Part 8
Happy Reading guys
💮💮💮💮💮
Malam pun tiba, suasana rumah keluarga Pradipta pun tentu saja nampak ramai, karena ada nya keluarga Milerdo, dan jg Arletta, Levin, Dave dan Nania, ditambah keluarga Damian yaitu Keyra, Evelyn dan tentu saja si calon pengantin yaitu Sean Alexander Milerdo.
"Mana Kanaya mbak?, aku udh kangen sama dia terakhir lihat dia waktu lagi usia 2 tahun lagi lucu-lucunya," Ucap Keyra dngn antusias.
"Hmm.. Bentar ya Key, aku panggil dia dulu," Ucap Nania yg kini berjalan ke kamar Kanaya, yg masih didepan meja riasnnya.
"Sayang apa kamu sudah selesai, keluarga calon suamimu dan calon suamimu sudah menunggu dibawah," panggil Nania yg tersenyum karena melihat putrinya yg terlihat sangat cantik dimalam specialnya.
"Bun, apa Naya sudah terlihat cantik?," Tanya Kanaya yg terlihat gugup.
"Sangat, bahkan sangat cantik, calon suamimu Pasti tidak akan menolak dan pasti dia akan terpesona dengan putri bunda yg sngt cantik ini," Jawab Nania dngn tersenyum.
"Ayo sayang nanti keburu malem loh gak jadi deh nanti makan malam nya," Ucap Nania, lalu menggandeng putrinya yg masih sedikit gugup.
"Nah itu dia Putriku Kanaya," Ucap Dave saat melihat Kanaya yg digandeng Nania dan tampak anggun juga sangat cantik dengan gaun merah marun selutut dipadu aksesoris sebuah kalung berlian pemberian sang Ayah saat ulang tahunnya yg ke 21.
Sementara Sean menatap Kanaya tanpa berkedip, tatapan nya terus tertuju pada Kanaya yg kini mulai tersipu karena tatapan Sean.
"Lihat sayang putra kita tampaknya sudah terpesona pada putri Dave," Ucap Damian yg dibalas senyuman oleh Keyra, kini Kanaya duduk disamping Ayah dan Bundanya.
"Ya ampun dek, kamu cantik banget malam ini," Ucap Arletta yg juga terlihat kagum pada kecantikan adik kesayangannya itu.
"Tuh dek, Tuhan udah kabulin do'a kamu yg pengen punya suami kayak kakak iparmu mas levin, tampan dan pastinya baik," Ucap Arletta sedikit menggoda adiknya Kanaya.
"Boro-boro baik kak, kakak gak tau sih gimana kejamnya dia sama aku, ampe maki-maki aku," grutu batin Kanaya, namun berusaha menyembunyikan kekesalannya dengan senyuman manisnya, yg membuat Sean makin terpesona, dan tidak sadar bahwa ada beberapa pasang mata yg memperhatikannya saat menatapnya yg tidak mau lepas dari Kanaya.
"Om tau putri om sngt cantik, tapi apa kamu tidak bosan terus memandanginya nak?," Ucap Dave yg sengaja menggoda dan sesekali terkekeh, dan bodohnya Sean dia malah menggelengkan kepalanya.
"Tidak om, meski seumur hidup aku terus memandang nya, aku tidak akan pernah bosan," Jawab Sean, yg akhirnya tersadar dengan apa yg dia ucapkan setelah mendengar tawa dari orang yg berada diruangan itu, namun Sean hanya bisa menggaruk tengkuknya yg tidak gatal sambil tersenyum kikuk sementara Kanaya hanya tersenyum geli melihat tingkah Sean yg ternyata bisa bersikap konyol juga.
"Kalo gini caranya, gimana kalau kita langsung nikahin aja mereka berdua, gak usah pake acara tunangan segala," Ucap Damian yg merasa putranya memang sudah cocok dengan Kanaya, dan langsung disetujui oleh Dave.
"Ide bagus, gimana nak Sean kamu setuju kan?," Tanya Dave, dengan senyuman bahagianya, karena putrinya akan mendapatkan jodoh terbaik seperti Arletta putri sulungnya.
"Aku sih setuju aja om, tapi gak tahu dengan Kanaya," Ucap Sean yg kini melirik Kanaya yg masih tertunduk dengan pipinya yg merah merona, karena sikap Sean dan orang tuanya.
"Kalo Kanaya om yakin dia pasti setuju kok, bukan begitu Sayang?," Tanya Dave dengan senyuman menggoda. Karena Dave tahu kalau putrinya itu sudah menyukai Sean.
"Ayah," Rengek Kanaya dngn manjanya, membuat Dave terkekeh.
"Sudah jangan menggoda putriku yah, lebih baik kita makan malam dulu," Ucap Nania yg melihat wajah Kanaya sudah seperti kepiting rebus, karena Nania pun tahu kalau Kanaya sangat mencintai Sean.
"Ayo Key kita kemeja makan, lagian semua udah setuju dan Sean juga kanaya udh setuju dengan langsung menikah," Ucap Nania, langsung diikuti oleh Keyra dan juga yg lainnya.
