Janur Kuning Melengkung

VERSI LENGKAP TERSEDIA DI FIZZO : PENGANTIN BUNIAN SANG TAIPAN. JANGAN LUPA, ADD LIBRARY, BACA DAN KOMENTAR, YA!

-------------------

Embun terlanting begitu indah, bak bola Kristal yang terpelanting sempurna tatkala mentari pagi mulai membiaskan sinarnya. Membaur indah dalam dekapan cokelatnya tanah yang kini telah menjadi basah karena titik-titik jatuhnya. Dari ujung dedaunan itu, masih ada beberapa tetes embun yang seolah enggan untuk terpelanting jatuh, mereka seolah masih bermalas-malasan atau sekadar mengulur waktu agar bisa tetap berada di tempat ternyaman, pelukan dedaunan memang begitu menggoda, menghasilkan aroma serta tampilan segar begitu nyata. Namun, tingginya mentari pagi pun tak dapat dipungkiri, jika embun pagi harus berpamitan untuk lekas pergi. Atau jika mereka masih merasa keras kepala, mereka akan membias bersamaan dengan uap panas yang dihasilkan oleh biasan mentari yang nantinya akan meninggi. Bahkan kicauan burung emprit pun kini seolah menjadi saksi, agar orang-orang yang menghuni kawasan ini untuk segera bangun dan terlepas pegi, kotek ayam sudah terbunyi sedari tadi, kotekannya cukup nyaring untuk sekadar membangunkan si empunya membuka mata dengan sempurna.

Namun sepertinya, bukan hanya embun, dan kicauan buruk emprit, pun dengan ayam jago yang terus berkotek sedari tadi. Sebab tepat di ujung jalan, di sebuah rumah sederhana bercatkan warna putih dengan halaman yang cukup luas itu, yang di sana ada sepasang pohon jambu, juga pohon mangga, agaknya memiliki suasana yang tak hening sama sekali. Bahkan bisa dikatakan jika, sumber kehidupan di kampung ini sudah mulai berporos di sana secara nyata.

Janur kuning yang melengkung di depan pintu, serta dua pohon pisang beserta dengan pisang-pisangnya yang tampak menguning itu pun menghiasi indah rumah tersebut, di samping pintu cokelat itu, sudah ada beberapa sesaji khas bagi acara indah yang akan menyatukan keluarga itu. Yaitu beberapa jajanan khas kampung yang cukup digemari oleh warga sana, diikat dan ditaruh dalam sebuah wadah sebagai lambang jika keluarga tersebut sedang dalam acara hajatan.

"Keyra, kamu tampak sangat cantik, mangling!"

Seruan itu tidak hanya terdengar sekali, tapi beberapa kali dari mulut orang-orang yang kebetulan masuk pada sebuah kamar yang sudah dihias dengan begitu indah dan romantis. Sosok yang sedari tadi duduk di depan cermin, dengan menggunakan kebaya warna putih cantiknya, itu tersenyum manis. Sanggulnya yang besar serta hiasan sanggul yang cantik seolah mempertegas siapa yang akan menjadi Ratu hari ini. Bulu mata lentiknya kini tampak semakin lentik dengan tambahan bulu mata palsu, alisnya yang hitam tampak begitu tegas dan memiliki bentuk paling indah sekarang, matanya yang indah bak rembulan membuat siapa saja yang memandangnya terpana, terlebih bibir ranum alaminya yang kini dipoles dengan lipstick semerah bunga mawar itu pun terlihat begitu menampilkan sosok dewasa dan juga anggun. Ya, itu adalah sosok Keyra Yunita, wanita berusia 24 tahun yang saat ini tampak sudah siap untuk melepaskan status perawan dan lajangnya, untuk mendapatkan status baru yaitu seorang istri dan sosok yang selama ini diam-diam dia cinta.

"Apakah menurutmu aku sudah cukup pantas dengan ini semua, Salamah?" tanya itu terdengar begitu anggun, suara merdu yang lembut dari bibir mungil itu pun lolos dengan begitu manis. Salamah—sepupu perempuan dari Keyra yang kini sedang sibuk mengepang dua rambutnya dan menyelipkan bunga melati pada rambutnya itu pun mengangguk sempurna, mengacungkan dua jari jempolnya tinggi-tinggi kemudian dia tersenyum lebar.

