Part 7
Happy Reading guys semoga suka sama cerita lanjutanya.
💮💮💮💮💮
"Masuk!!" Ucap seseorang dari dalam mobil dengan suara baritonnya yg terdengar tegas, tapi tak asing ditelinga Kanaya, namun Kanaya hanya terdiam, seakan terhipnotis oleh suara itu, yg menurutnya sexsi.
"Aku bilang masuk!!" Ucap pria itu lagi-lagi dengan nada tegas seolah memerintah, dan membuka pintu mobilnya, tanpa menunggu Kanaya pun langsung masuk ke mobil itu, dan tanpa menunggu pria itu pun langsung melajukan mobilnya, meninggalkan rumah Kanaya.
Hening itulah yg kini terjadi di dalam mobil yg ternyata itu adalah Sean, karena dia mengikuti Alvino dan Kanaya sejak dari taman rumah sakit tadi, dia merasa kesal saat Kanaya dekat dengan Alvino terlihat bahagia.
"Apa yg ingin kak Sean bicarakan?" Tanya Kanaya dengan wajah datarnya dan kali ini sedikit cuek pada Sean meski jantungnya masih berdegup kencang.
"Aku tidak suka kau dekat-dekat dengan Alvino," Ucap Sean meski dengan wajah datar dan fokus menyetir, tapi ucapan Sean benar-benar membuat Kanaya membulatkan matanya dan menatap tajam Sean yg tiba-tiba melarangnya bertemu dengan Alvino.
"Kenapa kak?, apa hak kakak melarangku bertemu dengan Kak Alvin, bukan kah aku sudah menuruti kemauan kakak, untuk tidak mengganggu hidup kak Sean lagi?!, jadi aku bebas bersama siapa pun, termasuk kak Alvin, apa hak kakak melarangku, harusnya kakak urusi saja hidup kakak, dan calon istri kakak itu," Ucap Kanaya dngn sedikit emosi, dan mata yg berkaca-kaca.
"Aku mohon ka, jangan ganggu aku lagi, karena aku sedang berusaha melupakan kak Sean meski pun sangat susah, tapi aku akan terus berusaha, dan kakak juga bisa bahagia dengan calon istri kakak bukan kah itu adil, aku berusaha menjauhi kakak dan berusaha membuka hati untuk pria lain, dan kakak mulai lah berbahagia dengan gadis yg akan menjadi pendamping kakak, jangan memberi harapan lagi kak jika nantinya akan membuat aku semakin larut dalam cintaku dan kemudian jatuh ke dasar jurang yg begitu dalam," Ucap Kanaya dengan luapan emosi dan kini air mata Kanaya pun tak bisa dibendung lagi, kini air mata itu pun mulai mengalir deras di pipinya.
Sean pun kini menepikan mobilnya dan berhenti untuk berbicara dengan Kanaya, dengan menatapnya lekat, tangan Sean pun mengulur menghapus air mata yg terus mengalir dipipi mulus Kanaya, dan itu berhasil membuat kanaya sport jantung, karena sentuhan Sean.
"Bagai mana aku bisa menghindar dari mu?, bagaimana aku bisa melupakan mu, jika kamu selalu membuat hidupku tidak tenang, setelah kau membuatku tidak waras karena selalu memikirkan mu, kamu dengan mudah menyuruhku pergi!, dan kamu tau satu minggu kamu menghilang hidupku ntah kenapa sangat hampa, aku bodoh karena waktu itu aku meluapkan emosiku padamu, jadi aku mohon maafkan karena aku sudah memaki mu dengan kata-kata kasarku, kamu tahu, saat itu kamu datang diwaktu yg tidak tepat, saat emosiku sedang meluap dan butuh pelampiasan dan karena kamu datang disaat suasana hati ku sedang kacau jadi dirimu lah yg aku maki untuk melupakan emosiku Nay, maafkan aku," Ucap Sean yg sesekali mengusap wajahnya dengan kasar, sementara Kanaya hanya menatap cengo mendengar ucapan Sean, namun kini kanaya sudah mengambil keputusan berusaha untuk melupakan Sean, dia tidak ingin masuk terlalu dalam dalam cintanya kepada Sean, yg mungkin akan sangat menyakiti dirinya.
