Part 2

HospitalCenterCity

Rombongan Mahasiswa Kedokteran Universitas Indonesia (UI), kini sudah sampai dirumah sakit tujuan mereka. Kanaya nampak melihat kanan dan kiri untuk memastikan sesuatu entah apa itu. Sementara di lorong rumah sakit yg berlawanan arah dengan rombongan Kanaya, nampak seorang pria paruh baya sedang berjalan menuju ruangannya.

"Selamat pagi pak Dave," Sapa seorang perawat, pria paruh baya yg masih terlihat gagah dan tampan itu pun tersenyum pada seorang suster yg menyapanya.

"Pagi suster, bagaimana dengan dokter Sean apa dia bersedia membimbing mahasiswa yg akan melakukan ujian praktek disini?" Tanya Dave yg kini berhadapan dengan suster Cheryl yg kebetulan berpapasan dengan Dr Dave.

"Beliau bersedia Pak dan mungkin beliau sedang menunuju keruangan tempat melakukan ujiannya," Jawab Cheryl dengan senyuman.

Sementara itu dari kejauhan Kanaya melihat seseorang yg sangat ia kenal, dan karena tidak ingin ketahuan dia pun berjalan dengan menutupi wajahnya dengan buku, hingga dia tak melihat kedepan, dan itu membuat Kanaya berjalan lamban dan paling belakang.

"Aleta, gue ke toilet dulu yah, tenang aja gue tau kok tempat ruang praktek, loe tau sendiri kan ini rumah sakit siapa?!" Ucap Kanaya lalu pergi dengan cepat tanpa mendengar jawaban Aleta, kini Kanaya pun meninggalkan rombongannya bukan untuk ke toilet tapi untuk menghindar dari seseorang ntah siapa itu, Kanaya pun berjalan dengan tergesa-gesa hingga tak melihat kedepan dan tiba-tiba bruk Kanaya menabrak tubuh seseorang yg berbadan tegap, besar dan menjulang tinggi hingga saat Kanaya menabrak nya dia tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya, karena tubuh mungil Kanaya.

"Kalau jalan lihat kedepan adik kecil," Ucap seorang pria dengan suara berat dan sexsi setidaknya itu yang Kanaya dengar ditelinganya, lalu Kanaya pun mendongak melihat sosok pria tegap dihadapannya itu dengan mata terbelalak.

"Oh my good...!" Seru Kanaya saat melihat sang pria dihadapannya, Kanaya menatap pria itu dengan tatapan memuja, matanya berbinar dan senyumannya terus merekah dibibir mungilnya, membuat Pria itu terlihat risih karena tatapan Kanaya, melihat tatapan Kanaya pria itu pun ingin beranjak pergi namun dihadang oleh Kanaya dengan terus menatapnya tanpa berkedip.

"Hey, hello Nona maaf apa saya boleh lewat," Ucap pria itu dengan mengibas-ngibaskan tangannya dihadapan Kanaya, membuat Pria itu menggeleng-gelengkan kepalanya, merasa risih dengan tingkah gadis yang kini tengah menghadang jalannya.

"Eh.. emm.. anu..emm, Anda pasti dokter baru yah disini?, kenalkan aku Kanaya Flowers," Ucap Kanaya dengan mengulurkan tangannya pada pria itu tanpa tahu malu, yang Kanaya yakin dia seorang dokter bukan pasien atau hanya orang yg ingin menjenguk pasien, karena Kanaya melihat jas putih yang dia kenakan pria itu, Kanaya bertanya dengan kekekahannya.

"Iya saya baru dua bulan bertugas disini, pindahan dari Singapore, dan nama saya Sean Alexsander, apa anda salah satu peserta ujian praktek?, pasti anda terpisah dari rombongan anda Iya kan Nona?, biar saya antar keruang praktek," Ucap Sean dengan wajah datarnya dan terlihat agak risih pada gadis itu.

"Dari mana dokter ganteng tahu? kalau aku rombongan peserta ujian itu?," Tanya Kanaya yg bingung dengan Sean yg mengetahui tentangnya yg adalah rombongan mahasiswa yg akan melakukan ujian praktek.

"Lihat lah kartu peserta yg terpasang di kemeja Anda Nona disitu tertera nama anda dan nama Universitasnya juga, jadi perlu saya antar keruang praktek nya?!" ucap Sean, namun lagi-lagi Kanaya hanya cengo melihat Sean yg sudah jalan lebih dulu melewati dirinya.

"Hey dokter ganteng tunggu, kok ditinggalin sih!!" Ucap Kanaya setengah berteriak lalu menyusul Sean yg sudah berjalan lebih dulu

Sedangkan diruang praktek semua sudah mulai berkumpul, dan bersiap menerima pelajaran yg akan menjadi bahan ujian untuk mereka, dari salah satu dokter dirumah sakit itu, Sean pun memasuki ruangan itu dan pak Arka juga para mahasiswa pun memberi salam pada Sean dengan rasa hormatnya dengan dokter muda itu, sementara para mahasiswi terpesona dengan ketampanan dokter Sean, sehingga membuat para mahasiswa menatap tidak suka pada dokter Sean, namun tidak semua hanya beberapa orang saja.

