Part 37 - Selamat Ulang Tahun
Yuhuuu, aku balik lagi bareng Jihan. Ada kangen?
Udah pada mandi belom?
Spam nama Jihan 👉
Spam nama Niken 👉
Spam nama Haikal 👉
Spam nama Dirga 👉
Jangan lupa komen yang banyak di setiap paragraf 😉
Happy reading ❤
Selamat ulang tahun
_____
"Siapa?" tanya Lily dengan wajah tak suka yang terbaca jelas.
"Jihan," jawab Haikal tanpa ragu.
Lily coba menampilkan senyuman paksa. Meredam emosi yang tiba-tiba saja memuncah. "Di mana dia? Mana Jihan?"
"Nanti dia datang."
"Kamu hanya mempermalukan diri sendiri," debat Lily.
"Ini bukan waktu yang tepat untuk adu argumen, Ma."
Haikal memilih untuk tidak mendebat ibunya. Laki-laki itu menempi dari keluarganya dan bergabung dengan rekan-rekan kerja. Sesekali ia melirik ke arah pintu utama, menunggu Jihan datang.
Haikal mengundang perempuan itu lewat chat. Ia sudah mengirim chat sejak tadi pagi. Haikal tahu cara mengundang Jihan kurang pantas, tapi menampakkan diri di hadapan Ayah Jihan jelas bukan pilihan yang tepat mengingat konflik yang terjadi.
Haikal ingin menyelesaikan masalah dalam keluarganya terlebih dulu. Baru setelah itu dia berjuang mendapatkan hati keluarga Jihan.
Begitu rencana Haikal. Dan harusnya begitu yang terjadi jika author mengizinkan.
"Lo yakin Jihan datang?" tanya Mei pada Mutia dengan nada berbisik.
"Kasihan Pak Haikal kalau Jihan nggak datang. Malunya pasti sampai tahun depan." Mutia menatap iba pada Haikal yang tak lepas melihat pada pintu utama.
"Bisa kalian hubungin Jihan?" minta Haikal pada semua rekan kerjanya. "Pesan saya tidak dibalas sejak tadi."
"Mana perempuan itu, Haikal? Katanya mau jadi pasangan kamu malam ini." Lily mendekati Haikal. Menatap mata Sang Putra dengan senyuman yang seolah mengatakan bahwa dia akan menang, Jihan tidak mungkin datang
"Dia sedang di jalan," jawab Haikal asal.
"Sudahlah, Nak. Jangan mengharapkan seseorang yang tidak mau bersamamu." Lily mengusap punggung Haikal. "Ayo, Niken sudah menunggu kamu. Kita mulai acaranya."
"Nggak, Ma. Jihan belum datang," tolak Haikal halus, ia tidak ingin menyakiti hati ibunya.
Lily menghela napas kasar. Lembut pun tak mampu menghancurkan tekat Haikal. "Jangan kecewakan Mama, itu saja pesan Mama."
"Jihan datang!" seru Mei sembari menunjuk Jihan yang hadir. Tampil sederhana tapi tampak cantik. Memang kalah glamor dari Niken, namun Jihan punya cara tersendiri untuk tampil cantik.
"Nyali Jihan besar juga berani datang ke sini," komentar Mutia.
"Jihan datang, Ma," kata Haikal pada ibunya dengan senyuman yang mengartikan bahwa penilaian Sang Ibu salah.
Dengan langkah pelan namun pasti Haikal menghampiri Jihan. Haikal tidak dapat menyembunyikan senyumannya. Ia merasa lega akhirnya yang dinantikan datang juga.
Sementara Niken dari kejauhan menonton dengan sorot datar.
"Saya tahu kamu pasti datang." Haikal berdiri tepat di hadapan Jihan. Gaun berwarna merah bata yang Jihan kenakan begitu menyilaukan di mata Haikal. Cantik sekali.
Bibir Jihan bungkam. Mata bening Jihan menyelami kedua bola mata Haikal.
Haikal menyelipkan jemarinya di sela jari Jihan yang terasa dingin. "Kamu gugup?"
"Sedikit," jawab Jihan tanpa ekspresi.
Lembut genggaman Haikal mampu mendebarkan jantung Jihan. Berdetak dua kali lebih cepat. Jika tanpa make up mungkin wajahnya akan berubah menjadi pucat pasi.
"Kita sapa Mama dulu."
Jihan pasrah saat tangan Haikal membawanya. Menuntun menuju seorang perempuan paruh baya. Jihan tidak berani melihat secara terang-terangan pada Lily.
"Jihan datang, Ma." Itu kalimat pertama yang terucap dari bibir Haikal.
"Iya. Dia datang," sahut Lily.
Dapat Jihan lihat sorot kecewa dari kedua bola mata Lily. Jihan cukup sadar diri bahwa kedatangannya telah mengecewakan hati seorang ibu.
Lily ini tipe seorang ibu yang tenang. Walau dipuncak emosi sekalipun, Lily cukup tahu untuk tidak mengacaukan acara malam ini.
"Jihan sudah datang, kita mulai acara intinya," kata Lily tanpa gairah. Wajahnya tidak sesemangat ketika Niken datang.
Jihan merasakan genggaman Haikal semakin mengetat. Suasana di sini begitu ramai, ada banyak keluarga Haikal dan rekan kerja mereka. Namun entah mengapa Jihan merasa sangat hampa.
