Part 3

Kini Kanaya mengajak Aleta kesebuah ruangan, yg terlihat lumayan besar itu baru terlihat dari luar, apalagi jika didalamnya, pasti sangat besar dan luas.

"Kak Kayla apa Ayah ada di ruangannya?" Tanya Kanaya pada seorang gadis yg menjadi sekertaris Ayahnya.

"Ada Non. silahkan masuk, pak Dave pasti senang non Kanaya mau berkunjung lagi kesini setelah beberapa bulan tidak berkunjung kerumah sakit ini," ucap Kayla dengan ramah. memang benar sudah hampir 5 bulan Kanaya tidak pernah menginjakan kakinya dirumah sakit milik keluarganya itu, meski dirumah Dave Ayahnya dan Bundanya Nania membujuk nya, agar Kanaya mengenal rumah sakit yg mungkin akan menjadi miliknya kelak, karena sudah dipastikan Arlleta tidak akan mau dia lebih memilih membuka praktek dikelinik yg ia dirikan sendiri dengan uangnya sendiri ya meski sebagaian dibantu oleh suaminya, tapi Arlleta sudah bertekad untuk mandiri, jadi satu-satunya harapan Dave dan Nania hanya Kanaya putri bungsu mereka, dan karena itu lah Kanaya sempat kesal dan tidak mau berkunjung lagi kerumah sakit yg ayahnya dirikan itu.

"Baiklah terimakasih kak Kayla, aku masuk dulu yah, ayo Ta," ajak Kanaya sambil menarik tangan Aleta yg masih tidak percaya kalau keluarga Kanaya pemilik rumah sakit, tujuannya bekerja kelak saat sudah lulus dari kuliahnya nanti.

"Loe gak pernah cerita kalau Rumah sakit ini milik keluarga loe Nay?" Tanya Aleta yg kini mengikuti Kanaya yg masuk keruangan Ayahnya itu, dan saat memasuki ruangan Ayah Kanaya, Aleta terperanga melihat isi ruangan pemilik rumah sakit terbesar di kota itu.

"Hehe maaf Ta," Ucap Kanaya dengan cengiran khasnya .

"Ayaaahh...!" Seru Kanaya sambil berlari menghampiri Dave yg sedang sibuk berkutat dengan laptop dan berkas-berkasnya

"Naya!" Dave terkejut, setengah tak percaya dengan kedatangan putri manjanya itu, yg terang-terangan menolak untuk datang kerumah sakitnya lagi, Kanaya pun langsung memeluk Dave dan mencium pipi nya.

"Ayah sedang sibuk yah?" Tanya Kanaya dengan manja.

"Sedikit sayang, tumben kesini?" tanya Dave sambil membuka kaca matanya lalu menuju sofa dengan diikuti Kanaya, kini mereka pun duduk disofa yang tersedia diruangan itu.

"Tadi kan aku melakukan ujian praktek disini Yah, jadi sekalian mampir untuk menemui Ayah," jawab Kanaya dengan senyuman termanisnya seakan lupa dengan masalah tentang kekesalan nya pada orang tuanya, Dave pun mengangguk, dan kini mata nya tertuju pada gadis yg masih berdiri didekat pintu.

"Dia?!" Tanya Dave menatap Aleta.

"Oh ya ampun maaf Ta sampai lupa, sini Ta kenalkan ini Ayahku, dan dia sahabatku yah namanya Aleta, loe belum pernah ketemu Ayahku kan, sini masuk," Ucap Kanaya, kini Aleta pun duduk di sebelah Kanaya dan kini mereka pun berbincang dengan Dave dan Kanaya, Sesekali tertawa karena kelucuan yg Kanaya ciptakan, tiba-tiba ditengah obrolan ringan mereka, Kayla mengetuk pintu karena ada kepentingan.

"Masuk," Sahut Dave dari dalam, kayla pun masuk keruangan bosnya itu.

"Maaf Pak ganggu, itu Dokter Sean sudah datang," Ucap Kayla.

