↠ D-7

- Hari Senin -

Surga dunia sih ini, nggak upacara, jam kosong sejak jam pelajaran pertama sampai terakhir. Guru-gurunya pada rapat, soalnya kelas tiga minggu depan pada ujian, jadi semua guru pada fokus ke angkatan kelas tiga dulu.

Ya, yang angkatan kelas satu dan dua senang banget dong. Ini tuh, momen paling dinanti-nanti setiap semester dua, banyak libur karena kakak kelas pada perang besar dengan kertas ujian, hehe.

Karena kelas tiga pada sibuk-sibuknya, ekstrakurikuler buat minggu ini juga banyak yang nggak jalan, termasuk ekstrakurikuler voli yang diikuti circle kelas dua.

Karena kemarin enam orang siswa-siswi pada taruhan game among us dengan dijuarai oleh Suna dan yang kalah adalah Tomat. Kebetulan nggak ada kegiatan ajar mengajar juga, jadi lah mereka ber-enam ngumpul diruang kelas 2-3, soalnya sepi, pada milih pulang duluan.

Mereka nyusun tempat biar pada muat, empat meja ditengah, karena ribet kalau dijelasin, jadinya kalau digambarkan kaya gini :

Tomat yang kalah, karena males ke kantin, akhirnya milih buat go-food. Salah sih emang, udah tau cowok-cowoknya pada besar lambungnya, terutama yang poninya miring ke kanan dengan warna abu-abu, masih juga nekat mesan go-food.

"Nih ya, gue bacain ulang. Ayam geprek tujuh, yang nggak pedes alias level satu ada satu, es teh delapan, sama air putih biasa tiga." Jelas Tomat.

"Tambahin Mat, nasi telor dadar lagi satu." Sahut Osamu.

"Buset, okelah." Tomat pasrah, karena dia yang kalah.

"Lo liat (name), bisa-bisa habis duit lo pacaran ama Osamu. Mending ama gue aja." Atsumu menunjuk ke arah Osamu, agar (name) memperhatikan.

"Dih, kaya sendirinya enggak. Lo tau ga (name)? Atsumu bangun tengah malam buat nyuri tiga es krim punya gue." Osamu membalas perkataan Atsumu.

Osamu tersenyum ke arah (name). "Mending sama gue aja sih (name), kamu cantik, aku ganteng. Cocok kita, kamu bisa aku masakin juga."

"Gantengan juga gue, lagian masakan lo rasa gosong." Cibir Atsumu.

"Rasa gosong khusus lo doang, biar keracunan. Kalau buat (name) gue bikin sepenuh hati dan cinta, serta bahan terbaik biar enak." Osamu membela diri.

"Tapi muka kalian sama aja." Sela (name),  diikuti suara tertawa dari Suna.

"Gantengan gue. Dan lo disana nggak usah ketawa!" Atsumu menunjuk ke arah Suna.

"Oh gitu, cukup tau." Suna memperlihatkan layar handphone miliknya, terlihat toko dalam game PUBG.

Atsumu tertegun. "Gila ganteng lo Sun."

"Pret." Suna tidak tertarik.

"Lagian (name) kalau ama gue aman, fans gue ga se-beringas fansnya Atsumu. Mereka kalem dan paham kondisi. Yang nge-bully kamu juga nantinya udah nggak ada." Osamu mendekatkan kursinya pada (name).

"HEH, JAUH-JAUH LO." Padahal Atsumu juga ikutan mendekatkan kursinya.

"Rambut lo noh, pirang kuning kek kunyit. Gue abu-abu bareng (name) yang rambutnya warna hitam, keliatan serasi, lah kalau ama lo kasian (name) gue nanti dicibir pacaran ama bentukan preman kaya lo."

"Rambut gue kaya oppa korea, kalau disisir dan ditata rapi ke belakang juga (name) bakalan kesemsem, dan cewe lain iri karena pacarnya (name) ganteng kaya idol!"

(Name) yang berada ditengah keributan malu, tiga orang menjadi saksinya. Disaat kedua kakak-beradik kembar ini asik membela diri mereka masing-masing siapa yang lebih cocok menjadi pacar (name), (name) hanya bisa pasrah dengan keadaan.

