e.) D-5
- Hari Jum'at -
Ketika (name) sampai dikelas, matanya mendadak membola ketika melihat meja dan bangkunya dipenuhi coretan, laci mejanya juga berjatuhan kertas-kertas dan sampah bungkusan makanan. Para murid yang melihat kejadian tersebut hanya diam menyaksikan.
"Ah sial, kenapa lagi sih dia?"
(Name) mendecih sebal melihat pemandangan yang kurang mengenakan ini, ia pun mengeluarkan benda-benda yang memenuhi laci mejanya lalu membuangnya ke tempat sampah.
Mengambil beberapa tisu basah dari tas lalu membersihkan coretan diatas meja dan bangku tempatnya duduk, setelah bersih (name) langsung menaruh tas sekolahnya.
"Dia gila."
(Name) menatap horor seisi kelas, mendecih kasar. Moodnya yang tadi stabil kini turun ke titik yang sangat rendah. Teman sekelas (name) diam, beberapa dari mereka tidak berani melihat kearah (name) , sebagian yang lain mencoba untuk berpura-pura sibuk sembari bertanya mata pelajaran apa yang akan di ulangan kan hari ini.
Setelah diam sejenak di depan meja, (name) lalu segera pergi menuju kelas Nao.
(Name) melangkah cukup cepat, tak memperhatikan jalan sambil mengatakan beberapa sumpah serapah untuk Nao, saat ia melangkahkan kakinya didepan pintu kelas, (name) malah bertabrakan dengan Suna dengan cukup keras.
Membuat keduanya terjatuh, (name) meringis kesakitan dibagian bokongnya yang langsung mendarat keras di lantai kelas, sedangkan Suna memegangi bagian dadanya yang sakit karena bertubrukan dengan kepala milik (name).
Keduanya berdiri secara bersamaan, lalu saling melihat satu sama lain.
"Lu nggak apa-ap—."
Belum sempat Suna menyelesaikan ucapannya, (name) langsung menerobos Suna dan meninggalkan kelas.
Suna hanya tersenyum tipis, merasakan sakit dihatinya karena diabaikan oleh (name).
PDKT 7D
SUNA RINTARO
Para murid yang memperhatikan (name) berjalan menuju kelas 2-2, ada yang langsung paham apa maksud dan tujuan (name) menuju kelas tersebut. Setelah 2 hari yang lalu (name) membuat para murid heboh dengan aksinya yang melawan seorang murid terkenal diangkatan kelas 2 sudah dapat disimpulkan bahwa (name) akan ribut lagi dengan Nao.
"Eh, eh kita ke kelas 2-2 ayo." Salah satu murid berbicara kepada temannya.
Brak!
Seisi kelas 2-2 terperanjat kaget mendengar bunyi yang sangat keras barusan, Nao pun terbelalak kaget ketika meja miliknya ditendang dengan keras oleh (name).
Barang-barang mewah milik Nao yang berada diatas meja beberapa menit yang lalu kini berserakan mengotori lantai kelas. Barang-barang mewah yang dimaksud itu adalah cermin, lipstick, serta beberapa benda untuk mempercantik diri yang harganya melebihi angka uang jajan sekolah pada umumnya.
"He! Maksud lu apaan, hah?!"
Nao berteriak menatap tajam kearah (name), tidak terima barang-barang miliknya menjadi hancur dan berserakan seperti itu.
(Name) berjalan mendekat menuju Nao, menjambak rambutnya dengan kuat lalu memukul bagian pipi kiri Nao.
Nao meringis merasakan sakit dipipi kirinya, lalu melawan (name) dengan cara gegabah, tangan Nao bergerak asal hingga sampai memukul bagian perut (name).
(Name) segera melepaskan tangan dan memegangi bagian perutnya yang sakit.
"Nggak usah sok polos deh lu, lu punya masalah apa lagi ama gue?!"
(Name) yang terselimuti emosi kini ikut menatap tajam Nao, seperti Nao menatap tajam dirinya.
