Familiar Story

Hello, good morning

Hope you are in good and healthy condition

Please enjoy this story

Happy reading

😊😊😊









🌹🌹🌹🌹🌹










Aku disibukkan dengan pekerjaanku. Memilih dan memilah semua berkas – berkas yang sudah menumpuk seperti batu bata yang membentuk tembok rumah. Mungkin jika ada berkas 10 kali lipat, beneran akan jadi tembok rumah.

Rendy Indra Prasetyo. Itulah namaku, tapi cukup panggil aku dengan Rendy saja. Karena memang mereka yang mengenalku seperti keluarga, saudara, tetangga, teman kuliah dan teman kerja selalu memanggilku Rendy.

Aku sudah bekerja disebuah perusahaan jasa. Perusahaan jasa tersebut bergerak di bidang penerbitan. Penerbitan berupa buku novel, komik, ilmu pengetahuan dan sebagainya. Setelah lulus kuliah, aku magang disini dan kemudian aku diterima menjadi pegawai tetap.

Aku bekerja sebagai Editor. Pekerjaanku memilih dan memilah naskah yang dikirim oleh penulis untuk diterbitkan. Aku Editor bagian buku cerita fiksi seperti novel, cerpen dan puisi. Jadi aku hanya mengedit semua kiriman berkas yang bernama FIKSI.

Pengajuan berkas cerita fiksi ternyata banyak juga lho. Jadi pekerjaanku sangat banyak dan menumpuk. Pekerjaanku yaitu mencari naskah cerita dan puisi yang bisa diterbitkan dalam bentuk buku maupun upload di website kami. Terkadang aku juga sering Berkomunikasi dengan penulis, untuk meminta bantuan dalam pemilihan kata. Isi novel yang diajukan dapat diubah lebih menarik dan diminati oleh pembaca.

Pengiriman naskah cerpen atau novel dapat berupa ketikan yang dikirim melalui email. Ada juga dalam bentuk print out yang dikirim melalui kantor pos.
Dalam pengeditan, ada dua orang, yaitu aku dan temanku Beni. Setiap kerja, hampir setiap hari melakukan pengeditan. Tentu sajalah, kan kita memang kerjanya mengedit naskah.

“pagi bro," sapaku kepada Beni saat aku baru saja masuk dan duduk di meja kerjaku

“pagi juga, bro,” jawab Beni

“ini kerjaan kayaknya ngga berkurang sedikitpun ya. Malah bertambah banyak kayak amoeba. Setiap membelah diri pasti membelah diri lagi menjadi kelipatannya,” keluh Beni

“iya, kayaknya kemarin - kemarin kita sudah menyelesaikan beberapa berkas. Kok ini tambah berkas lagi. Kayak mati tumbuh seribu nih,” kataku menambahi

“iya, belum lagi yang dikirim lewat email. Sekali buka email, inbox udah kayak mau jebol. Overload. Huft.... ,” kata Beni

“aduh. Yang dalam bentuk print out aja belum kelar, udah ada tambahannya. Hadeh… hadeh…. “ kataku sambil menggelengkan kepala

Seperti biasa, kegiatanku dan Beni selalu menggerutu soal kerjaan kita. Karena memang semuanya menumpuk. Untung aturan dalam kantor ini lumayan dapat kita siasati.

Untuk naskah yang sudah dikirim dalam bentuk email atau print out, yang dikirim paling awal, akan kami cek dan edit. Jadi jika naskah tersebut berjumlah sedikit, satu hari bisa kita selesaikan. Jika naskah yang kita cek kurang menarik (menurut kami sih), kita langsung menolaknya. Atau bisa dibilang, tidak kami lirik. Jika naskahnya banyak, kemungkinan baru bisa berbulan - bulan kita selesaikan. Bahkan bertahun - tahun.

