BAB 2: ANGKASA
Suara motor pada pagi hari itu meramaikan sekolah. Angkasa menaiki motornya sambil merokok. Seorang satpam yang melihatnya langsung mengejarnya. "Heh kamu, jangan ngerokok kamu!" teriak si satpam dengan keras.
"Hah! Bacot lo!" balas Angkasa.
Angkasa memberikan jempol ke bawah kepada satpam lalu membuang rokoknya ke tanah. Ia injak rokoknya ketika turun dari motor. Angkasa langsung masuk ke dalam kelas, melihat pacarnya, Rini sudah ada di kelas menunggu.
"Sayang, aku bawain makanan nih!" seorang gadis berkacamata, berambut sebahu memberikan sebuah kotak berisi mendoan dan bakwan kepada Angkasa.
"Gini dong, pasti makanan kamu enak!"
"Ya ampun tiap hari dikasihnya begitu," timpal salah satu teman mereka, Martin.
"Huu Martin. Diam saja lo! Makanan pacar gue enak nih."
Martin tidak peduli ia malah membuka ponselnya. Melihat jadwal pelajaran hari ini. "Ini jadwal pelajaran berubah-ubah terus ya. Aneh euy!" Martin mengeluh.
"Udah nggak usah ngeluh, nikmatin saja, hidup!"
"Nikmatin hidup, lo tuh yang nikmatin hidup lo! Oh ya, Kak Brittany mana? Gimana kabar dia?"
"Lo ngapain nanya kabar kakak gue?"
"Pengen remas pantatnya ih, seksi banget."
"Lo tuh ya, kalau nanya kakak gue pasti aja, pikirannya jorok!"
"Habisnya kakak lo seksi banget, Angkasa."
"Terserah lo deh!"
Bel sudah berbunyi, wali kelas mereka, Bu Midah datang. Perut Bu Midah sangat gemuk dan ia selalu dijuluki Ibu Gembrot oleh anak-anak. Bu Midah kadang suka kesal dengan ucapan-ucapan murid itu, tetapi bagaimana lagi, kadang dirinya merasa harus menurunkan berat badan. Ia sendiri harus intropeksi diri bagaimana bis amenyenangkan murid-murid, itu pikirnya.
Namun di sisi lain, pikirannya mengingat kepada kesehatan mental dirinya. Ia tidak harus selalu memuaskan keinginan orang lain. Orang lain terserah ngomong apa tentang dia tetapi ia harus tahu diri kalau ia punya batasan di dalam kehidupannya. Ia harus menyayangi dirinya sendiri. Menyayangi diri sendiri itu sangatlah penting.
"Bu Gembrot!" teriak salah satu siswa.
Anak-anak nggak tahu terima kasih! Heh kamu ke depan!"
Salah satu murid yang menghina Bu Midah disuruh maju ke depan lalu Bu Midah memberi perintah. "Kamu joget!"
Anak itu pun joget dengan tarian yang ia bisa. Martin dan Angkasa tertawa-tawa melihat temannya disuruh menari oleh Bu Midah. Mudah belum pernah menyuruh murid-muridnya untuk menari. "Kalian kalau meledek saya bakal menari seperti tadi! Ayo semuanya kita hibur Faris dengan menari juga!"
Bu Midah kalau sudah memberi perintah tidak bisa dibantah. Semua siswa akhirnya menari di kelas, termasuk siswi-siswi. Mereka menari seperti pentas drama. Angkasa memeluk Rini, mengajaknya berdansa di depan. Bu Midah terbawa suasana, mereka pun dipersilakan menari, naik ke atas me ja guru lalu berdansa di sana.
Tarian mereka berhenti ketika Bu Midah berhenti menari. "Sudah-sudah, ini bukan lagi kelas menari. Sudah ya. saya bisa gila kalau lihat kalian semua menari terus. Berputar-putar. Saya takut kalian kesurupan kera."
Angkasa dan Rini turun dari atas meja menuju ke tempat duduknya masing-masing, pelajaran pun dimulai. Mereka pun belajar matematika dan langsung wajah ceria itu mulai menyusut karena susahnya pelajaran matematika. Hanya beberapa murid saja yang cemberut, beberapa yang lain ceria. Kurikulum sudah membuat mudah pelajaran matematika. Setelah beberapa tahun matematika dikatakan sebagai hal yang menakutkan, namun tidak untuk sekarang ini. Matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan untuk beberapa orang.
Guru-guru bahkan diharuskan memberikan metode pelajaran yang mudah untuk murid-muridnya. Program ini sempat diperhatikan oleh beberapa kalangan karena takut membuat murid santai namun bebera pendidik ngotot menerapkan pelajaran marematika yang mudah karena kurikulum pada saat itu sudah sangat memberatkan. Standar nilai pun terlalu tinggi. Marematika dan ilmu pasti seperti kasta yang menentukan kesuksesan seorang manusia. Semua manusia diukur dengan angka dan itu tidak adil untuk orang-orang yang menjadikan matematika sebagai keahlian mereka sehingga kurikulum semua dirombak dan dibuat dengam mudah.