"Kau terlihat sangat cantik," Bisik Sean saat melewati Kanaya, membuat wajah Kanaya kembali merona, dan setelah pembicaraan itu mereka semua pun menikmati makan malam nya.
"Dan setelah makan malam akhirnya mereka pun membahas tentang pernikahan Sean dan Kanaya, yg akan di langsung satu bulan lagi dan itu tanpa penolakan dari Keduanya.
******
"Sumpah loe Nay, jangan bercanda gak lucu ah," Ucap Aleta, yg sangat terkejut saat kanaya memberi tahu soal perjodohannya dengan Sean, Kanaya pun hanya mengangguk untuk menjawab pertanyaan Aleta, sedang Kanaya terlihat bahagia saat mengingat perlakuan manis Sean padanya.
"Gue juga kaget banget Ta, saat kak Sean ngasih tahu tentang perjodohan itu, gue kira kak Sean bakal nyuruh gue untuk menolaknya, eh ternyata malah dia minta agar gue nerima perjodohan itu, Loe tahu ini kayak mimpi Ta, padahal dulu dia garang banget sama gue," Ucap Kanaya dengan terus tersenyum.
"Siapa yg garang Nay?," Tanya Reno yg baru saja datang dan duduk disamping Aleta.
"Maaf sayang tadi gak jemput, aku nganterin mama dulu ke rumah tante Serlin," Sambung Reno yg langsung mengecup kening Aleta.
"iya ga apa-apa Ren, aku ngerti kok," Ucap Aleta lalu tersenyum pada Reno.
"Tapi ngomong-ngomong, siapa yg garang Nay..?,"Tanya Reno yg bingung tentang pembicaraan dua gadis yg ada dihadapannya itu.
"Itu Dokter Sean, calon suaminya Kanaya," Jawab Aleta sambil menatap Kanaya.
"What!, jadi Kanaya mau nikah?, emang ada yg mau dan tahan sama sikap amsrud loe itu Nay..?,"Ucap Reno yang terkejut, sekaligus menggoda Kanaya saat Reno, mendengar bahwa Kanaya sudah mempunyai calon Suami.
"Anjir loe pikir gue gak bakalan laku Ren, segitu kagetnya Loe dengarnya," Ucap Kanaya sedikit kesal, karena ucapan Reno.
"Hahahaha gw becanda kali Nay, gitu aja loe masukin ke hati, nanggung ke jantung sekalian hahahaha." tawa Reno pun terdengar begitu renyah saat menggoda Kanaya.
Hening
Tak ada suara sedikit pun saat Reno tertawa, yg ada hanya tatapan tajam dari Kanaya begitu juga dengan Aleta.
"Iya gw nyerah deh, kalau udah begitu pasti gue kena imbasnya," Ucap Reno yg kini menggaruk tengkuknya yg tidak gatal.
"Aleta sayang udah dong natapnya, Iya aku minta maaf sama Naya, Nay maafin gue yah, gue cuma bercanda doang kok," Ucap Reno yg akhirnya menyerah dengan tatapan tajam Aleta ditambah Kanaya pria itu jadi ngeri sendiri, ditatap dua gadis cantik namun jg garang.
"Dasar Bucin," Gumam Kanaya.
"Iya Aku maafin, tapi lain kali jangan bikin aku kesal dengan ledekin sahabat aku, kamu paham kan Ren!," Ucap Aleta dengan raut wajah yg sulit diartikan.
"I.. Iya sayang, maaf ya janji gak akan kayak gitu lagi deh," Ucap Reno dengan senyumannya sambil menggegam tangan Aleta.
"Udah ya jangan marah lagi sayang," Sambung Reno sambil tersenyum dan menjadi mengecup punggung tangan Aleta dngn lembut, membuat Aleta tersenyum karena perlakuan manis Reno.
"Hadeh pagi-pagi bikin gue eneg tau ga, y udah lah gw ke kantin aja, serasa jadi obat nyamuk gue," Ucap Kanaya sambil keluar dari kelas dan mulai mengontak ngatik ponsel dan sesekali tersenyum karena chatnya dengan Sean yg membuat Kanaya terus tersenyum dan terlihat bahagia.
Sedang Reno dan Aleta masih asik dngn dunia mereka berdua.
******
Satu Bulan Kemudian
Sebulan pun berlalu dengan cepat, kini rumah keluarga Pradipta pun tengah ramai dipenuhi kerabat dan sanak saudara, ya hari adalah hari pernikahan Sean dan Kanaya dan hari ini adalah hari paling special dan mebahagiakan untuk Sean dan Kanaya, kini Kanaya terlihat sangat cantik dengan gaun pengantin berwarna putih nampak elegen dan anggun saat Kanaya menggunakan nya, begitu juga dngn Sean dia tampak gagah dengan kemeja putih yg dipadu dengan jas hitamnya yg semakin memancarkan ketampanannya, dan itu membuat Kanaya semakin terpesona, begitu juga dengan Sean yg tampak terpesona dengan kecantikan Kanaya, dengan segala kegugupannya sepasang pengantin itu pun kini memasuki ruangan untuk melakukan ijab kabul, dan akhirnya dengan lantang Sean pun mengucapkannya didepan penghulu dan Ayah mertuanya, dengan senyuman yg merekah Sean terasa sangat lega saat selesai mengucapkan ijab Kabulnya, dia pun menatap Kanaya dengan senyuman termanisnya, dia merasa sangat lega karena kini Kanaya telah menjadi kekasih halalnya, Sean pun mengecup kening Kanaya dengan lembut, begitu juga dengan Kanaya kini mengecup telapak tangan Sean yg kini telah sah menjadi suami nya.
