Part 10

Happy Reading guys, semoga suka dengan ceritanya 🥰

❤️❤️❤️❤️

Kini Kanaya dan Sean pun tengah selasai bersiap, setelah meninggalkan hotel, mereka pun tiba dirumah Kanaya.

"Sebentar Nay, mas mau bicara," Ucap Sean saat berhenti dihalaman rumah Kanaya

"Bicara apa Mas?" Tanya Kanaya, yg tadinya akan keluar dari mobil.

"Mas mau kita tinggal di Apartemen. Sampai nanti Mas bisa membelikan rumah untuk kamu," Ucap Sean sambil menatap Kanaya dengan lekat, lalu menggenggam tangan Kanaya dengan lembut.  

"Aku ingin kita hidup mandiri Nay, membangun kehidupan keluarga kecil kita dan anak-anak kita kelak. karena aku menginginkan anak dari mu," Ucap Sean sambil tersenyum.

"A-anak? Mas yakin ingin aku hamil dan melahirkan anak kita kelak?" Tanya Kanaya yg kini sangat tersentuh dengan ucapan Sean, dia pun mulai menitikan air matanya, namun kali ini air mata kebahagiaan.

"Hey sayang, ada apa? Kenapa menangis, ayo lah, jangan seperti ini Nay, Mas tidak bermaksud membuatmu menangis sayang, jadi Mas mohon jangan menangis," Ucap Sean sambil menghapus air mata Kanaya yg kini semakin terisak, membuat Sean kebingungan.

"Udah dong sayang jangan nangis lagi" Ucap Sean dan terus menghapus air mata Kanaya.

"Ini air mata kebahagiaan Mas, aku tidak menyangka kalau Mas benar-benar membuktikan ucapan Mas. aku merasa sangat bahagia Mas," Ucap kanaya sambil tersenyum pada Sean, lalu langsung memeluk tubuh Sean dengan erat. "Makasih mas udah mau nikahin Naya, dan selalu berusaha membuat Naya bahagia, meski mungkin belum sepenuhnya mencintai aku seutuhnya," Ucap Kanaya yg kini sudah melepaskan dekapannya. Lalu Sean menangkup kedua pipi chubby Kanaya dan menatapnya lekat lalu tersenyum pada istrinya itu.

"Sssstttt.., jangan menangis sayang. Mas akan  berusaha Nay, Mas akan berusaha mencintai kamu seutuhnya, maka dari itu, bantu Mas agar cinta Mas bisa seutuhnya milikmu Nay," Ucap Sean lalu kini mulai mendekatkan wajahnya kewajah Kanaya. Namun tiba suara ketukan dikaca mobil disamping Kanaya membuyarkan keromantisan mereka.

Tok.. Tok.. Tok.. Tok

"Ada apa!!" Sentak Sean saat melihat seorang pelayan, dengan wajah kesalnya karena suasana yg romantisnya dengan Kanaya terganggu, sedang Kanaya hanya terkekeh melihat tingkah suaminya yg berubah menjadi sangat

"Anu tuan muda, nyonya dan tuan besar menunggu anda dan Nona Kanaya didalam, mereka bilang kalau mereka sedang menunggu tuan dan Nona dari tadi," Ucap seorang pelayan.

"Baik paman, kami sebentar lagi masuk," Ucap Kanaya yg kini sudah membuka pintu mobilnya.

"Baik non, saya permisi dulu," Ucap Pelayan itu lalu mengajak sean keluar dari mobil.

"Ayo mas, ayah dan Bunda sudah menunggu," Ucap Kanaya yg kini memegang tangan sean yg masih saja terlihat cemberut, dan itu membuat Kanaya gemas karena tingkah suaminya itu. "Sudah jangan cemberut lagi bunda dan Ayah sudah menunggu kita Mas," Ucap Kanaya yg masih duduk disamping Sean sambil menatap lekat suaminya itu.

"Baiklah, ayo kita masuk," Ajak Sean, masih terlihat cemberut.

