a.) D-1
- Hari senin -
Setelah kejadian kemarin, dimana (name) berhasil menemukan pelaku dibalik misteri surat cinta dan bunga mawar. (Name) pun semakin mencoba untuk menjauh dari Suna. Alasannya simpel, karena (name) tidak ingin Suna berhasil mendapat hatinya dan membuat dirinya berpacaran dengan Suna.
Satu hal pasti yang membuat (name) tidak tersipu malu ketika mengetahui bahwa Suna lah yang telah memberinya surat dan juga bunga mawar dilacinya setiap hari, yaitu (name) tidak menyukai siswa populer dan tidak pernah ingin terlibat dengan siswa populer di Sekolah ini.
Walaupun Suna tidak sepopuler kembar Miya, tapi tetap saja Suna itu termasuk siswa populer. Ia juga memiliki fansclub tersendiri, meskipun tidak sebesar fansclub kembar Miya.
Ini bukan berarti (name) adalah sosok gadis yang mengakui dirinya berbeda dengan gadis lain. Hanya saja terlibat dengan fans gila ekstrakurikuler bola voli sangatlah bikin pusing.
Bayangkan saja, tahun lalu atau lebih tepatnya ketika (name) berada dijenjang kelas 10. Hanya karena mendapatkan perhatian lebih dari seorang Miya Atsumu, kakak kelasnya menjadi korban teror para fans gila-gila itu.
Tidak sampai sebuah aksi teror, kakak kelasnya yang tidak ia ketahui siapa namanya sampai harus pindah Sekolah dan tempat tinggal secara terpaksa.
Terkesan alay? tentu saja tidak. Ingatlah bahwa keinginan yang menggebu-gebu dari seseorang dapat menjadi sebuah malapetaka bagi orang lain. Rasa cemburu yang terlalu berlebihan membuat seseorang bertindak tidak senonoh sampai menyakiti orang lain hanya karena tidak ingin sosok yang ia sukai sampai jatuh hati kepada orang lain.
Dunia ini gila dan itulah faktanya.
PDKT 7D
SUNA RINTARO
Sekarang ini jam istirahat telah tiba, pernyataan tersebut terlihat jelas dari banyaknya siswa-siswi yang memenuhi kantin Sekolah, lapangan Sekolah dan hingga taman Sekolah untuk menghabiskan bekal mereka atau sekedar duduk dan menikmati pemandangan dari taman Sekolah.
Pemeran utama perempuan kita atau dikenal sebagai (name) ini lebih memilih untuk ke perpustakaan dan belajar. Mengingat bahwa minggu ini ulangan harian akan dilangsungkan, (name) tentu saja harus menyiapkan dirinya agar tak kalah bersaing dengan teman sekelasnya.
(Name) pun memasuki perpustakaan dan mulai mencari buku-buku yang ia perlukan untuk persiapan ulangan harian bahasa Inggris yang akan diadakan setelah jam istirahat. Setelah itu, ia pun duduk dipojok karena disitu sangat tenang dan nyaman.
(Name) sangat yakin bahwa Suna sama sekali tidak akan datang ke perpustakaan sekarang ini, karena Suna pasti sedang berkumpul di gymnasium bersama anggota klub voli lainnya untuk membahas jadwal latihan voli minggu ini.
"Ke perpustakaan memang pilihan yang tepat!" ucap (name) sambil menaruh kepalanya diatas meja dengan kedua tangannya sebagai bantal.
"Iya pilihan yang sangat tepat, suasananya sangat tenang."
Secara mendadak (name) bangun dari tiduran singkatnya dan mendapati Suna yang sedang memegang buku pelajaran bahasa Inggris didepan meja tempat ia duduk.
"Ngapain kesini?" ucap (name) ketus sambil mengalihkan pandangannya.
"Untuk mencari pedang suci yang dicuri oleh para penjahat dari sekte gelap, ya untuk belajarlah," jawab Suna sambil menarik kursi lalu diduduk berhadapan dengan (name).
(Name) memangku dagunya dengan tangan kanannya. "Bukankah seharusnya kau sekarang berada di gymnasium?"
Suna menaikkan salah satu alisnya. "Dari mana kau mengetahuinya?"
"Bukan urusanmu." (Name) memutar bola matanya malas.
Suna tersenyum miring. "Wah, kau memata-matai ku ya?"
(Name) menghela napas kasar. "Mohon maaf, aku tidak gabut sepertimu, yang datang ke sekolah pada hari minggu hanya untuk menaruh surat dan bunga mawar."
"Sudah ku bilang itu niat bukan gabut, wahai (full name)." Suna lalu menyilangkan kedua tangannya didepan dada.
(Name) yang sudah merasa capek berdebat pun langsung beralih membuka buku yang ia pinjam dari perpustakaan. Mereka berdua pun berhenti berdebat dan mulai fokus kepada buku di hadapan mereka saat ini.
Suna yang mulai bosan dengan keadaan sunyi ini kemudian menguap dan menaruh kedua tangannya sebagai bantal diatas meja lalu tertidur.