"Oh suruh dia masuk," perintah Dave pada sekertarisnya.

"Baik Pak," Sahut Kayla lalu keluar dari ruangan itu.

"Apa aku tidak salah dengar, kayla bilang Dokter Sean, oh my good Sean ku yg gantengnya kebangetan itu," Batin Kanaya dengan senyuman yg merekah dibibirnya.

"Nay..Naya, ayah tinggal sebentar yah sayang nanti kita ngobrol lagi," Ucap Dave lalu mengecup kening putri kesayangannya dan kembali ke kursi kebesarannya, bertepatan dengan itu terdengar suara ketukan pintu, lalu setelahnya masuklah seorang pria tampan yg tidak lain adalah Dokter muda yg kira-kira berusia 27 tahun ya dia adalah Dokter Sean. Kini Sean pun masuk ke ruangan Dave dan duduk bersebrangan dengan Dave, meski sempat melihat Kanaya dan Aleta sebentar dengan tampang datar dan coolnya.

"Oh ya sampai lupa, kenalkan dia putriku Kanaya dan sahabatnya Aleta, jadi tidak apa-apa kita bahas sekarang saja disini," Ucap Dave Sambil kembali fokus pada file yg dibawa oleh Sean, mendengar ucapan atasannya Sean sempat terkejut karena Tidak menyangka kalau gadis yg bernama Kanaya itu adalah putri dari Dokter Senior sekaligus atasannya yaitu Dave, sementara itu Kanaya diam-diam memperhatikan Sean yg sedang berbicara dengan Ayahnya, dengan senyuman yg tak pernah luntur dari bibirnya, namun tiba-tiba Kanaya menyeringai dengan seringai liciknya sambil menatap Sean ntah apa yg Kanaya pikirkan, sedang Aleta dia asik dengn ponselnya karena sedang chat bersama Reno kekasihnya, tanpa peduli dengan orang yg baru saja dilihatnya.

Akhirnya setelah menghabiskan waktu setengah jam Sean pun pamit untuk kembali keruangannya, karena mulai tidak nyaman dengan tatapan Kanaya.

"Saya permisi dulu pak, karena ada jadwal oprasi, jadi saya harus mempersiapkan semuanya," Ucap Sean lalu ia pun pergi setelah melihat anggukan dari atasannya Dave.

"Baiklah Dokter Sean, semangat yah," Ujar Dave dengan senyumannya, Sean pun mengangguk lalu pergi dari ruangan Dave, setelah Sean pergi kini Dave pun kembali duduk disamping putrinya.

"Ayah tadi itu?"

"Oh dia Dokter Sean sayang, bukannya tadi tadi memberi seminar dan sekaligus pembimbing saat kalian mengadakan ujian praktikkan?" Tanya Dave sambil mengelus rambut putrinya.

"Iya om, dan Kanaya kayaknya suka deh sama Dokter tampan itu," Sela Aleta yg menjawab dengan Antusias, setelah mendengar ucapan Aleta Kini Dave menatap putrinya.

"Hehe abis dia ganteng yah, jadi Naya emm-"

"Suka," Sela Dave yg dijawab cengiran olehnya, Dave hanya menggelengkan kepalanya melihat putrinya yg kini tengah tersenyum padanya.

"Bukan suka lagi om, tapi udah cinta dia bilang bakalan jadiin Dokter Sean imamnya," ucap Aleta dengan wajah polosnya.

"Aleta loe bisa gak jaga mulut loe jangan nyerocos mulu kayak bebek aja," ketus Kanaya karena kesal, kini giliran Kanaya yang mendapat tatapan tajam dari ayahnya.

"Apa benar yg dibilang Aleta nak? Kalau kamu suka dengan Dokter muda itu?" Tanya Dave dengan tatapan tajamnya pada Kanaya gugup.