Murid-murid yang menyaksikan keributan yang sedang terjadi diantara dua cewe tersebut langsung mengambil handphone masing-masing lalu merekamnya.
Murid lainnya ikut berteriak dan mendukung kedunya untuk terus melanjutkan keributan.
Mereka semua dibagi menjadi dua tim, pertama adalah tim yang mendukung (name) dan yang kedua adalah tim Nao. Jujur saja, tim pendukung (name) lebih banyak dibandingkan tim pendukung Nao.
Tim yang mendukung (name) diisi dan didominasi oleh murid biasa yang kesal terhadap sikap Nao selama ini.
Tim Nao sendiri diisi oleh murid cewek yang dekat dengan Nao atau lebih tepatnya sesama murid cewe kaya yang dekat karena status sosial.
Kesimpulannya? lebih banyak murid yang jengkel kepada Nao.
"Maksudnya nih gembel satu apaan sih? lu kekurangan duit?"
"Nggak usah ngomong yang nggak nyambung, to the point aja lu mau apa lagi hah?!"
"He, rakyat jelata. Sumpah ya gue nggak paham maksud lu apaan."
(Name) menarik kerah baju Nao, kembali menjambak dengan kuat rambut Nao.
Nao juga kembali melawan dengan ikut menjambak rambut (name).
Keduanya tak ada yang ingin mengalah, dan saling mencengkram dengan kuat satu sama lain.
Bekas cengkraman dapat terlihat jelas di kedua tangan mereka.
"Ah, brengsek. Lu kan yang ngotorin meja ama bangku gue? nggak usah sok suci kaya bayi baru lahir deh!"
"Hah? gue? ngotorin bangku sama meja lu? OMG, maaf aja ya waktu gue nggak sebanyak itu mau lakuin hal-hal nggak bermanfaat kaya gitu."
"Ngaku aja deh, gue udah jauhin Suna mau lu apaan sih cewe gila?!"
Keadaan yang semakin membuat para murid heboh, menarik perhatian dari angkatan kelas 1 dan 3 untuk ikut menonton pertengkaran tersebut.
Mereka pun membuat tulisan untuk mendukung pilihan masing-masing.
"Nao mirip babi!!!"
"(Name) semangat woi!"
"Kasih keras pukulnya!"
"Lanjut, kasih pelajaran tuh Nao supaya nggak banyak tingkah!"
"Lanjut-lanjut!"
"JANGAN BIARIN NAO NGE-BULLY MURID LAIN LAGI!"
Kata-kata tersebut terus diteriakkan para murid yang mendukung (name), tepuk tangan pun ikut menghiasi dukungan tersebut. Disisi lain, para murid kaya atau pendukung Nao hanya diam tak mempedulikan.
"Lagian lu punya bukti kalau gue yang ngotorin bangku ama meja lu?"
"Nggak perlu ada bukti juga udah ketahuan kalau lu pelakunya, lu doang yang punya masalah ama gue."
"Pffttt, hahahaha. Gini ya anjingku sayang, lu ngak boleh asal fitnah kalau nggak punya bukti."
Nao menyeringai tipis, (name) bungkam sambil mengepalkan tangan. Rambut (name) yang makin dijambak kuat oleh Nao membuat (name) oleng membuat pukulan (name) sedikit melemah namun tetap membuat Nao merasa kesakitan.
"Aku punya buktinya."
(Name), Nao, dan para murid yang sedang menonton dengan heboh seketika diam dan membuat suasana menjadi hening. (Name) dan Nao yang sebelumnya saling memukul pun menghentikan hal tersebut, mereka berpaling mengarahkan wajah ke sumber suara.
SUNA RINTARO
PDKT 7D
Beberapa menit sebelum kejadian, ditempat Suna berada.
"SUNA!"
Atsumu berteriak sambil menggebrak meja Suna, Suna yang sedang tertidur dengan damai langsung terbangun dari tidurnya.
Suna menatap malas Atsumu yang baru saja mengacaukan tidurnya.
"Apa?"
"(NAME)!"