"Aku sudah memaafkan kak Sean, tapi maaf kak mungkin seharusnya kita saling melupakan, aku tidak mau tersakiti lagi, dan aku tidak mau kalau kak Sean menjadi anak yg durhaka dengan menolak perjodohan kakak sendiri, tenang saja kak, aku sudah melupakan kejadian hari itu," Ucap Kanaya sambil menghapus air matanya yg masih setia mengalir dipipinya, lalu memalingkan wajahnya kearah jendela mobil.
"Bagaimana jika gadis yg orang tua ku jodohkan itu adalah dirimu Nona Kanaya Flowers Pradipta?," Ucap Sean sambil menatap Kanaya dengan lekat, ucapan Sean sontak membuat Kanaya menatap Sean yg kini juga menatapnya.
"Jangan bercanda kak, ini tidak lucu!," Ucap Kanaya, karena merasa tidak percaya dengan ucapan Sean, karena selama ini Ayah dan Bundanya tidak pernah membicarakan soal perjodohan apalagi dengan Sean.
"Untuk apa aku bercanda, kamu bisa buktikan nanti malam, karena keluarga kita akan mengadakan makan malam untuk membicarakan tentang kelanjutan perjodohan kita, aku juga mengetahui ini tadi siang saat Mommy datang ke rumah sakit dan memberitahu ku tentang gadis yg akan dijodohkan denganku, dan ternyata dia bernama Kanaya Flowers Pradipta dan keyakinan ku semakin diperkuat dengan photo yg dibawa oleh mommy," Ucap Sean sambil menatap lekat Kanaya, yg kini hanya bisa diam karena sngt terkejut dengan kenyataan yg baru dia ketahui.
"Dan apa kakak keberatan dengan perjodohan ini?," Tanya Kanaya dengan suara lemasnya.
"Dengarkan aku Nay, aku belum selesai bicara, Sebelumnya aku sempat keberatan dengan perjodohan ini, karena itu aku sangat emosi dan bermaksud membatalkannya, cuma aku tidak tahu bagaimana caranya, tapi setelah tahu gadis itu adalah dirimu, aku menerimanya tanpa ragu sedikit pun, jadi aku mohon kamu juga jangan menolak ku Nay, aku mohon bantu aku untuk menemukan kebahagiaanku dan berusaha melupakan masa laluku Nay, aku tau sebelumnya aku sudah berlaku kasar padamu, tapi itu semua aku lakukan karena aku masih menantikan seseorang dalam hidupku yg tiba-tiba menghilang tanpa kabar, tapi setelah aku bertemu dengan kamu, sedikit demi sedikit hidupku mulai terasa berbeda meski aku sempat berusaha menolak akan kehadiranmu dihidupku karena kamu terlalu agresif bagiku dan aku tidak suka dengn gadis yg terlalu agresif, tapi yakin lah Nay, aku akan berusaha untuk mencoba menerimamu dengan segala sifat konyol dan agresif mu, dan aku akan berusaha mencintai mu, jadi aku mohon bantu aku Nay jangan tinggalkan aku seperti seseorang yg mungkin kini akan menjadi masa lalu ku," Ucap Sean berusaha meyakinkan Kanaya, sementara Kanaya yg mendengar penuturan dan penjelasan Sean yg cukup detail hanya mematung merasa tidak percaya namun saat Kanaya menatap mata Sean, dan mencari kebohongan dimata Sean, sialnya Kanaya tidak melihat kebohongan dari mata Sean semua yg Sean katakan adalah kejujuran dan ketulusan.
"Aku mohon Nay," lanjut Sean sambil menangkup pipi Chubby Kanaya dan menatapnya lekat.
"Baiklah kak, aku akan mencoba percaya pada kakak, kita jalani saja apa yg sudah keluarga kita rencanakan, dan aku harap kak Sean bisa menepati ucapan yg kak Sean ucapkan, karena aku tidak ingan terluka untuk kedua kalinya, kaka tau itu membuatku sngt menderita kak," Ucap Kanaya sambil menatap lekat mata Sean, dan tatap Sean yg kini sangat hangat, membuat Kanaya tersenyum berusaha melupakan luka yg pernah Sean berikan padanya, kini Sean pun terlihat bahagia dan tersenyum pada Kanaya dan senyuman itu semakin membuat jatung Kanaya semakin berdegup kencang.