"Emm.. Itu yah, Anu aku-aku-"

"Hahahaha putri Ayah ternyata sudah bisa jatuh cinta juga ya, Ayah kira putri Ayah ini akan terus seperti anak kecil yg manja, baiklah Ayah kasih restu buat kamu nak lagi pula kamu sudah cukup umur untuk pacaran tapi dengan syarat kamu harus tetap belajar dengan baik, dan tentu kamu harus usaha sendiri untuk membuat dokter Sean jatuh cinta juga padamu, dan ingat jangan gunakan kekuasaan ayah untuk masalah percintaanmu," Ucap Dave memperingatkan sambil kembali mengelus rambut putrinya, Kanaya pun mengangguk mendengar ucapan Ayahnya.

"Cie yg udah dapet izin dari bokap, tunggal berjuangnya nih meluluhkan hati pak Sean," Ucap Aleta sambil terkekeh.

"Diem loe Ta," Ucap Kanaya dengan tatapan tajam dari Kanaya.

"Lebih baik kita pulang," Ajak Kanaya, Aleta pun mengangguk dan mereka berdua pun pamit pada Dave karena harus pulang.

"Oh ya bilang pada Bunda hari ini Ayah mungkin pulang agak malam," Ucap Dave dengan mengantar Kanaya dan Aleta kedepan pintu ruangannya.

"Iya yah, nanti Naya bilang ke Bunda, ya udah Naya pamit ya Ayah," Ucap Kanaya sambil mencium punggung tangan Ayahnya.

"Aleta juga pamit ya om," Sambung Aleta dan juga ikut mencium punggung tangan Dave.

"Iya Hati-hati ya Nay, Ta" Ucap Dave yg dijawab anggukan oleh Kanaya dan Aleta, lalu mereka berdua pun pergi, setelah mereka pergi Dave pun kembali masuk ke ruangannya

"Nay, gue mau dijemput sama Reno, loe mau ikut ga?, sekalian mau nyari makan," Ucap Aleta yg baru saja mendapat pesan dari Reno bahwa dia akan menjemput Aleta.

"loe ngeledek gue, si Reno kan bawanya motor gede loe suruh gue duduk di ban, sorry ogah ah gue, Mending pulang sendiri aja ya udah gue duluan yah Ta," Ucap Kanaya yg kini kembali tersenyum.

"Hehe gue lupa, Oke, tapi kenapa loe masuk lagi kedalam?," Tanya Aleta, karena mereka kini berada lobby rumah sakit.

"Gue ada keperluan sebentar Ta, ya udah gue pergi dulu yah bye sampe ketemu besok " Ucap Kanaya yg kini pergi masuk kedalam rumah sakit.

"Dasar, gue tahu loe paling mau nemuin Dokter Sean," Gumam Aleta sambil menggelengkan kepalanya, tak selang beberapa lama Reno pun datang dan langsung mengajak Aleta pergi dari rumah sakit itu.

Sementara itu Kanaya kini dia menyusuri lorong rumah sakit, sesekali dia bersenandung dengan riang, sampai akhirnya dia bertemu seorang perawat lalu Kanaya pun menanyakan ruangan dokter Sean dengan antusias.

"Permisi mbak suster, apa mbak suster tahu dimana ruangan Dokter Sean?" Tanya Kanaya dengan senyuman manisnya.

"Tau, tapi maaf ada perlu apa dengan dokter Sean?" Tanya seorang suster sambil menatap Kanaya dengan penuh tanya, masalnya bukan sekali ini dia bertemu dengan gadis yg menanyakan ruangan dokter tampan itu, dan tujuan mereka hanya untuk menggoda dokter Sean, Kanaya kini nampak berpikir untuk memberi alasan pada suster itu agar diberi tahu ruangan Sean.

"Emm.. itu mbak, aku mau periksa jantung dan hatiku, katanya Dokter Sean, dokter ahli bedah terbaik dirumah sakit ini,' Ucap Kanaya yg memberi alasan dengan kebohongan itu.

"Oh ya ampun, aku kira anda seperti gadis yg lain nona hanya ingin menggoda dokter Sean, kalau begitu mari saya antar keruangannya, kebetulan Asistennya Ceryl sedang izin jadi biar saya yg mengantar anda keruangan dokter Sean," Ucap Suster yg bernama Karin itu.

