir dengan dirinya yang terikat dikasur. Laze merasakan penuh diperutnya terutama saat Nort mulai menggerakkan dirinya dalam tubuh Laze.

"Tuan... Hh.. Hen... Hh tikhan..." Ucap Laze sambil menangis dan berusaha untuk menghindar dari serangan mantan pemiliknya dulu. Nort terkekeh mendengar permohonan dari mantan budaknya dulu tersebut lalu mulai mempercepat gerakkannya dalam tubuh Laze. Permohonan Laze tersebut membuatnya bertambah bergairah.

"Aahh... Laze... Kamu masih sempit seperti pertama kali dulu kita lakukan... Aku yakin sudah banyak orang yang menggunakanmu... Tapi kamu masih saja sempit seperti ini... Kamu memang budakku yang paling hebat... Hahaha." Ucap Nort sambil terus memacu Laze yang merasa jijik pada dirinya sendiri ketika mengingat saat dirinya menjadi budak seks dulu.

"Hiks... Hhh... Hiks... Hentikan... Aku sekarang... Bukan budakmu... Aku milik Kein dan Luca" Ucap Laze sambil menangis. Nort menatap Laze tajam terlihat ekspresinya yang murka dengan perlawanan Laze.

"Sekarang kamu sudah berani membantahku... Bagus... Aku akan mengajarimu dari awal bagaimana memperlakukan tuanmu dengan baik." Ucap Nort lalu mulai mengulur tangannya ke arah leher Laze lalu mencekiknya dengan erat tetapi tidak cukup untuk membuat Laze terbunuh. Badan Laze berontak dibawah Nort yang masih terus mengeluar masukan miliknya didalam Laze. Setelah Laze mulai emas dan berhenti berontak Nort pun melepaskan tangannya dari leher Laze yang terlihat memar akibat cekikan Nort. Nort terkekeh melihat kondisi Laze sekarang yang benar-benar tidak berdaya.

"Aku... Bukan budakmu... Aku... Milik Kein dan Luca..." bisik Laze cukup untuk bisa didengar Oleh Nort.

"Baiklah kalau begitu..." Ucap Nort sambil tersenyum lalu mulai mengeluarkan miliknya dari dalam Laze. Hal itu membuat Laze terkejut menatap Nort tidak percaya.

BUGHH!!

"AAAAGGGHH!!!"Teriak Laze ketika sebuah pukulan telak mengenai perut besarnya.

"Itu peajaran buat budak yang tidak bisa menyenangkan majikannya!" Ucap Nort sambil menyeringai lalu kembali mendaratkan pukulan kembali pada perut Laze.

"Jangan... Akkhhh... Anakku... Hentikan... Sakiit... " Ucap Laze yang merasakan nyeri pada perutnya yang membesar tersebut.

"Ini belum berakhir sayang..." Ucap Nort mengakhiri pukulannya dan mendekatan kepalanya dileher Laze, Nort langsung menancapkan giginya pada leher Laze seketika itu juga. Menghisap darah Laze sepuasnya dengan rakus membuat Laze meronta merasakan sakit dileher dan perutnya.

"Sakit...hhh... Perut... Anakku..." Ucap Laze antara sadar dan tidak. Rasa sakit diperutnya membuat Laze terus terjaga. Sepertinya ada yang salah dengan perutnya karena Laze merasakan perutnya sangat sakit dan nyeri. NOrt pun meepaskan gigitannya dari Laze

"Sekarang saatnya meminum darahku Laz... Kita lengkapi upacara perjanjian kita." Ucap Nort sambil menyeringai lalu Nort pun menggigit tangannya dan memasak Laze untuk meminum darahnya yang mulai mengalir dari tangannya.

Laze P.O.V

Darahnya mulai membasahi kerongkonganku. Aku berusaha berontak tetapi usahaku sia-sia tubuhku terasa lemas akibat rasa nyeri yang amat sangat dari perutku. Nort pun mejauhkan tangannya dariku lalu menatapku dengan tatapan penasaran. Beberapa saat setelah itu aku mulai merasakan sesuatu pada tubuhku yang mulai terasa memanas.

"AAARRGGGHHH!!!" Teriakku terasa tubuhku yang lemas mengejang karena mulai merasa darah diseluruh tubuhku mendidih. Kutatap Nort yang menatapku yang kesakitan sambil menyeringai penuh kemenangan. Seakan apa yang terjadi padaku itu sesuai dengan perkiraannya. Aku mulai memuntahkan darah dan aku mulai mencium bau darah dimana-mana, tubuhku terasa lengket sepertinya bukan hanya memuntahkan darah tetapi seluruh pori-pori ditubuhku mengeluarkan darah.

"AAARRGHHH!!!" Teriakku lagi ketika merasakan bayi dalam tubuhku berontak seolah ingin merobek perut. Rasanya bahkan lebih sakit dari yang tadi. Aku berontak berusaha melepaskan ikatan tanganku. Rasa sakit diperutku semakin bertambah seakan bayi yang berada diperutku menggerotiku. Nort menatapku sambil tersenyum menikmati rasa sakit yang aku rasakan.

"Apa yang kau rasakan sayang? Sakit? Aku yakin kamu menyukai rasa sakit dariku." Ucap Nort sambil menjilati wajahku yang basah oleh darah.

"Ke...in... Luc..ca..." Panggilku sambil menahan rasa sakit sambil memejamkan mataku berharap orang yang kupanggil datang menyelamatkanku.

"AAAARRRGGGGHHH!!!" Teriakan Nort disertai cairan yang tiba-tiba saja membasahi wajahku membuatku terkejut dan membuka mataku. Kulihat Kein yang tangannya menembus dari punggung sampai kedada Nort dan tangan itu juga sedang meremas jantung Nort yang sudah tidak berdetak lagi. Menandakan Nort sudah tidak lagi bernyawa. Kutatap Kein yang sedang menatap Nort dengan penuh kebencian, membuatku takut menatapnya. Kein punmengeluarkan tangannya yang bersarang didada Nort dan melepas jantungnya membuat Nort terjatuh terjatuh di sampingku.

"Ke...in" Ku dengar suaranya memanggil nama orang yang berlumuran darah disampingku... Suara orang yang sudah membuat orang yang kusayangi berubah menjadi seorang pembunuh... Suara orang yang mendalangi semua ini... Mika!

"Kein... Tolong lepaskan tanganku.... Aakkhh pe..perutku.." Ucapku sambil Kein kulihat kebencian yang terlihat dimatanya memudar dan berganti dengan tatapan khawatir ketika melihat keadaanku. Lalu dengan segera melepaskan ikatan ditanganku dan memeluk tubuhku yang terasa sakit dan dipenuhi oleh darah.

"Laze... Laze... Maaf aku terlalu lama... Menjemputmu..." Ucap Kein sambil terus memelukku erat.

--------->>>>>>>>>>

akhirnya update juga... hehehe. Moga semua enjoy bacanya... kayaknya ceritanya agak aneh... bagian 2nya bakal nyusul.

Makasih dah mau nunggu ma baca cerita yang ngaretnya minta ampun.

Tunggu lañjutannya ya....

Jgn lupa vomentnyaa ....

See you next chapter.

ZenoYuichi.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top