Untuk naskah yang dikirim belakangan berarti harus masuk dalam waiting list. Kami akan mengerjakannya setelah naskah sebelumnya sudah selesai semua. Jika pada hari tertentu hanya ada sedikit naskah yang masuk, untuk mengefektifkan waktu, kita bisa nyicil naskah berikutnya. Agar nantinya kita juga tidak terlalu tergesa-gesa ketika sudah dekat deadline. Tapi sepertinya hal itu tidak mungkin terjadi. Karena kami tidak pernah mengalami ada 1 kiriman naskah dalam sehari.

Kami membagi pekerjaan dengan adil. Kami masing-masing mendapat tugas untuk memeriksa dan mengedit dalam bentuk file yang dikirim melalui email dan print out yang dikirim melalui print out. Jadi kami membaginya sama rata. Karena jika salah satu dari kita fokus pada print out saja atau file saja, itu kurang berkembang.

Karena nanti yang selalu memeriksa dalam bentuk print out tidak akan belajar menggunakan teknologi dan nanti jadi kurang up to date. Untuk yang memeriksa dan mengedit menggunakan file juga nanti akan mendapat dampak buruk dari sering menatap layar komputer, yang akan membuat mata tidak sehat. Jadi kami harus saling berbagi dan saling tolong menolong.

Karena komputer yang disediakan hanya satu untuk kami, jadi kami juga membaginya. Yang pertama menggunakan komputer untuk mengedit dan memeriksa naskah adalah aku. Dan Beni memeriksa dan mengedit yang dalam bentuk print out. Setelahnya kami bergantian.

Aku masih memeriksa dan mengedit naskah yang berada di email. Inbox sudah menunjukkan angka dengan 2 digit. Dan terlihat sesak disana seperti akan membludak. Serasa mereka berteriak meminta untuk dikeluarkan dari box itu. Mungkin jika dalam film kartun, box nya seperti hampir jebol seperti overload dan ketika dibuka langsung surprise. Meledak semua isinya seperti gunung meletus dengan tipe explosive. Haha…. 

Aku membuka beberapa naskah yang dikirim paling awal. Ada beberapa jenis naskah disitu. Ada puisi, cerpen dan novel. Untuk puisi dan cerpen, aku bisa menyelesaikan, sekitar 10 naskah. Naskah cerpen tidak lebih dari 5.000 kata. Untuk puisi biasanya hanya beberapa bait saja, paling banyak juga 2 – 3 halaman. Novel, aku hanya bisa menyelesaikan sekitar 2 – 3 naskah. Karena halaman yang berjumlah ratusan dan kata yang berpuluh ribu.

“banyak juga ternyata naskahnya," Kataku ketika melihat inbox email

“edit bagian cerpen dulu saja. Biasanya ceritanya ngga begitu rumit dan sederhana. Sekalipun rumit, juga ngga sebanyak novel,” gerutuku lagi.

Aku membuka inbox. Aku pilih beberapa naskah cerpen, puisi dan novel yang masuk paling awal. Kemudian aku download naskah – naskah tersebut. Aku buat folder baru. Kemudian hasil download naskah tersebut aku simpan pada folder yang sudah aku beri nama RENDY FILE.

Setelah menyimpan semua naskah yang akan aku mengedit, aku langsung mencari judul cerpen yang akan menjadi korban pertama untuk aku edit. Aku akan memeriksa semua isi cerpen itu. Akan aku lihat isi cerita, penulisan dan diksi yang dipakai oleh sang penulis. Haha…. 

Men-scroll daftar naskah cerpen yang sudah di download. Tiba-tiba aku melihat ada judul yang membuatku tertarik. ‘TERLALU BERHARAP’. Itulah judul yang telah tertangkap oleh mata elangku. Aku langsung membuka file tersebut dan membacanya.

“aku pernah membaca cerita seperti. Tapi dimana ya?” kataku setelah membaca naskah tersebut

“aku familiar dengan cerita ini, tapi dimana aku pernah membacanya?” kataku lagi berusaha untuk mengingatnya. 







🌹🌹🌹🌹🌹








Enough for today

Don't forget vote and comment

Follow my account

Thank you have vote and comment my story

Thank you have read my story

Have a nice day

😉😉😉

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top