Semua keluarga dan tamu undangan pun terlihat ikut berbahagia, Sedang Aleta kini dia menangis karena merasa sangat bahagia melihat sahabatnya telah mendapatkan kebahagiaannya, dia ikut bahagia karena cinta Kanaya pada Sean bukan hanya hayalan semata.
"Kamu tahu Nay, hari ini kamu terlihat sangat cantik," Bisik Sean saat Kanaya tersenyum pada tamu undangan yg memberi nya ucapan selamat, karena mereka kini sedang ada dipelaminan disebuah gedung untuk resepsi pernikahan mereka.
"Kamu juga terlihat tampan kak," Ucap Kanaya sambil tersenyum manis dan tersipu malu, karena pujian dari Sean, yg mampu membuat wajahnya merah merona.
"Nay."
"Hmm"
"Sekarang kita sudah menikah dan menjadi Suami istri yg sah menurut agama dan hukum jadi.." Ucap Sean menjeda ucapannya
"Jadi apa kak," Tanya Kanaya sedikit bingung
"Jadi mulai hari ini dan seterusnya, kamu panggil mas yah jangan kakak lagi, soalnya kalau kamu manggil kakak, rasanya seperti adik kakak, bukan suami istri," Ucap Sean dengan senyuman termanisnya, membuat Kanaya tersipu malu.
"Nay.., coba panggil aku mas, aku pengen dengar," Ucap Sean dengan menatapnya lekat.
"Ma-mas," Ucap Kanaya masih terlihat gugup karena masih belum terbiasa.
"Baiklah sudah cukup, mas ingin kamu membiasakan diri untuk memanggil panggilan barumu sayang," Ucap Sean, yg sontak membuat Kanaya menatap Sean seakan tidak percaya dengan ucapan Sean baru saja.
"Sayang.. Apa tadi dia memanggil ku sayang apa dia tidak salah memanggil ku sayang," Ucap Kanaya dalam batinnya, sambil menatap Sean, yg kini menatap nya dengan senyuman yg belum pernah dia lihat sebelumnya, senyuman yg sangat hangat dan membuat hatinya sejuk, setelah cukup saling mengagumi kini Sean dan Kanaya pun kembali fokus dengan para tamu undangan nya.
Malam pun makin larut para tamu undangan pun makin lama makin sedikit tinggal kerabat dan saudara jg keluarga besar Sean dan Kanaya, kini Sean dan Kanaya pun pamit untuk istirahat dikamar yg memang yg memang diadakan gedung itu untuk tempat beristirahat pasangan pengantin yg melangsungkan resepsi digedung itu.
******
Kini Sean dan Kanaya pun sudah berada dikamar khusus pengantin, Kanaya kini sedang duduk di ranjangnya, sedang Sean kini dia berada dikamar mandi sedang membersihkan dirinya, karena tubuhnya merasa lengket, beberapa menit kemudian Sean pun keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yg melingkar di pinggangnya membuat Kanaya terlihat gugup karena melihat perut Sixpacknya bagai Roti sobek, sesekali Kanaya meneguk salivanya dan dia terlihat gelisah, Sean yg melihat itu hanya tersenyum dengan seringai nakalnya.
"A-aku, ke kamar mandi dulu ya mas," Ucap Kanaya gugup, namun saat Kanaya melewati Sean, tiba-tiba tangan Kanaya dicekal oleh Sean, membuat Kanaya terkejut dengan jantungnya yang berdegup kencang
"Nanti saja mandinya, sekarang aku ingin meminta hakku," Ucap Sean to the point sambil mulai mendekati Kanaya dan membelai pipi chubby kanaya yg putih dan mulus.
Degg
Saat itu juga Kanaya terlihat sangat gugup dan jantungnya seakan ingin melompat keluar, tidak pernah menyangka kalau Seorang Sean yg dingin dan cuek, terlebih dulu meminta haknya, Sean pun mulai menyentuh Kanaya dengan lembut dan penuh kasih sayang, membuat Kanaya terlena dngn sentuhan Sean yg sngt lembut dan menggairahkan untuk nya, Kanaya pun hny bisa pasrah dan dia pun mulai terlena dngn sentuhan-sentuhan Sean diarea sensitifnya, kini Kanaya pun akhirnya menyerahkan mahkotanya yg dia jaga selama 21 tahun, dan kini Sean dan Kanaya menghabiskan malam yg mungkin sangat bersejarah bagi Kanaya karena dia telah menyerahkan mahkota nya pada suaminya, dan malam itu pun menjadi malam yg panjang untuk Sean dan Kanaya, untuk menuntaskan hasrat mereka sebagai suami istri dimalam pertama mereka.
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top