Atsumu memegang kedua pundak Suna, lalu menggoyangkan badan Suna kedepan dan kebelakang. Suna yang mulai emosi langsung mencengkram kedua tangan Atsumu yang sedang memegangi pundaknya.
"Kenapa?"
"ITU! (NAME)!"
"Si bangsat, kenapa?" Pikir Suna.
"Iya, kenapa?!"
Suna menaikkan salah satu alisnya, melipat kedua lengannya diatas dada lalu menaikkan kaki kirinya keatas kaki kanannya, lalu kembali menatap Atsumu dengan malas.
"(NAME)!"
Brak!
"Hei! Suna asu tak bertanggung jawab! Sini lo!"
Osamu tiba-tiba muncul didepan pintu kelas Suna.
"Kenapa dah ini dua manusia?"
Suna yang baru saja ingin mengabaikan kedua kembar bersaudara ini, langsung ditarik oleh Atsumu dan Osamu lari meninggalkan kelas.
Suna membulatkan matanya, mengimbangi kecepatan kedua manusia yang sedang menariknya dengan kasar saat ini.
Begitu tiba ditujuan, Suna melihat sekitar yang begitu ramai dipenuhi oleh para murid.
Ia mendengarkan teriakan yang mengisi gendang telinganya.
"Lihat!"
Atsumu menunjuk ke arah (name) yang sedang berhadapan dengan Nao saat ini, Suna yang mengikuti arah tunjuk Atsumu langsung membulatkan matanya.
Ketika Suna ingin mendatangi (name), tangannya langsung dicekal oleh Osamu.
"Kenapa lu nahan gue?! (Name) sekarang lagi ribut tahu!"
Suna berteriak kesal kepada Osamu yang baru saja menahan dirinya untuk pergi.
"Tenang dulu lah bego. Kalau makin parah gue juga pasti bakal langsung kesana."
Osamu membuat Suna diam, mereka bertiga ikut menonton pertengkaran tersebut.
"Ah, brengsek. Lu kan yang ngotorin meja ama bangku gue? nggak usah sok suci kaya bayi baru lahir deh!"
"Hah? gue? ngotorin loker ama meja lu? OMG, maaf aja ya waktu gue nggak sebanyak itu mau lakuin hal-hal nggak bermanfaat kaya gitu."
"Ngaku aja deh, gue udah jauhin Suna mau lu apaan sih cewe gila?!"
"Eh? [name]?" batin Suna.
"Lagian lu punya bukti kalau gue yang ngotorin loker ama meja lu?"
"Nggak perlu ada bukti juga udah ketahuan kalau lu pelakunya, lu doang yang punya masalah ama gue."
"Pffttt, hahahaha. Gini ya anjingku sayang, lu nggak boleh asal fitnah kalau nggak punya bukti."
"Sial, coba aja gue punya bukti buat bantu! sumpah gue nggak guna banget,maaf." Suna mengepalkan kedua tangannya.
"Aku punya buktinya."
Semua orang termasuk Suna mengalihkan pandangan menuju sumber suara. Suna diam mematung.
PDKT 7D
SUNA RINTARO
"Kau menanyakan bukti kan? aku mempunyainya."
(Name) membeku, menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua tangannya. Menatap tak percaya terhadap orang yang memiliki bukti tersebut.
"Kak Kita...."
Nao bungkam, dihadapannya saat ini berdiri kakak kelasnya. Kita Shinsuke.
Kita memutar video hasil rekaman salah satu murid yang sempat berada disekitar kelas (name) kemarin, kebetulan ia juga salah satu korban bully dari Nao. Semua murid yang melihatnya ikut diam membatu tak bergeming sama sekali.
Didalam video tersebut, terlihat aksi Nao dan para komplotannya yang sedang mengotori loker dan meja milik (name).
"Bagaimana? ini buktinya."
Kita menatap datar Nao, yang ditatap hanya diam menunduk. Merasa malu aksinya diketahui oleh kakak kelasnya.
"Nao, kau telah melakukan tindakan yang tak senonoh. Atas nama Kita Shinsuke sebagai ketua anggota OSIS divisi 2 bagian keamanan, kau harus dihukum. Ikut denganku."