"Yess berhasil hahahaha," Batin Kanaya dengan tawanya dan seringai nya saat menatap Suster Karin tanpa suster karin sadari.

"Silahkan masuk Nona, kebetulan dokter Sean belum ada jadwal oprasi, tadi saya sudah kirim pesan pada beliau dan beliau langsung menyuruh masuk saja," Ucap suster karin dengan ramah

"Terima kasih mbak, oh ya mbak boleh saya minta nomor ponsel dokter Sean?" tanya Kanaya.

Kanaya benar-benar memanfaatkan suster yang tidak tahu apa-apa hahaha

"Untuk..?"

"Konsultasi dengan beliau mbak pliess," Jawab Kanaya lagi-lagi berbohong, dan dengan mudahnya karena percaya dngn ucapan Kanaya yg setengah memelas dan memohon padanya, Suster Karin pun memberikan no ponsel dokter Sean.

"Terima kasih suster, anda sangat baik semoga tuhan membalas kebaikan anda dengan rejeki yang melimpah," Ucap Kanaya dengan memeluk Suster Karin tentu saja dengan seringai liciknya.

"Sean Alexsander kita tunggu tanggal mainnya, akan kubuat kau bertekuk lutut dihadapanku dan mengemis cintaku hahahaha," Ucap batin Kanaya, lalu setelah memeluk suster karin, Kanaya pun mengetuk pintu ruangan Sean, sementara suster karin pergi meninggalkan Kanaya di depan ruangan Sean.

"Masuk!!" Ucap Sean dari dalam ruangannya, Kanaya kini nampak membuang nafasnya karena merasa gugup, cklek pintu pun terbuka, dan terlihat jelas Sean yg kini mengenakan kacamata baca yg membuatnya semakin tampan, Kanaya pun sesekali meneguk saliva nya yg sempat sulit untuk di telan." Duduk, dan katakan keluhan apa saja yg anda rasakan," Ucap Sean tanpa melihat siapa yg kini berdiri dihadapannya karena sibuk dengan layar laptopnya.

"Jantungku berdegup kencang, dan hatiku selalu berdebar-debar jika didekat anda tuan Sean Alexsander," Ucap Kanaya yg masih berdiri dekat meja kerja Sean

Degg

"Suara itu.." Sean membatu Karena merasa mengenal suara itu membuatnya berhenti mengontak ngatik laptopnya, lalu menoleh kearah suara itu, Sean terkejut karena melihat Kanaya didepan nya sambil tersenyum manis padanya.

"Ka-kau," Ucap sean setengah berteriak karena terkejut dengan kedatangan Kanaya.

"Hay Calon imam," Ucap Kanaya dengan senyuman tanpa dosa.

"Sedang apa kau disini?" Tanya Sean dengan tatapan tajam nya.

"Sedang berkunjung keruangan kerja calon imamku," Ucap Kanaya dengan santainya sambil duduk manis dikursi yg ada didekatnya

"Dasar gadis gila, jangan panggil aku calon imam, memang siapa yg mau menikahimu hah?!" Bentak Sean karena merasa terganggu dengan kehadiran Kanaya

"Iya aku gila karena kamu dokter cinta ku," Ucap Kanaya dengan senyuman yg makin merekah dibibir ranumnya.

"Ya Tuhan gadis ini benar-benar aaarrrgghh...., astaga apa hari ini hari sialku?, sehingga harus bertemu dengan gadis seperti dia lagi, andai saja aku menolak untuk jadi pembimbing tadi pasti tidak akan ada situasi seperti ini," Ucap Sean sambil mengusap wajahnya dngn kasar karena sedikit prustasi.

"Nona Kanaya Flowers bisa kah kau pergi dari ruangan ku?! karena sebentar lg saya ada jadwal operasi," Ucap Sean setengah mengusir, padahal jadwal oprasi 3 jam lagi, tapi karena Sean tidak mau stres dan mungkin bisa saja gila karena ulah si gadis.

