Part 1 - Jihan Putri Nugroho
Hai, hai aku balik dengan cerita baru tentang romance office lagi dan ada hubungannya tentang mantan lagi hehehe
Cuss absen dulu, siapa yang kangen mantan di sini? 👉
Yang jomblo siapa aja 👉
Yang punya pacar absen di sini 👉
(Supaya kita tahu banyakan populasi jomblo atau yang punya pacar hahahaha)
Kalian dari kota mana? 👉
Spam emot ❤
Sebelum baca jangan lupa baca doa dulu awokwok
Selamat membaca ❤❤
Jika menyakitiku adalah keharusan bagimu.
Maka lakukanlah!
---
Cih, make up si Niken norak banget! Jihan membatin dengan mata menilai.
Mata Jihan tidak lepas dari seorang perempuan yang jadi pusat perhatian sejak memasuki pintu masuk ruangan pesta.
"Ya ampun, Niken, make up lo hari ini cantik banget!"
Ya make up-nya bagus, tapi warna bajunya yang norak, ralat Jihan dalam hati. Pandangan julidnya semakin menjadi.
"Gaun lo juga bagus banget malam ini, Niken."
"Niken, tas lo juga cantik banget."
"Wah, sepatu lo juga manis banget warnanya."
Ck, Jihan berdecak. Setiap komentar julid Jihan selalu bertentangan dengan orang-orang.
"Niken si ratu pesta malam ini. Calon yang paling cocok untuk jadi menantu keluarga Narendra."
Niken Mutiara Safira atau yang kerap kali dipanggil Niken. Perempuan berusia dua puluh lima tahun. Seorang dosen muda yang memiliki senyuman memikat. Lulusan S2 dari universitas ternama Singapura. Ramah, sopan dan cantik. Idaman para ibu-ibu untuk dijadikan calon mantu.
Niken memiliki hidung lancip yang mungil dengan wajah ayu khas orang Sunda. Ada tahi lalat kecil di bawah bibirnya sebelah kiri. Niken semakin memikat dengan rambut bergelombangnya. Atau bahasa anak muda jaman sekarang sebut saja Niken good looking.
"Niken memang cocok dengan Haikal."
Sontak saja Jihan yang mendengar hal itu menoleh ke sumber suara. Siapa?! Siapa yang mengatakan itu?! Berani sekali!
Haikal itu pacar Jihan! Milik Jihan. Bagaimana bisa Niken cocok dengan Haikal?
Ya ampun!
Namun semua kekesalan yang ada hanya dapat Jihan telan bulat-bulat. Bukan tidak berani melabrak si pencetus kalimat, tapi memang harus Jihan akui Niken terlalu pantas untuk Haikal yang sempurna.
Gue hanya kaleng-kaleng di pinggir jalan. Kalau ditendang bunyi kluntung-kluntung, akui Jihan dalam hati.
"Kalian terlalu berlebihan." Niken membalas semua pujian dengan tawa anggun.
"Serius lagi! Lo sama Haikal itu memang cocok."
Lagi-lagi Niken tanggapi dengan tawa anggun yang enak dipandang mata.
"Sok cantik," cibir Jihan. Tawa Niken terlalu dibuat-buat menurutnya, walau memang ya... Niken cantik.
Harus Jihan akui, sejujurnya dia iri melihat Niken. Namun dia benci pada Niken. Kenapa? Karena Niken itu saingannya.
Seharusnya Niken tidak boleh lebih dari Jihan. Tidak boleh lebih cantik dari Jihan. Tidak boleh mendapat perhatian lebih dari Jihan. Sebab di sini Jihan adalah pemeran utama, bukan Niken.
"Di mana Haikal?"
Jihan yang mendengar pertanyaan itu dijukan untuk Niken memutar bola mata dengan malas. Kenapa tidak bertanya padanya saja? Dia kan pacarnya Haikal.
"Jihan, kenapa perhatian semua orang tertuju sama si Niken-Niken itu? Di sini lo yang jadi pacar Haikal, bukan dia." Anita -teman Jihan- ikut kesal.
Jihan sengaja mengajak Anita malam ini untuk menemani kesedihannya.
"Dasar cewek suka cari perhatian," cibir Anita sebal.
Jihan tersenyum getir. Ya benar, seluruh perhatian hanya tertuju pada Niken sejak acara dimulai.
Malam ini acara ulang tahun pernikahan orangtua Haikal yang ke tiga puluh tahun. Hampir semua keluarga besar Haikan hadir, teman-teman dan rekan kerja. Akan tetapi tidak ada satu orang pun yang mengenal Jihan sebagai pacar Haikal.
"Nikeeen," panggil seseorang dengan senyuman merekah.
Kesedihan Jihan semakin dalam melihat kedatangan Mama Haikal. Wanita yang berusia setengah abad lebih itu tersenyum hangat pada Niken, memeluk Niken dengan ramah.
Lihat, calon mertua Jihan bahkan tidak mengingatnya padahal mereka pernah bertemu satu kali.
"Niken semakin cantik saja," puji Lily, Mama Haikal.