"Udah, mending kalian berdua jadi pacar aku. Selang-seling, nanti waktu minggu kencan bertiga." Ingin sekali (name) menguapkan ini, tapi ia tahan karena pasti akan dianggap sok kepedean oleh yang lain.

Padahal tiga orang yang menonton juga memikirkan hal yang serupa.

Asik-asik bergelut seperti Hinata Shoyo dan Kageyama Tobio pada serial anime Haikyu!! Akhirnya makanan yang dinantikan sampai pada mereka ber-enam.

Terlihat meja depan Osamu dipenuhi oleh dua porsi ayam geprek dan satu porsi nasi telur dadar, beserta satu botol air mineral dan es teh manis. "Surga dunia."

"Samping lo kaya babi, (name)." Ejek Atsumu kepada Osamu.

"Ngaca, es teh lo ada dua." Sinis Osamu. "(Name) mau telur nggak?" Tawar Osamu.

"Boleh? Dikit aja." (Name) tidak akan menyia-nyiakan pemberian makanan.

Atsumu tidak mau kalah, dia menyodorkan satu sendok nasi berisikan suiran dari ayam geprek. "Aaaa." Ucapnya.

(Name) malu. Bingung harus menerima atau tidak. "Mama, anakmu malu poll."

"Makan aja Tsum." Tolak (name).

Osamu tertawa. "HAHAHAHA, KASIHAN DITOLAK."

Atsumu masih pada posisinya, kali ini raut wajahnya terlihat agak cemberut. (Name) merasa bersalah, akhirnya dia memutuskan untuk menerima suapan tersebut.

Atsumu tersenyum senang sambil bersiul. "Nyinyi, kisihin ditilik." Ejeknya ditujukan pada Osamu.

"Halah, itu juga (name) terima karna lo masang muka monyet."

"Cocot."

Mereka ber-enam kembali makan dengan damai, karena kurang kuat dengan makanan pedas (name) sempat tersedak.

Secara bersamaan, buru-buru Atsumu dan Osamu menawarkan es teh yang belum mereka minum pada (name).

"Ini minum." Setelah itu, keduanya saling menatap tidak suka.

"Apaan lo ikutan gue?" Atsumu yang pertama menyahut.

"Hah, lo yang ngikutin gue kali." Balas Osamu.

Dengan cepat (name) mengambil es tehnya sendiri, sebelum keduanya kembali menawarkan es teh milik mereka.

"Makan cok, kasihan (name). Menelan aja susah kayaknya, karena kalian berdua." Sambar Suna.

Atsumu dan Osamu tertampar oleh perkataan Suna, keduanya kembali mengunyah makanan mereka.

"Jadi gimana (name)? Atsumu atau Osamu?" Suna sengaja menarik keributan.

(Name) yang masih makan pun kaget, dalam hati dia berkata. "Saya sih mau dua-duanya."

Atsumu dan Osamu melirik (name), berharap nama mereka yang disebutkan.

"Tapi, kalian dua suka aku itu kenapa ya?" Meski harus menahan rasa malu, tapi itu lebih baik daripada diam tidak memberikan jawaban apa-apa.

Osamu yang lebih duluan menjawab. "Kalau misalnya kamu ingat, waktu itu gue lupa bawa duit dan kebetulan ada kamu, jadinya kamu yang bayarin. Besoknya gue mau ganti lebih, eh tapi kamu malah nolak, katanya gapapa emang mau bantuin. Setelahnya jadi sering ga sengaja liat kamu lewat, bareng ini temanmu, Tomat ya? Eh, kok lucu juga kalau gue lihat-lihat kamu, yaudah sih, tiba-tiba jadi suka." Jelas Osamu

Bohong kalau jantung (name) nggak berdetak dengan cepat, siapa juga yang nggak senang kalau ternyata crush suka balik dengan kita?