Pelajaran yang menyenangkan harus berakhir. Para siswa dan siswi menutup buku pelajaran mereka. Bu Midah keluar dari kelas. Jam istirahat pun tiba. Ketika istirahat, Angkasa keluar dari kelas lalu ke kamar mandi. Di kamar mandi ia menuju ke dalam bilik dan bersembunyi di sana. Angkasa mengeluarkan sebuah kantong berisi serbuk lalu menggunakannya. Ia hisap serbuk itu demi ketenangan dirinya. Ia melayang-;layang sebentar. Di sana ias eperti terbayang-bayang dengan Arlin. Serasa terbang, ia pura-pura mencumbui Arlin, memeluk bayangannya Angkasa melepas celananya, ia memainkan ujung pemnisnya lalu keluar sperma ketika membayangkan Arlin.
Menurutnya, kakaknya, juga ngaco, ia sudah menjadi selingkuhan seseorang. Hidup Angkasa dan kakaknya sudah hancur menurutnya setelah kepergian orangrtua mereka yang meninggal beberapa tahun lalu akibat disantet orang katanya.
Dari sana Angkasa memutuskan untuk menjadi orang jahat saja. Tidak ada manfaatnya menjadi orang baik. Angkasa mulai pergi dan suatu hari ditawari sebuah barang terlarang oleh seorang pria bernama Ranu. Ranu memberikan itu pertama kali dengan cuma-cuma namun Angkasa mulai ketagihan dan suka mencuri uang peninggalan orang tuanya yang tersisa di lemari.
Angkasa benar-benar tidak berpikir panjang dan membeli beberapa paket serbuk. Kini Angkasa seperti pusing, ia memakai celananya secara cepat daripada ketahuan ia lalu kembali ke kelas dan tidur.
"Haa, ngantuk." Angkasa pun tidur di kelas.
Sementara itu Angkasa tidak sadar, dari kejauhan di tempat lain, Arlin sedang memantaunya dan tertawa. "Ranu berhasil membuat Angkasa tenggelam dalam obat itu. Ini sangat bagus sekali! HAHAHAA!" tawanya sendiri.
***
Mysterious God muncul di hadapan beberapa orang pemujanya, kali ni ia akan memberikan energi dahsyat kepada para pengikutnya yang setia dengan dia. Ranu menyembah kepada Mysterious God. Mysterious God meminta memberikan Ranu beberapa obat kepada Angkasa nanti. "Berikan anak itu obat! itu perintahku kepada kamu! Berpura-puralah menjadi seorang kakak laki-laki yang baik. Bujuk dia supaya ia mengikuti jalanku. Karena jalanku adalah jalan yang abadi! Jangan pernah ia membantahku karena kalau tidak hodupnya tidak akan bahagia!" perintah Mysterious God.
"Baik! Baik!" Ranu menunduk kepada Mysterious God dengan pasrah, ia memuja dan akan memberikan terbaik kepada Mysterious God. Mysterious God kemudian hilang dari hadapan mereka. Ranu tersenyum, ini adlaah tanda kebangkitan kembali para sekte pemujaan setan. Setelah lamanya mereka berdiam diri karena ditumpas oleh para pemuja malaikat beberapa tahun lalu kini mereka harus bangkit dan melakukan perlawanan.
Mereka harus menjadikan satu negeri ini menuju setan. Menghancurkan takhta Tuhan. Tuhan tidak pantas berkuasa di muka bumi ini. Semesta akan memuja Lucifer atau Mysterious God sebagai satu-satunya Tuhan yang pantas disembah. Angkasa akan menjadi target dari sekian banyak terget yang kaan merekasesatkan. Lucifer atau Mysterious God akan menjadi pemenang setelah pemberontakan mereka df sebuah sekolah pada beberapa tahun silam dipatahkan!
Ranu mengepalkan tangannya, misi ini harus berjalan dengan sukses tidak boleh tidak. Angkasa harus masuk ke sekte mereka. Rohnya harus dfiikat dengan jiwa Lucifer sebagai kekuatan tertinffi yang ada di kehidupan para pemuja setan. Para pemuja setan seperti Ranu juga berencana membalaskan dendam kepada beberapa teman-temannya yang masih bertuhan. tidak boleh ada Tuhan selain Mysterious God. Mereka harus dihancurkan, pikirnya.
Pada malam hari, Ranu dan Angkasa janjian di sebuah tempat, Ranu mengatakan akan memberikan sebuah paket serbuk kepada Angkasa. Ketika Angkasa tiba Ranu sudah memakai jubah hitam. Ada seorang kakek tua yang sedang dijerat beberapa tali. "Siksa dia, pukuli dia! Lo bakal dapat barang yang lo pengen!" perintah Ranu.
Angkasa menelan ludah, ia tidak tahu harus menyanggupi atau tidak, karena kebutuhan obat-obatan terlarang itu, Angkasa lalu memutuskan untuk memukul kakek tua itu. Kakek tua itu benar-benar dipukuli hingga berdarah-darah oleh Angkasa. Tangan Angkasa membenturkan kakek tua yang diikat ke pohon.
"Sembah Lucifer atau Mysterious God! Kalau tidak loakan mati!" ancam Ranu. Sang kakek tua meringis kesakitan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top