"Mas marah? Mas masih marah ya? ayo lah mas jangan marah paman hanya melakukan tugasnya," Ucap kanaya yg terlihat sedikit sedih karena Sean terlihat sedikit cuek

"Astaga sayang, nggak Mas gak marah kok, mas hanya sedikit kesal, paman pelayan itu datang disaat yg tidak tepat, tapi  ya sudahlah, ayo kita masuk sekarang Ayah dan Bunda pasti sudah lama menunggu kita," Ucap Sean lalu menggandeng tangan Kanaya, kini Kanaya pun tersenyum bahagia dan bergelayut dilengan Sean sambil tersenyum dan terlihat bahagia begitu juga dengan Sean, mereka tampak serasi membuat beberapa pelayan terlihat kagum pada pasangan pengantin baru itu.

"Ayah.. Bunda," Ucap Kanaya setelah melihat Ayah dan Bundanya, sedang bersantai di ruang keluarga, lalu berjalan terlebih dahulu berjalan kearah orang tuanya, sementara Sean mengekori Kanaya dari belakangnya.

"Kenapa lama sekali diluar Nay, Sean?" Tanya Dave yg kini melihat anak dan menantunya yg sedang ada dibelakang. 

"Duduklah jangan berdiri disitu," lanjut Dave, kini Kanaya dan Sean pun duduk berdampingan disofa dekat Nania.

"Maaf Ayah, tadi aku hanya sedikit bernegosiasi dengan Naya, kalau kami membicarakan tempat tinggal kami nanti. Kami sudah putuskan bahwa untuk sementara kami akan tinggal di Apartemenku bun.. Yah, iya kan Nay?" Ucap Sean bertanya pada Istrinya lalu menggenggam tangan Kanaya dengan erat.

"Iya, Yah.. Bun Naya setuju dengan apa yg mas Sean katakan, kami ingin mandiri. Yah," Ucap Kanaya dengan menatap lekat kedua orang tuanya.

"Ayah dan Bunda tidak bisa mencegahmu Nak, apapun yg terbaik untuk mu lakukan lah. Ayah cuma bisa mendo'akan mu Iya kan Bun!" Ucap Dave sambil melirik istrinya yg mengangguk meski dari manik mata nya terlihat kesedihan.

"Benar yg dikatakan Ayahmu sayang, Bunda dan Ayahmu hanya bisa mendo'akan semoga kalian selalu bahagia, lagi pula ada kakakmu dan kakak ipar mu juga keponakan mu yg akan segera hadir beberapa bulan lagi yg akan menemani Bunda, tapi jangan lupa kau berkunjunglah jika ada waktu senggang," Ucap Nania dngn senyuman nya, meski dalam hati nya merasa kehilangan karena putri manja kesayangannya akan jauh darinya, tapi itu lah resiko yg harus dia Terima karena memutuskan menikahkan putrinya secepat itu. 

"Sean.. Bunda titip Kanaya ya, tolong jangan sakiti dia jagalah dia dengan baik, mungkin kamu akan kewalahan dengan sikap manjanya yg kadang kekanakan itu, tapi kau harus tahu di balik semua itu, dia sangat pengertian dan akan menjaga dengan baik apa yg sudah menjaganya dengan semampunya tapi dia akan rapuh jika hatinya tersakiti. Jadi bunda mohon jaga putri bunda dengan baik ya Nak," Ucap Nania yg kini bersandar ke dada bidang Dave untuk menyembunyikan air matanya. Dave yg mengetahui hal itu langsung mendekap istrinya itu dengan lembut.

"Bunda," Cicit Kanaya saat melihat sang bunda yg tiba-tiba menyembunyikan wajahnya. Kanaya pun menoleh kearah Sean, seolah meminta izin untuk menghampiri bundanya, Sean pun hanya mengangguk dengan senyuman. kini Kanaya pun menghampiri sang bunda yg masih menangis, lalu memegang tangannya dan duduk disamping nys. "Bunda, maafin Naya bun, kalau Bunda tidak setuju Naya pindah dan tinggal di apartemen mas Sean, Naya bisa bujuk Mas Sean untuk tinggal dirumah ini seperti Kak Letta, karena Naya tidak akan bisa melihat bunda menangis," Ucap Kanaya dengan mata yg sudah berkaca-kaca. mendengar ucapan Kanaya kini Nania melepaskan pelukannya pada Dave, dan lamgsung menatap putrinya lekat, lalu memeluknya saat melihat mata Kanaya sudah berkaca-kaca. dia pun tidak akan bisa jika melihat putrinya menangis atau pun bersedih.