"Dokter Ganteng tunggu a-ku," Ucap Kanaya yang kini nyengir kuda karna tatapan orang yang berada di ruangan itu, terutama Aleta sahabatnya yang kini memberikan kode agar secepatnya Kanaya bergabung dengannya di rombongan.

Setelah itu, Kanaya pun kembali kerombongan dengan tertunduk karena malu, kini pelajaran pun dimulai Sean pun menjelaskan semua nya dengan baik, dan para mahasiswa pun mendengarkan dengan baik untuk ujian selanjutnya.

"Nay, loe ketemu dimana sama dokter ganteng itu? kok loe tiba-tiba dateng bareng dia sih?" Tanya Aleta yang memang bingung sekaligus penasaran dengan pertemuan Kanaya sahabatnya dengan dokter Sean yang tampannya kebangetan itu.

"Dia ganteng ya Ta? loe tau jantung gue kayak mau lompat pas pertama ketemu sama dia, fixs gue pastiin kalau dia bakalan jadi imam gue Ta, gue bakalan bikin dia nikahin gue," Ucap Kanaya dengan senyuman yang sulit diartikan sambil menatap pria tampan nan gagah yang menjadi target Kanaya.

"What!!" Aleta yang terkejut langsung berteriak membuat semua temannya menatap Aleta begitu juga dengan Sean.

"Ada apa? Apa ada yg salah dengan yang saya jelaskan?" Tanya Sean sambil menatap kearah Aleta namun tanpa sengaja dia melihat gadis yang tadi berpapasan dengannya dilorong rumah sakit, dengan senyumannya Sean hanya bisa menghela nafas.

"Tidak Pak maaf tadi hanya sedikit terkejut saat penjelasan anda dibagian organ tubuh manusia," Jawab Aleta, setelah mendengar penjelasan Aleta, kini Dokter muda itu pun kembali ke layar monitor dan kembali menjelaskan untuk bahan ujian nanti.

"Loe gila Nay, dia pantasnya jadi kakak loe, bukan pacar," ucap Aleta kali ini dengan berbisik agar tidak terdengar oleh yang lain.

"Gue gak peduli Ta, justru gue pengennya yang lebih dewasa dan matang kayak dokter yang didepan kita itu Ta, oh ya ampun lihat bibirnya yang tipis, Rahangnya yang kokoh, suaranya yang sexsi, dan yg paling penting Gantengnya melebihi Kakak ipar gue. kak Levin, frefect banget Ta, fixs gue udah jatuh cinta pandangan pertama dan cuma dia yang bakalan jadi calon imam gue titik," Jawab Kanaya dengan senyumannya, dia pun terus menatap dokter tampan yang kini berhasil merebut perhatiannya.

"Tapi gue kok gak yakin ya, dia bakalan suka sama loe, siapa tahu dia udah punya pacar atau tunangan Nay. Gak mungkinkan cowok yang tampangnya sempurna kayak gitu gak punya seseorang disampingnnya," Ucap Aleta, sambil melihat sekelilingnya, dan tiba-tiba matanya tertuju pada dosennya Arka yg menatap tajam padanya. Membuatnya memalingkan wajah lalu menatap kedepan untuk kembali mendengarkan penjelasan Sean.

" Gila tuh dosen kalau udah natap tajem banget. untung ganteng kalau nggak makin serem aja," Batin Aleta yg tampak bergidik mengingat tatapan Arka, sedang Kanaya sedari tadi hny tersenyum sambil menatap Sean dia terus memperhatikan Sean dengan tatapan memuja.

"Oke kalian sudah siap untuk ujiannya, baiklah kita akan mulai satu persatu untuk melakukan ujian untuk mengenali inti-inti dari organ tubuh yang harus kalian kenali sebagai calon dokter ahli bedah," ucap Sean dengan menuju kamar kecil yang berada diruangan itu, tempat menyimpan mayat yang sudah dengan persetujuan dan izin dari keluarga dan juga si pemilik tubuh saat masih hidup.

Kini satu persatu mahasiswi dan mahasiswa pun masuk keruangan kecil itu tak jarang mahasiswa atau mahasiswa terlihat lemas ada juga yang berwajah pucat dan lebih parahnya ada yang pingsan saat keluar dari ruangan itu, karena mereka baru pertama kali melihat organ yg benar-benar nyata dihadapan mereka dengan organ manusia yang benar-benar asli bukan dari plastik seperti yang ada di ruang lab dikampus.

Sedang Aleta yang pertama kali memasuki ruangan itu menangis membuat Kanaya bingung, dan kini Aleta dibawa suster untuk menenangkannya, Aleta menangis karena dia merasa kasihan pada si pemilik organ yang ternyata seorang wanita, dia tidak tega saat melihat perutnya menganga lebar karena untuk mempermudah penelitian dan praktek bagi para calon dokter yg masih sangat junior itu.

"Kanaya Flowers Pradipta," Panggil Arka yang ada dipintu masuk keruangan itu, dengan wajah pucat dan gemetar Kanaya memasuki ruangan itu, setelah diruangan itu, dia langsung menatap wajah Sean yang datar dan terlihat cool.