"Kamu tahu, Keyra. Bahkan tanpa kamu berias pun, semua penduduk di sini juga tahu siapa kamu ini. Kamu adalah sang idola, kamu itu kembang desa, jadi siapa yang akan meragukan kecantikanmu yang luar biasa ini? Tidak ada sama sekali. Ditambah sebentar lagi kamu akan dipersunting oleh putra semata wayang dari seorang Taipan kaya, lantas apa yang tidak dapat kamu miliki di dunia ini? Kamu telah memiliki semuanya, dan kamu sudah membuat semua perempuan di sini merasa cemburu dengan kesempurnaan yang kamu miliki itu!"

Keyra hanya bisa tertegun, wajahnya yang sudah diberi perona pipi pun kini tampak semakin merona. Keyra menunduk, membuat rangkaian bunga melati yang di tengahnya diberi manik-manik mawar merah yang menggantung dari sanggul hingga dadanya itu pun ikut turun ke bawah. Entah kenapa, Keyra merasa benar-benar gugup sekarang, dia merasa jika hari ini adalah hari yang sangat besar, dan bahkan rasanya Keyra tidak tahu bagaimana caranya untuk melewati hari ini dengan baik dan benar.

Apakah semuanya akan berjalan dengan lancar?

Apakah dia tidak akan melakukan kesalahan?

Apakah dia akan baik-baik saja setelah ini? Setelah dipinang oleh seorang lelaki berparas tampan bernama Dimas Subroto. Lebih dari itu adalah, setelah semua ini Keyra akan diboyong oleh Dimas di rumah Dimas, dan di tempat baru juga asing menurut Keyra, serta berpisah jauh dari orangtuanya, apakah Keyra mampu untuk melakukannya? Sebab jujur, Keyra nyaris tidak pernah berpisah jauh dari orangtuanya, dan kenyataan ini agaknya cukup untuk membuat Keyra sedikit gugup. Bahkan karena acara besarnya ini membuat Keyra nyaris tidak bisa tidur untuk beberapa hari.

"Setelah ini, aku harap kamu akan bisa istirahat dengan baik. Kau memaksakan diri membuat kebayamu sendiri, bahkan tadi malam kamu juga tidak mau tidur sama sekali. Aku takut, jika seperti ini kamu akan jatuh sakit, sebelum malam pengantin datang kepadamu. Kamu tahu, kan, bagaimana laki-laki. Hal yang paling mereka tunggu saat pernikahan adalah malam pengantin. Sebab di sana adalah satu pembuktian cinta, ketika sepasang pengantin baru bersatu dengan rasa yang saling malu-malu, aku sudah membayangkan itu akan terjadi kepadamu dan juga Mas Dimas, Keyra. Kamu tahu, kan, kalau kalian tidak pernah berpacaran sebelumnya, pasti kalian akan sangat canggung satu sama lain,"

Keyra kembali memukul paha sepupunya, hingga perempuan manis itu kembali tersenyum. Ya, menggoda sepupunya adalah hal yang sangat menyenangkan, dan mungkin setelah ini Salamah akan sangat jarang memiliki kesempatan untuk menggoda sepupunya, jalan-jalan bersama sepupunya, atau menginap dan tidur bersama dengan sepupunya. Sebentar lagi Keyra akan menikah dengan putra dari seorang Taipan kaya, dan hal tersebut pasti membuat Keyra akan menjadi salah satu wanita seperti bangsawan yang utuh, di mana dia akan mendapatkan dan terikat oleh aturan-aturan di mana salah satu aturan tersebut jika Keyra akan sangat jarang keluar dari rumah. Tidak akan sama seperti Keyra masih gadis dulu.

"Keyra, Salamah, apa yang kalian sedang bicarakan? Apakah semuanya sudah siap? Tuan Adrian sudah menunggu Keyra di depan rumah, katanya dia sendiri secara khusus menjemput mempelai wanita untuk berangkat ke tempat acara pernikahan,"

Keyra, dan Salamah pun menoleh, memandang sosok setengah tua yang mengenakan sanggul itu dengan sempurna. Kemudian Salamah menggenggam erat tangan Keyra, dia kembali tersenyum manis hingga menunjukkan giginya yang berjajar rata.

"Calon mertuamu, kamuharus bergegas datang, jangan buat beliau lama-lama menunggu, Keyra,"

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top