Atsumu nggak mau di kalah, dia juga ikut ngejelasin. "Kalau gue waktu itu udah malam di tempat latihan, gue harap kamu ingat. Karena seram dan kebetulan ada kamu, jadinya gue minta nemenin bentar sampai bang Aran, abang yang kaya orang luar itu balik dari ngambil kunci.  Kamunya udah mau pulang, tapi karena kasihan liat gue, kamu jadinya mau nemenin bentar. Yaudah sih, lama-lama jadi suka juga."

(Name) diam, nahan malu. Jantungnya udah nggak karuan, pengen dua-duanya gimana dong? Tapi (name) paham kalau nggak ada pacar yang mau dibagi dua, (name) juga kalau punya pacar, dia cuman mau pacarnya hanya untuk dia juga aja.

Bimbang, (name) bingung buat mutusin ini. Ini hari ketujuh, dia tau kalau kembar ikut trend PDKT tujuh hari, dia nggak apa-apa sih, kan itu cuman jadi perantara biar perasaan si kembar tersampaikan ke dia.

Osamu, (name) yakin tipe pacar kalem, yang selalu mau direpotkan tanpa harus diminta, selalu berusaha buatin makanan kesukaan, dan juga cocok untuk dijadikan tempat curhat.

Atsumu, walau di luarnya berisik dan kelihatan selalu mau ngajak berantem, (name) yakin, Atsumu sebagai pacar pasti manja, kalau sama cewek lain lumayan galak, kalau sama pacarnya pasti langsung berubah menjadi cowo super manja.

Bisa menaikkan mood karena anaknya rada lawak, meski kadang candaannya perlu difilter. Atsumu ataupun Osamu, keduanya pasti bisa jadi pacar yang baik.

(Name) bingung, dia diam dan berpikir. Atsumu dan Osamu yang sedari tadi setia menanti jawaban, kini malah gemas sendiri, karena cewek yang mereka sukai sedang bimbang menentukan pilihan.

"Ga kuat, lucu banget." Batin mereka berdua

"Kenapa nggak gini aja, kalian bertiga kan punya kontak masing-masing. Lo, Atsumu dan Osamu keluar dari kelas jauh-jauh, jangan barengan ya tempatnya. Nanti (name) kirim chat atau telepon, terserah, yang dapat itu dari (name) berarti dia yang diterima jadi pacar." Ginjima memberikan saran.

(Name) sekiranya setuju, kembar nggak masalah, yang penting hanya jawabannya. Walau belum disuruh keluar, keduanya memilih untuk keluar sekarang dari kelas.

"Gue mau ke dekat ruang ekstrakurikuler basket, lo terserah." Kata Atsumu.

"Gue ke dekat perpustakaan." Kata Osamu.

Sekarang dikelas 2-3, tersisa (name), Tomat, Suna dan juga Ginjima. (Name) masih diam menatap layar handphone miliknya, dua kontak si kembar terlihat dengan jelas dalam layar benda kotak tersebut.

Tiga lainnya menunggu, kepo dengan siapa yang terpilih. Siapapun itu, mereka cuman berharap dapat menjadi pacar yang baik untuk (name). Kalau sampai macam-macam, mereka bakalan jadi orang pertama yang bertindak.

"Hmmmmm." (Name) kewalahan membuat keputusan, serius, jantungnya sudah hampir keluar dari tempat sedari tadi.

Dia duduk diantara kedua orang yang ia sukai, seminggu ini juga akhirnya ia tau bahwa si kembar juga menyukai dirinya yang biasa saja itu.

Seminggu ini ia seperti diperhatikan, sempat juga bermain game bersama, rasanya seru. Ini sangat sulit baginya.

"Mat, gimana nih." (Name) mengeluh kepada Tomat.

Tomat menjawab "Semangat."

"Semangat." Suna ikutan.

"Semangat." Ginjima mengikuti yang lain.

Akhirnya, (name) memilih keputusannya. Foto yang ia pilih sebagai perwakilan dari jawaban yang akan ia berikan pun dikirimkan pada salah satu kontak miya tersebut.

WHATSAPP

Name 💘😺









- Hari Senin, selesai. -











































Cie jadian.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top