9. Berusaha kuat
"pergi kamu dari rumah ini!" Teriak seorang wanita kepada anak lelaki.
"Kalau aku pergi dari rumah ini harus kemana ma?, Ini rumah penginggalan ayah dan ibu saya" balas anak lelaki tersebut kepada wanita yang sedari tadi selalu menyuruh nya untuk pergi dari hadapannya.
"Ayah mu udah gak ada lagi, gara-gara penyakitnya ia harus kehilangan semua aset perusahaan bahkan hutang di mana-mana hanya untuk biaya penyembuhan penyakit nya. Dan sekarang ayah mu udah gak ada. Ia hanya meninggalkan kekacauan!!" Bentak wanita itu lagi kepada anak lelaki tadi.
Ia pun hanya pasrah.
Di umur 18 tahun ia terlalu lemah untuk menjalani semua ini.
Seharusnya ia fokus belajar untuk mencapai cita-cita, tetapi tidak untuk Alfino Adi Permana dulu memang ia sangat bahagia tapi semua nya berubah ketika ibu nya meninggal dan ayah nya kembali nikah dengan wanita ber tempramental buruk. Dan beberapa tahun kemudian ayah Alfi, bapak Adi Permana mengidap sakit gagal ginjal setiap minggu pa Adi harus cuci darah dan benar-benar menghabiskan banyak uang untuk sembuh tapi nyatanya Tuhan berkehendak lain.
"Harus kemana aku pergi" ucap nya sambil menundukkan kepala nya.
"Bahkan aku tidak membawa apapun saat ini" ucapnya lagi.
"Engkau benar-benar menguji saya ya Allah" ucap nya untuk kesekian kalinya sambil memandang ke atas langit.
Dan tiba-tiba...
BRAKKKKKKK
Alfi benar-benar merasakan kesakitan yang sangat luar biasa. Kedua kaki nya terlindas oleh ban mobil yang menaiki trotoar tempat persis di mana ia berhenti tadi untuk menatap ke atas langit sambil meratapi apa yang ia alami selama ini.
"Apa lagi ini ya Allah, apa kau ingin aku benar-benar mati?" Ucapnya lirih dengan mata sayup-sayup sambil menahan rasa sakit yang ia rasakan sekarang.
Tiba-tiba kesadaran nya pun hilang seketika.
*****
"Apa dok? Tulang kaki nya patah" ucap seorang lelaki yang benar-benar tidak habis pikir akan kejadian ini.
"Iya ini terjadi karena hantaman keras dari mobil Anda" kata dokter menjelaskan semua nya.
"Kamu gak papa nak?" Ucap seorang wanita yang baru saja datang dan langsung memeluk Doni selaku tersangka penabrakan pejalan kaki.
"Aku gak papa bun, tapi korban yang aku tabrak bun. Ia lumpuh bun" ucap Doni gemetaran kepada bunda nya yang baru saja datang ketika Doni menghubungi dan mengatakan bahwa ia mengalami kecelakaan.
"Udah kamu tenang nak, bunda udah bilang ke ayah kamu. Nanti kami yang urus ya sayang. Kamu baik-baik saja bunda pun lega" balas bunda untuk menenangkan putra kesayangannya itu.
"Aku takut bun kalau ia kenapa-kenapa. Kata dokter kaki nya patah dan ia lumpuh bun. Aku jahat Bun" kata Doni lagi sambil menangis.
"Ini musibah nak, tidak ada yang bisa mengelak, kamu yang sabar ya jangan sampai jadi pikiran buat kamu, yakin semua nya akan baik-baik saja" kata bunda lagi menenangkan Doni.
Doni sekarang benar-benar depresi, bagaimana tidak selain penyakit nya yang sangat ia benci akan dirinya sendiri di tambah lagi akibat penyakit nya ia harus menghancurkan hidup seorang gadis polos yang baik hati.
"Bu pasien sudah sadar" ucap dokter kepada ibu Doni.
"Boleh kami melihat keadaan nya dok?" Tanya bunda Rini kepada dokter yang menangani korban tadi.
"Silahkan, tapi saya lihat ia benar-benar kacau akan tragedi yang memimpanya" balas dokter merasa khawatir
"Terimakasih dok, kami akan pelan-pelan berkomunikasi dengan nya" ucap Doni kepada dokter. Dokter hanya mengangguk kan kepala nya saja dan pergi melewati Doni dan bunda nya.
****
Alfi membuka mata nya perlahan.
"Dimana saya?" Kata nya sendiri
"Anda di rumah sakit, beberapa waktu sebelumnya anda mengalami kecelakaan apa anda lupa?" Tanya dokter yang sedang mengontrol impus Alfi. Alfi baru saja di tempatkan di ruangan ini beberapa waktu yang lalu ia di UGD dan sekarang ia berada di ruangan opname.
"Saya ingat dok yang terjadi, tapi apa saya baik-baik saja?" Tanya Alfi lagi kepada dokter itu.
"Syukurlah saya kira anda mengalami hilang ingatan. Mungkin benturan pada kepada anda tidak terlalu parah. Saya khawatir akan hal itu tadi, tapi ada satu hal yang anda alami saat ini" ucap dokter kepada Alfi.
"Apa itu dok?" Tanya alfi penasaran
"Anda mengalami kelumpuhan, tulang kaki anda patah karena hantaman keras oleh mobil yang menabrak anda" kata dokter dengan terpaksa memberitahukan tentang hal itu kepada Alfi.
Alfi merubah posisinya dari berbaring menjadi duduk dan memandangi kedua kaki nya.
Ia benar-benar merasa prihatin akan diri nya sendiri.
"Kenapa tidak ambil saja nyawaku ya Allah." Ucapnya di dalam hati sambil berusaha menahan air mata nya agar tidak jatuh.
"Anda baik-baik saja kan, kami berusaha mencari tahu kerabat anda tapi tidak ada. Anda tidak membawa apapun saat terjadi kecelakaan itu" kata dokter lagi sambil menatap seorang Alfi yang sedang berperang dengan dirinya sendiri.
"Saya sebatang kara dok" ucap nya sambil berusaha tersenyum.
Ia benar-benar ingat apa yang terjadi hari ini.
Di usir dari rumah nya sendiri oleh ibu tirinya, keluar dari rumah tanpa membawa apapun, saat berjalan meratapi nasib ia di tabrak oleh pengendara mobil, dan terakhir ia harus menerima kenyataan bahwa ia sekarang lumpuh.
"Ibu ayah aku benar-benar merindukan kalian" ucap Alfi dengan nada pelan.
Dokter menyadari bahwa ia harus pergi dari ruangan ini dan membiarkan pasien menenangkan dirinya sendiri. Dokter yakin bahwa pasien nya ini adalah sosok yang kuat. Ia tadi sempat melihat pasien nya itu tersenyum.
"Kalau begitu saya keluar dulu ya" ucap dokter sambil memegang pundak Alfi
"Iya dok terimakasih" balas Alfi sambil tetap berusaha tersenyum.
Tak berselang lama, seorang lelaki sebaya dengan nya berserta wanita dewasa masuk kedalam ruangan dimana Alfi masih duduk memandangi kedua kaki nya.
"Maaf"
Bersambung...
Saya akan berusaha sebisa mungkin untuk selalu update.
Kalian para readers tetap sabar ya^^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top