21. Khawatir
Selamat hari raya Idul Adha, yorobuuun🥰
Telat banget, hehehe
Tapi nggak apa-apa.🤭
Ikutan Qurban ngga tahun ini?☺
.
.
.
Happy reading💚
.
.
.
"Lav, hari ini mau ke SBK Music nggak? Lumayan, bisa lihat idol lain," ajak Ayudia.
Aku terdiam sejenak seraya menimbang-nimbang ajakannya itu. Lumayan juga idenya, daripada menyia-menyiakan kesempatan, kan? Selagi berada di Korea, puas-puasin deh ketemu mereka. Meskipun sejujurnya, aku masih kepikiran juga dengan ucapan Janu kemarin, ucapannya cukup membuat pikiranku sedikit kacau. Apakah aku sudah tertolak? Tapi, seharusnya aku sadar sejak kemarin, sih.
"Ya udah, gue setuju sama usul lo. Udah cukup juga kita ngurung diri di kamar seharian penuh." Ayudia mengangguk cepat lantas bersiap-siap untuk menuju gedung SBK. Selagi Ayudia bersiap-siap, aku memilih untuk menyibukkan diri untuk bersih-bersih kamar sebelum ditinggalkan. Agar sepulang nanti, kamar juga jadi enak dilihat. Aku tipikal yang nggak suka lihat kamar kotor pas pulang dari luar, dan untungnya Ayudia juga tipikal yang kayak begitu, jadi baik aku maupun dia memang mengagendakan bersih-bersih dulu sebelum meninggalkan kamar.
Oke. Kamar sudah bersih, tidak terlalu berantakan juga, sih. Jadi, aku tidak perlu membersihkan sampai berjam-jam. Karena Ayudia belum juga selesai menggunakan kamar mandi, aku mencoba memilih pakaian yang akan kupakai hari ini. Sangat gabut memang, biasanya tinggal tarik saja mana yang terlihat. Tapi daripada nggak ngerjain apa-apa, ya, kan?
Setelah lima belas menit, akhirnya Ayudia keluar dan meminta aku segera masuk. Nggak butuh waktu lama, aku juga menyelesaikan semua ritual pagiku. Dan sesaat setelah aku keluar dari kamar mandi, Ayudia meneriaki dan memintaku untuk bergabung dengannya di meja makan.
"Wah, wah. Gue suka, nih, roti bakar di pagi hari," ujarku seraya menarik kursi.
"Iya, masih ada sisa roti yang kemarin. Daripada dibuang, kan?"
"Bener. Lagian ini belom expaired juga seingat gue."
"Pengganjal perut doang ini mah. Kan nggak lucu kalo kita berdua tiba-tiba pingsan pas nonton nanti."
Aku terkekeh mendengar ucapan Ayudia. Bisa-bisanya dia kepikiran sampai ke sana. "Emang konsernya pukul berapa?"
"Sekitaran pukul sembilan pagi, seingat gue."
Aku mengangguk pelan. "Mumpung masih pukul tujuh, nih. Gimana kalo kita keliling Gangnam-gu sebentar?"
"Apa kita nanti nggak bakalan telat?"
"Kita balik kalo udah sekitaran pukul setengah sembilan, gimana?" usulku. Ayudia mengangguk pelan pertanda setuju dengan usulku. Maka, setelah menghabiskan roti dan teh hangat kami, aku dan Ayudia segera bergegas dan menunggu bus menuju Gangnam-gu.
Kami berdua menunggu bus sekitar tujuh menitan, dan nggak lama bus itu akhirnya datang. Wah, bus kali ini lumayan padat, saking padatnya, aku dan Ayudia sampai nggak kebagian kursi. Tapi, nggak apa-apa, karena jarak menuju Gangnam-gu juga nggak memakan waktu lama.
"Kita mau ke mana, nih?"
"Ke Hallyu K-star Road, gimana?"
"Setuju."
Jadi, Hallyu K-star Road itu sendiri adalah tempat khusus yang dibuat untuk wisatawan asing yang mencintai atau menggemari budaya Korea dan Hallyu. Setahuku, di sana terdapat banyak toko-toko yang sering dikunjungi bintang Hallyu. Di sepanjang jalan Hallyu K-Star Road terdapat beberapa patung lucu bergaya bintang K-pop terkenal. Dan yang kubaca, selain ada beberapa toko yang menjual barang-barang yang berbau K-pop, di sana kita juga bisa melihat cerita tentang lebih dari puluhan bintang K-Pop atau Hallyu di sepanjang jalan Hallyu K-Star Road. Membaca dan melihat foto-fotonya saja membuat aku ingin cepat-cepat sampai, di sana pasti banyak spot foto yang keren.