"Oke dokter Cintaku, aku akan pergi sekrng tapi besok aku akan kembali lagi besok " Ucap Kanaya sambil nyengir kuda, dan tanpa merasa bersalah.

"Oh ya besok aku akan membawakan makanan untuk Kak Sean biar kita bisa makan siang, mumpung aku gak ada jadwal ngampus besok jadi aku akan menemani Dokter cinta, aku pulang ya Dokter cintaku emuahhhh," Ucap Kanaya dengan kekehan karena melihat Sean menggedik kan bahunya, lalu Kanaya pun pergi dari ruangan Sean dengan senyumannya yg membuat Sean semakin risih dan ilfil pada Kanaya, karena kenekadan gadis itu berhasil membuat Sean mersa tidak tenang dan sedikit stres.

"Aaaarrgghh.., gadis itu benar membuat ku arrrggghhh....!" Teriak Sean terlihat prustasi masalahnya baru kali ini ada gadis remaja yg sangat berani seperti Kanaya, biasanya dngn satu kali bentakan gadis yg mendekati Sean akan sangat ketakutan dan pergi tanpa disuruh tapi Kanaya berbeda seolah dia menantang Sean dan tak memperdulikan ucapan Sean, meski dengan bentakan.

Karena pikiran nya kacau akibat ulah si gadis manja itu membuat Sean hilang konsentrasi akhirnya Sean meminta tolong Dokter Arvin yg kebetulan rekan nya saat melakukan oprasi darurat, dengan alasan dia tidak enak badan, akhirnya Sean pun pulang lebih awal untuk menjernihkan pikirannya agar bisa kembali tenang.

Sedangkan Kanaya kini pulang dengan suasana hati yg sangat baik, dia terus bersenandung didalam taxsi, membuat sangat supir taxsi itu tersenyum mendengar nyanyian Kanaya.

"Kayaknya lagi seneng banget neng ampe nyanyi terus dari tadi,"Ucap supir taxsi itu, karena melihat Kanaya yg terus berseri-seri diwajahnya.

"Iya nih pak, aku lagi seneng soalnya abis ketemu calon imam hehe," Ucap Kanaya dengan senyuman manisnya.

"Pantesan, tapi ngpmong-ngomong Suaranya bagus neng, kenapa gak jadi penyanyi aja neng," Ucap sang supir taxsi dngn tersenyum

"Ah bapya bisa aja, gak lah pak masa calon dokter bedah jadi penyanyi, nanti konsernya diruang operasi dong, sambil oprasi sambil nyanyi," sahut Kanaya sambil tertawa begitu jg dengan supir taxsinya yg ikut tertawa renyah.

"Si neng mah lucu, baru kali ini bapak dapat penumpang yg lucunya bisa bikin bapak ketawa, beruntung banget cowok yg bisa dapetin neng," Ucap Supir taxsi itu

"Kanaya Pak, tapi panggil aja Naya, oh ya pak karena supir saya sedang pulang kampung dan saya malas bawa mobil sendiri, gimana kalau saya langganan aja sama bapak? cuma pagi standbay jemput saya dan antar saya kekampus dan siangnya jemput saya dikampus sampe supir yg biasa nganter jemput saya kembali lagi kesini, soal bayaran tenang pak, saya bakalan bayar sesuai pendapatan bapak sehari jadi gak usah khawatir, mau kan pak?" Tanya Kanaya sambil tersenyum ramah.

"Mau dong neng, kapan lagi bapak bisa anter jemput gadis cantik kayak neng Naya, oh ya nama bapa Robi neng takutnya neng bingung karena gak tau nama bapak," Ucap supir taxsi yg bernama Anto itu.

"Ah bapak bisa aja muji saya, iya Pak Anto jadi kita deall yah," Ucap Kanaya dengan mengulurkan tangan nya pada pak Anto, dan Anto pun menjabat tangan Kanaya karena kebetulan mereka sedang berada di lampu merah jadi pak Anto tidak sedang menyetir.

