↠ D-1

- Hari Selasa -

"SAMUUUUUUU," teriak Atsumu dari luar pintu kamar mereka.

Osamu yang masih menikmati tidur lelapnya terbangun karena suara teriakan yang nyaringnya mengalahkan speaker.

"Ada apa?" Osamu tetap pada posisinya, diatas kasur dan kembali menarik selimut.

Atsumu memasuki ruang kamar mereka dengan tampilan berseragam lengkap, siap untuk ke Sekolah. "HE, JANGAN TIDUR! MANDI DAN BANTU GUE BUAT SARAPAN."

Ditariknya selimut milik Osamu secara paksa, korban teriakan pagi itu hanya mendecih sebal. Ini masih terlalu awal dari jadwal mandinya, seharusnya Osamu masih dapat tertidur sekitar 20 menit lagi. Merelakan waktu 20 menit itu, sama halnya merelakan uang sebesar satu juta untuk Osamu.

Dan lagi dia mendengar sesuatu dari saudara kembarnya itu, membantunya membuat bekal? bahkan si kuning itu setiap harinya lebih memilih makan makanan di kantin dari pada harus repot membawa kotak bekal didalam tas sekolahnya.

Sungguh aneh, tapi Osamu tidak peduli sama sekali. Ia berfikir saudara lebih tua 5 menit itu sedang kerasukan arwah orang rajin.

Osamu dengan terpaksa bangun, mengambil handuk mandinya lalu berjalan gontai menuju kamar mandi. Sedangkan pembuat keributan mengecek apa saja isi kulkas yang dapat dijadikan bahan untuk bekal buatannya nanti.

15 menit lamanya Atsumu berdebu di dapur, akhirnya adik kecil yang kurang disayanginya menampakkan batang hidungnya itu.

"Lu mau buat bekal apa dah?" tanya Osamu malas, jelas sekali dirinya masih mengantuk.

"Simpel saja, apa rekomendasi lu untuk pemula di dapur ini?' Atsumu mulai menyombongkan diri, padahal ilmu memasaknya hanya dari melihat tutorial tiktok.

Osamu tidak terkesima dengan ucapan saudaranya. "Gue sarankan untuk tidak menyentuh dan membuat apapun."

"Sumpah ya, gue lagi serius ini." Atsumu bete.

"Lah? siapa bilang gue nggak serius?" Osamu bingung.

Hampir saja Atsumu mengangkat sendok nasi yang berada tepat disamping jari kelingkingnya, untung saja pergerakan tubuhnya dibatalkan.

"Apa ya...paling simpel mie instant tapi kalau bawa ke sekolah bakal bengkak kaya dosa lu." Ucap Osamu sembari memasang wajah khas tanpa dosa.

Atsumu kesal. "Serius dikit babi."

"Serius pake banget gue, mau berani ambil risiko ya nasi goreng. Udah ya cepat bikin, lapar nih." Osamu kemudian duduk manis dimeja makan, menjulurkan lidahnya dengan maksud untuk mengejek Atsumu.

Untung saja hari ini Atsumu sedang berniat menjadi orang baik hati untuk semua orang dan orang setengah baik hati untuk Osamu.

Jika tidak, sudah sangat dipastikan sendok nasi tadi akan melayang ke kepala Osamu.

Bawang merah dipotong, segala bumbu disiapkan. Kompor dinyalakan, bunyi dan harum berbagai campuran bumbu yang berada diatas teflon panas menandakan Atsumu memilih untuk membuat nasi goreng.

Wanginya cukup harum untuk sekelas pemula seperti Atsumu, Osamu menebak manusia yang sedang membuat nasi goreng itu benar-benar kerasukan arwah orang rajin yang pintar memasak.

Hasil masakan ditaruh ke atas piring putih bersih yang cantik, tidak tertata rapi karena Atsumu sebenarnya tidak sudi untuk bersikap sangat  baik kepada Osamu hari ini.

"Nih, coba." Dengan bangganya Atsumu menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

Sendok mulai menyendok nasi-nasi itu, di perhatikan sebentar sebelum masuk ke dalam mulut. "Wah."

"Enak bukan? haaah, aku memang berbakat."

Osamu memandang jijik Atsumu. "Apa yang lu banggain? asin banget, se-asin ucapan Suna. Lebih asin kayaknya."

"Haciiiiiiih, perasaan pagi ini belum ngomongin orang," batin Suna, jauh disana.

Kesabaran Atsumu habis, jitak-kan pun di layangkan ke kepala Osamu. Dan adegan selanjutnya diisi dengan aksi saling pukul.

Pagi yang normal.

\༼・ิヮ・ิ༽༼・ิ─・ิ༽/

"Waw, lihat penampilan yang begitu tidak indah ini," ejek Suna ketika melihat kedua kembar tiba di Sekolah.

"Berisik," Atsumu melangkah pergi menuju kelasnya, moodnya buruk karena gagal membuat bekal special untuk [name].

Osamu juga moodnya sedang memburuk karena lidahnya masih terasa begitu asin. Kakinya diayun menuju vending machine terdekat untuk membeli susu.

Kegiatan sekolah berlangsung seperti biasanya, belajar-mengajar sesuai jadwal yang lalu akan digantikan dengan waktu istirahat.

Kembar itu tidak menghabiskan waktu istirahat bersama. Atsumu memilih untuk mencari keberadaan [name] untuk memberikan kotak bekal berisi roti yang berikan selai cokelat sebagai pengganti gagalnya nasi goreng tadi.