Akhirnya kami sampai juga. Aku dan Ayudia segera turun dari bus dan berjalan kaki menuju Hallyu K-Star Road. Sepanjang perjalanan, aku melihat beberapa orang yang mengambil foto di patung-patung yang bertuliskan nama-nama idol kpop. Aku dan Ayudia tentu nggak mau ketinggalan. Secara bergantian aku dan Ayudia mengambil gambar di masing-masing patung kpop itu. Waktu semakin nggak terasa saat aku dan Ayudia ketemu dengan beberapa orang Indonesia. Kami berbincang bahkan mengambil foto dan saling bertukar nomor ponsel juga. Aku tentu merasa senang karena bertemu dengan orang yang satu negara denganku, saking senangnya, aku dan Ayudia sampai lupa waktu.
Ayudia yang pertama kali menyadari langsung menepuk lenganku dengan keras. Saking kerasnya, aku sampai hampir menjatuhkan kamera yang ada di tanganku. "Kenapa, sih, Yu?" tanyaku dengan sedikit kesal.
"Mampus deh kita, Lav. Ini udah pukul sepuluh," seru Ayudia heboh.
Aku yang akhirnya menyadari langsung berpamitan dengan teman baruku itu. Untungnya mereka nggak masalah saat aku dan Ayudia buru-buru berpamitan.
***
Saat aku dan Ayudia sampai di depan gedung SBK Music, aku melihat banyak orang yang berkerumunan di sana. Ayudia lantas menarik tanganku agar ikut dengannya mendekati kerumunan itu.
"Kayaknya udah selesai, Lav. Nah, ini idolnya udah pada mau pulang."
Aku refleks menarik napas panjang –sedikit kecewa. "Yaah, sayang banget."
"Padahal hari ini hari terakhir promosinya Sixteen." Ayudia jelas ikutan kecewa, karena selain TCN, dia juga suka banget sama idol Sixteen.
"Ya udah, deh. Karena kita nggak lihat konser mereka, kita tunggu mereka di sini. Siapa tahu masih ketemu mereka."
"Semoga, ya."
Aku dan Ayudia mulai menajamkan mata saat satu persatu para idol mulai keluar dari gedung SBK. Teriakan heboh dari para penggemar mengiringi masing-masing idol, sementara aku dan Ayudia hanya fokus mengarahkan kamera ponsel tanpa bergerak sedikitpun saking fokusnya.
"Duh, apa Sixteen udah pulang duluan, ya?" keluh Ayudia dengan nada lemas.
"Tungguin dulu."
Kami berdua kemudian kembali fokus melihat para idol keluar, dan tiba saatnya TCN yang keluar. Mereka menyempatkan diri untuk melambaikan tangan ke arah para fansnya yang berteriak semakin kencang. Saking kencangnya, telingaku sampai berdengung –sakit. Hingga tiba-tiba, Ji Hyun yang berjalan paling terakhir seketika ambruk dan semakin menghebohkan para fans. Aku menghentikan rekaman di ponsel dan menatap Ji Hyun yang mulai disadarkan oleh member lain. Tapi, sepertinya Ji Hyun sedang pingsan karena beberapa menit disadarkan oleh member dan juga bodyguard-nya dia sama sekali nggak sadarkan diri.
"Apa itu karena luka yang kemarin?" gumamku pelan. Jujur, aku khawatir. Dan tanpa sadar, "JANGAN MEMAKSANYA JIKA SEDANG SAKIT," teriakku dengan suara lantang. Aku sadar, sekarang tatapan sedang tertuju kepadaku, tapi aku nggak peduli. Aku lebih mengkhawatirkan kondisi Ji Hyun, dan saking khawatirnya, aku sampai nggak sadar sudah mendekat ke arah Ji Hyun yang mulai dipapah oleh pengawalnya. Tapi, sebelum aku mencapainya, aku merasakan seseorang mendorongku hingga terpental cukup jauh.
Aku terjerembab dan meringis pelan saat merasakan pergelangan tanganku terkilir. Tidak jauh dari posisiku, aku melihat Chen menatap marah ke arah pengawalnya itu, bahkan dia seperti ingin menghampiriku, tapi Janu yang berada di dekatnya segera menahannya. Karena kondisi di sekitar semakin nggak kondusif, Janu tiba-tiba menghampiriku dan menarik masker yang tadi kupasang di dagu jadi menutupi sebagian wajahku. Tentu saja aku kaget dengan pelakuan tiba-tibanya.
"Jangan lakukan hal itu lagi."
***
SIAP MASA DEPANKUH😄😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top