3. Let's go

- Hari minggu -

"Duh sinting. Ngapain sih kita ke Sekolah hari minggu gini?" ucap Atsumu sambil menatap Suna dengan malas.

Atsumu kembali mengoceh. "Buang waktu banget yaelaaah, lagian hari ini kita libur latihan voli."

Suna yang merasa terusik dengan keberisikan si kuning ini akhirnya mengucapkan sebuah kalimat. "Berisik ah, kalau nggak mau nemenin pulang aja sana!"

"Yaelah, galak amat," cibir Atsumu, menaik turunkan kedua pundaknya lalu memutar malas kedua bola matanya.

"Ngomong lagi, kita ke lapangan." Suna melirik Atsumu sekilas dengan tatapan tajam khas miliknya.

Atsumu bergidik ngeri. "Kenapa sih? galak banget, PMS kali ya?" batinnya.

"Dan dari sekian banyaknya perempuan
cantik di Sekolah ini, cuman lu yang bisa bikin gue ngerasain perasaan ini."

Suna yang sibuk menulis sebuah surat dari tadi, akhirnya selesai. Ia pun menaruhnya disebuah amplop berwarna putih dengan hiasan kupu-kupu dengan tulisan 'just for you' disana.

Setelah itu, Suna berjalan menuju tangga yang menuju tempat dimana kelas 2-1 sampai kelas 2-5 berada sambil diikuti Atsumu dan Osamu dibelakangnya. Tak ada yang berani berkomentar lagi, Suna terlalu galak bagi mereka hari ini.

Yang mancing dari awal memang Atsumu sih, tapi ya mau nggak mau Osamu ikutan diam. Cari aman.

Mereka bertiga pun menaiki tangga dan menuju kelas 2-1, yaitu kelas Suna. Setelah sampai, Suna pun mengamati sekitar kelas untuk memastikan bahwa tidak ada orang lain selain mereka bertiga.

Setelah dirasa cukup aman, ia pun berjalan menuju salah satu bangku dan menaruh sebuah surat dan bunga mawar merah didalam laci meja bangku tersebut.

Atsumu dan Osamu yang hanya menonton sejak tadi pun mulai mendekati Suna, lalu menarik salah satu bangku dan duduk menghadap Suna.

"Ngapain sih tiap minggu naruh surat ama bunga mawar dilaci meja itu?" tanya Osamu sambil memperhatikan meja yang baru saja diisi sebuah surat oleh Suna.

"Ya tanyain noh sama kembaran lu, dia yang ngasih ide juga."

Atsumu tertawa renyah, lalu mencoba mengejek Suna. "Kalau emang suka, nembak langsung aja elahhh. Nggak keren lu, cupu lu."

"Yang tiap hari nolak cewe karena alasan fokus voli diam aja ya," jawab Suna membalas ejekan Atsumu sambil memberikan senyuman muka tanpa dosa.

Atsumu dan Osamu kemudian saling memandang satu sama lain, keduanya saling mengirim telepati. Saat semua pendapat telah berhasil sampai ke diri masing-masing, mereka kembali menatap ke arah Suna.

Sebelum sempat bertanya kepada Suna, tiba-tiba pintu kelas terbuka dan menampilkan sesosok perempuan yang tengah berdiri didepan pintu kelas tersebut. Mereka bertiga kaget, terutama Suna.

"Oh, jadi lu yang naruh surat ama bunga mawar dilaci meja gue?"

"Waduh tontonan gratis nih," gumam Atsumu dan Osamu

"Suna Rintaro," Kata si cewek datar sambil natap Suna malas.

Suna menarik napas secara perlahan, lalu berjalan menuju perempuan yang berada didepan pintu kelas tadi. Ia berdiri tepat dihadapannya sambil menaruh kedua tangannya ke dalam saku jaket.

"Padahal pengen dijalanin sampe semester 2, tapi baru sebulan udah ketahuan aja."

"Bisa nggak sih, lu nggak ngelakuin hal kaya gini? gue kesal tau nggak dengerin rumor surat cinta yang nyebelin banget tentang gue!" sinis perempuan tersebut.

"Ya gimana ya, suka ya suka. Ada niat mendekat ya dilakukan."

"Niat apaan? buang waktu, tenaga, ama uang buat beli bunga mawar lu sebut niat?"

"Iya gue niat, niat banget pengen jadiin lu pacar gue."

"Widih, Suna ternyata keren juga." Ini Osamu yang sedang mengirim telepati kepada Atsumu.

Atsumu yang sudah menerima telepati dari Osamu pun membalas. "Halah, masih kerenan gue."

Osamu menatap jijik Atsumu. "Bacot kau gukguk."

Atsumu melirik malas Osamu. "Kita kembar dasar oink oink."

Kembali ke tempat Suna dan perempuan tadi, dari pada menyoroti aksi dua kembar yang sedang sibuk berkomunikasi dengan cara telepati itu, MC kita Suna lebih asik untuk disoroti.

"Oh gitu? gini aja deh, gue ngasih lu waktu seminggu buat dapetin hati gue. Kalau berhasil gue bakal pacaran ama lu." perempuan tadi pun tersenyum remeh, menyilangkan kedua tangannya didepan dada lalu menunggu jawaban yang diberikan Suna.

Suna berpikir untuk beberapa saat, PDKT selama seminggu ini sepertinya bakal sulit untuknya, karena ia disibukkan dengan kegiatan ekstrakulikuler voli yang diikutinya dan juga minggu ini merupakan jadwal diadakannya ulangan harian.

Tapi Suna nggak peduli, cukup ikuti alur dan santai. Kalau usaha pasti nggak bakal berkhianat hasilnya.

"Suna, lu cowo kan? udah seharusnya lu ngejar cewe yang lu suka. Bukan menyerah sebelum berhasil dapetin hatinya." Suna mengepal tangannya, meyakinkan dirinya sendiri.

"Oke. Liat aja selama seminggu ini lu bakal luluh sama gue," ucap Suna dengan penuh percaya diri.

"Heh...boleh juga yaudah semangat ya Suna Rintaro," jawab si cewek lalu berjalan meninggalkan kelas.

"Siap-siap aja, [name] [last name]," jawab Suna, tidak ingin kalah dari [name].

Setelah keadaan menjadi tenang dan damai seperti semula, Atsumu dan Osamu yang sedari tadi menonton sambil mengirim telepati satu sama lain mendekati Suna.

"Jadi, kenapa lu bisa suka ama [name]?" tanya Atsumu dan Osamu kompak.

Suna lalu berbalik dan menatap kearah si kembar, kemudian tersenyum.

"Nggak ada alasan khusus, tapi dia special dihati gue." Suna kemudian berjalan menuju keluar kelas.

- Hari minggu, selesai. -

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top