"Deall," jawab Pak Anto lalu setelah berapa menit lampu merah pun berganti dan saatnya Anto menjalankan mobilnya.

"Ok kalau gitu, ini nomor ponsel saya, bapak save yah, nanti kalau ada apa-apa jadi enak. bapak juga jangan lupa kirim nomor bapak ke saya, besok saya tunggu bapak jam 11.00 karena gak ada jadwal kuliah, jadi saya hnty akan kerumah sakit, buat makan sama-"

"Calon imam neng Naya kan?" Sela dengan pertanyaan lalu terkekeh

"Ih bapak, udah pintar nebak ya sekarang," Ucap Kanaya yg ikut terkekeh, kini Anto dan Kanaya pun asyik mengobrol mereka terlihat sangat akrab seperti sudah lama saling mengenal, hingga tak terasa Kanaya pun sampai dirumahnya, dan kini dia pun pamit pada Robi dan setelah keluar dari mobil Kanaya pun melambaikan tangannya kepada Robi dan setelah membalas senyum Rehan pun pergi dengan senyuman pada Kanaya, kini Kanaya pun masuk kerumahnya dngn persaan bahagia.

"Bunda mana Kak?" Tanya Kanaya yg tak melihat Bundanya dirumah, dan hny melihat kakaknya diruang keluarga sedang menonton TV dngn asisten nya, yg khusus Levin sewa untuk menjaga istrinya saat dia tidak ada karena takut terjadi sesuatu yg tidak diharapkan saat Levin atau ibu mertuanya tidak ada, karena Levin tidak akan membiarkan Arletta sendirian.

"Lagi nganterin makanan buat Ayah, pengen makan siang bareng Ayah katanya, udah dari tadi sih, kamu dari mana de? Kelihatannya seneng bener?" Tanya Arletta yg penasaran karena melihat adiknya terlihat bahagia tidak seperti biasanya.

"Cie penasaran ya, kepo ya kak tapi sayang ini Rahasia wlek," Ucap Kanaya sambil menjulurkan lidahnya pada Arletta, lalu pergi dari hadapan kk nya untuk pergi ke kamarnya, dan itu sontak membuat Arletta kesal pada adiknya yg kadang menyebalkan itu.

"Kanayaa...!" Teriak Arletta dengan kesalnya

"Sekali Rahasia tetap Rahasia Kak Lettaku yg cantik tapi cerewetnya kebangetan," Sahut Kanaya setengah berteriak dari kamarnya, dan setelah ucapan Kanaya, rumah itu pun kembali tenang tanpa teriakan Arletta, yg memilih diam karena sedang malas berdebat dngn adiknya, dia lebih memilih untuk menikmati camilan dan jus strawberry kesukaan nya, namun itu setelah dia hamil, Arletta lebih suka jus strawberry dibanding jus yg lainnya.

"Tunggu saja saat waktunya tiba kak, pasti aku akan menceritakan semuanya," Ucap Kanaya yg kini sudah berbaring diranjang karena lelah, setelah melakukan aktivitas seharian.

Tbc

Bagi yang minat sama E-booknya, silahkan mampir ya guys di Playstore dan Playbook, Linknya juga ada di Bioku ya guys 😊


Jangan lupa mampir juga ke e-booknya 'Penantian Kanaya Season 2' di Playstore dan Playbook, bagi yang minat Linknya ada di Bioku ya guys 😊. Ini lanjutan kisah Sean dan Kanaya setelah menikah dan hamil.

Blurb


ini adalah lanjutan kisah Sean dan Kanaya setelah berumah tangga, dengan kebucinan Sean dan manjanya Kanaya setelah mengandung anak dari Sean.

mau tahu gimana Bucinnya Sean dan Manjanya Kanaya? Yang selalu membuat Sean kewalahan, Monggo silahkan dibaca ya bagi yang penasaran, tapi biar gak bingung baca dulu 'PENANTIAN KANAYA' Season 1.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #romance#sad