Part 36 - Hanya Ingin Dia
Haiiiiiii aku balik lagi. Ada yang nungguin?
Cek semangat dulu. Spam lalala yeyeye 👉
Udah pada mandi belum?
Spam nama Jihan 👉
Spam nama Niken 👉
Spam nama Haikal 👉
Spam nama Dirga 👉
Jangan lupa ramaikan setiap kolom kementar 😉
Happy reading ❤
Seperti lirik lagu, "akankah sama jadinya bila bukan kamu?"
______
"Aku nggak mau, Ma. Bukan aku yang Haikal harapkan."
Niken menolak untuk hadir dan menjadi pendamping Haikal di hari ulang tahun laki-laki itu. Acara yang Lily rencanakan tanpa sepengetahuan putranya. Hanya makan-makan bersama keluarga besar dan rekan kerja Haikal.
"Lebih baik Mama minta Jihan aja." Walau berat Niken memang harus mengatakan hal ini. Karena Jihan yang Haikal harapkan.
"Mama nggak terima penolakan. Nanti malam kamu harus datang." Lily meninggalkan kos milik Niken. Sengaja ia pergi begitu saja agar Niken tidak menolak keinginannya.
Niken menatap nanar gaun warna hitam yang Lily berikan. Separuh hatinya sangat ingin, akan tetapi sisi hatinya yang lain mengatakan untuk tidak datang.
Tetapi Niken sangat ingin. Ingin sekali. Niken usap gaun hitam itu. Baiklah, untuk yang terakhir kali Niken ingin merasakan jadi pasangan Haikal.
*******
Seberapa buruk pun kenangan tentang Haikal, Jihan tidak pernah melewatkan hal-hal kecil tentang laki-laki itu. Apalagi hari ulang tahun Haikal.
Dulu sebelum mereka pacaran, Haikal sering kali membawa semua karyawan untuk makan-makan saat acara ulang tahunnya. Haikal dan Jihan pacaran dalam waktu 5 bulan, tidak sempat mencapai ulang tahun Haikal mereka sudah putus.
"Ayah, sudah pesan penginapan untuk beberapa hari," kata Ayah Jihan. "Setelah Ayah beres
beli keperluan usaha kita Ayah akan langsung pulang dan kamu juga harus ikut pulang."
Rencananya keluarga Jihan akan membuka usaha rumah makan. Ayahnya datang untuk membeli perlengkapan.
"Iya," jawab Jihan.
"Ayah serius soal menjodohkan kamu. Kamu nggak perlu dekat lagi dengan laki-laki yang nggak jelas itu."
"Maaf, Yah, aku buat repot," sesal Jihan sedih.
"Kenapa sedih, Nak? Ayah sudah janji untuk usahakan bayar utang itu. Lagi pula utang itu ada karena kesalahan Ayah."
Jihan menggeleng dengan mata berair. Bukan itu penyebab kesedihannya. Ada kesedihan besar lain yang lebih menyakitkan.
"Kenapa? Apa karena laki-laki itu."
"Iya."
Tangis Jihan pecah. Sesak yang selama ini dia tahan akhirnya pecah. Dengan perasaan berantakan Jihan mengakui perasaannya pada Sang Ayah. Untuk pertama kalinya secara terang-terangan Jihan mengatakan bahwa berpisah dengan Haikal sangat menyakitkan.
"Jihan masih berharap bisa bersamanya," isak Jihan.
"Laki-laki bukan hanya dia, Jihan. Angkat kepalamu itu. Hapus air matamu. Semua terlalu berharga untuk kamu berikan padanya," nasehat Ayah Jihan.
Bagaimana Jihan harus mengakuinya bahwa selama ini dia berpura-pura merelakan Haikal dengan yang lain? Bagaimana Jihan harus menjelaskan bahwa dia hanya ingin Haikal?
"Aku cuma mau Haikal, Ayah," ungkap Jihan dengan nada melankolis.
******
Haikal sudah dapat menebak acara yang dipersiapkan ibunya. Memaksa untuk pulang ke rumah dan sesampainya di rumah akan ada banyak orang. Perayaan ulang tahun. Dan ini kejutan yang sama untuk ke lima kalinya.
"Selamat ulang tahun, Pak Haikal."
"Panjang umur, Pak Haikal."
Rekan satu divisi Haikal hadir. Ada Mutia, Mei, Anita dan bahkan Alvian. Tahun lalu Jihan juga hadir sebagai salah satu bawahan Haikal.
"Selamat menikmati hidangan yang ada," kata Haikal dengan senyuman tipis.
"Saya udah coba hidangan pembukanya, Pak. Enak bangeeet! Kalau kata anak muda jaman sekarang sih mevvah," ungkap Mei senang sendiri.
"Jaga image, Mei. Ini kita lagi ada di rumah orang kaya," tegur Mutia.
"Jihan nggak diundang, Pak?" tanya Alvian iseng.
Haikal memilih untuk tidak menjawab. Dia hanya memberikan senyuman tipis pada Alvian.
"Niken!" salah satu Tante Haikal berteriak heboh begitu melihat kehadiran Niken.
Semua mata langsung tertuju pada perempuan itu. Dia memasuki rumah keluarga Haikal dengan gaya yang begitu anggun. Mampu mempesona siapa pum yang melihat.