Jihan teringat nasehat ayahnya. Dan separuh hati yang ingin tetap merasakan tangan Haikal. Lalu kemudian Jihan teringat akan perbincangannya dengan Niken.
Semua sangat pelik.
"Selamat ulang tahun," katanya. Jihan menebar senyuman sendu.
"Lihat, semua baik-baik saja," ungkap Haikal.
"Tidak ada satu pun yang baik-baik saja." Jihan menarik tangan dari Haikal. "Saya datang kemari bukan sebagai pasangan Pak Haikal."
Sikap formal Jihan membuat suasana hati Haikal mendadak redup. Rasanya seperti dihempaskan jatuh dari ketinggian.
"Saya datang sebagai undangan biasa." Jihan menjauh dari sisi Haikal.
Semua mata kini tertuju pada mereka berdua.
"Lagi pula saya bawa pasangan malam ini," lanjut Jihan. Bisa-bisanya ia menarik kedua sudut bibirnya di saat seperti ini.
"Pasangan?" Haikal kehilangan separuh hatinya. Dia cukup pintar untuk mengerti pasangan yang Jihan maksud bukan dirinya.
"Maaf saya sedikit terlambat. Cari parkir yang pas sulit sekali tadi." Tanpa permisi sesorang laki-laki datang. Berdiri di sisi Jihan. Lalu merangkul bahu Jihan dengan begitu santai.
"Acaranya sudah dimulai?" tanya laki-laki itu.
Jihan diam. Haikal juga diam. Tidak ada kata yang terdengar sebagai jawaban.
"Ayo Haikal kita mulai acaranya. Niken sudah menunggu." Lily mengambil kesempatan. Lily tarik dengan lembut lengan putranya untuk menjauh dari Jihan.
Keterkejutan Haikal membuat dia pasrah. Langkahnya bergerak menuju sebuah meja yang di atasnya sudah tersedia kue dengan angka 27. Niken berdiri di sana, menyambut Haikal dengan senyuman yang entah mengapa terlihat sendu.
"Tenang aja, ada aku di sini." Niken mengusap bahu Haikal. Coba menyadarkan Haikal dari rasa kaget.
Haikal menoleh pada Niken. Tatapan Niken seolah mengatakan semua baik-baik saja dan ada aku di sini.
"Patah hati memang sesakit ini, Haikal. Itu yang aku rasakan sekarang."
Haikal mengalihkan pandangan dari Niken. Kedua netranya mencari sosok Jihan yang masih dalam rangkulan laki-laki yang tidak Haikal kenal.
Semua berjalan sebagaimana yang diharapkan Ibu Haikal, terutama tentang Niken yang bersanding bersama putranya. Sangat pas dan pantas.
Haikal tidak banyak bicara. Tidak banyak tingkah. Bahkan untuk menatap ke arah Jihan tidak lagi dia lakukan. Karena itu menyakitkan.
Sekalinya melirik ke arah Jihan, mata Haikal dibuat risih. Laki-laki asing itu mengandeng jihan. Rasanya sama seperti saat melihat Jihan bersama Dirga, membuat kesal.
"Sia-sia dong gue ngenalin Dirga sama lo kalau ujung-ujungnya dijodohin sama cowok ini."
Kata-kata Mutia dapat ditangkap telinga Haikal dengan benar.
"Lupakan dia, Haikal. Bukan maksud Mama menilai, tapi akan sulit bagi Jihan untuk masuk ke dalam keluarga kita. Ada Niken di sini." Lily coba menyampaikan argumennya. Selembut mungkin agar dapat diterima oleh Haikal.
"Mama umumkan sekarang kalian akan segera menikah, ya? Bolehkan?" bujuk Lily.
Niken yang berada di antara Haikal dan Lily hanya memilin gaun yang ia gunakan dengan gugup.
"Nggak, Ma! Biar Haikal memilih. Kalau dia mau Jihan, jangan dipaksa bersamaku," tolak Niken tanpa menatap siapa pun.
"Kamu--"
Tanpa mendengarkan kalimat ibunya lebih lanjut kaki Haikal melangkah pergi terlebih dahulu. Fokus Haikal tertuju pada Jihan yang sibuk dengan pasangan barunya.
"Kamu itu dibilangin susah banget, ya!" Haikal menarik Jihan untuk mendekat padanya, membuat rangkulan laki-laki asing itu terlepas.
"Jangan dekat-dekat sama laki-laki lain. Ngeyel banget." Haikal memasang wajah tembok. Sudah kepalang malu.
"Maaf ya, pacar saya merepotkan Anda. Maklum lagi berantem," kata Haikal pada si laki-laki.
"Kami permisi. Silakan nikmati pestanya." Haikal menarik lengan Jihan, membawa perempuan itu dengan langkah tergesa-gesa.
Semua orang melongo melihat tindakan Haikal.
Tbc
Part ini udah aku rombak berkali-kali. Aku coba bangun simpati kalian ke Haikal lagi. Tapi sulitnya minta ampun 😭
Btw yg di bawa Jihan ke pesta itu juragan tanah ya. Part2 berikutnya kita kenalan lebih dalem lagi sama juragan tanah 😌
Spam next di sini 👉
Spam ❤
Spam 🐛
5000 vote. 5000 komen
Yok bisa yok 🙌🙌
Jangan lupa share cerita ini diberbagai sosial media kalian 😌
Ig : ami_rahmi98
❌ Awas ada typo ❌
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top