"Hei, kalau kau ingin tidur jangan di perpustakaan," ucap (name) sinis.
"Ugh, kumohon diam. Suasana seperti ini jarang ku dapatkan tau."
"Suasana apa?"
"Suasana tenang sambil duduk berdua denganmu dipojok perpustakaan."
Bukannya shy-shy cat seperti gadis pada umumnya, (name) malah memukul kepala Suna dengan sebuah buku.
"Kau menyebalkan, sebentar ulangan bahasa Inggris tau!" ucap (name) yang mencoba untuk kembali fokus untuk belajar.
"Aku ini pintar," jawab Suna dengan penuh percaya diri.
"Heh, kalau begitu aku akan memberikan mu pertanyaan."
"Silahkan saja."
"Tobio was worried...the rain. Pakai because atau because of?"
"Because of."
"She can’t walk...her illness."
"Because of, eh tapi lebih cocok because of Suna Rintaro sih."
"Hah? bacot? cowo ngeres."
Suna ingin sekali tertawa dan meminta maaf, tapi ia tidak melakukannya.
"Oke, terakhir. Sugawara makes a onigiri...his family likes it. Pakai be—."
"Jelas pakai because."
"Heh, hoki."
"Iri bilang bos."
(Name) yang ingin membalas ucapan Suna pun terhenti, karena bel telah berbunyi yang menandakan waktu istirahat telah usai dan jam pelajaran akan segera dimulai.
SUNA RINTARO
PDKT 7D
Dan disinilah (Name) sekarang, sedang berada didalam ruang kelas, duduk dengan posisi kurang nyaman sambil berperang dengan soal ulangan yang terdiri dari 10 nomor pilihan ganda dan 5 nomor untuk essay.
Waktu terus berjalan hingga 30 menit telah berlalu, dan (name) masih kebingungan untuk nomor 2,7, dan 10 untuk soal pilihan ganda.
Suna yang sejak tadi memperhatikan (name) langsung saja paham dengan apa yang sedang terjadi. (Name) kesulitan untuk menjawab soal ulangan sekarang ini dan perlu sebuah bantuan.
Beruntung saja, tempat duduk Suna dan (Name) saat ini dalam posisi bersampingan. Hal tersebut terjadi dikarenakan guru mereka membuat peraturan untuk mengacak posisi duduk selama ulangan sedang berlangsung, jadi Suna dapat dengan mudah berkomunikasi dengan (name).
"Kesulitan menjawab soal, hmmm?" ucap Suna sambil tersenyum meremehkan (name).
"Apa lu? gue nggak kesulitan juga," jawab (name) yang tidak ingin kalah dengan Suna.
"Nomor berapa yang belum? sini Mas bantu."
"Apa sih? udah gue bilang, gue nggak kesulitan, kerjakan soal mu sana!"
"Sudah selesai elah punya gue."
(Name) langsung menatap Suna dengan tatapan tidak percaya. Suna yang melihat hal itu langsung mengambil kertas jawabannya dan memperlihatkannya kepada (name) sambil menggoyangkan kertas jawabannya.
"Lihat nih, udah selesai," ucap Suna lalu kembali menaruh kertas jawabannya dimeja.
"Iya-iya, percaya deh. Nggak perlu diulang juga kali ucapanmu."
(Name) kembali mencoba untuk fokus, dan membaca kembali soal ulangan dihadapannya ini. Namun nihil, bukannya menemukan jawaban, (name) malah semakin binggung dengan kata-kata bahasa Inggris itu.
"10 menit lagi ulangan selesai!"
Setelah mendengar perkataan pak guru, (Name) dibuat panik.
"1A, 2B, 3D, 4D, 5E, 6A, 7E, 8D, 9B, 10C," bisik Suna sambil memandangi [name].
(Name) pun kembali menatap Suna, lalu mengisi lembar jawabannya.
"Terima kasih," ucap (name).
"Sama-sama," jawab Suna sambil tersenyum.
Suasana kembali hening. Dan Suna masih setia memandangi (name), Suna pun kembali berbisik-bisik kepada (name).
"Eh (name), coba deh periksa jawabanmu nomor 1 essay."
"Hah? buat apa?"
"Periksa aja."
(Name) menurut, lalu memeriksa jawaban miliknya, dan merasa jawaban yang ia tulis itu sudah benar.
"Jawabanku sudah benar kok," ucap (name) dengan nada datar.
"Yakin?" jawab Suna yang kembali tersenyum meremehkan (name).
"Iya, nama pemeran Romeo adalah Leonardo DiCaprio dan nama pemeran Juliet adalah Claire Danes."
"Salah."
"Hah? kok bisa? lu salah baca kali."
"Yang benar itu, Suna Rintarou sebagai Romeo dan [name] [lastname] sebagai Juliet."
Terkena serangan gombal mendadak, dengan segera (name) langsung mengalihkan pandangannya mengarah jendela, Suna yang melihat tingkah laku dadakan (name) hanya memasang senyum manis.
- Hari senin, selesai. -
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top