"Mama bisa saja," balas Niken malu-malu.
Jihan merunduk sedih, calon ibu mertuanya begitu akrab dengan Niken.
Niken menyebut Mama Haikal dengan panggilan Mama. Sementra Jihan harus berpuas hati memanggil Mama Haikal dengan kata Tante. Sedih. Status Niken sebagai mantan pacar Haikal membuat Jihan rendah diri.
Ya, Niken mantan pacar Haikal. Mereka pacaran lima tahun lamanya, dan Haikal dengan Jihan baru lima bulan saja.
"Haikal di mana, Ma?" tanya Niken.
"Kangen ya," goda Lily.
"Ih, Mama."
"Hei." Haikal datang sambil menepuk bahu Niken.
"Wah, ini dia pengeran kita malam ini," puji Niken.
Dengan gaya sok keren Haikal memperbaiki kerah jasnya. "Iya dong. Demi pesta orangtua."
Jihan yang berdiri di sudut ruangan mengalihkan pandangan dari Haikal dan rombongan. Haikal bahkan belum menemuinya sama sekali, tetapi lelaki itu telah menghampiri Niken terlebih dahulu.
"Bikin makan hati," ungkap Anita kesal melihat tawa yang tercipta antara Haikal, Niken dan kelompok mereka.
"Wajar mereka akrab. Hubungan lima tahun versus hubungan gue yang baru lima bulan jelas bukan apa-apa." Jihan lagi-lagi menarik kedua sudut bibirnya dengan sedih.
"Seenggaknya Haikal menghargai lo." Anita kesal.
Jihan kembali melirik ke arah Haikal dan Niken. Saat ini orang-orang sedang menggoda mereka berdua untuk segera balikan.
"Mungkin Haikal malu karena penampilan gue nggak lebih baik dari Niken."
Gaun biru navy yang dikenakan Niken terlihat begitu memukau. Jelas bukan apa-apa jika dibandingkan dengan gaun Jihan yang hanya berpotongan sederhana. Bicara soal harga gaun milik Jihan tentu kalah jauh.
"Kita pulang!" Anita menarik tangan Jihan.
Kelakuan Haikal sudah kelewat batas, Haikal terlihat melampirkan jas miliknya untuk menutupi bahu terbuka Niken.
"Gue belum sapa orangtua Haikal," tolak Jihan.
Anita menghela napas jengah. "Lo nggak bakal dianggap di sana nanti. Jangankan orangtua Haikal, Haikal saja nggak menganggap lo ada."
Mata Jihan berkaca-kaca, ada perasaan sesak menjalar ke relung hatinya terdalam. Ingin menangis kuat. Ingin marah. Dan semua perasaan melebur jadi satu.
"Gue bukan minta lo putus dari Haikal. Sewajarnya saja dalam menjalin hubungan, karena semua bisa mengecewakan pada waktunya. Ayo, kita pulang," bujuk Anita.
Jihan pasrah mengikuti langkah Anita. Sekali lagi Jihan menoleh pada Haikal, berharap laki-laki itu akan menoleh padanya. Nyatanya Haikal sibuk sendiri dengan dunianya.
*****
"Haikal, kamu lagi lihat siapa sih?" tanya Niken dengan nada halus. Dia rapatkan jas milik Haikal yang terlampir di bahunya.
Niken dan Haikal kenal sejak masih kecil, singkatnya mereka bertetangga. Bertahun-tahun menjalin hubungan sebagai sahabat, Haikal dan Niken resmi pacaran saat kelas tiga SMA. Hubungan itu terjalin lima tahun lamanya dan berakhir ketika Niken lanjut S2 ke luar negeri. Komunikasi yang kurang baik menjadi penyebab utama hubungan Haikal dan Niken kandas.
"Haikal," panggil Niken sekali lagi.
Akhirnya Haikal mengalihkan pandangannya dari sosok yang hilang di balik pintu ballroom hotel tempat kedua orangtuanya mengadakan pesta ulang tahun pernikahan. Sejak tadi mata Haikal tidak lepas untuk mengawasi Jihan walau ia lakukan secara diam-diam.
"Permisi sebentar." Haikal berniat pergi, tapi sebelum melangkah tangan Niken terlebih dahulu meraih pergelangan tangan Haikal.
"Mau ke mana?" tanya Niken.
"Sebentar lagi acara inti dan potong kue, jangan pergi jauh-jauh, Haikal," peringat Lily dengan serius pada putranya. Membuat Haikal mengurungkan niat untuk mengejar Jihan yang sudah pergi jauh.
Kenapa Jihan pulang terlebih dahulu? Padahal malam ini Haikal berniat mengenalkan perempuan itu pada keluarga besarnya. Hal ini sudah Haikal beri tahu sejak jauh-jauh hari pada Jihan.
Apa Jihan tidak mau mengenal keluarga Haikal lebih dekat lagi?
Tbc
Ada yang punya saran visual buat Jihan?
Tunggu part selanjutnya yaaa 😉
Spam next di sini 👉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top