"Kemarilah," Panggil Sean yang melihat Kanaya masih berdiri didekat pintu masuk.

"Ba-baik kak," Jawab Kanaya dengan ragu-ragu melangkah ke arah Sean, lalu berdiri disamping Sean dengan memalingkan wajahnya.

"Gila ini benar-benar gila, seharusnya gue ngambil specialis Anak saja, bukan specialis bedah kayak gini, benar-benar mengerikan, ini semua gara-gara Ayah yg memaksaku untuk mengambil jurusan ini menyebalkan," Batin Kanaya dengan tubuh yang mulai gemetar.

"Tempat penelitiannya ada disini bukan dibelakang," Ucap Sean dengn suara tegasnya, membuat Kanaya menatap Sean dengan tatapan memuja.

"Lihat organ tubuh dihadapanmu untuk bahan penelitian, karena bukan wajahku yg jadi bahan penelitian," Ucap Sean dengan kembali tegas pada Kanaya.

"Ta-tapi aku takut Kak, serem banget tau. apalagi ini pengalaman pertamaku melihat organ tubuh manusia yang asli," Ucap Kanaya dengan suara manjanya, membuat Sean menggelengkan kepalanya sambil memijit pelipisnya. Karena dari tadi tidak ada yg benar-benar konsen dengan penelitiannya, bahkan ada yang muntah saat melihat organ untuk penelitiannya.

"Oh God, dengar yah kalau kamu jadi penakut seperti ini bagaimana kamu akan menjadi dokter ahli bedah yang hebat, lebih baik kamu ambil jurusan yang memang sesuai dengan keahlianmu, karena ini bukan untuk main-main kau mengerti!!" tegas Sean, Kanaya hanya mengangguk lalu mulai memberanikan diri menatap objek yang akan ia lihat di depannya, dan Sean pun mulai menerangkan apa-apa saja yang harus dilakukan saat seorang dokter ahli bedah melakukan operasi, Kanaya pun mulai menulis satu persatu apa yg dokter Sean katakan.

"Untung saja yang jadi dokter pembimbingnya ganteng," Batin Kanaya dengan terkekeh sambil sesekali mencuri pandang pada Sean

"Perhatikan yang dihadapanmu bukan memperhatikan wajahku," Ucap Sean lalu kembali menutup peti mati tempat menyimpan mayatnya.

"Baiklah kamu sudah selesai silahkan keluar dari ruangan itu!!" Ucap Sean karena memang sudah selesai memberikan pengarahan pada Kanaya.

"Baik Kak, tapi sebenarnya ada yg ingin aku tanyakan?"

"Apa?"

"Mm..., aku-aku, apa aku boleh minta nomor ponsel Kakak," ucap Kanaya, membuat Sean mendelik menatap Kanaya tajam.

"Maaf Nona, waktuku tidak banyak aku disini bukan untuk bertukar nomer ponsel. jadi silahkan keluar karena masih ada beberapa mahasiswa yang belum melakukan penelitiannya dan waktuku cuma sampai makan siang kamu mengerti nona Kanaya Flowers," ucap Sean dengan nada dinginnya, Kanaya yang terlihat kesal pun langsung keluar dari ruangan itu.

"Dasar sombong cuma minta nomor ponsel saja pelit banget sih, untung ganteng hihi! tapi lihat saja seorang Kanaya tidak akan pantang menyerah begitu saja, tunggu saja Sean aku pasti akan membuatmu tergila-gila padaku hahahaha," Gumam Kanaya dengan tawa kecilnya.

"Kanaya apa kamu mulai tidak waras setelah keluar dari ruangan itu," Ucap Arka yang menatap Horor Kanaya. Membuat Kanaya menghentikan tawanya lalu mendengus kesal dan meninggalkan Arka yg masih menatapnya dengan tatapan horornya.

Setelah beberapa jam, akhirnya penelitian pun selesai, rombongan mahasiswa dan mahasiswi pun meninggalkan Rumah sakit, namun untuk kembali kerumah masing-masing karena setelah mengumpulkan hasil penelitian pada dosennya Arka untuk penilaian, sementara itu Kanaya mengajak Aleta untuk mengunjungi seseorang dirumah sakit itu.

TBC

Bagi yang minat sama E-booknya, silahkan mampir ya guys di Playstore dan Playbook, Linknya juga ada di Bioku ya guys 😊


Jangan lupa mampir juga ke e-booknya 'Penantian Kanaya Season 2' di Playstore dan Playbook, bagi yang minat Linknya ada di Bioku ya guys 😊. Ini lanjutan kisah Sean dan Kanaya setelah menikah dan hamil.

Blurb

ini adalah lanjutan kisah Sean dan Kanaya setelah berumah tangga, dengan kebucinan Sean dan manjanya Kanaya setelah mengandung anak dari Sean.

mau tahu gimana Bucinnya Sean dan Manjanya Kanaya? Yang selalu membuat Sean kewalahan, Monggo silahkan dibaca ya bagi yang penasaran, tapi biar gak bingung baca dulu 'PENANTIAN KANAYA' Season 1.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #romance#sad