Gaun hitam panjang yang sangat pas di tubuh Niken. Make up glamor namun tidak berlebih di wajah perempuan itu. Rambut indah bergelombang yang tergerai rapi. Dan semua ditunjang dengan kesempurnaan wajah Niken yang cantik.
Heels lima senti yang membalut kaki Niken melangkah semakin dalam memasuki ruangan.
"Ini waktu yang tepat untuk merasa insecure." Mutia tidak dapat mengalihkan matanya dari Niken. Sebagai seorang perempuan dia pun mengakui kesempurnaan perempuan itu.
"Niken, cantik banget kamu malem ini." Puji sepupu Haikal. Kelompok keluarga Haikal menyambut perempuan itu dengan begitu heboh.
Haikal mengawasi kedatangan Niken dari jauh. Niken memang tidak pernah gagal untuk tampil sempurna. Cantik memang.
"Pak Haikal, yakin mau melepas perempuan sesempurna Niken? Terlepas dari gosip tentang dirinya." Alvian ingin melihat reaksi Haikal lebih jauh lagi.
"Menurut kamu?" Haikal balas bertanya. "Kalau kamu jadi saya, kamu akan melepas dia atau tidak?"
Mata Alvian menyorot serius pada Haikal. "Saya tidak tahu. Karena saya bukan Bapak."
Indra lihat Haikal kembali menyorot pada Niken yang sedang bercengkrama dengan keluarganya. Niken berbaur dengan begitu mudah. Kini seluruh pusat perhatian keluarga Haikal teruju pada Niken.
"Tapi harus saya akui kalau bersanding dengan Pak Haikal dia memang cocok. Dan pantas," lanjut Alvian.
Anita yang berdiri di sisi Alvian menyenggol bahu laki-laki itu. Memperingati untuk tidak bicara yang aneh-aneh.
"Terus kalau Jihan nggak pantas, gitu?!" sambar Mei sebal sendiri mengingat nasib temannya.
"Bukan nggak pantas. Tapi sesuatu yang dipaksakan tidak akan baik hasilnya," terang Alvian. "Bukan begitu, Pak?"
Haikal tidak menjawab pertanyaan Alvian.
"Dipaksa untuk kembali bersama," lanjut Alvian.
"Dipaksa untuk masuk ke dalam keluarga Pak Haikal yang sempurna." Alvian tidak mau diam.
"Dipaksa untuk bahagia."
"Dipaksa untuk--"
"Cukup, Alvian!" sentak Haikal marah. Matanya menyorot tajam, ada gejolak di sana.
Rekan-rekan kerja Haikal yang lain diam seribu bahasa, hanya Alvian yang berani menampilkan senyuman remeh.
"Jangan terlalu memaksakan sesuatu, Pak. Jihan nggak akan bahagia dengan itu." Suara Alvian kini lebih halus. "Lepaskan saja dia kalau memang nggak ada harapan. Kasihan dia."
"Jangan ikut campur!" tegas Haikal.
"Jadi bijaksana, Pak. Mengerti kapan harus berhenti." Alvian menutup orasi panjangnya dengan senyuman tampan.
Sementara hati Haikal seperti ditampar. Jahatkah Haikal jika memaksakan Jihan untuk bersamanya? Sementara Haikal tidak dapat menjanjikan bahagia.
"Haikal, ayo! Saya pinjam Haikal dulu ya." Tante Haikal menarik Haikal untuk mengikuti langkahnya. Membawa laki-laki itu untuk bergabung bersama Niken.
Niken merasa canggung saat Haikal didorong untuk berdiri di dekatnya. Mata Niken menjelajah ke sembarang arah asal tidak bertemu pandang dengan Haikal.
"Cocok!" puji keluarga Haikal.
"Malam ini Niken yang jadi pasangan Haikal," kata Lily.
Untuk terakhir kalinya. Ya, terakhir kalinya. Niken membentengi dirinya sendiri untuk tidak egois.
"Aku sudah punya pasangan malam ini, Ma."
Kata-kata Haikal membuat wajah Niken berubah sendu.
Tapi aku cuma mau Haikal. Dan Niken menyerah untuk membentengi diri.
Tbc
Happy 1 M pembacaaa 🤗🤗
Makasih banyak semuanya yang udah mampir 😚
Kalian warbiasyaaa ❤❤
Ibu Haikal gk kasih restu. Ayah Jihan juga gk kasih restu. Udahlah, emang paling cocok jadi jomblo aja.
Jihan mau Haikal. Niken mau Haikal. TerHaikal-Haikal gk tuh? 😂😂
Btw, Jihan gk jadi dong sama juragan tanah soalnya dia cuma mau sama Haikal 😂
Spam next di sini 👉
3000 vote. 5000 komen
Yok bisa yok 😲
Kemarin aku buat target 100000 vote dan komen di bully habis-habis 😭 selow gaeees. Serius amat sih 😌😌 aku tau gk bakal kecapai kok. Itu buat seru-seruan aja.
Vote dan komen kalian itu penyemangat buat nulis. Walau suntuk aku usahain tetap ngetik apalagi vote dan komennya udah kecapai. Memotivasi. Biar aku ngerasa punya utang dan harus up. Sesuntuk-suntuknya aku selalu aku usahain up tiga hari sekali atau sekali seminggu.
Udah gitu aja, makasih buat yang udah mau baca curhatan aku.
Spam ❤
Spam 📣
Share cerita ini ke berbagai sosial media kalian 🤗
Ig : ami_rahmi98
❌ Awas ada typo ❌
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top