"Tidak sayang, bunda tidak apa-apa. Bunda menangis karena bunda teringat serasa baru kemaren bunda menimang putri bunda ini, dan menangis dalam gendongan bunda," Ucap Nania sambil mengelus punggung Kanaya dengan penuh kasih sayang. 

"Sssstttt.. Sudah sayang kenapa jadi ikutan nangis gini, kenapa jadi melow, sudahlah bunda mengizinkanmu untuk tinggal bersama suamimu. karena itu sudah kewajibanmu sebagai istri, dan sudah kodrat kita sebagai wanita berpisah dengan orang tua dan meninggalkan rumah yg sudah menjadi tempat kita dibesarkan. dan kini saatnya putri bunda ini menjalani kehidupan baru sebagai seorang istri, jadilah istri yg baik dan turuti suamimu jangan pernah sekali pun kamu berani membantah atau pun mengecewakan nya, sayangi dia seperti kau menyanyangi Ayah dan Bunda, kau mengerti?!" Ucap Nania yg dijawab anggukan oleh Kanaya dengan air mata yg terus mengalir di pipinya, kini Nania pun menghapus air mata yg sudah membasahi pipinya. Sedangkan Sean dan Dave menatap penuh haru melihat dua wanita yg berada dihadapan mereka yg saling menyalurkan kasih sayang mereka.

"Sudah-sudah dari tadi kalian melow-melowan terus, apa kalian tidak ingin makan siang, aku lihat makanan sudah tersaji," Ucap Arletta yg baru saja memasuki ruang keluarga, dengan diikuti Levin karena memang Levin sengaja mengambil cuti untuk menemani Arletta yg belakangan ini selalu mengeluh karena Levin jarang menemaninya, dan mereka baru saja pulang dari rumah sakit untuk memeriksa kandungan Arletta yg kini sudah memasuki bulan ke 5. Kini mereka pun menuju ruang makan untuk makan siang bersama, yg mungkin akan menjadi rutinitas Kanaya yg terakhir karena setelah pindah ke apartemen Sean, Kanaya pasti akan jarang berkumpul untuk makan bersama Ayah, Bunda dan Kakak juga Kakak iparnya.

*****

Setelah mengambil baju dan peralatan Kanaya. Sean pun membawa Kanaya untuk mengunjungi rumah keluarga Sean, sekaligus meminta izin pada orang tuanya untuk tinggal di Apartemen miliknya.

"Apa kamu yakin akan tinggal di Apartemen Nay?" Tanya Sean, tanpa menoleh kearah Kanaya karena sedang fokus menyetir, karena dia tidak mau mengambil resiko jika terjadi sesuatu karena kelalaiannya saat membawa kendaraan.

"Yakin Mas, seperti yg Bunda bilang, itu sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang istri, mengikuti kemana pun suamiku pergi," Jawab Kanaya sambil tersenyum dan menatap wajah Sean dengan lekat. dan ucapan Kanaya itu membuat Sean tersenyum dia merasa puas dengan jawaban Kanaya. dan di dalam mobil itu pun kembali hening hanya terlihat senyuman dari bibir masing-masing, akhirnya satu jam sudah diperjalanan kini Sean dan Kanaya sudah sampai dirumah keluarga Sean. kini Sean pun memarkir kan mobilnya di halaman rumahnya yg tak kalah besar dengan rumah Kanaya.

"Ayo masuk Nay, Mommy dan Daddy juga Evelyn sudah menunggu kita dari tadi Evelyn terus chat aku, dan sudah 15 notif dari Eve, yg belum sempat ku buka, dan saat ku buka baru saja, isinya menanyakan kita sudah dimana," Ucap Sean sambil keluar dari mobil kemudian membukakan pintu mobil untuk Kanaya, yg disambut senyuman oleh Kanaya.

"Makasih Mas," Ucap Kanaya dengan senyum termanis nya, saat keluar dari mobil.

"Sama-sama sayang, ayo masuk ini juga rumahmu sekarang," Ucap Sean lalu langsung menggenggam tangan Kanaya dan membawanya masuk kerumah yg menjadi rumah dan keluarga Kanaya sekarang.

TBC

Bagi yang sudah tidak sabar sama kelanjutan ke sosweetan pengantin baru, Monggo silahkan mampir ke E-booknya Linknya ada di Bioku ya guys bagi yang minat. Langsung cek Linknya di Bioku dengan judul Link 'Penantian Kanaya' 😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top

Tags: #romance#sad