Kita Shinsuke menarik lengan Nao, dan membawanya pergi menuju ruang OSIS untuk diberi hukuman.
Semua siswa memberikan tepuk tangan kepada (name) dan meneriakkan beberapa kata hinaan untuk Nao.
"Malu dah tuh."
"Gila sih kelakuan anak orang kaya."
"Orang tuanya malu nggak sih kalau misalnya dipanggil ama ruang BK?"
"Gaya doang, attitudenya nggak ada."
"Miris sih."
"Kalian kasian? gue sih kaga."
(Name) merasa pusing karena rambutnya ditarik dengan sangat kuat oleh Nao sebelumnya dan suara teriakan berisik yang terdengar dengan jelas kedua telinganya makin membuat (name) merasa pusing.
(Name) berjalan dengan linglung menuju kelas, namun langkahnya terhenti. Hampir saja tubuhnya jatuh menghantam lantai kelas karena pusing. Untung saja Suna dengan cepat berlari dan menahan tubuh (name).
"Hati-hati," ucap Suna khawatir.
Sayang sekali murid-murid sekitar tidak bisa diajak diam walau hanya sedetik.
"Cieeee."
Atsumu dan Osamu juga ikutan mengucapkan hal yang sama.
"Cieeee."
(Name) yang sudah susah payah menahan pusing kini ketambahan harus menahan rasa malu. Ingin sekali rasanya ia menghilang sekarang.
"Makasih," ucap (name).
"Kuat jalan ke kelas? Atau ke UKS aja?"
"Kelas aja, udah bisa sendiri gue."
(Name) terdiam sebentar. "Oke UKS," ucapnya.
SUNA RINTARO
PDKT 7D
(Name) mendengus juga menaikkan salah satu alisnya secara bersamaan. "Ngapain? sana balik kelas."
Suna menaikkan kedua pundaknya. "Galak amat, udah dibantu jalan juga."
Hening untuk beberapa saat. Suna diam sembari menopang dagunya dengan tangan kanan diatas kasur UKS. "Bilang makasih dong."
"Iya deh, makasih ya." (Name) mulai turun dari kasur UKS, merasa dirinya sudah dalam kondisi baik untuk masuk ke kelas.
"Bilang lagi coba?"
"Iya makasih."
"Ulang lagi?" Sengaja Suna membuat (name) kesal.
(Name) mempertajam tatapan matanya. "Mau masuk rumah sakit atau langsung liang kubur?"
"Ahaha, mau masuk ke dalam hati mu aja," tawa Suna tipis, menghilangkan rasa tidak mengenakan dihati.
"Gombal, basi." (Name) berjalan menuju ke luar dari UKS.
Disusul Suna dari belakang. Tanpa (name) ketahui, diam-diam Suna mencoba menyembunyikan senyum karena merasa senang sempat dapat merasakan waktu berdua meski hanya sebentar dengan orang yang disukai.
"Mending ambil surat izin aja ayo, nggak enakan masuk kelas habis selesai ribut kaya gitu," tawar Suna kepada (name).
(Name) merasa tawaran Suna tidaklah buruk. "Boleh sih."
"Yaudah ayo, boleh gandengan nggak?"
"Najis, jauh-jauh."
Meski begitu, tiba-tiba saja Suna menggandeng tangan (name) meski sempat ditepis, tapi Suna kembali mencoba menggandeng tangan itu lagi meski akan terus ditepis oleh (name).
Akibatnya kedua orang ini menjadi ribut hanya perihal gandeng tangan.
Setidaknya hari ini berakhir dengan damai untuk kedua orang ini. Entah bagaimana dengan hari esok.
Tidak jauh dari UKS, terdapat Atsumu dan Osamu yang sedang duduk santai padahal sedang dalam kondisi bolos kelas dibawah pohon besar Sekolah.
Dalam hati mereka berdua kompak berucap hal yang sama. "Cieee Sunarto."
- Hari Jum'at, selesai. -
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top