Cup, tanpa diduga Sean mencium kening Kanaya dengan lembut, membuat hati Kanaya berbunga-bunga dan kupu-kupu seakan berterbangan mengelilinginya.
"Kita pulang, karena kita harus bersiap dengan acara nanti malam," Ucap Sean dengan lembut setelah melepas kecupan di kening Kanaya, kemudian dijawab anggukan oleh Kanaya dengan senyuman yg terus merekah dibibir mungilnya, karena kebahagiaan yg tiba-tiba datang menghampiri nya, tanpa terduga.
"Mulai sekrng kau adalah milikku Nay, jadi berhenti menemui Alvin atau pria lain, karena aku tidak suka mengerti!!," Ucap Sean dengan Suara selembut mungkin, dan dengan tatapan lembutnya, Kanaya pun kembali mengangguk seolah terhipnotis dengan ucapan Sean yg baginya terdengar begitu manis.
"Astaga kenapa kak Sean sekarang jadi Fosesif kaya gini, tapi aku sangat bahagia, ya Tuhan apa aku sedang bermimpi, jika iya maka biarkan lah aku tetap tertidur agar bisa terus bermimpi," Ucap Batin Kanaya sambil menatap lekat wajah Sean dngn senyuman manisnya
"Aku tahu aku tampan, jadi berhenti menatapku aku tak ingin kamu menjadi bosan padaku saat kita bersama nanti, kalau sekarang kamu terus menatapku seperti itu, tenang saja aku milikmu sekrng," Ucap Sean, membuat pipi Kanaya menjadi merah merona, Sean pun hanya tersenyum melihat pipi Kanaya merah merona karena ulahnya.
"Sebaiknya kita pulang sekarang karena sudah mulai sore," Sambung Sean, lalu dia pun kembali memutar arah untuk mengantar Kanaya kembali ke rumahnya, beruntunglah Sean karena Kanaya bukan gadis yg keras kepala, dia hanya gadis manja yg ceria dan baik hati.
Kini Sean sudah sampai didepan rumah Kanaya, Sean pun menatap Kanaya dngn tatapan yg sulit diartikan.
"Masuklah, jangan lupa nanti malam dandan yg cantik untukku," Ucap Sean dengan senyuman manisnya, lalu kembali mengecup kening Kanaya dengan lembut, membuat Kanaya kembali merona, setelah Sean melepas kecupannya, Kanaya pun pamit lalu keluar dari mobil Sean dan melambaikan tangannya pada Sean, dan Sean pun tersenyum sambil membalas lambaian tangan Kanaya dan mulai melajukan mobilnya, setelah Sean pergi Kanaya pun langsung masuk kerumah dngn persaan yg sngt bahagia.
"Naya dari mana saja kau nakk?," Tanya Dave, membuat Kanaya menghentkan langkahnya.
"Itu Anu yah, Naya.... Naya, habis pergi sebentar," jawab Kanaya dengan gugup
"Sudahlah kamu cepat, bersiap hari ini keluarga sahabat Ayah akan datang jadi dandan lah yg cantik," Ucap Dave sambil membantu Nania menyiapkan makanan dimeja makan.
"Untuk?," Tanya Kanaya pura-pura tidak tahu apa yg orang tuanya rencanakan.
"Nanti juga kau akan tahu, dan pasti kamu akan berterima kasih pada Ayah," Ucap Dave dengan senyumannya, dan saat Kanaya akan bertanya lagi, Dave langsung nenyelanya.
"Jangan bertanya lagi, sekarang kamu harus bersiap, karena sebentar lagi mereka akan datang," Ucap Dave, yg dijawab anggukan oleh Kanaya, lalu Kanaya pun menuju kamarnya untuk bersiap, dia merasa sangat bahagia karena ternyata ucapan Sean itu benar-benar akan segera terbukti, dan senyuman pun tak luntur dari bibir mungil Kanaya, mengingat ucapan-ucapan manis Sean yg belum lama dia dengar.
TBC
Yang udah penasaran sama Lanjutannya, Monggo silahkan mampir ke E-booknya di Playstore ya guys. Linknya ada di Bioku ya bagi yang minat 😊
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top