Osamu kembali menetap dikelas dan menghabiskan bekal onigiri buatannya sendiri sebelum mencari [name].

Kembali kepada Atsumu.

Atsumu menemukan [name] sedang duduk sendirian dibawah pohon besar taman sekolah. Kesempatan tak akan disia-siakan, Atsumu meluncur menuju [name].

"Oh wahai gadis yang sedang duduk sendirian disana," ucap Atsumu mengagetkan [name].

"Oh? ah? Aku?"

"Kenapa kau terlihat begitu bersinar? mengalahkan matahari yang berada di langit sana?"

[Name] tak menggubris, kembali fokus dengan buku novel yang sedang dibacanya.

Atsumu tidak menyerah. Dirinya duduk disamping [name] dan memulai acara basa-basi. "Tidak memakan apapun?"

"Tidak, begitu malas ke kantin."

Atsumu tersenyum, sungguh kesempatan yang terbuka lebar. "Ku persembahkan bekal limited edition dari Miya Atsumu kepada [name]."

[Name] tercengang, tapi ini lumayan menghiburnya yang sedang merasa bosan. "Ehm tak apa, kenapa tak dimakan sendiri saja Miya-kun?"

Atsumu meletakkan jari telunjuknya didepan bibir [name]. "Sssttt...Atsumu panggil aku Atsumu, nona cantik."

[Name] kembali dibuat tercengang juga merasa kebingungan. Dia sudah sering mendengar tentang tingkah laku miya bersaudara, tapi melihatnya secara dekat dan langsung benar-benar berbeda rasanya.

"Hmmmm, oke? kenapa tidak dimakan sendiri Atsumu-kun?"

Didalam hatinya Atsumu berteriak senang. "Ini khusus untuk mu, manis."

"Tak enak jika aku makan sendirian, dibagi dua saja ya?" Jawab (name) canggung.

Dengan girang Atsumu mengiyakan. "Boleh, sangat boleh. Kalau begitu suapi aku."

(Name) makin canggung. "Tapi kau bukan anak kecil Atsumu-kun."

"Ini kesempatan langka loh, fansku tidak pernah ku perlakukan spesial seperti ini."

Sombong sekali.

[Name] pasrah atau lebih tepatnya malas membalas ucapan Atsumu lebih jauh.

Kotak bekal dibuka, pertama Atsumu yang memakan roti tersebut dengan disuapi oleh [name]. Lalu secara mandiri [name] ikut memakan roti tersebut.

Poin untuk Atsumu.

\༼・ิヮ・ิ༽༼・ิ─・ิ༽/


Osamu tak sempat bertemu [name] pada saat istirahat. Maka jam pulang Sekolah tidak boleh ia lewati.

Izin tidak mengikuti latihan voli dengan alasan sakit perut karena memakan nasi goreng asin buatan Atsumu. Lalu berdiri di depan pintu kelas [name], menunggu gadis itu selesai piket.

Osamu juga belum sempat bertemu Atsumu hari ini di Sekolah. Hal ini dianggap sebuah keberuntungan oleh Osamu, jadinya ia sangat amat hemat tenaga hari ini.

[Name] keluar dari pintu kelas, terkejut dengan keberadaan Osamu yang terlihat sudah menunggu sejak tadi.

"Perlu sesuatu?" tanya [name].

"Ada. Dirimu," jawab Osamu sembari tersenyum tipis.

[Name] terdiam sejenak. "Eh aku?"

"Iya, mau pulang bersamaku?" ajak Osamu.

Kedua alis [name] turun. "Bukannya arah rumah kita beda jalur ya?"

"Ku antar sampai halte bus, mau kan?" Tawar Osamu.

[Name] sendiri malas untuk berlama-lama hanya karena perdebatan ringan seperti ini. Jadilah [name] menyetujui ajakan Osamu.

Diperjalanan pulang keadaan sempat hening sebelum Osamu mengajak [name] untuk mampir sebentar ke minimarket yang mereka lewati.

"Mau beli sesuatu?"

[Name] hanya mengangguk sebagai jawaban. Dengan riang gembira Osamu berjalan menuju tempat tujuan, diikuti dengan [name] dari belakang.

Onigiri tuna, minuman dingin dan cemilan ringan pocky sudah selesai dibayar oleh Osamu. Perjalanan pulang kembali dilanjutkan.

"Terima kasih banyak," ucap [name] sambil membungkukkan tubuhnya.

"Santai, [name]. Aku yang mengajak juga."

Langkah kaki kedua orang ini kembali terdengar, indahnya langit sore hari ikut menemani momen mereka berdua.

Tutup botol minuman dibuka, isi minuman diteguk untuk menghilangkan dahaga. Begitu segar.

"Ini aneh." ucapan Osamu yang secara tiba-tiba itu membuat [name] khawatir.

"Ada yang salah?"

"Iya, ini aneh [name]. Onigiri ini menjadi begitu nikmat saat ku makan di dekatmu."

[Name] tersipu malu, dapat dilihat telinganya memerah. Dirinya terlihat salah tingkah. "Be-begitu ya."

Langkah kakinya dipercepat melewati Osamu beberapa langkah yang sebelumnya langkah mereka sejajar.

Osamu tersenyum. Jempolnya bergerak membersihkan sisa onigiri di ujung bibirnya. Kakinya mengejar langkah yang tertinggal dari [name].

"Saran dari Suna boleh juga."

Poin untuk Osamu.




- Hari Selasa, selesai. -

P

oin saat ini :

Atsumu  1
Osamu    1

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top